34 research outputs found
ESSENTIAL ERGONOMIC CONSIDERATIONS IN DESIGN PROCESSES
In the current global era exclusive designs and representations are needed to meet the increasing users’ needs whish are varied and unstable.In addition,the market competition is also supposedly able to create a humane functional design products,i.e.designs that can help capabilities,limitations and the permissibility of human and sustainable.In this regard,it is necessary that the design process is based on several consideratrions.One of which that is absolutely needed is the condisiteratiaon of ergonomics,namely taking into account the consideration of human factors and activities,such as size,shape ,position of activitiy,behavior and habits of human activity in order to reach maximum productivity.With ergonomic ments,as well as custumers’ need.Hence,provide high selling value (superior custumer value)and high advantage in competition (competitive advantage)on the global market.This paper is a literature study on ergonomics in the design process.Discussions of ergonomic as design considerations are based on experts’ opinions available from several references.The opted method for presentation amd discussion is solely descriptive
THE BASIS OF DESIGN DEVELOPMENT OF CERAMIC PRODUCT IN THE GLOBAL MARKET ERA
The one of characterized of global market era is dynamic competition with no extremity in marketing a product. In connection with this matter, obliged to formulated basis design development of ceramic product in order to produce ceramic products are unique, so difficult to imitate by competitors. Referring to the SWOT analysis of ceramic Indonesia, was the potential that is strength and have the opportunity to serve as the basis for developing the design of ceramics with the diversification of local content is lifted from a result of heritage nusantara ethnic’s of cultural. But in these efforts must always holding strongly at the local wisdom, so there is no exploitation of values or meaning that contain and avoid the shuffle of globalization.
Keywords: Basis, design, ceramics, and global market
Tinjauan Kontinuitas Perubahan Produk Telepon Genggam Menuju Desain Paripurna
Abstrak
Sejalan dengan perkembangan kemampuan otak manusia, maka terciptalah sarana komonikasi berupa telephone yang canggih dan terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan secara kontinu. Mulai dari sistem saluran menggunakan kabel hingga tanpa kabel. Mulai dari ukuran yang besar sampai kecil atau sebesar genggaman tangan manusia yang diberi istilah”telepon genggam” atau handphone. Dengan melibatkan pertimbangan estetika maka tercipta desain telepon yang mampu memikat para konsumen. Cara pengoperasian produk tersebut semakin praktis, dilengkapi dengan berbagai feature dan sarana internet, sehingga informasi dapat diakses dengan cepat, kapan dan di mana saja. Teknologi tersebut menciptakan dunia baru yakni ”komonikasi dunia maya” dan membuat seolah dunia ini menjadi sempit. Fenomena tersebut perlu ditinjau kembali untuk mengetahui faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan desain telepon secara kontinu. Data dalam tulisan ini diperoleh berdasarkan studi leteratur dan observasi produk handphone merk Nokia yang digunakan para konsumen dewasa ini di Denpasar, serta analisis dilakukan secara deskriptif
Basis Pengembangan Desain Produk Keramik Pada Era Pasar Global
Abstract :
Era pasar gobal salah satunya ditandani dengan adanya dinamisasi persaingan yang tanpa batas dalam memasarkan suatu produk. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun basis pengembangan desain produk keramik untuk dapat menghasilkan produk keramik yang unik, sehingga sulit ditiru oleh para kompetiter. Mengacu pada hasil analisis SWOT keramik Indonesia, ternyata potensi yang merupakan kekuatan dan memiliki peluang untuk dijadikan basis pengembangan tersebut adalah diversifikasi desain keramik dengan muatan lokal yang dieskplorasi dari warisan hasil budaya etnik Nusantara. Namun dalam upaya tersebut harus selalu perpegang teguh pada kearifan lokal, sehingga tidak terjadi eskploitasi nilai-nilai atau makna yang dikandungnya dan terhindar dari seretan arus globalisasi.
Kata Kunci: basis, desain, keramik, pasar goba
Macam Dan Jenis-Jenis Kerajinan Di Kabupaten Tabanan
Abstrak
Awalnya orientasi penciptaan dan pemanfaatan produk kerajinan di Kabupaten Tabanan adalah untuk instrumen yang difungsikan untuk menunjang aktivitas hidup sehari-hari, baik yang berhubungan dengan kebutuhan yang bersifat sekuler maupun untuk kebutuhan yang bersifat spiritual religius.Di sela-sela aktivitas masyarakat di di daerah tersebut yang mayoritas sebagai petani, mereka juga mampu menciptakan berbagai produk kerajinan dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitar alam lingkungannya. Dikerjakan dengan keterampilan tangan dan didukung dengan peralatan yang sangat sederhana. Berbagai produk kerajinan yang diciptakan seperti peralatan untuk pertanian, pertukangan, perabotan dapur, peralatan upakara agama Hindu atau untuk dipersembahkan kepada raja dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya kegiatan menciptakan produk kerajinan sebagai salah satu aktivitas budaya, ternyata bukan merupakan konsitensi dan stagman, namun terus berlangsung dan berkembang secara berkesinambungan seiring perkembangan kebutuhan masyarakat. Produk kerajinan selain memiliki nilai guna (use value) juga merupakan sebuah nilai dari budaya masyarakat yang unik artistik dan memiliki nilai tambah (added value) berupa nilai ekonomi (economic value). Produk kerajinan yang diciptakan di daerah tersebut, bukan hanya berorientasi untuk pemenuhan kebutuhan internal masyarakat setempat, namun secara eksternal diciptakan sebagai matadagangan untuk pemenuhan kebutuhan ekspor dan pariwisata. Oleh sebab itu, maka dalam hal tersebut terindikasi ada keterkaitan antara perkembangan paradigma penciptaan kerajinan dengan konsep pembangunan pariwisata di Bali. Sehingga pembangunan pariwisata yang berbasis budaya Bali diharapkan dapat membangkiy-kan pembangunan secara merata, termasuk dalam kegiatan kerajinan di berbagai daerah di Bali.
Namun kenyataanya dapat diketahui bahwa kegiatan pariwisata di Bali selama ini hanya terfokus dalam satu atau beberapa kantung wilayah tertentu yang sangat terbatas. Meningkatnya nilai produk kerajinan untuk menunjang pariwisata dan ekspor, tidaklah berarti bahwa seluruh desa di pulau Bali dengan potensi kerajinannya telah tersentuh dan dapat menikmati manfaat tersebut secara merata. Seperti: kegiatan pembuatan beraneka ragam kerajinan di Kabupaten Tabanan, kemungkinan besar belum seluruh jenis kerajinan yang ada di daerah tersebut telah digali dan dikembangkan secara merata serta dioptimalkan ke arah tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu mengadakan penelitian pemetaan mengenai macam dan jenis kerajinan dengan tujuan untuk menggali, mengenali dan mendukomentasi potensi produk kerajinan sebagai aset masyarakat di Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan memusatkan pada pemetaan macam dan jenis kerajinan di Kabupaten Tabanan. Untuk menjaring data penelitian berupa produk-produk kerajinan dan informasi terkait, maka digunakan teknik atau metode Rapid Appraisal (RA) yaitu aktivitas penelitian yang sistematis, terstruktur dan dirancang untuk secara cepat mendapatkan informasi tanpa melibatkan para perajin dan informan secara aktif dan diposisikan sebagai objek. Metode tersebut meliputi: (1) Studi leteratur untuk medukung hasil penelitian, (2) Wawancara mendalam untuk memperoleh informasi yang lebih rinci dan (3) Observasi yakni mengadakan pengamatan mengenai macam dan jenis produk kerajinan yang dihasilkan para perajin di beberapa sentra kerajinan di Kabupaten Tabanan. Data yang diperoleh dianalais secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil pemetaan macam dan jenis kerajinan tersebut dapat diketahui bahwa sebaran jenis usaha kerajinan mayoritas berada di beberapa desa di sekitar daerah Tabanan atau Kerambitan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh: (1) kebiasaan penduduk yang berada dipinggiran kota atau di daerah pegunungan umumnya lebih banyak melakukan kegiatan bertani atau berkebun, (2) sebagai indikasi bahwa kegiatan kerajinan di daerah tersbut kemungkinan besar ada kaitannya dengan Kerambitan atau Tabanan yang dulu sebagai pusat kerajaan. Macam dan jenis kerajinan yang dapat dipetakan berdasarkan bahan yang digunakan, ternyata di daerah tersebut terdapat delapan jenis kerajinan yang masih eksis seperti:
1.Kerajinan lukis wayang terdapat di desa Krambitan, Kecamatan Krambitan.
2.Kerajinan wayang kulit/tatah kulit terdapat di desa Buduk, Kaba-kaba, Kecamatan
Kediri dan di desa Belayu Kecamatan Marga.
3.Kerajinan batok kelapa (merupakan produk andalan). Berkembang di Desa Pujungan,
Kecamatan Pupuan, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel, Desa Gubug, kecamatan Tabanan,
Desa Pangkung-karung, Kecamatan Kerambitan, dan Desa Belayu, Kecamatan Marga.
4.Kerajinan anyaman bambu terdapat di desa Nyitdah, Kecamatan Kediri. Sedangkan
kerajinan anyaman pandan (merupakan produk andalan). Terdapat di Desa Gubug,
Kecamatan Tabanan.
5.Keramik (gerabah dan keramik batu) (merupakan produk andalan). Terdapat di desa
Pejaten dan Nyitdah, Kecamatan Kediri.
6.Kerajinan kayu (merupakan produk andalan). Terdapat di Desa Belayu/ Selanbawak/
Kukuh, Kecamatan Marga, di Desa Gubug/ Dajan Peken/ Kecamatan Tabanan dan di Desa
Cepaka/ Pejaten, Kecamatan Kediri
7.Kerajinan ukir batu padas atau paras terdapat di desa Kukuh dan Belayu, Kecamatan
Marga.
8.Kerajinan besi (merupakan produk andalan). Terdapat di daerah Batusangian, Desa
Gubug, Kecamatan Tabanan.
Dari delapan macam dan jenis kerajinan yang berkembang di Kabupaten Tabanan, terdapat lima jenis kerajinan yang eksis berkembang dan berpeluang dijadikan sebagai produk andalan untuk menunjang sektor pariwisata dan untuk komoditi ekspor ke manca negara seperti: Jepang, Amerika Serikat Australia, Belanda, Kanada, Denmark, Korea, Spanyol, Perancis, Singapura, Costarika, Jerman, Inggris, dan sebagainya.
Dalam usaha pengembangan sentra-sentra kerajinan di Kabupaten Taman, secara umum terdapat beberapa kendala, seperti: terbatasnya akses pasar, harga material yang tidak stabil, sulit mendapatkan dana atau modal untuk pengembangan usaha maupun sentuhan lainnya (pengenalan teknologi baru, peningkatan mutu dan pengembangan desain). Di samping dikenakannya tarif listrik non-subsidi dan biaya lain yang dapat memicu high cost produksi dan mempengaruhi daya saing.
Upaya pemerintah yang telah dilakukan dengan memberi pembinaa, batuan fasilitas dan meluncurkan program-program lain yang terkait. Selain hal tersebut, juga secara inten melaksanakan promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan para perajin dengan mengikutsertakan pameran dalam maupun luar negeri
Perkembangan Dan Motivasi Penciptaan Produk Kriya Di Bali
Abstrak
Suatu masyarakat dengan masalah sosial dan kebudayaannya tidak mungkin secara absolut dapat hidup statis, stagnan dan terisolir. Masalah sosial dan kebudayaan beserta hasilnya akan mengalami perubahan atau pergeseran dalam fungsi waktu dengan laju yang ber¬variasi. Disadari ataupun tidak gelombang pergeseran atau perubahan besar te¬lah terjadi, seakan memperlihatkan sisi lain dari realitas yang tidak selamanya memang sejalan dengan rencana atau konsep-konsep yang telah mendasari (Soekanto, 1993). Menurut Koening (1957) menyatakan berubahan tersebut disebabkan karena terjadi modifikasi baik internal maupun eksternal. Sehingga perubahan sosial dan kebudayaan dapat terjadi disebabkan oleh berbagai motivasi atau faktor pendorong, seperti penciptaan produk kriya di Bali, secara kebetulan atau direncanakan terjadinya perubahan dan perkembangan karena termotivasi oleh pengaruh dari luar sebagai akibat terjadinya interaksi dengan unsur kebudayaan lainnya, ideologi atau penemuan baru. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya unsur-unsur kebudayaan material yang pernah ada, dipertahankannya unsur-unsur masa lalu dan terjadi proses adaptasi dengan unsur-unsur baru (Pujilaksono, 2009)
Ergonomi Sebagai Konsideran Esensial Dalam Proses Desain
Abstrak
Di era global sekarang ini dibutukah desain ekslusif dan representatif untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin meningkat, bervariasi dan labil. Selain itu, dalam persaingan pasar juga dituntut mampu menciptakan desain produk fungsional yang manusiawi, yaitu desain yang dapat membantu kemampuan, keterbatasan dan kebolehan manusia serta berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam proses desain perlu didasari berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangan yang mutlak dibutuhkan adalah pertimbangan ergonomi, yaitu pertimbangan dengan memperhatikan faktor manusia dan aktivitasnya, seperti ukuran, bentuk tubuh, posisi beraktivitas, perilaku dan kebiasaan manusia beraktivitas, sehingga tercapai produktivitas yang maksimal.
Dengan pertimbangan ergonomi dalam proses desain nantinya dapat tercipta desain yang qualified, certified dan customer need serta memberikan nilai jual yang tinggi (superior customer value) dan memiliki keunggulan tinggi dalam bersaing (competitive advantage)pada pasar global..
Makalah ini merupakan hasil studi leteratur mengenai ergonomi dalam proses desain. Pembahasan ergonomi sebagai konsideran desain dilandasi dengan pendapat para pakar yang diacu dari beberapa referensi. Metode penyajian dan pembahasan dilakukan secara deskriptif.
Kata kunci: Ergonomi, Konsideran, Desai
Kajian Keramik Berdasarkan Perspektif Filsafat Ilmu
Abstrak
Kehadiran keramik sebagai hasil kebudayaan di masa lampau sebenarnya awalnya diciptakan semata-mata untuk tujuan yang bersifat fragmatis, yaitu sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan akan peralatan berupa wadah. Kini usaha tersebut masih tetap eksis dan terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan penciptaan produk keramik tersebut dipelajari secara formal di sekolah khusus atau di perguruan tinggi. Dengan keberadaan keramik tersebut, maka timbul pertanyaan“apakah keramik termasuk ranah ilmu ?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dikaji dari persepektif filsafat ilmu. Karena dengan kajian tersebut dapat dijeklaskan secara logis (masuk akal), meramalkan dan membuktikan asumsi-asumsi tentang keramik. Dalam kajian keramik sebagai ilmu berdasarkan sudut pandang filsafat ilmu dapat dianalisis dari tiga hal pokok yaitu: (1) ontologi yaitu tentang “ada” dan “keberadaannya”, (2) epistemologi yakni tentang pengetahuan ilmiah, teori-teori pengetahuan yang menyangkut metode / bersistem, dan (3) aksiologi yang merupakan “kelayakan” atau kepantasan, ada analisis, tata nilai dan memiliki ciri khas, maka langkah tersebut akan memberikan kerangka dasar untuk mensintesa pemahaman tentang keramik sebagai ilmu.
Kata kunci: keramik, ontologi, epistemologi, aksiologi
Deskripsi Karya Seni Monumental
Abstrak
Deskripsi Karya Seni Monumenta
Revitalisasi Nilai Tradisional Dalam Kreativitas Seni Rupa Dan Desain Sebagai Upaya Membangun Karakter Bangsa Di Era Global
Abstrak
Bagi bangsa Indonesia dengan keragaman seni dan budaya, heterogenitas masyarakat dengan beragam etnit, hal tersebut menjadi masalah yang serius, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pemecahannya yang menyangkut aktivitas di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam kreativitas penciptaan karya seni rupa dan desain. Dibutuhkan tindakan-tindakan yang bijak dan terkendali, mengingat karya seni rupa juga dapat sebagai “tanda” dan “petanda” secara implisit padat menyiratkan kararter bangsa Indonesia