578 research outputs found
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU MENYUSUI DI BPS NURUL NAPIAH DESA KAMBINGAN KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK
Ketidaktahuan tentang teknik menyusui yang benar bisa disebabkan oleh motivasi yang kurang Data awal yang diperoleh peneliti dari 10 ibu menyusui, (60%) mengatakan tidak tahu teknik menyusui yang benar, (40%) ibu menyusui tahu teknik menyusui yang benar.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan motivasi dengan teknik menyusui yang benar.
Desain penelitian ini adalah analitik bersifat cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang berkunjung di BPS Nurul Napiāah. Besar sampel 21 responden dengan teknik purposive sampling. Variabel independen adalah motivasi dan variabel dependen adalah teknik menyusui yang benar. Instrumen menggunakan kuesioner dan checklist. Analisis data dengan uji chi-square, tingkat kemaknaan Ī± = 0,05
Hasil penelitian didapatkan dari 21 responden sebagian besar (61,9%)
mempunyai motivasi cukup dan hampir seluruhnya (85,7%) mempunyai teknik menyusui yang salah. Hasil uji chi-square yang tidak memenuhi syarat dan dilanjutkan dengan uji exact fisher didapatkan uji Ļ = 0,041 < Ī± = 0,05 yang berarti H0 ditolak artinya ada hubungan motivasi dengan teknik menyusui yang benar.
Simpulan penelitian ini adalah semakin baik motivasi, teknik menyusui semakin benar. Petugas kesehatan seharusnya memberikan penyuluhan bukan hanya kepada ibu menyusui saja, tetapi baik kepada suami dan keluarga juga agar motivasi ibu menyusui tetap terjaga dan semakin kuat
Teacher Thinking Process in Providing Scaffolding in the form of Questions in Mathematics Learning
Untuk mewujudkan profesionalisme guru ada dua hal yang
perlu diperhatikan yaitu proses berpikir dan tindakan guru.
Kedua hal ini sangat penting dan saling mempengaruhi.
Aktivitas guru dalam memberikan scaffolding pertanyaan
kepada siswa merupakan suatu tindakan yang tentunya
memerlukan proses berpikir. Penelitian yang telah dilakukan
diantaranya adalah tindakan guru dalam memberikan
scaffolding, namun belum terdapat pengungkapan proses
berpikir guru dalam membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal berhitung. Dengan
diterapkannya pemberian scaffolding bertanya dalam
pembelajaran akan membantu guru menciptakan
pembelajaran yang lebih baik dan memperkaya pengetahuan.
. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana
proses berpikir guru dominan kontingen ketika memberikan
scaffolding pertanyaan kepada siswa. Penelitian ini
menggunakan scaffolding proses berpikir guru yang belum
pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan tipe kualitatif (grounded theory design) yang
dilaksanakan dalam konteks pembelajaran matematika.
Subyek penelitian adalah dua orang guru yang masing-masing
mempunyai karakteristik dominan kontingen analitis (GA)
dan dominan kontingen intuitif (GI). Pemilihan kedua subjek
ini didasarkan atas hasil observasi yang sangat panjang
terhadap 12 orang guru di Malang Raya dan yang memenuhi
kriteria penelitian hanya dua orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses berfikir guru dalam memberikan
Scaffolding berupa soal dalam pembelajaran matematika
dapat merangsang siswa untuk mengoptimalkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. Disarankan bagi guru
terutama dalam pembelajaran matematika dapat menciptakan
lingkungan yang interaktif dan memotivasi siswa untuk
berfikir kritis dan aktif mencari solusi. Selanjutnya proses
berfikir guru dalam menyusun soal seharusnya
memperhatikan variasi kemampuan siswa
Analisis Permintaan Kayu Jati di Jawa Tengah 1981 - 2005
Penelitian ini berjudul āAnalisis Permintaan Kayu Jati Di Jawa Tengah Tahun 1981-2005ā yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga kayu jati, harga kayu mahoni, PDRB terhadap besarnya permintaan kayu jati di Jawa
Tengah tahun 1981-2005. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t, uji F dan uji RĀ² disamping itu juga digunakan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Untuk uji t diketehui variabel yang signifikan dan berpengaruh terhadap
permintaan kayu jati adalah harga kayu jati yang signifikan pada a = 0,1. Uji F dengan keyakinan 99% atau (?=0.01) dengan df(21,3) diketahui nilai F adalah tabel sebesar 3,07, sedangkan nilai F dari hasil pengolahan data adalah sebesar hitung 13,898 karena F > F maka H ditolak (H diterima) yang berarti model hitung tabel 0 a
eksis. Uji RĀ² sebesar 0,665 yang menunjukkan bahwa variasi permintaan kayu jati di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh variabel-variabel harga kayu jati, harga kayu mahoni dan PDRB sebesar 66,5% dan sisanya yaitu 33,5% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar model yang diestimasi. Uji asumsi klasik uji multikolinieritas terjadi multikolinieritas, uji heteroskedastisitas tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dan untuk uji autokorelasi nilai DW berada pada daerah tidak ada keputusan sehingga penelitian ini tidak dapat disimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini cukup bagus digunakan
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA DIRI SISWA DI SD NEGERI 1 MERDUATI BANDA ACEH
ABSTRAKWahyuni, Indah. 2017. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa di SD Negeri 1 Banda Aceh. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing :(1)Dra. Rosma Elly, M. Pd (2) Drs. Awaluddin, M. PdKata Kunci : Pendidikan Karakter, Permainan Sepak BolaPentingnya pendidikan karakter dalam diri siswa menyebabkan siswa harus memiliki karakter dalam diri masing-masing. Karakter pada saat ini tidak hanya dibutuhkan dalam dunia pendidikan saja bahkan dalam hidup bermasyarakat pun seorang individu harus mempunyai karakter. Sebagai generasi penerus bangsa yang berada dalam dunia pendidikan harus mampu menerapkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam permainan sepak bola. Seperti yang kita ketahui bahwa permainan sepak bola dilakukan dengan cara beregu yang harus menunjukkan sikap kerja sama dan kekompakkan dalam tim. Dalam permainan sepak bola ada beberapa sikap yang harus dimililki oleh setiap pemain yakni, adil, jujur dan sportif. Penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana cara menerapkan pendidikan karakter dalam permainan sepak bola pada diri siswa di SD Negeri 1 Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menerapkan pendidikan karakter dalam permainan sepak bola pada diri siswa di SD Negeri 1 Banda Aceh. Dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah 11 orang siswa dan 1 orang guru yang merupakan tim sepak bola dan pelatih. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan tim sepak bola dan pelatih di SD Negeri 1 Banda Aceh, bahwa tim dan pelatih di sekolah tersebut menerapkan pendidikan karakter dalam permainan sepak bola dengan cara tidak bersikap egois dan selalu berkata jujur jika setiap pemain melakukan kesalahan pada saat berlatih maupun ketika bertanding di lapangan
PENGGUNAAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN STANDAR JASA LAUNDRY (SUATU PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH BESAR)
ABSTRAKMUTIA INDAHPENGGUNAAN KLAUSULA EKSONERASI DALAMWAHYUNI,PERJANJIAN STANDAR JASA LAUNDRY2018(Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Besar)Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (vii, 71)pp.,tbl.,bibl.(RISMAWATI, S.H., M.Hum.)Pasal 18 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menentukan bahwa pelaku usaha dilarang untuk mencantumkan klausula eksonerasi disetiap dokumen atau perjanjian standar yang dibuat. Namun pada kenyataannya pelaku usaha jasa laundry di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar mencantumkan klausula eksonerasi dalam perjanjian standar jasa laundry yang dibuat.Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan penerapan klausula eksonerasi dalam perjanjian standar jasa laundry di Kabupaten Aceh Besar, faktor-faktor pelaku usaha mencantumkan klausula eksonerasi serta perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi dalam perjanjian standar jasa laundry di Kabupaten Aceh Besar.Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan penelitian yuridis empiris. Cara memperoleh data dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan mewawancarai responden dan informan. Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan dengan menganalisis bahan kepustakaan, peraturan perundang-undangan, jurnal hukum, dan sumber lainnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku usaha jasa laundry di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar mencantumkan klausula eksonerasi berupa pembatasan jumlah ganti rugi yang bervariasi pada objek perjanjian yang hilang dan pengalihan tanggung jawab kepada konsumen dalam kondisi tertentu yang dituangkan di dalam nota pembayaran laundry. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha menggunakan klausula eksonerasi yaitu untuk menghindari itikad buruk dari konsumen, kurangnya pemahaman pelaku usaha terhadap klausula eksonerasi dan sosialisasi yang kurang dari Pemerintah mengenai UUPK. Adapun perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi adalah dengan dicantumkannya pengaturan mengenai larangan penggunaan klausula eksonerasi dalam UUPK serta diatur mengenai sanksi baik secara perdata, pidana dan administratif atas penggunaan klausula eksonerasi.Disarankan kepada Pemerintah untuk meningkatkan pembinaan serta pengawasan terhadap penggunaan klausula eksonerasi. Disarankan kepada konsumen untuk lebih teliti dalam memahami dan mempelajari isi dari perjanjian standar dalam bidang apapun termasuk bidang pencucian pakaian/laundry. Disarankan kepada pelaku usaha untuk menyesuaikan isi dari perjanjian standar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
PERBANDINGAN MEKANISME RECOVERY HASKIN DAN FASTREROUTE ONE-TO-ONE BACKUP PADA JARINGAN MPLS <br><br>Comparisson of The Haskin Recovery Mechanism and Fastreroute Recovery Mechanism at MPLS Network
ABSTRAKSI: Multiprotocol Label Switching (MPLS) telah menjadi suatu pilihan teknologi yang atraktif untuk penyedia layanan backbone internet. MPLS memiliki kemampuan dalam melaksanakan traffic engineering dan menyediakan dukungan untuk Quality of Service (QoS). Untuk menciptakan layanan yang reliable, MPLS memerlukan sebuah prosedur untuk menyediakan proteksi atas trafik yang dibawa pada Label Switched Paths (LSPs). Dalam hal ini Label Switched Routers (LSRs) mendukung mekanisme recovery bila terjadi failure dalam jaringan, terutama failure yang terjadi pada Label Switched Paths (LSPs).Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam tugas akhir ini dirancang sebuah simulasi suatu jaringan MPLS yang mengalami link failure menggunakan NS-2.26 untuk meelihat performansi dari penggunaan mekanisme recovery Fastreroute One-to-One Backup dan mekanisme recovery Haskin. Simulasi menggunakan topologi mesh dan 5 skenario link failure dengan parameter yang digunakan untuk membandingkan adalah packet loss, recovery time, dan service disruption time dengan bitrate yang berbeda-beda untuk masing-masing mekanisme recovery. Kemudian dibandingkan kinerja recovery dari mekanisme fastreroute dan haskin dari trace.files yang disimpan pada NS-2.26 file, sehingga diketahui mekanisme mana yang lebih baik untuk menangani link failure.Hasil simulasi dari sistem ini adalah data numeric dari masing-masing parameter dan bitrate. Mekanisme recovery Fastreroute One-to-One Backup memiliki packet loss lebih kecil dan rata-rata service disruption time lebih kecil dibandingkan dengan mekanisme recovery Haskin, sedangkan recovery time relatif sama untuk kedua mekanisme. Pada akhirnya diketahui Mekanisme Fastreroute one to one backup merupakan cara tercepat untuk menangani protection methode of recovery mechanism.Kata Kunci : MPLS, Mekanisme Recovery, NS-2.26, Parameter, Bitrate.ABSTRACT: Multi-protocol Label Switching (MPLS) has become an attractive technology of choice for Internet backbone service providers. MPLS features the ability to perform traffic engineering and provides support for Quality of Service (QoS). To deliver reliable service, MPLS requires a set of procedures to provide protection for the traffic carried on Label Switched Paths (LSPs). In this case Label Switched Routers (LSRs) supports recovery mechanism when failure happened in the network, especially failure which happened at Label Switched Paths(LSPs)So to fix that problem, in this Final Project is designed a simulation of MPLS network that have link failure by using NS-2.26 to studied about performance from usage of fast reroute one to one backup and Haskin recovery mechanism. Simulation used mesh topology and 5 scenarios of link failure with parameter of comparisson are packet loss, recovery time, and service disruption time with various bit rate for each recovery mechanism. Then, recovery performance of fastrerote mechanism and haskin are compared from trace.files which are saved at NS-2.26 file, so that we know which mechanism is better to handle link failure.The result of simulation is numeric data from each parameters and bitrate. Fastreroute One-to-One Backup recovery mechanism has low packet loss and serviced disruption time average than haskin recovery. while both of their recovery time are similar. Finally, Fastreroute One-to-One Backup mechanism is quickest way to handle protection methode of recovery.Keyword: MPLS, Recovery Mechanism, NS-2.26, Parameter, Bitrat
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Di SMPN 8 Madiun Tahun Ajaran 2019/2020
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMP Negeri 8 Madiun yang menunjukkan terdapat siswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan motivasi belajar siswa inidapat ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaranmotivasi belajar siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa setelah mendapat layanan bimbingan kelompok, dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling dengan melaksanakan dua siklus. Subyek penelitian ini yaitu 10 siswa kelas IX SMP Negeri 8 Madiun yang terdiri atas 8 siswa bermotivasi belajar rendah dan 2 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, agar terjadi dinamika kelompok. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, skala motivasi belajar dan observasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif persentase dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum memperoleh perlakuan berupa bimbingan kelompok, sebesar 44,4% kategori rendah. Setelah diberi layanan bimbingan kelompok pada sikus I, motivasi belajar siswa meningkat menjadi kategori sedang sebesar 65%. Sedangkan pada siklus IImotivasi belajar siswa terus meningkat menjadi kategori tinggi dengan perolehan sebesar 74%. Hal ini menunjukkan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa Kelas IX diSMP Negeri 1 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwasebelum diberikan layanan bimbingan kelompok motivasi belajar siswa sebesar 44,4% kategori rendah. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siklusI motivasi belajar siswa sebesar 65% kategori sedang dan pada siklus II motivasi belajar siswa sebesar 74%. Sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar yang signifikan setelah diadakan layanan bimbingan kelompok. Saranyang dapat diberikan yaitu hendaknya guru pembimbing lebih mengembangkan layanan bimbingan kelompok untuk membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
Ecological Communication in Information Society: Reflections on Niklas Luhmann's Thought in Understanding Ecological & Disaster Issues in Indonesia
Ecological issues pose a serious threat to the continued existence of contemporary society. The recent development of humanity as an information society has been unable to overcome ecological issues; indeed, they have become more complex. Rapid advances in information and communication technology have fundamentally transformed various dimensions of human life. At the same time, ecological problems have been complicated by increasingly intense disasters, limited awareness of environmental degradation, as well as the increasingly apparent threat of global warming and climate change. Niklas Luhmann, a German sociologist, offered ecological communication as a conceptual framework for understanding the ecological problems faced by modern society. Through his system theory and concept of resonance, Luhmann sought to explain how modern society, as a complex social system, responds to ecological issues. This article seeks to explore in detail the ecological communication framework developed by Luhmann and use it to understand the ecological issues facing today#39;s information society, especially in Indonesia. The main method used by this research is exploration and explication of the principles of Luhmann#39;s theory, which are implemented to analyze various ecological issues and natural disasters in Indonesia. This research involved the collection of materials on ecological communication from Luhmann#39;s books, as well as the linking of these materials to the ecological problems faced by information society
Distribution of Invasive Plant Species in Different Land-use Systems in Sumatera, Indonesia
Disturbances caused by the conversion of rain forests into agricultural systems provide an opportunity for the expansion of Invasive Plant Species (IPS). Bukit Duabelas National Park is one of the few remaining lowland forests in Jambi Province (Sumatera, Indonesia). The surrounding areas up to the national park borders have already been converted into jungle rubber agroforests as well as rubber and oil palm plantations which might lead to an increased spread of IPS into the forest. This study was aimed at compiling a list of IPS and determining their distribution and coverage of IPS in four land use systems (rain forest jungle rubber, rubber and oil palm plantations). Spatial distribution patterns were investigated by creating a horizontal vegetation profile diagram for the permanent plots of the EFForTS project (Ecological and Socioeconomic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems, http://www.uni-goettingen.de/crc990). The dominance of IPS was determined using Important Value Index. A total of forty IPS were identified across the four land-use systems. The numbers of IPS were the highest in oil palm (28 species) and rubber plantations (27 species), and the lowest in jungle rubber (10 species). IPS were absent in the lowland rain forest. The diversity of IPS was influenced by environmental factors, especially canopy openness. IPS with the highest ground coverage were Dicranopteris linearis and Clidemia hirta. Both of them were found in all three land-use systems outside the rain forest when the forest canopy opens due to illegal logging or other human disturbances. Therefore, reforestation of disturbed areas is recommended to prevent the spread of IPS
- ā¦