11 research outputs found

    Analisis usahatani bayam (Studi kasus di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate)

    No full text
    Penelitian dilakukan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate yang bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP dari usahatani tanaman bayam. Data dianalisis untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP. Hasil analisis menunjukkan biaya total sekali produksi usahatani tanaman bayam yaitu sebesar Rp. 16.405.000,- yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp. 6.040.000,- dan biaya tetap sebesar Rp. 10.365.000,-. Penerimaan dari masing-masing jenis bayam dalam sekali produksi, antara lain : Bayam merah sebesar Rp. 18.000.000,- dan bayam hijau sebesar Rp. 22.500.000,-. Jadi penerimaan total dari produksi bayam secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 40.500.000,-. Pendapatan  total  dari  usahatani  tanaman  bayam  dalam  sekali  produksi  yaitu sebesar Rp. 24.095.000,-. Nilai  R/C  rasio  usahatani  tanaman  bayam  sebesar  2,4687. Ini  menunjukkan usahatani tersebut efisien dan menguntungkan sehingga layak dikembangkan. Nilai Break Even Poin (BEP) penerimaan, produksi, dan harga lebih kecil dari total penerimaan, produksi, dan harga. Dengan demikian usahatani tanaman bayam dapat menguntungkan dan layak dikembangkan

    Analisis usahatani bayam (Studi kasus di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate)

    No full text
    Penelitian dilakukan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate yang bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP dari usahatani tanaman bayam. Data dianalisis untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP. Hasil analisis menunjukkan biaya total sekali produksi usahatani tanaman bayam yaitu sebesar Rp. 16.405.000,- yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp. 6.040.000,- dan biaya tetap sebesar Rp. 10.365.000,-. Penerimaan dari masing-masing jenis bayam dalam sekali produksi, antara lain : Bayam merah sebesar Rp. 18.000.000,- dan bayam hijau sebesar Rp. 22.500.000,-. Jadi penerimaan total dari produksi bayam secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 40.500.000,-. Pendapatan  total  dari  usahatani  tanaman  bayam  dalam  sekali  produksi  yaitu sebesar Rp. 24.095.000,-. Nilai  R/C  rasio  usahatani  tanaman  bayam  sebesar  2,4687. Ini  menunjukkan usahatani tersebut efisien dan menguntungkan sehingga layak dikembangkan. Nilai Break Even Poin (BEP) penerimaan, produksi, dan harga lebih kecil dari total penerimaan, produksi, dan harga. Dengan demikian usahatani tanaman bayam dapat menguntungkan dan layak dikembangkan

    Analisis usaha dan nilai tambah agroindustri kerupuk singkong

    No full text
    Agroindustri kerupuk singkong menggunakan bahan utama singkong. Kerupuk singkong banyak diproduksi oleh industri rumah tangga (Home Industri). Pada industri rumah tangga ini pengunaan tenaga kerjanya melibatkan tenaga kerja dari dalam maupun luar keluarga untuk melakukan aktivitas produksi. Penulis berkeinginan melakukan analisis usaha dan nilai tambah kerupuk singkong dengan perumusan masalah mengenai : (1) bagaimana sistem pengolahan kerupuk singkong, (2) berapa besar nilai usaha (biaya, penererimaan, dan pendapatan) pada kerupuk singkong, (3) berapa besar nilai tambah (biaya, penererimaan, dan pendapatan) pada kerupuk singkong. Tujuan penelitian ini untuk mencari jawaban dari perumusan masalah tersebut.  Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) dalam sekali produksi, biaya total home industry kerupuk singkong sebesar Rp 4.626.995,-, penerimaan total home industry kerupuk singkong sebesar Rp 9.243.000,-, keuntungan total home industry kerupuk singkong sebesar Rp. 4.616.005,-. (3) Produksi kerupuk singkong mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 4.044,2/kg dengan rasio nilai tambah 0.61% dari nilai produksi

    Analisis Finansial Pengolahan Biji Dan Fuli Pala (Myristica Fragrans Houtt) Organik (Studi Kasus Pada Home Industri Galela Jaya) Di Desa Dokulamo Kabupaten Halmahera Utara

    No full text
    Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of the North Maluku regional government, as a source of economic growth and regional income. To be able to maintain and enhance the role of the processing industry sector in national development, efforts are needed to determine the economic value of processed products. This study aims to analyze the processing of organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financially organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using investment feasibility criteria, namely NPV, B/C ratio, IRR, PBP and  qualitatively using seed processing and nutmeg mace.  Based on the results of the analysis  it  can be said that the seed processing and nutmeg business carried out by the Galela Jaya Home Industry is feasible because it can provide benefits to the company, from the results of the analysis of financial feasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount of IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. The value of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importance of the criteria for the investment return period (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 year.Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of the North Maluku regionalgovernment, as a source of economic growth and regional income. To be able to maintain and enhance the roleof the processing industry sector in national development, efforts are needed to determine the economic value ofprocessed products. This study aims to analyze the processing of organic nutmeg at Galela Jaya Home Industryin Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financially organic nutmeg at Galela Jaya HomeIndustry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using investment feasibility criteria, namely NPV,B/C ratio, IRR, PBP and qualitatively using seed processing and nutmeg mace. Based on the results of theanalysis it can be said that the seed processing and nutmegbusiness carried out by the Galela Jaya HomeIndustry is feasible because it can provide benefits to the company, from the results of the analysis of financialfeasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount of IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. Thevalue of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importance of the criteria for the investment returnperiod (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 yearPala merupakan salah satu komoditas eskpor potensial andalan pemerintah daerah Maluku Utara, sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah tersebut.Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan peran sektor industri pengolahan dalam pembangunan nasional, diperlukan upaya untuk mengetahui nilai ekonomi produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha pengolahan pala organik pada Home Industri Galela Jaya di Desa Dokulamo Kabupaten Halmahera Utara. Menganalisis finansial pala organik Pada Home Industri Galela Jaya di Desa Dokulamo Kabupaten Halmahera Utara, dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, B/C ratio, IRR, PBP dan kualitatif yaitu menggunakan pengolahan biji dan fuli pala. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa usaha pengolahan biji dan fuli pala yang dilaksanakan oleh Home Industri Galela Jaya layak untuk dilaksanakan karena dapat memberikan keuntungan pada perusahaan, dari hasil analisis kelayakan finansial pada tingkat bunga 9% diperoleh nilainya NPV sebesar Rp 3,362,751,502. Perhintungan sebesar Rp 1 akan memberikan manfaat sebesar Rp 5%. Perhinttungan IRR diperoleh nilai sebesar Rp 115,16%, dan perhintungan kriteria masa pengembalian investasi (Playback Period) diperoleh waktu pada Home Industri Galela Jaya sekitar 1 Tahun

    Analisis kegiatan usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kota Tual Provinsi Maluku

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mengetahui tingkat rata-rata pendapatan petani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 2). Mengetahui tingkat efisiensi usahatani budidaya rumput laut (Euchema cottonii) di kota Tual; 3). Mengetahui titik impas (BEP) dari usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 4). Mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada usahatani budidaya (Eucheuma cottonii) di kota Tual. Metode analisis yang digunakan adalah; 1). Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Rumput Laut; 2). Analisis Tingkat Efisiensi; 3). Nilai break event point (BEP) dan 4). Analisis Payback Period.  Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat efisiensi usaha rumput laut dalam satu musim dengan analisis R/C rasio sebesar 1,20, hal ini berarti usaha tersebut dikatakan efisien dan menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih besar dari 1.  Analisis titik impas (BEP) usaha rumput laut dalam satu musim di dapat BEP volume produksi sebesar 644 kg, dan BEP harga produksi sebesar Rp. 5.289.  Hal ini berarti bahwa selama petani memproduksi diatas 644 kg dan menjual rumput laut dengan harga diatas Rp 5.289 tiap Kg, maka petani tersebut akan mengalami keuntungan. Hasil perhitungan payback period menunjukan bahwa waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi adalah selama 5 tahun, 1 bulan dan 17 hari

    Analisis kelayakan usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu, Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate

    No full text
    Usaha pengolahan ikan asap merupakan usaha yang cukup menjanjikan dan memiliki peluang untuk dikembangkan karena di dukung oleh ketersediaan sumber daya ikan yang berlimpah serta biaya produksi yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan dan pendapatan serta kelayakan usaha dengan menggunakan kriteria investasi dari usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu Kecamatan Pulau Hiri Kota Ternate. Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan ikan asap sebesar Rp.206.865.000,00. Total biaya produksi per tahun sebesar Rp.779.217.250,00 yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp.3.777.250,00 dan biaya variabel sebesar Rp. 775.440.000,00. Total penerimaan usaha pengolahan ikan asap per tahun sebesar Rp.1.080.000.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp.300.782.750,00. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu layak dan menguntungkan dengan nilai NPV yang positif, sebesar Rp.963.075.044.00; nilai IRR sebesar 145% atau lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat ini yaitu 9%; dan nilai Net B/C ratio sebesar 6

    Analisis kelayakan usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu, Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate

    No full text
    Usaha pengolahan ikan asap merupakan usaha yang cukup menjanjikan dan memiliki peluang untuk dikembangkan karena di dukung oleh ketersediaan sumber daya ikan yang berlimpah serta biaya produksi yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan dan pendapatan serta kelayakan usaha dengan menggunakan kriteria investasi dari usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu Kecamatan Pulau Hiri Kota Ternate. Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan ikan asap sebesar Rp.206.865.000,00. Total biaya produksi per tahun sebesar Rp.779.217.250,00 yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp.3.777.250,00 dan biaya variabel sebesar Rp. 775.440.000,00. Total penerimaan usaha pengolahan ikan asap per tahun sebesar Rp.1.080.000.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp.300.782.750,00. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan asap di Kelurahan Faudu layak dan menguntungkan dengan nilai NPV yang positif, sebesar Rp.963.075.044.00; nilai IRR sebesar 145% atau lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat ini yaitu 9%; dan nilai Net B/C ratio sebesar 6

    Analysis of Income from the Transfer of Paddy Rice Fields to Chili Commodity Land in Toboino Village, East Wasile District, East Halmahera Regency

    No full text
    In Toboino Village, East Wasile District, East Halmahera Regency, the production of lowland rice has decreased due to land conversion from lowland rice plants to chili plants because the selling price is higher than lowland rice. This study aims to analyze the income and feasibility of changing the function of paddy fields to chili commodity land. This research was conducted in Toboino Village from March to June 2021. The analytical method used in this study is the analysis of income and farming feasibility. The results showed that the average income of lowland rice farming before land conversion was Rp. 10,077,080 per planting season/ha with an R/C ratio/feasibility of farming 2.2, and income after land conversion into chili commodity was Rp. 19,314,634 per planting season/ha with an R/C ratio/feasibility value of 2.9
    corecore