24 research outputs found
KARAKTERISASI PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR UNTUK MENENTUKAN KUALITAS TEPUNG CACING SUTRA (Tubifex sp.) DIBANDINGKAN TEPUNG IKAN BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN (CHARACTERIZATION OF CRUDE PROTEIN AND CRUDE FAT TO DETERMINE OF SILK WORMS (Tubifex sp.) MEAL Q
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru
ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER dari EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TANAMAN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis)
Abstrak. Tujuan penelitian ini yakni untuk menentukan struktur molekul senyawa yang dominan hasil isolasi ekstrak etil asetat daun tanaman pecut kuda (S. Jamaicensis) dan aktivitasnya sebagai antijamur. Tahap awal dari penelitian ini adalah ekstraksi dengan metode maserasi dan partisi. Kemudian dilakukan proses isolasi dengan metode KCV (Kromatografi Cair Vakum) dan KKG (Kromatografi Kolom Gravitasi) serta dimonitoring menggunakan KLT dengan perbandingan eluen diklorometan : etil asetat (8:1) hingga didapatkan isolat murni. Identifikasi senyawa pada isolat murni menggunakan metode uji fitokimia dan instrumen UV-VIS, FT-IR dan GC-MS. Perolehan ekstrak etanol sebanyak 104,12 gram dan hasil partisi etil asetat sebanyak 12,6 gram. Isolat hasil KKG berupa serbuk berwarna hijau. Serbuk tersebut direkristalisasi yang bertujuan untuk memurnikan isolat, sehingga didapatkan isolat murni berwarna hijau sebesar 36,3 mg. Senyawa hasil isolasi dari pengujian UV-VIS, FT-IR, dan GC-MS adalah 2,4-ditert-butil-fenol yang termasuk golongan fenolik. Kata kunci: Ekstraksi, etil asetat, Stachytarpheta Jamaicensis, isolasi, 2,4-ditert-butil-fenol. Abstract. The purpose of this research was to determine the molecular structure of the dominant compound from the isolation of ethyl acetate extract from the leaves of the whip horse plant (S. Jamaicensis) and its activity as an antifungal. The initial stage of this research is extraction by maceration and partitioning methods. Then the isolation process was carried out with the KCV (Vacuum Liquid Chromatography) and KKG (Gravity Column Chromatography) methods and monitored using TLC with dichloromethane: ethyl acetate (8: 1) eluent ratio until pure isolates were obtained. Identification of compounds in pure isolates using phytochemical test methods and UV-VIS, FT-IR and GC-MS instruments. The acquisition of ethanol extract was 104.12 grams and the result of ethyl acetate partition was 12.6 grams. KKG isolates in the form of green powder. The powder was recrystallized which aims to purify the isolate, to obtain pure green isolate of 36.3 mg. The isolated compound from UV-VIS, FT-IR, and GC-MS testing is 2,4-ditert-butyl-phenol which is a phenolic group. Key words: Extraction, ethyl acetate, Stachytarpheta Jamaicensis, isolation, 2,4-ditert-butil-fenol
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI HASIL ISOLASI EKSTRAK DIKLOROMETANA KULIT BATANG JUWET (Syzygium cumini) DAN UJI TOKSISITAS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur molekul senyawa yang paling dominan dari hasil isolasi ekstrak diklorometana kulit batang juwet (Syzygium cumini) dan tingkat toksisitasnya. dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, pemisahan dilakukan dengan metode kromatografi cair vakum (KCV) dan monitoring dengan kromatografi lapis tipis (KLT), serta pemurnian dilakukan dengan metode rekristalisasi. uji kualitatif dilakukan dengan pereaksi Liebermann-Burchard dan struktur molekul senyawa hasil isolasi ditentukan dengan metode spektroskopi (UV-Vis, FTIR dan GC-MS). Uji toksisitas dilakukan dengan metode BSLT. Dari hasil penelitian diperoleh isolat berwujud serbuk putih dengan titik leleh 239-240ºC. Hasil uji kualitatif senyawa hasil isolasi dengan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukkan warna biru kehijauan yang menandakan bahwa isolat merupakan senyawaan steroid. Berdasarkan data spektroskopi, isolat mengandung senyawa β-sitosterol sebagai senyawa yang paling dominan. Berdasarkan hasil uji BSLT, senyawa hasil isolasi menunjukkan nilai LC50 sebesar 119,183 μg/ml dan tergolong sangat toksik
The Treatment of the Corn-Knob as A Raw Material for Making Furfural
This research is conducted to determine the furfural rendement of the corn-knob with the varieties of heating periods of 2; 2.5; 3; 3.5; and 4 hours. This methods used were, first, the hydrolysis of the corn-knob using HCl with the varieties of heating periods as mentioned above. Then it was continued by the extraction and purification of the furfural through distillation. The resulted furfural is identified by the acetic-anilin color reaction, infrared spectrophotometer, refractive index and GC-MS. The identification result was compare with the furfural standard. The result of this research shows that average rendement was 8.43% for the heating period of 2 hours, 9.67%, for 2.5 hours, 11.57% for 3 hours, 13.30% for 3.5 hours and 12.59% for 4 hours
UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) PHYTOCHEMICAL TEST OF ETHANOL EXTRACT FROM MAHONI BARK (Swietenia mahagoni Jacq.)
Abstrak. Tanaman mahoni merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah Indonesia, namun masih sedikit penelitian yang mengkaji terhadap senyawa metabolit sekunder tanaman mahoni. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit batang mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.). Metode yang digunakan untuk ekstraksi adalah maserasi dan untuk mengetahui senyawa metabolit sekundernya dilakukan uji fitokimia. Hasil ekstraksi dengan etanol menghasilkan ekstrak etanol seberat 406, 848 gram. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol kulit batang mahoni menunjukkan mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, terpenoid. Kata kunci : Fitokimia, Ekstrak Etanol, Mahoni, Swietenia mahagoni Jacq. Abstract. Mahogany plants are plants that grow a lot in areas of Indonesia, but there are still few studies that examine the secondary metabolite compounds of mahogany plants. This study aims to determine the content of secondary metabolites contained in ethanol extracts of mahogany bark (Swietenia mahagoni Jacq.). The extraction with ethanol produce 406,848 gram ethanol extracts. The method used for extraction is maceration and to determine the secondary metebolite compounds phytochemical tests are performed. Phytochemical test results of ethanol extract of mahogany bark showed it contained alkaloids, phenolic compounds, flavonoids, terpenoids. Keywords: Phytochemical, Ethanol extract, Mahogany, Swietenia mahagoni Jacq
PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEPUNG CACING SUTRA (Tubifex sp.) (EFFECT OF DRYING METHOD OF WHEAT QUALITY SILK WORMS (Tubifex sp.))
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru
UJI TOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI DARI EKSTRAK DAUN PURING (Codiaeum varigatum L. BI.) TERHADAP Artemia salina
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur molekul serta mengetahui tingkat toksisitas senyawa hasil isolasi dari ekstrak daun puring (Codiaeum varigatum L. BI.) terhadap larva Artemia salina. Penentuan struktur molekul dilakukan dengan metode isolasi dan identifikasi. Isolasi dilakukan dengan metode ekstraksi, pemisahan dilakukan dengan metode KCV dan KKG, serta pemurnian dilakukan dengan metode rekristalisasi. Identifikasi dilakukan dengan spektrofotometri UV – VIS, FTIR, dan GCMS. Uji tingkat toksisitas senyawa hasil isolasi dilakukan dengan metode BSLT. Pada proses ekstraksi dihasilkan ekstrak kental sebanyak 7,096 gram. Selanjutnya, pada proses isolasi daun puring menghasilkan isolat yang berupa kristal berwarna putih sebanyak 0,7219 gram. Berdasarkan hasil identifikasi, isolat yang dihasilkan merupakan dua senyawa yaitu terpenoid dan steroid dengan titik leleh 252 – 2530C. Hasil spektrofotometri UV – VIS menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 210 nm. Sementara hasil spektrofotometri FTIR menunjukkan adanya gugus OH pada bilangan gelombang 3433,41 cm-1. Regang C-H alkil pada bilangan gelombang 2958,90 dan 2868,24 cm-1, adanya serapan lemah yang menunjukkan gugus C = C pada bilangan gelombang 1660,77 dan 1639,55 cm-1. Adanya gugus tekuk C – H pada bilangan gelombang 1062,81 cm-1, adanya gugus C – C pada bilangan gelombang 1022,31 cm-1, adanya gugus metil (CH3) pada bilangan gelombang 1381,08 cm-1. Berdasarkan hasil spektrofotometri GCMS, menunjukkan bahwa isolat merupakan senyawa Lupeol dengan m/z 426 [M+] dan senyawa – Sitosterol dengan m/z 414 [M+]. Tingkat toksisitas senyawa hasil isolasi dari ekstrak daun puring (Codiaeum varigatum L. BI.) terhadap Artemia salina memiliki tingkat toksisitas sangat toksik dengan nilai LC50 sebesar 66,33 μg/mL. Kata kunci : Isolasi, uji toksisitas, Artemia salina, Codiaeum varigatum L. BI. Abstract. This research aims to determine the molecular structure and to determine the toxicity of the isolated compound from Puring (Codiaeum varigatum L. BI.) leaves extract to Artemia salina larvae. In this research, determine the molecular structure is done by isolation and identification methods. The isolation was done by extraction method, the separation was done by vacuum liquid chromatography (KCV) and column gravity chromatography (KKG), and purification was done by recrystallization method. Identification was done by UV – VIS, FTIR, and GCMS spectroscopy. While the toxicity level test of the isolated compound was done by BSLT method. In the extraction process resulting viscous extract as much as 7,096 grams. Then, on isolation process of Puring’s leaf resulting isolates in the form white crystal as much as 0,7219 grams. Based on the identification results, the isolates produced were estimated mixed compounds terpenoid and steroids with melting point of 252 - 2530C and is a white crystalline. UV - VIS spectrophotometry results show maximum absorption at 210 nm wavelength. While the result of IR spectrophotometry showed the presence of OH group at wave number 3433,41 cm-1. Strain C-H alkyl on wave number 2958,90 and 2868,24 cm-1, weak absorption showed C = C group at wave number 1660,77 and 1639,55 cm-1. The presence of a C - H buckling group in the wave number 1062.81 cm-1, the presence of C - C groups in the wave number 1022.31 cm-1, the presence of methyl group (CH3) at wave number 1381,08 cm-1. Based on MS spectrophotometry results, the isolates were Lupeol compounds with m / z 426 [M+] and β-Sitosterol compounds with m / z 414 [M+]. The level of toxicity of the isolated compound of Lupeol and β - Sitosterol from puring leaf extract (Codiaeum varigatum L. BI.) to Artemia salina by BSLT method has very toxic with LC50 value of 66,33 μg / mL.Keywords : Isolation, toxicity test, Artemia salina, Codiaeum varigatum (L.) BI
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.)
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder ekstrak etanol kayu secang dan kayu manis, aktivitas antioksidan kayu secang, kayu manis, dan kombinasi keduanya serta kadar kombinasi ekstrak etanol kombinasi kayu secang dan kayu manis yang memberikan aktivitas antioksidan tertinggi. Pada penelitian ini sampel di ekstraksi dengan cara maserasi, kemudian dilakukan uji fitokimia, uji pendahuluan antioksidan, uji aktivitas antioksidan tunggal, dan uji aktivitas antioksidan kombinasi. Uji fitokimia ekstrak etanol kayu secang memberikan hasil positif mengandung senyawa flavonoid, fenolik, tanin, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak etanol kayu manis memberikan hasil positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenolik, dan tanin. Uji kuantitatif aktivitas antioksidan kayu secang dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhydrazil) menunjukkan nilai IC50 sebesar 164,782 ppm dan kayu manis sebesar 193,139 ppm. Uji aktivitas antioksidan kombinasi kayu secang dan kayu manis dengan variasi perbandingan 1:3, 2:2, 3:1 berturut-turut yaitu sebesar 423,820 ppm, 246,692 ppm, 182,352 ppm dandapatdisimpulkanbahwaekstraketanolkayusecangdankayumanisserta kombinasi kayu secang dan kayu manis dengan variasi perbandingan 2:2 dan 3:1 dikategorikan mempunyai aktivitas antioksidan yang secang karena nilai IC50 berada pada rentang 100-250 ppm, sedangkan untuk kombinasi kayu secang kayu manis dengan perbandingan 1:3 dikategorikan mempunyai aktivitas antioksidan yang lemah karena nilai IC50 berada pada rentang 250-500 ppm. Kata kunci: Aktivitas antioksidan, ekstrak etanol, kayu secang, kayu manis.Abstract. Theeaim of the research is to determine the secondary metabolite content of ethanol extract from secang wood and cinnamon, the antioxidant activity of secang wood, cinnamon and the combination of both and the combination of ethanol extract of secang wood and cinnamon which gives the highest antioxidant activity. In this research sample is extracted by means of maceration, then phytochemical test, preliminary test the antioxidant activity, single antioxidant activity test, and combination antioxidant activity test.Phytochemical test of ethanol extract of secang wood gave positive result containing flavonoid, phenolic, tannin, and triterpenoid compounds, while ethanol extract of cinnamon gave positive result containing flavonoid, saponin, phenolic, and tannin. Quantitative test antioxidant activity of secang wood by using DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil) showed the result with IC50 value of 164,782 ppm and cinnamon 193,139 ppm. The combination test of antioxidant activity of secang wood and cinnamon with variation ratio off1:3, 2:2, 3:1 respectively that is equal to 423,820 ppm, 246,692 ppm, 182,352 ppm and it can be concluded that ethanol extract of secang wood and cinnamon and combination of secang wood and cinnamon with variation ratio of 2:2 and 3:1 be categorized has antioxidant activity medium because IC50 value being in a range 100-250 ppm, while for combination of secang wood and cinnamon with variation ratio 1:3 be categorized has antioxidant activity weak because IC50 value being in a range 250-500 ppm. Keywords: Antioxidant activity, ethanol extract, secang wood, cinnamon
PENGARUH INFILTRASI NANOGOLD DALAM BENTUK KREM PADA ORGAN PARU-PARU MENCIT (Mus musculus) SETELAH TERPAPAR MERKURI (INFLUENCE OF NANOGOLD INFILTRATION BASED ON CREAM FOR MICE LUNGS (Mus musculus) AFTER EXPOSED BY MERCURY)
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru
PENGARUH PEMBERIAN NANOGOLD TERHADAP ORGAN GINJAL Mus musculus AKIBAT PAPARAN MERKURI (THE EFFECT OF NANOGOLD ON Mus musculus KIDNEY ORGANS BY EXPOSURE TO MERCURY)
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru