5 research outputs found

    PERANAN KELUARGA/ ORANG TUA DAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

    Get PDF
    Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia, kreativitas diakui sebagai faktor utama yang dapat mendayakan fungsi manusia dengan mensintesis interaksi antara kekuatan intelektif, emotif, dan motivasional. Mengembangkan kreativitas anak usia dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakan dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan kreativitas khususnya, juga aspek yang lain seperti: kognitif, sosial, emosional, dan afektif pada anak usia dini. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, kreativitas dan seni. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal. Hal ini sejalan dengan Rencaca Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004- 2009 yang mencanangkan tekad untuk meningkatkan perluasan PAUD dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, di antaranya dalam pengembangan kreativitas anak usia dini. Untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini perlu dukungan dari semua pihak; guru, orang tua, dan lingkungan masyarakat. Kata kunci: mengembangkan kreativitas anak usi

    Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan Kognitif Anak Usia Dini

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang bermain balok unit terhadap pengembangan kreativitas dan kognitif anak usia dini di TK Al Kautsar Kabupaten Garut dibanding dengan belajar konvensional. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Eksperimen Quasi) dengan desain “nonequivalent Control Group Design” dengan melibatkan 23 orang anak sebagai kelompok kontrol dan 21 orang anak sebagai kelompok eksperimen. Hasil pengolahan data sebelum dilakukan belajar melalui bermain balok unit, krearivitas dan kognisi anak usia dini di TK Al Kautsar Kabupaten Garut tidak berbeda secara statistik (p-value > 0,05). Setelah mendapat perlakuan belajar melalui bermain balok, hasil pre-test dan post test (p-value) < 0, 05). Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan terhadap peningkatan kreativitas dan kognitif anak usia dini pada TK Al Kautsar di Kabupaten Garut, antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Karena hasil belajar melalui bermain balok unit antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap pengembangan kreativitas dan pengembangan kognitif anak usia dini maka direkomendasikan agar belajar melalui bermain balok unit pada TK Al Kautsar di Kabupaten Garut khususnya di TK/RA yang ada di Kabupaten Garut pada umumnya perlu dikembangkan dengan lebih baik lagi. Selanjutnya bagi anak yang punya pemikiran berbeda (divergent), kreativitas yang tinggi, anak yang kurang kreatif perlu mendapat perhatian yang khusus agar semua anak dapat mengembangkan seluruh potensinya secara optimal. Di dunia ini tidak ada anak yang tidak kreatif sama sekali, tergantung pada bakat, gizi, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru dan orang tua untuk memunculkan/merangsang kreativitas anak. Kata kunci: belajar; bermain; kreativitas; kognitif; anak usia din

    Enkulturasi Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Proses penanaman karakter di sekolah selama ini berlangsung secara tidak langsung sehingga berdampak kepada kurang terbangunnya karakter peserta didik. Didukung oleh perkembangan teknologi yang melahirkan berbagai inovasi telah menggeser nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat dan melemahkan kekuatan karakter bangsa. Lembaga pendidikan memiliki peran dalam memperbaiki lemahnya sumber daya manusia terutama karakter, bahkan tripusat pendidikan harus bersinergi dalam membangun karakter peserta didik sejak dini. Pendidikan tingkat dasar merupakan akar pendidikan yang paling mendasar sehingga keberhasilannya sangat menentukan proses belajar peserta didik pada jenjang selanjutnya. Pemberlakuan Kurikulum 2013 salah satunya bertujuan untuk memperbaiki karakter peserta didik. Pembelajaran tematik integrative diterapkan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitar sehingga pembelajaran menjadi kontekstual dengan konsep belajar learning by doing. Disamping itu pendidik dituntut kreatif dalam mengembangkan bahan ajar, memilih sumber dan media belajar yang tersedia di lingkungan sekitar. Proses mempelajari nilai budaya local dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik agar terjadi proses enkulturasi nilai karakter, karena proses enkulturasi merupakan proses alamiah yang terjadi di lingkungan pendidikan baik formal, informal maupun non formal. Pada pendidikan formal pendidik dituntut untuk memperhatikan karakteristik peserta didik usia sekolah dasar sehingga pendidik harus lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, bersosialisasi, bekerjasama, kontekstual, dan mampu mengembangkan nilai karakter selama proses pembelajaran. Kata Kunci: Enkulturasi, Nilai-nilai Karakter, Permainan Tradisional, Pembelajaran Tematik, Sekolah Dasa

    Penerapan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia

    Get PDF
    Masalah pokok pembelajaran IPA di SD/MI adalah pembelajaran IPA selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan text book oriented dengan keterlibatan siswa yang minim, sehingga guru lebih aktif daripada siswa yang menyebabkan pelajaran IPA kurang menarik perhatian siswa dan terasa sangat membosankan. Pada pembelajaran klasikal umumnya komunikasi terjadi searah, yakni dari guru ke siswa dan hampir tidak terjadi sebaliknya, sehingga partisipasi siswa menjadi kurang aktif dan kurang menyenangkan dalam proses pembelajarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode index card match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V MI An-Nur VI Malangbong Garut. Setelah diperlakukan dengan menggunakan metode index card match di kelas eksperimen dan metode konvensional di kelas kontrol maka dilakukan kembali tes post test untuk mengetahui hasil belajar siswa di dua kelas tersebut. Sedangkan pengujian posttest ternyata nilai rata-rata perbandingan antara variabel pembelajaran dengan menggunakan metode index card match. Sebesar Thitung> Ttabel 16,7225 > 2,0076. Dengan demikian hipotesis (H1) menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan metode index card match terhadap hasil belajar siswa. Sehingga penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    Penggunaan alat peraga tiga dimensi untuk meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran IPA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang maksimal karena kurang variatifnya guru dalam menggunakan media pembelajaran sehingga menurunnya daya ingat siswa alam mengikuti pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan alat peraga tiga dimensi dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VI-A MI Al-Khoiriyyah I Karangpawitan Garut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif eksperimen Pre-Experiental Desain One Grup Pretest-Posttest. Penelitian ini mengadakan pretest dan posttest supaya hasil yang didapatkan lebih akurat. Berdasarkan  hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata 83 pottest dan 42 pretest. Setelah diadakan uji t didapatkan nilai Thitung lebih besar dari Ttabel yaitu 45,33>2,70 berada di daerah penerimaan Ha. Uji N-Gain sebesar 0,71 dengan iterpretasi tinggi. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran IPA
    corecore