89 research outputs found
The Relationship Between Pod Length and the Quality of Indigofera Gozoll Agribun Plant Seeds
Indigofera gozoll agribun is a legume tree plant that has high nutritional quality as animal feed. However, it still has problem with the low seed quality. This study aimed to evaluate the relationship between pod length and the quality of Indigofera seeds. This research was designed in a completely randomized design with five treatments of pod length size and four replications, namely: P1 (3.5 cm), P2 (4 cm), P3 (4.5 cm), P4 (5 cm) and P5 (5.5 cm). The parameters observed were: characteristics and morphology of pods and the growth of sprouts Indigofera seed. The results showed that the percentage of germination, plumule length and radicle length were significantly different at the 5% level, while the number of leaves and sprouts weight were not significantly different. The treatment of P4 obtained the highest germination percentage (65.5%) and radicle length of 1.05 cm, while P5 obtained the highest germination weight and plumule length respectively (0.53 and 3.38 cm), as well as the highest number of leaves (1, 26 strands). It can be concluded that the pod length of 5 cm can be recommended to obtain the best quality Indigofera seeds.
Keywords: Indigofera gozoll agribun, seed, pod length, sprout
Upaya Peningkatan Pola Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Metode Pbl (Problem Based Learning) pada Mata Pelajaran Biologi sebuah Penelitian Kelas di SMA Dharma Karya Ut
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa, keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar siswa, peningkatan afektif dan psikimotor siswa yang dilihat dari hasil tes, dalam pembelajaran biologi dengan metode PBL (Problem Based Learning) di SMA Dharma Karya UT. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebagai kelas eksperimen (metode PBL) di SMA Dharma Karya UT, tahun pelajaran 2012/2013, masing-masing kelas terdiri dari 22 siswa. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara garis besar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan melalui siklus-siklus, yang pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu (1) Tahap perencanaan (Planning), (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3) Tahap Pengamatan (Observing), dan (4) Tahap refleksi (Reflecting). Penelitian ini menggunakan rancangan True Experimental Design. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Kelas X sebagai kelas eksperimen. Variabel dalam penelitian meliputi model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) sebagai variabel bebas dan kemampuan berpikir kritis siswa sebagai variabel terikat. Hasil analisis data menunjukan bahwa penelitian pembelajaran dengan metode PBL (Problem Based Learning) hasilnya lebih baik. Seperti dalam hal prestasi belajar siswa yang terlihat dalam kemampuan siswa menjawab hasil tes yang diberikan setelah mengikuti medote PBL (Problem Based Learning), aktifitas siswa dan juga aktifitas guru. Dalam metode PBL ini mampu meningkatkan pola berfikir kritis siswa yang dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa, meningkatkan aktifitas siswa, dan juga aktifitas guru sesuai yang diharapkan
Biologi dan Statistik Demografi Thrips Parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada Tanaman Cabai (Capsicum Annuum Linnaeus)
Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) merupakan hama penting pada tanaman cabai di Indonesia. Hama ini dapat ditemukan pada semua bagian tanaman, khususnya bunga dan daun. Informasi mengenai biologi dan statistik demografi T. parvispinus masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi dan statistik demografi serangga hama ini. Sebanyak 50 individu nimfa instar ke-1 dipelihara pada daun cabai dalam kurungan serangga yang terbuat dari gelas plastik (d = 4 cm dan t = 8 cm). Perkembangan, individu yang hidup dan mati, dan jumlah telur yang diletakkan setiap imago dicatat setiap hari. Pergantian instar ditandai dengan adanya eksuvia. Data yang terkumpul digunakan untuk mendapatkan informasi biologi, seperti perkembangan setiap instar, periode praoviposisi, siklus hidup, lama hidup imago, dan fekunditas. Data hasil pengamatan kemudian disusun dalam bentuk neraca kehidupan untuk mendapatkan data statistik demografi dengan menggunakan metode Jackknife. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tahap perkembangan pradewasa terdiri atas 5 fase, yaitu telur, 2 stadia nimfa, prapupa, dan pupa dengan rataan perkembangan berturut-turut selama 4,79, 1,36, 3,54, 1,08, dan 1,96 hari. Rataan masa praoviposisi, siklus hidup, lama hidup imago, dan fekunditas berturut-turut adalah 1,11 hari, 13,68 hari, 8,55 hari (betina), 6,00 hari (jantan), dan 15,33 telur. Kurva kesintasan T. parvispinus merupakan kurva tipe III dengan laju pertambahan intrinsik (r) 0,16 individu per imago betina per hari, laju reproduksi bersih (R0) 5,71 individu per induk per generasi, lama generasi (T) dan waktu berlipat ganda (DT) 11,49 hari dan 4,57 hari
Analisis Permintaan Wisatawan Mancanegara Berwisata di Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir
This thesis analyzes determinants of length of stay of International tourists on vacation in Tuktuk Siadong, Samosir regency, which is a major International tourism destination in Indonesia. Empirical modeling done by Ordinary Least Squares (OLS) and use primary data through questionnaires of 100 samples of International tourists in April 2014. Rising costs on vacation, quality of accommodation and infrastructure encouraging significantly increasing length of stay of tourists on vacation. Rising cost of vacation in other destination is complementary for adventurous International tourists in Indonesia, although not significantly reduce length for stay in Tuktuk Siadong. Income levels do not significantly increase demand for International tourists, but the beauty and serenity of nature gave pleasure to International tourists on vacation in Tuktuk Siadong
Sediment Stratigraphy In Dumai Waters Riau Province
This study was conducted in February 2016 in Dumai Waters, aimed to knows an illustration of sediment texture changes vertically in Dumai Waters. Sediments sample was collected by gravity core. Each sample collected was divided into 26 and 27 layers at 1 cm dense, therefore samples amount were 53 samples. Data was analyzed descriptively and was processed with cluster analysis. Based on the results, it was concluded that sediment type in Dumai Waters were categorized into fine sand,very fine sand, coarse silt, medium silt and fine silt. Cluster analysis showed of six groups sediment in research station. In station II all cluster group were found, while in station I only four were found. Each layer of different cluster showed diversity of sediment characteristic. This illustration indicated that difference of sedimentation process which caused by difference of waters condition from time to time
- …