17 research outputs found
Daya Saing Komoditas Ekspor Unggulan Kakao Sulawesi Tenggara, Indonesia di Pasar Internasional
Salah satu sentra produksi biji kakao Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nilai produksi sebesar 115.023 ton, dengan total nilai ekspor 1,5 miliar US1,2 miliar, hanya turun 2,9% dari tahun sebelumnya. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kakao adalah mutu produk mŠ°sih rendŠ°h, pengembŠ°ngŠ°n produk hulu dan hilir kŠ°kŠ°o belum optimal, serta kontinuitas pasokan kakao belum terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan ekspor komoditi kakao dan mengukur tingkat daya saing kakao Sulawesi Tenggara di pasar Internasional. Metode analisis yang digunakan untuk melihat perkembangan ekspor komoditi kakao adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi pustaka (library research) dan menganalisis daya saing kakao Sulawesi Tenggara digunakan rumus Revealed Comparative Advantage (RCA). Data yang digunakan dalam penelitian adalah data deret waktu (time series) dari tahun 2011-2021. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa bahwa perkembangan ekspor komoditi kakao Indonesia pada tahun 2011-2021 mengalami fluktuasi dimana penurunan dan kenaikan terjadi selama 10 tahun terakhir sedangkan perkembangan kakao ekspor Sulawesi Tenggara dapat terlihat pada tahun 2015-2021 dengan mengalami peningkatan dan penurunan berfluktuatif. Sedangkan hasil analisis daya saing dengan menggunakan metode RCA yang dilakukan pada komoditas kakao di Sulawesi Tenggara selama periode 2011-2021 menunjukkan nilai RCA yang fluktuatif dengan rata-rata sebesar 4,8. Dengan nilai lebih dari 1 yang berarti bahwa komoditas kakao Sulawesi Tenggara memiliki daya saing yang kuat atau dapat dikatakan pula memiliki keunggulan yang komparatif.Ā
Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Tanaman Olerikultura sebagai Pendukung Ketahanan Pangan Pada Era Pandemi Covid-19 di Desa Petudua
The people of Petudua Village on average have a large yard of land, but it has not been used properly. Therefore, the village government facilitates the community by providing various types of olericultural plant seeds or vegetables, to help meet daily nutritional needs, especially during the Covid-19 pandemic. However, the community does not yet know how to cultivate plants properly, so it is necessary to provide assistance in the use of the yard. This service activity aims to assist the Petudua village community to increase knowledge about good plant cultivation, and provide motivation to the community to be able to use their yards to support the availability of family food. The stages of the activities carried out included counseling on the benefits of plant cultivation in the yard, training on how to sow seeds, and training in making organic fertilizers and pesticides from onion skins. The result of this activity is an increase in public knowledge about how to cultivate plants, good nurseries, and how to make organic fertilizers and pesticides from onion skins and can be applied to their respective yards. It is hoped that the Petudua Village government will continue this program, to support food security and improve community welfare
PENGUATAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KELOMPOK WANITA TANI MELALUI PELATIHAN LAPORAN KEUANGAN USAHATANI DI KABUPATEN KOLAKA
Kelompok wanita tani merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki potensi yang besar untuk diberdayakan. Terlebih kelompok wanita tani yang berada di daerah pedesaan dengan kawasan yang memiliki lahan pekarangan yang cukup luas. Lahan pekarangan dapat menjadi sumberdaya produksi yang jika dikelola dengan baik akan menjadi salah satu sumber penerimaan bagi wanita tani. Kelompok wanita tani di Desa Lamondape pada umumnya adalah ibu rumahtangga yang memiliki aktivitas bertani di lahan perkebunan atau sawah milik mereka. Jika tidak sedang berproduksi, mereka memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam tanaman hortikultura seperti sayur mayur. Pelatihan laporan keuangan usahatani sayur mayur diberikan kepada kelompok wanita tani agar mereka mampu mengelola keuangan usahatani sampingan dengan baik sehingga usahatani sayur mayur dari lahan pekarangan dapat menjadi sumber penghasilan alternatif bagi rumahtangga mereka. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa mereka sangat antusias dan adanya perubahan pola pikir dalam memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber penerimaan alternatif mereka.
Kata kunci: Keuangan, Laporan, Manajerial, Wanita, Tani.
ABSTRACT
Women farmer group is one of the community groups that has great potential to be empowered. Moreover, the group of women farmers who are in rural areas with areas that have a fairly large yard. Yards can be a production resource which, if managed properly, will be a source of income for women farmers. Women farmer in Lamondape village are generally housewives who have farming activities on their plantations or rice fields. If they are not in production, they use their yards by planting horticultural crops such as vegetables. Vegetable farming financial report training is given to women farmer group so that they are able to manage sideline farming finances well so that vegetable farming from their yards can be an alternative source of income for their households. The results of the service program show that they are very enthusiastic and there is a change in their mindset in utilizing their yard as an alternative source of income.
Keywords: Report, Finance, Managerial, Woman, Farmer
PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH AHLI WARIS WAKIF DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DI DESA NYAMUK KECAMATAN SIANTAN TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS KEPULAUAN RIAU
ABSTRAK
Penarikan Kembali Harta Wakaf Oleh Ahli Waris Wakif ditinjau Dari Hukum
Islam di Desa Nyamuk Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan
Anambas Kepulauan Riau
Wakaf merupakan manifestasi dari rasa keimanan dan rasa sosialitas
seseorang yang tinggi terhadap sesama umat manusia. Wakaf adalah pemberian
benda yang ditahan lama kepada penerima wakaf untuk kepentingan masyarakat
umum yang hanya bisa diambil manfaatnya. Dalam salah satu hadist Rasulullah
SAW menjelaskan wakaf merupakan amaliyah harta dan tetap memberikan
konstribusi terhadap orang Islam, meskipun ia telah meninggal dunia.
Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
penarikan kembali harta wakaf oleh ahli waris wakif di Desa Nyamuk Kecamatan
Siantan Timur. Manfaat penelitian Secara teoritis, sebagai wahana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam masyarakat, terutama terkait masalah
faktor penyebab terjadinya penarikan kembali harta wakaf oleh ahli waris wakif,
Secara praktis Sebagai sumbangsih pemikiran kepada masyarakat tentang faktorfaktor
penyebab terjadinya penarikan kembali harta wakaf oleh ahli waris wakif.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di
Desa Nyamuk. Populasi pada penelitian ini sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1
orang ahli waris wakif, 1 orang mantan kepala desa dan 1 orang nazir (pengelola
wakaf), dengan mengunakan teknik ātotal samplingā. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan sumber data primer berasal
dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan dilengkapi dengan data sekunder.
Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang faktor-faktor penarikan
kembali harta wakaf oleh ahli waris wakif adalah Perwakafan yang terjadi di Desa
Nyamuk Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas dalam konsep
hukum telah memenuhi rukun dan syarat. Pokok yang menimbulkan permasalahan
perwakafan dalam praktik adalah wakaf tanah yang tidak ditindak lanjuti dengan
pembuatan akta ikrar wakaf. Pelaksanaan wakaf yang terjadi di Desa Nyamuk
Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas masih dilakukan secara
agamis atau mendasarkan pada rasa saling percaya.
Kata Kunci : Wakaf, Wakif, Nazi
Efficiency Comparison of the Cacao Intercropping Farming in Kolaka Regency
The intercropping system is well-known for its extremely low risk of crop failure, its potential to overcome the risk of fluctuating product prices, and this system can save the production inputs. The study aims to compare the level of technical, allocative, and economic efficiency using the stochastic frontier production function model in the intercropping of cacao with annual crops with the pattern: cacao+coconut+patchouli; cacao+coconut+cashew; and cacao+coconut+banana. This research was conducted from March 2018 until April 2018 by determining the samples in the Kolaka Regency, which covered 17 sub-districts, taken from 3 sub-districts with purposive sampling. Each district was represented by 3 villages with purposive sampling. Each sub-district was represented by9 villages with total random samples of 270 respondents. The analysis used wasa technical, allocative, and economical efficiency analysis based on frontier analysis, with 270 respondents from 9 villages representing 3 sub-districts, using the random sampling method. The results discovered that the cacao intercropping farming system of cacao+coconut+patchouli had better technical, allocative, and economic efficiency values and was more feasible to cultivate compared to other patterns. The research results can be beneficial in developing cacao farmersā performance relating to the annual intercropping crops. For academics, this research is expected to support the frontier production theory with the stochastic frontier efficiency model in cacao intercropping with annual crops
Wisata Alam Kopi Mangrove di Desa Lembung, Kabupaten Pamekasan, Madura: Peluang dan Tantangan dalam Optimalisasi Upaya Menambah Nilai Biji Mangrove
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas hutan mangrove yang cukup luas. Luasnya hutan bakau ini ternyata belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat yang berada di sekitar pantai atau hutan mangrove. Salah satu kesalahan yang umum dan sering dilakukan oleh masyarakat adalah pengalihan fungsi hutan mangrove sebagai pelindung dari abrasi menjadi lahan garam. Hal ini sangat disayangkan, terlebih manfaat tidak langsung dapat diterima oleh berbagai pihak, salah satunya adalah masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove. Masalah utama dalam penelitian ini yakni masyarakat belum sepenuhnya memamfaatkan kawasan hutan mangrove, khususnya biji mangrove sebagai salah satu potensi pendapatan tambahan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini yakni, (1) mengidentifikasi kondisi wisata alam kopi mangrove di Desa Lembung, Galis, Pamekasan dan (2) menyusun strategi pengembangan wisata alam kopi mangrove di Desa Lembung, Galis, Pamekasan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Selain itu, analisis ruang dan analisis SWOT juga dilakukan untuk mempertajam hasil kajian dan penelitian mengenai potensi dan tantangan pemanfaatan hutan mangrove di Desa Lembung, Kabupaten Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Kabupaten Pamekasan dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan semakin maraknya upaya pengalihan fungsi hutan mangrove menjadi lahan garam. Partisipsi masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Darwis) memberikan secercah cahaya agar pemanfaatan hutan mangrove benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah pemanfaatan buah mangrove sebagai kopi mangrove. Peneliti memberikan rekomendasi agar Pemerintah dapat menangkap peluang, wisata alam kopi mangrove ini sebagai salah satu alternative destinasi wisata yang diharapkan mampu mendongkrak pendapata asli Daerah (PAD) Kabupaten Pamekasan. Dalam pengembangannya, Pemerintah juga harus memerhatikan beberapa aspek, di antaranya, aspek lingkungan, aspek sosial dan aspek ekonomi
Development Model of Sago Agroindustry Small and Medium Enterprises (SMEs) In Southeast Sulawesi Province: Income and Strategy Analysis
Sago plants are the main staple food in Southeast Sulawesi. Sago plants have various economic value for bioethanol, roofs, and carbohydrates. Community managed sago plantations by using an agro-industrial model. Although, sago processing has long been developed, but the community is still living in a low socio-economic condition. The allocation of sago agro-industry production factors is still not optimal, resulting in a fluctuative production, quality and productivity. This study analyzed the income of the sago agroindustry and formulated a strategy for the sago agroindustry development. The study was conducted in Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. Sampling in this study was carried out by purposive sampling and total sampling. The analytical methods used include income analysis to analyze the income of the sago agroindustry, SWOT analysis to formulate strategies for the development of the sago agroindustry. The results showed that the income level of Konawe Regencyās sago agroindustry in a monthly sago processing was Rp. 14,205,770. The analysis results of sago agroindustry development strategy in Konawe Regency obtain five core strategies, focusing on packaging and labeling, production and marketing, training in seedling and management of the sago agroindustry, land conversion policy and sago price policy, and the sago agroindustry partnership program
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Suku Bajo Berbasis Rekayasa K3 Nelayan di Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara
Komunitas suku bajo merupakan etnik yang bermukim dikawasan pesisir dengan mayoritas berprofesi sebagai Nelayan. Paradigma kemiskinan pada wilayah pesisir masih cukup tinggi dan Pengetahuan mengenai standar keselamatan masih kurang sehingga sebagian besar masyarakat Nelayan masih menggunakan peralatan dan kelengkapan seadanya. Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Nelayan dan memberdayakan Nelayan untuk hidup sehat, aman dan produktif dengan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui rekayasa K3 bagi Nelayan sebagai upaya meningkatkan implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Nelayan di Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka. Kegiatan ini melibatkan masyarakat dalam beberapa tahap kegiatan yang diawali dengan sosialisasi Manfaat dan penerapan K3 Nelayan, pelatihan K3 Bagi Nelayan, Pelatihan penggunaan peralatan first Aid Kit bagi Nelayan serta Pengetahuan dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Nelayan. pelatihan K3 bagi Nelayan. Hasilnya pengetahuan Nelayan tentang K3 meningkat dan 80% Nelayan bersedia menggunakan peralatan K3 Nelayan saat melaut.Komunitas suku bajo merupakan etnik yang bermukim dikawasan pesisir dengan mayoritas berprofesi sebagai Nelayan. Paradigma kemiskinan pada wilayah pesisir masih cukup tinggi dan Pengetahuan mengenai standar keselamatan masih kurang sehingga sebagian besar masyarakat Nelayan masih menggunakan peralatan dan kelengkapan seadanya. Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Nelayan dan memberdayakan Nelayan untuk hidup sehat, aman dan produktif dengan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui rekayasa K3 bagi Nelayan sebagai upaya meningkatkan implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Nelayan di Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka. Kegiatan ini melibatkan masyarakat dalam beberapa tahap kegiatan yang diawali dengan sosialisasi Manfaat dan penerapan K3 Nelayan, pelatihan K3 Bagi Nelayan, Pelatihan penggunaan peralatan first Aid Kit bagi Nelayan serta Pengetahuan dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Nelayan. pelatihan K3 bagi Nelayan. Hasilnya pengetahuan Nelayan tentang K3 meningkat dan 80% Nelayan bersedia menggunakan peralatan K3 Nelayan saat melaut
Peningkatan Kapasitas Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang di Kota Kendari
UMKM adalah usaha produkstif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Berbagai potensi dan peluang pengembangan usaha yang didukung dengan tersedianya sumberdaya alam serta potensi peluang pasar, salah satunya yaitu limbah cangkang kerang yang belum dimanfaatkan. Limbah tersebut merupakan salah satu yang menjadi permasalahan, yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya di daerah Kota Kendari. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyrakat ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha (UMKM) yang menjadi target dari kegiatan ini, dalam hal pemanfaatan limbah cangkang kerang menjadi produk yang bernilai tambah. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pemaparan materi secara langsung oleh narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi dan praktek langsung. Hasil dari kegiatan ini yaitu para pelaku usaha UMKM telah mengetahui dan mampu mengolah limbah cangkang kerang menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual. Tujuan kegiatan ini telah tercapai yakni meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mitra (para pelaku usaha UMKM), dan peningkatan produktivitas UMKM dalam rangka peningkatan pendapatan serta memiliki daya saing