5,607 research outputs found

    Discrete-Time Chaotic-Map Truly Random Number Generators: Design, Implementation, and Variability Analysis of the Zigzag Map

    Full text link
    In this paper, we introduce a novel discrete chaotic map named zigzag map that demonstrates excellent chaotic behaviors and can be utilized in Truly Random Number Generators (TRNGs). We comprehensively investigate the map and explore its critical chaotic characteristics and parameters. We further present two circuit implementations for the zigzag map based on the switched current technique as well as the current-mode affine interpolation of the breakpoints. In practice, implementation variations can deteriorate the quality of the output sequence as a result of variation of the chaotic map parameters. In order to quantify the impact of variations on the map performance, we model the variations using a combination of theoretical analysis and Monte-Carlo simulations on the circuits. We demonstrate that even in the presence of the map variations, a TRNG based on the zigzag map passes all of the NIST 800-22 statistical randomness tests using simple post processing of the output data.Comment: To appear in Analog Integrated Circuits and Signal Processing (ALOG

    Manajemen Perubahan Lembaga Pendidikan Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Balikpapan

    Get PDF
    This study investigates effective change management strategies to enhance the quality of education at Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Balikpapan. Through a qualitative approach and descriptive analysis, the study explores the necessary steps in designing, implementing, and evaluating changes within the educational institution context. The research findings indicate that the implementation of appropriate change management strategies, such as strengthening leadership, empowering educators, developing relevant curricula, optimizing resources, and actively engaging various stakeholders, significantly contributes to improving the quality of education. Strong leadership, educator empowerment through training and collaboration, and the development of student-focused curricula emerge as key factors in achieving change goals. Furthermore, resource optimization and active involvement of parents, school committees, and the community are also crucial in creating conducive learning environments and supporting the change process. By comprehensively and sustainably applying these strategies, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Balikpapan has the potential to continuously enhance the quality of education and better prepare students to face future challenges. This study contributes to understanding the importance of change management in the educational context and provides practical guidance for educational institutions in navigating ongoing change dynamics.Penelitian ini menginvestigasi strategi manajemen perubahan yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Balikpapan. Melalui pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif, penelitian ini mengeksplorasi langkah-langkah yang diperlukan dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi perubahan dalam konteks lembaga pendidikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa implementasi strategi manajemen perubahan yang tepat, seperti penguatan kepemimpinan, pemberdayaan tenaga pendidik, pengembangan kurikulum yang relevan, optimalisasi sumber daya, dan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan, secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Kepemimpinan yang kuat, pemberdayaan tenaga pendidik melalui pelatihan dan kolaborasi, serta pengembangan kurikulum yang berorientasi pada kompetensi siswa, muncul sebagai faktor kunci dalam mencapai tujuan perubahan. Selain itu, optimalisasi sumber daya dan keterlibatan aktif dari orang tua, komite sekolah, dan masyarakat juga terbukti penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses perubahan. Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara komprehensif dan berkelanjutan, MI Negeri 1 Balikpapan memiliki potensi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemahaman tentang pentingnya manajemen perubahan dalam konteks pendidikan dan memberikan panduan praktis bagi lembaga pendidikan dalam menghadapi dinamika perubahan yang terus berlangsung

    INVESTIGATING THE LEVEL OF BURNOUT AND INFLUENCING FACTORS ON IT AMONG THE WORKERS: CASE STUDY THE PETROCHEMICAL INDUSTRIES NATIONAL COMPANY

    Get PDF
    This study is done with the purpose of investigation the level of burnout and influencing factors on it. The method used is measuring or filed-finding, descriptive studies type and the statistic society is made of the entire official and non-official workers in the petrochemical industries national company in the year (2009) including 6901people in the main office and 12 subsidiary companies who are working. The estimation of the sample volume is made using the cochran formula by the volume of 1742 people and the accidental class and the domesticated form of the Maslach Burn Out Inventory has been used for gathering the dependant variant data of the study. In this study the relevance or effect of 20 independent variables on the burnout and its constituents was investigated. In the two variable tests, the emotional commitment had a reverse relation with burnout. So that with the increase of the interest and bind of the workers to the organization, the level of burnout decreased. In analyzing the step by step regression of the burnout according to the expected variables, 41percent of the explained burnout (R 2 =41%), and ranking the amount of the standard coefficient, the main elements like the nature of the job, emotional commitment, work environment, job security, coworkers, education, job type, salary and the premium and job independence in the remaining regression equation and on the burnout variable have been influencing.burnout, emotional commitment, job satisfaction, job motivation, job content.

    PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA REGULER DAN NON REGULER DALAM PERKULIAHAN KAJIAN FISIKA SEKOLAH YANG MENERAPKAN PENDEKATAN GENERIK DAN METODE IQRA

    Get PDF
    Penelitian eksperimen ini bertujun untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa reguler dan non reguler dalam perkuliahan Kajian Fisika Sekolah yang menerapkan Pendekatan Generik dan Metode IQRA’. Prestasi belajar mahasiswa dibagi menjadi empat ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, psikomotorik, serta ranah iman dan taqwa. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa jurusan pendidikan fisika yang menempuh matakuliah Kajian Fisika Sekolah pada semester genap tahun akademik 2007/2008. Populasi sebanyak 95 mahasiswa terdiri dari kelas reguler (kelas A) sebanyak 50 mahasiswa dan kelas non reguler (kelas C) sebanyak 45 mahasiswa. Sampel diambil secara acak dengan metode Cochran dan diperoleh jumlah sampel 76 mahasiswa yang dibagi menjadi 40 mahasiswa kelas reguler dan 36 mahasiswa kelas non reguler. Data prestasi belajar pada ranah kognitif serta ranah iman dan taqwa diambil dengan pretes dan postes. Prestasi belajar pada ranah afektif dan psikomotorik diambil pada saat mahasiswa melaksanakan praktikum dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mahasiswa (LOKM). Sedangkan data pada ranah kognitif lainnya, yaitu: aspek konseptualisasi, pemahaman konsep, dan aplikasi konsep diambil dari laporan praktikum mahasiswa. Data prestasi belajar pada ranah kognitif serta ranah iman dan taqwa dicari peningkatan rata-ratanya (gain rata-ratanya) untuk kelas reguler dan non reguler dan kemudian diuji beda dengan t-test. Prestasi belajar pada ranah kognitif lainnya yang terdiri dari aspek konseptualisasi, pemahaman konsep, dan aplikasi konsep, serta ranah afektif dan psikomotorik untuk kelas reguler dan non reguler dicari reratanya, kemudian diuji beda dengan t-test. Temuan yang diperoleh adalah: tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik, serta iman dan taqwa di kelas reguler dan non reguler pada perkuliahan Kajian Fisika Sekolah yang menerapkan Pendekatan Generik dan Metode IQRA’. Disarankan kepada stake holders yang terkait untuk menggunakan Pendekatan Generik dan Metode IQRA’ dalam pembelajaran fisika pada kelas-kelas yang secara teoritis mempunyai perbedaan prestasi belajar

    Modelling of liberation in Ta- and W-rich minerals

    Get PDF
    With the general trend across all commodities towards the treatment of lower grade and medium grade ores, it is becoming increasingly important to develop the proper design for comprehensive mineralogical characterization and a complete procedure based on image analysis and grade distribution is proposed for the measurement of the liberation in the particles to reach the mineral liberation modeling. This thesis aims to develop an appropriate methodology to characterize complex low-grade Ta and medium grade W ores for the purpose of developing the most appropriate physical separation strategy. As result of this investigation a methodology is proposed for the mineralogical characterization and it consists of three different levels of characterization using different analytical techniques. Level 1, the simplest (which included chemical analysis, XRD, optical microscopy, SEM, and EMPA), was applied to Penouta and Mittersill ores and successfully characterized the mineralogy. Level 2, which included mineral characterization of the processed ores, and were XRD, SEM, and EMPA were needed for ores. The ores required the added sophistication of Level 3. In addition to the techniques of Level 1 and Level 2, Level 3 included the use of chemical analysis and automated SEM to estimate the mineralogical attributes of the ores. The insights from the mineralogical characterization were then used to inform the physical separation testing that was undertaken, for example, selective or bulk concentration. These results, together with the mineralogical characterization, indicated that selective gravity separation would be an appropriate processing route for this ore. The fine-grained Ta minerals required a P80 of about 100 µm. The final flow sheet produced a rougher concentrate that contained 103 ppm of Ta, at a recovery of 52%. In the Mittersill ore, the majority of the scheelite (>99%) was contained in hornblende, which itself represented approximately 33% of the ore. A bulk separation strategy using shaking table and the introduction of grinding to generate a P80 of 150 µm, was necessary to recover scheelite minerals to achieve a rougher concentrate of 2260 ppm W at a recovery of 87%. The mineralogical characterization of Mittersill, during which an association was found between scheelite and quartz, accounting for more than 17% of quartz in this ore with most of the remainder occurring as fine-grained quartz helped to guide the mineralogical characterization. This work describes a method for determining the downstream milling energy requirements for the mill products based on a Bond mill test performance. The grade distribution of particles at a given size fraction was calculated using a predictive liberation model. The recovery of particles in size/grade classes, image analysis using mineral liberation analysis (MLA), and function calculations were implemented for the modeling of the liberation. By describing the size, grade, and recovery data of particles in size/grade classes, a technique for the measurement of distribution functions was developed that relates beta distribution, a model for the function based on the incomplete beta function, and a solution to produce liberation modeling. It was shown that the predicted results agreed well with the observed results. The model was implemented in MATLAB, a simulation model, with King’s solution to the beta distribution function model that includes the liberation distributionComo indica la tendencia general en todos los productos hacia el tratamiento de minerales de leyes baja y media, se está volviendo cada vez más importante desarrollar diseños adecuados para una caracterización mineralógica integral. En este caso se propone un procedimiento completo basado en el análisis de imágenes y la distribución de leyess para la medición de liberación en las partículas, con el objetivo de alcanzar el modelo de liberación mineral. El objetivo de esta tesis es desarrollar una metodología adecuada para caracterizar los minerales complejos de Ta de baja y mediana ley con el fin de desarrollar estrategias de separación física más adecuada. Como resultado de esta investigación, se propone una metodología para la caracterización mineralógica y consta de tres niveles diferentes utilizando diferentes técnicas analíticas. El nivel 1, el más simple (que incluye análisis químicos, DRX, microscopía óptica, SEM y EMPA), se ha aplicado a los minerales de Penouta y Mittersill y se ha caracterizado correctamente la mineralogía. El nivel 2, que incluye la caracterización mineral del material ya procesado (entre ellos XRD, SEM y EMPA). Pa un mayor detalle de los minerales existentes, se requerían un nivel mas sofisticado de caracterización. Además de las técnicas del Nivel 1 y Nivel 2, el Nivel 3 incluía el uso de análisis químicos y SEM automatizado para estimar los atributos mineralógicos. Todos los datos obtenidos por la caracterización mineralógica fueron utilizados para supervisar las pruebas de separación física que se llevaron a cabo, por ejemplo, si se trata de una concentración selectiva o una concentración total. Estos resultados, junto con la caracterización mineralógica, indicaron que la separación por gravedad selectiva sería una ruta de procesamiento apropiada para este mineral. Los minerales Ta de grano fino requirieron un P80 de aproximadamente 100 µm. El diagrama de flujo final produjo un concentrado que contenía 103 ppm de Ta, a una recuperación del 52%. En el mineral de Mittersill, la mayoría de la scheelita (> 99%) estaba contenida en hornblende, que a su vez representaba aproximadamente el 33% del mineral. Fue necesaria una estrategia de separación a granel usando la mesa de sacudidas y la introducción de la molienda para generar un P80 de 150 µm, en la recuperación de minerales de scheelita para lograr un concentrado de 2260 ppm W con una recuperación del 87%. La caracterización mineralógica de Mittersill, durante la cual se encontró una asociación entre el scheelita y el cuarzo, representando más del 17% del cuarzo en este mineral, y la mayor parte del resto se produjo cuando el cuarzo de grano fino ayudó a guiar la caracterización mineralógica. Este trabajo describe un método para determinar los requisitos de energía de molienda aguas abajo para los productos de fábrica basados ¿¿en el rendimiento de la prueba de molturabilidad de Bond. La distribución en la leyes de las partículas en una fracción de tamaño dada se calculó usando un modelo de liberación predictivo. La recuperación de partículas por clases de tamaño / ley, fue desorrollado por medio de un MLA (Mineral liberatio analysis), desarrollando una técnica adaptando los datos del la miscroscopía con las funciones estadistica de ditribución beta. Los resultados coincidían con la modelización y se han obtenido los parametros de la distribución beta para los minerales de tantalio y tungsteno.Postprint (published version

    PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM DALAM UPAYA PENGAWASAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

    Get PDF
    Praktek ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang di bentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Namun, pasar disini mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Jika nilai-nilai ini telah di tegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar.  sehingga didalam pasar terdapat jual beli yang disebut dengan muamalah. Monopoli yang dilarang menurut agama pasti akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Islam  dalam mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui wawancara terukur oleh para informan. Hasil dari penelitian ini adalah dengan Keberadaan undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentu telah memberikan rasa aman pada pelaku usaha dari praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, sesuai dengan apa yang telah menjadi tugas pemerintah melalui lembaga yang berwenang (KPPU) hadir dalam upaya mengendalikan adanya segala macam bentuk pelanggaran yang mengintimidasi banyak orang dan menguntungkan segelintir orang seperti praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Bahkan beberapa yang terkandung dalam undang undang anti monopoli tersebut juga mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap beberapa prinsip dan dalil pada ekonomi Islam terutama pada aspek pencegahan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
    • …
    corecore