80 research outputs found
PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS MINYAK KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ADSORBEN (ZEOLIT dan BIOARANG SEKAM PADI)
Penelitian penurunan kadar asam lemak bebas (FFA) minyak kelapa sawit mentah (CPO) menggunakan adsorben zeolit dan bioarang sekam padi telah berhasil dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi adsorben zeolit dan arang sekam padi terhadap kualitas CPO. Zeolit alam dan bioarang sekam padi sebelum digunakan sebagai adsorben terlebih dahulu diaktivasi dengan pencucian sampai dengan pH 7, selanjutnya bahan dikeringkan menggunakan oven selama2jam. CPO disaring dipisahkan dari kotoran yang ada. Proses adsorpsi dipelajari pada konsentrasi adsorben yaitu (15, 20, 25, 30, dan 35 %), dengan putaran pengaduk 270 rpm, selama 90 menit dan suhu 700C. Dilakukan penyaringan antara zeolite dan CPO yang telah diadsorpsi. Produk adsorpsi dianalisa dengan mengukur kadar FFA, viskositas, dan kadar air. Hasil analisa menunjukkan bahwa penggunaan adsorben arang sekam padi diperoleh konsentrasi terbaik pada 35% dengan nilai FFA 5,36% pada dari kadar asam lemak bebas awal 6,61% atau penurunan kadar asam lemak bebasnya sebesar 1,25%, kadar air 0,02% dan viskositas 44,44 cP. Penggunaan adsorben zeolit terhadap massa CPO yang terbaik digunakan untuk mendapatkan kadar asam lemak bebas terendah adalah konsentrasi 30%. Diperoleh kadar FFA 5,85% dari kadar asam lemak bebas awal 6,61% atau penurunan kadar asam lemak bebasnya sebesar 0,7611%, kadar air 0,11% dan viskositas 41,05 c
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN PROSES ADSORBSI
Pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia. Upaya untuk mengolah minyak jelantah dalam rangka penghematan namun tidak membahayakan kesehatan sangat diperlukan. Salah satunya adalah dengan melakukan regenerasi menggunakan bahan alam yang ramah lingkungan sebagai adsorben. Yang bertujuan mengetahui pengaruh zeolit dan biji kelor sebagai adsorben dalam pemurnian minyak jelantah terhadap kualitas minyak jelantah serta Mengetahui kualitas minyak jelantah yang dihasilkan dari zeolit dan biji kelor dengan metode adsorben. Penelitian ini menggunakan alat kolom kromatografi yang telah di desain untuk proses adsorpsi dan menggunakan bahan baku zeolit dan biji kelor dengan variable tetap 150 ml minyak jelantah dan variable berubah zeolit 5 gr, 10 gr, 15 gr, 20 gr serta biji kelor 5 gr, 10gr, 15 gr, 20 gr. Hasil yang diperoleh dalam penentuan kandungan asam lemak bebas minyak goreng bekas setelah pemurnian sebesar 0,284% dan peroksida 6,4259 kandungan air 0,065%,. Ini menunjukkan bahwa minyak yang telah dimurnikan dengan adsorben zeolit serta adsoben biji kelor hasil yang diperoleh dalam penentuan kandungan peroksida 8,8368 dan bilangan asam 0,584 serta kandungan air 0,094%, mempunyai kemumian cukup baik
EKSTRAKSI VANADIUM PENTAOKASIDA (V2O5) DARI KATALIS BEKAS
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses leaching katalis bekas yang mengandung vanadiumpentoksida (V2O5) dengan menggunakan pelarut larutan ammonia didalam tangki teraduk pada temperaturkamar. Variabel yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi larutan ammonia 15%, 20%, 25%, 28%, 30%dan waktu leaching 12, 24 dan 36 jam. Dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa proses leaching dengankalsinasi, diperoleh % recovery V2O5 yang terbaik adalah 82% pada konsentrasi larutan ammonia 25% danwaktu leaching 24 jam. Sedangkan proses leaching dengan tanpa kalsinasi menunjukkan % recovery V2O5yang terbaik adalah 50% pada konsentrasi larutan ammonia 28% dan waktu leaching 24 jam Kata kunci: recovery, vanadium pentaoksida, leaching, katalis beka
Pengaruh Penambahan Volume Kitosan dari Cangkang Bekicot terhadap Penurunan Kadar Tembaga Air Lindi
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan terdiri dari tahap deproteinasi dengan natrium hidroksida 2 N, tahap demineralisasi dengan hydrogen clorida 1 N, serta tahap deasetilasi dengan Natrium hidroksida 50%. Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 90oC selama 1 jam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Larutan dipisahkan dan dikeringkan didalam oven untuk mendapatkan kitosan. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa derajat deasitilasi kitosan adalah sebesar 89.6%. Kitosan dilarutkan dalam air untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm. Berbagai volume kitosan (2, 4, 6, 8 dan 10 mL) dicampurkan kedalam 1 L air lindi dan diaduk selama 15 menit. Kadar Cu pada sampel air lindi diuji menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Diperoleh hasil bahwa daya serap terhadap kadar Cu terbaik, yaitu 34,46%, adalah pada penambahan kitosan sebanyak 10 mL
Green Synthesis Silver Nanoparticles (AgNPs) Utilizing Ari (Pithecellobium jiringa) Skin Waster Extract as a Bioreductor
In this study, silver nanoparticles (AgNPs) are widely applied as antibacterials and can be composited with polymers for automotive components. Pithecellobium jiringa epidermis waste extract contains several secondary metabolite compounds that can act as bioreductors to produce AgNPs. This research aims to synthesize silver nanoparticles (AgNPs) using P. jiringa epidermis waste extract as a bioreductant. The volume ratio of P. jiringa epidermis extract and 1 mM silver nitrate (AgNO3) solution is 3:7 at 25℃. Characterization of AgNPs using U-Visible (UV-Vis) Spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), Scanning Electron Microscopy (SEM), Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDX), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), and X-Ray Diffraction (XRD) The results of UV-Vis, PSA, and SEM-EDX analyses, respectively, obtained AgNPs with an adsorbance of 2.121 at a wavelength of 430 nm at a reaction time of 96 hours, an average size distribution of 46.6 nm with a round shape, the element content of AgNPs, namely Ag, C, and O. wave number 2867.74 cm-1, and the C=C functional group at wave number 1613.18 cm-1
PENGARUH TINGGI TUMPUKAN BIJI KELOR TERHADAP PENURUNAN KESADAHAN AIR
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadappenurunan kesadahan air dengan cara adsorbsi menggunakan biji kelor, Bahan penelitianyang digunakan adalah biji kelor yang telah tua dan kering dipohon. Biji kelor di keringkanpada suhu 40oC dan dihaluskan pada ayakan lolos mesh no 4 dan tertahan pada ayakan meshno 8. Biji kelor dimasukkan kedalam tabung pada ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm dandimasukkan air sadah yang telah dibuat hingga tinggi maksimun tabung, di tentukankesadahan awal (CA0) dan setiap interval 10 menit air sadah dikeluarkan dalam tabung 25 mldan di tentukan nilai kesadahannya hingga menit ke 100. Dari hasil penelitian inimenunjukkan bahwa persentase penyerapann biji kelor tertinggi terhadap kesadahaan adalahpada tinggi tumpukan biji kelor h=20 cm sebesar 89.05% dengan nilai optimasi koefisientransfer massanya sebesar 0,008 perdetik.. Kata kunci: tinggi tumpukan, biji kelor, kesadaha
Pengaruh Ukuran Partikel Pada Analisis Moisture Batubara Jenis Low Rank Coal
Kadar air batubara yang dihasilkan oleh tambang di Indonesia sebagian besar relatif besar dan memiliki nilai kalor yang rendah tergolong sebagai batubara peringkat rendah. Dampak negatif dari pemakaian batubara berperingkat rendah antara lain penurunan efisiensi pembakaran, penurunan efisiensi alat penukar kalor di dalam ketel uap, banyak mengandung mineral pengotor, dan biaya transportasi lebih mahal. batubara peringkat rendah dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh interval waktu yang seragam analisis kadar air dengan mempelajari pengaruh waktu ukuran partikel batubara. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah batubara peringkat rendah. Penilitian ini dilakukan terdiri dari tiga tahap yakni: persiapan bahan baku, tahap pengeringan, dan tahap analisis batubara. Tahap persiapan baku meliputi pengadaan sampel batubara dan tahap preparasi. pada tahap ini batubara terlebih dahulu dipreparasi untuk mendapatkan batubara dengan ukuran yang seragam. Analisis batubara meliputi Air Dry Loss (% ADL), Residual Moisture (%RM) dan Total Moisture (% TM). Dari hasil analisis diperoleh bahwa ukuran partikel terbaik adalah 1,80 mm dengan waktu pengeringan yang dibutuhkan 8 jam 36 menit. Pengaruh ukuran partikel tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap waktu pengeringan
PEMBUATAN KITOSAN DARI SISIK IKAN KAKAP MERAH
Industri pengolahan ikan banyak menimbulkan hasil samping berupa limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu hanya dijadikan tepung dan dijadikan sebagai kerajinan tangan. Hal itu kurang memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum proses deasetilasi kitin serta mempelajari pengaruh derajat deasetilasi terhadap kitosan. Proses deproteinisasi dengan larutan NaOH (3.5 % w/v) selama 2 jam pada suhu 65 oC dan proses demineralisasi dalam larutan HCl (1N) selama 30 menit pada suhu kamar. Proses deasetilasi dilakukan dengan memanaskan kitin dengan larutan NaOH (40%, 50%, 60% w/v) pada suhu 121 oC selama 1 jam. Penentuan derajat deasetilasi dilakukan berdasarkan spektrum IR dengan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses deasetilasi kitin menjadi kitosan adalah pada konsentrasi NaOH 60% yang memberikan derajat deasetilasi sebesar 73,40%
PEMANFAATAN CANGKANG KERANG DAN CANGKANG KEPITING SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu, Pb dan Zn PADA LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS
Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan cangkang kerang dan cangkang kepiting sebagai adsorben untuk menyerap ion logam Cu, Pb, dan Zn dalam air limbah industry pertambangan. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan proses batch. Hasil analisis menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Pada adsorben cangkang kepiting menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 99,74%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kepiting terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 73,93 %. Pada adsorben cangkang kerang menunjukan efisiensi penyerapan tertinggi pada ion logam Cu dengan nilai rata-rata 96,39%. Sedangkan efisiensi penyerapan terendah pada adsorben cangkang kerang terhadap ion logam Pb dengan nilai rata-rata 39,47 %
- …