25 research outputs found

    Analisa Teoritis Laju Aliran Kalor Pada Ketel Uap Pipa Api Mini Industri Tahu Di Tinjau Dari Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh

    Get PDF
    Ketel uap pada industry Tahu merupakan alat pendukung dalam proses pengolahan tahu, yang secara tidak langsung menjadi bagian yang terpenting untuk meningkatkan produktivitas pengolahan Tahu di dunia industry kecil, menengah dan besar pada pabrik Tahu. Pada rancangan ketel uap pipa api mini dari PDP 1 (2014) bahwa laju aliran kalor pada pipa api belum dilakukan analisa teoritis, untuk itu perlu dilakukan penghitungan laju aliran kalor  berdasarkan panjang pipa, diameter pipa atau tebal pipa, serta konduktivitas thermal pada bahan pipa dan juga koefisien perpindahan panas, dari ketel uap pipa api mini ini bahwa terjadi perpindahan panas secara radiasi, konduksi dan konveksi. Dari PDP 1 sudah dihasilkan spesifikasi ketel dan modelnya, yaitu ketel uap pipa api dan berbentuk horizontal, yang memiliki spesifikasi diameter drum 1000 mm, panjang drum 1200 mm, tebal plat drum 5 mm, diameter pipa api 125 mm, tebal 2,5 mm, tebal tubesheet 5 mm, jarak antara pipa api  203,2 mm, diameter pipa nosel 25,4 dan 50,8 mm, tebal pipa nosel 1,1 mm dan 1,24 mm. untuk sumber kalor yang di gunakan adalah sumber kalor yang dihasilkan oleh dapur dari hasil rancangan PDP 2 ( 2016 dengan temperature  dalam dapur diambil 980 0C, laju perpindahan panas dalam dapur adalah 44 k

    Desain Pengganti Penggerak Motor Bakar Torak (110 CC) pada Sepeda Motor Otomatic dengan Motor Listrik Type Bldc (Brushless DC)

    Get PDF
    Penelitian ini berfokus pada desain penggerak sepeda motor listrik dimana sepeda motor yang digerakkan oleh motor bakar dikonversi menjadi sepeda motor yang digerakan oleh dinamo listrik BLDC (Brushless Direct Current) serta menghitung berapa torsi dan daya yang dihasilkan pada dinamo bldc. Langkah pertama adalah studi literatur dan pemilihan konsep yang dimana sepeda motor tipe matic yang digerakan dengan motor bakar di konversikan menjadi penggerak yang digerakan oleh dinamo listrik bldc. Mendesain rangka kedudukan penggerak motor listrik menggunakan aplikasi desain, kemudian mendesain penggerak motor listrik,mendesain wiring sepeda motor listrik. Hasil yang didapatkan pada torsi motor bldc adalah 3.8 n.m,dan daya pada motor bldc adalah 2.7 hp, dan putaran pada motor bldc ialah 3750 rpm, torsi pada pulley adalah 6.3 n.m dan torsi pada gear 2 adalah 22.3 n.m dan torsi pada gear 4 adalah 79.19 n.m. Hasil akhir pada penelitian ini adalah pembuatan desain konversi penggerak sepeda motor listrik dengan beberapa urutan desain meliputi,desain kedudukan rangka,desain penggerak listrik,desain wiring dan bodi

    Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)

    Get PDF
    Pada rancangan ketel uap pipa api mini dari PDP 1 (2014) bahwa jumlah pipa api rencana adalah 7 buah dan belum dilakukan analisa teoritis, untuk itu perlu dilakukan analisa berat jenis dan panas spesifik gas pembakaran berdasarkan susunan dan jumlah pipa api. Dari PDP 1 sudah dihasilkan spesifikasi ketel dan modelnya, yaitu ketel uap pipa api dan berbentuk horizontal, yang memiliki spesifikasi diameter drum 1000 mm, panjang drum 1200 mm, tebal plat drum 5 mm, diameter pipa api 125 mm, tebal 2,5 mm, tebal tubesheet 5 mm, jarak antara pipa api 203,2 mm, jumlah tube 7 susunan sejajar parallel. untuk sumber kalor yang di gunakan adalah sumber kalor yang dihasilkan oleh dapur dari hasil rancangan PDP 2 ( 2016 dengan temperature dalam dapur diambil 980 0C, total laju perpindahaan panas untuk 7 buah tube 7,3 MW, kapasitas gas pembakaran 0,042 m3/s ( 42 kg/s), kecepatan gas dalam pipa api 3.415 m/s, berat jenis gas pembakaran 7,2 kg/m3, panas spesifik gas pembakaran untk 7 pipa api 0,23 kJ/kg.0C.Kata kunci : ketel uap,pipa api, berat jenis

    Rancang Bangun Alat Press Ban Sistem Pneumatik untuk Sepeda Motor

    Get PDF
    Perkembangan teknologi otomotif sangat pesat sekali, hal ini dapat kita jumpai pada kendaraan saat ini yang banyak menggunakan teknologi yang sangat canggih, yaitu dari segi mesin, kelistrikan, maupun fitur-fitur terbarunya, terutama pada kendaraan roda dua. maka dari itu masyarakat pengguna dituntut untuk lebih selektif memilih kendaraan baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Salah satu contoh permasalahan yang dialami mekanik disaat bekerja adalah memisahkan ban dari velg secara manual, dikarenakan dibengkel pada umumnya memisakan ban dari velg masih menggunakan 2 besi pipih, ini kurang efisien dikarenakan akan merusak velg, memakan waktu yang lama dan mengeluarkan tenaga yang besar. Dalam hal ini peneliti membuat inovasi baru yaitu Alat Press Ban Pneumatik, yang dapat memisahkan ban dari velg yang lengket

    Design and Fuel Consumption Analysis of Betel Nut Dryer With Capacity 25 kg

    Get PDF
    The purpose of betel nut drying is to make it easier to separate the contents of betel nut with the betel nut skin. There are 2,000 Rupiah value added for every kg of dried betel nut compared to wet betel nut price. Drying time using dryers is less than conventional drying by using sunlight which need two days for drying, our dryer only needs 1,5 hours. Drying cost is expected to reduce by using biomass materials for dryer fuel. The cheapest drying cost obtained by using rambutan twigs, there are need 8,7 kg rambutans twigs with 1740 Rupiah cost per cycle. Liquid petroleum gas (LPG) gives the best drying uniformity with 3.05 standard deviation.

    Implementasi FMEA pada Kegagalan Komponen Pneumatic Brake System Kendaraan Berat

    Get PDF
    Fungsi  rem pada kendaraan adalah untuk membatasi gerakan pada komponen rem yang bertujuan untuk memperlambat serta menghentikan roda penggerak sehingga kendaraan jadi berhenti. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode Effect Analisis ( FMEA ) untuk mengetahui penyebab kegagalan pada system pengereman kendaraan berat jenis mobil trailer,  hasil analisis perhitungan nilai FMEA dengan RPN (Risk Priority Number) di dapatkan 2 componen pneumatik yang paling sering mengalami kegagalan yaitu Componen Control valve trailer brake  sebesar 189, dan component Chamber Brake 147, hasil analisis dengan menggunakan FTA(Fault Tree Analysis) faktor yang mempengaruhi kegagalan pada komponen pneumatik brake system adalah faktor manusia  & mesin

    Implementasi RCM pada mesin diesel Deutz 20 kVA

    Get PDF
    The aspect that most influences the functioning of this telecommunications service is the aspect of maintaining the equipment or assets supporting the telecommunications service. For this reason, companies must periodically measure the performance of their maintenance so that telecommunications services continue to function properly. From the data, the frequency of damage to the diesel generator engine from 2017 to 2020 is very high. In the period 2017 to 2020 there were a total of 90 times the damage, and the biggest contributor to the damage was in the 20kVA Deutz diesel engine. The purpose of this research is to know how the maintenance conditions are and to know the level of effectiveness and to know the right recommendations to increase the effectiveness of the diesel generator engine. The research method used is RCM (Reliability Centered maintanance) which is a technique used to develop scheduled preventive maintenance. Research results obtained, the component whose frequency is often damaged in the Deutz generator diesel engine is the Alternator. This selection is based on the highest number of damage frequencies and the longest downtime for approximately 3 years. Calculation of the Alternator's Mean Time to Failure (MTTF) value is 25305 hours, which means that the Alternator component will experience damage again after operating for 25305 hours. While the Mean Time to Repair (MTTR) value of the Alternator is 22.54 hours, which means that the average time to repair the Alternator component is 22.54 hours. From the calculation of the Reliability Value, the alternator is said to still have a good function because the average value interval is still in the range 0 1), the appropriate types of maintenance for the Alternator component are Preventive and Time Based Maintenance.Keywords: Reliability Centered Maintenance, Critical Components, Maintenance

    Corrosion monitoring of friction welded joints results between low carbon steel-SS 202

    Get PDF
    Pada penelitian ini, pemantauan korosi dilakukan pada sambungan las gesekan baja karbon rendah dan baja tahan karat austenitik (SS 202) yang disimulasikan dalam larutan biologis. Penelitian ini bertujuan menghitung laju korosi sambungan las gesek baja karbon rendah dan SS 202 serta mengevaluasi kekasaran permukaan yang terjadi pada zona pengelasan. Dari hasil sambungan las, dibuat sampel uji korosi dengan mewakili zona pengelasan. Sebelum perendaman, permukaan sampel dibersihkan dan dipoles sebelum perendaman menggunakan larutan elektrolit NaCl 0,9wt.%. Percobaan dijalankan pada 2, 4, 6, dan 8 minggu masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi sambungan las gesek baja karbon rendah dan SS 202 tertinggi sebesar 0,0167 mm/tahun, dan terendah 0,0127 mm/tahun. Pada saat yang sama, area sambungan las yang memiliki kekasaran permukaan tertinggi terjadi pada zona plastis. Disimpulkan bahwa seluruh zona pengelasan menunjukkan potensi korosi yang seragam kecuali zona plastis yang menunjukkan perilaku korosi galvanik.   ABSTRACT In this study, corrosion monitoring was carried out in the friction welded joint of low carbon steel and austenitic stainless steel (SS 202) simulated in a biological solution. This study aims to calculate the corrosion rate of friction welding joints of low carbon steel and SS 202 and evaluate the surface roughness that occurs in the welding zone. From the results of welded joints, corrosion test samples were made by representing the welding zone. Prior to immersion, the surface of the sample was cleaned and polished before immersion using a 0.9wt.% NaCl electrolyte solution. Experiments were run at 2, 4, 6, and 8 weeks of each sample. The results showed that the corrosion rate of friction welding joints for low carbon steel and SS 202, the highest was 0.0167 mm/year, and the lowest was 0.0127 mm/year. At the same time, the welded joint area that has the highest surface roughness occurs in the plasticized zone. It was concluded that the entire welding zone showed uniform corrosion potential except for the plasticized zone, which showed galvanic corrosion behavior

    Perancangan Mesin Penghalus Tempurung Biji Buah Kelapa Sawit(Endocarp Crusher Hammer Mill) Untuk Komposisi Bahan Bakar Alternatif

    Get PDF
    Pellet biomassa adalah suatu batangan yang mudah terbakar serta dapat mempertahankan nyala api dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk penyalaan ketel uap mini. Dalam pembuatan pellet biomassa yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan yang terdiri atas campuran 80% fiber kelapa sawit dan 20% hancuran kulit tempurung buah kelapa sawit yang dipress dengan menggunakan screw press. Kendala yang didapatkan pada saat memproduksi pellet biomassa adalah partikel size untuk pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit yang masih memiliki ukuran yang besar sehingga tidak menghasilkan kriteria pellet biomassa yang diharapkan, maka dilakukan perancangan untuk unit mesin yang dapat memperkecil ukuran pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit, alat ini dinamai dengan endocarp crusher hammer mill. Mesin ini menggunakan gaya impact dari hammer mill untuk memukul pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit menggunakan energy dari elektrik motor kapasitas 0,5 HP putaran rotor untuk hammer mill adalah 800 rpm dengan nilai hancuran kulit tempurung kelapa sawit adalah 7 mesh &nbsp

    PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN RIPPLE MILL

    Get PDF
    Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu proses untuk bisa menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai dalam konteks operasi dan konsekuensi kegagalan untuk masing-masing asset pada mesin produksi. mesin Ripple Mill adalah salah satu mesin produksi yang berfungsi sebagai pemecah biji sawit untuk memisahkan cangkang dengan inti sawit. Kegagalan pada mesin Ripple Mill menghambat jalannya proses produksi yang berdampak pada penurunan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Logic Tree Analysis (LTA) dan menghitung failure rate dari mesin Ripple Mill. Berdasarkan analisis Failure Mode Effect Analysis (FMEA) mengidentifikasi 17 Failure mode dengan kegagalan mechanical sebesar 35,30 %, Electrical 29,40 % dan Instrumentation 35,30 %. Hasil Logic Tree Analysis dari total 17 failure mode menunjukkan bahwa 0% kategori A, 11,76 % diantaranya adalah kategori B, 35,29 % kategori C, 23,52 % kategori D/B dan 29,41 % kategori D/C. Hasil regression interval waktu kerusakan dari masing-masing mesin Ripple Mill, Ripple Mill 3 tahun 2014 nilai bheta adalah 0,32057658 dan Ripple Mill 3 tahun 2015 nilai bheta sebesar 0,149883 < 1 dan nilai betha Ripple Mill 4 tahun 2014 adalah 0,0286688 sedangkan Ripple Mill 4 tahun 2015 adalah sebesar 0,065800367 < 1, maka laju kegagalan akan berkurang seiring bertambahnya waktu, Jadi pemeliharaan yang di gunakan adalah Predictive maintenance yang merupakan perawatan tingkat sedang dilaksanakan untuk mengembalikan dan memulihkan sistem dalam keadaan siap dengan memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah menyebabkan merosotnya tingkat keandalan
    corecore