3 research outputs found

    Strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini di TK Islam Kota Samarinda

    Get PDF
    Masa kanak – kanak merupakan masa keemasan dalam periode kehidupan, dimasa inilah tiap- tiap aspek perkembangan pada Anak dikembangkan,ada berbagai aspek pengembangan kemampuan pada anak salah satunya ialah pengembangan kemampuan kognitif. Taman kanak –kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif kemampuan kognitif anak usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bagaimana Strategi pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini di TK Islam Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan Deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan berbagai Teknik pengumpulam data yakni dengan wawancara, observasi dan Dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah Strategi pengembangan Kemampuan kognitif di TK Islam Kota Samarinda dilakukan dengan menggunkan Metode dan Model pembelajaran yang beragam yakni Tanya jawab, Bermain, Bereksperimen, Demonstrasi, Bernyanyi, Dan Karyawisata yang disesuaikan dengan perencanaan program yang dilakukan diawal tahun pembelajaran serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga masing – masing

    Foto Prewedding di Kalangan Masyarakat Jayapura dalam Sudut Pandang Sosial Keagamaan

    No full text
    The purpose of this research is to find out: The community practices pre-wedding photos and the factors that influence the practice of pre-wedding photos among Muslim communities in Regency and Jayapura City. This is a qualitative research, using the social phenomenology paradigm. Research results: People think that pre-wedding photos in invitations or displayed in front of the wedding building as identity the bride and groom. Pre-wedding photos used on invitation cards or as decoration for wedding party decorations. The pose of the bride and groom are dominant aspects of making pre-wedding photos which are symbols consisting of concepts. Imitation and modification in the practice of pre-wedding photos both through media which is sometimes without a filter from the community to counteract. Pre-wedding photos are due to trends that occur in modern society. The issue of photography becomes clear when mapped that the law can be mubah or permissible if it does not violate religious provisions. Conversely, it can become haram if the photo is against religious law. In Islamic perspective, making out before muhrim even though they have made an engagement is not justified. It is forbidden to take photos with men and women who are not muhrim, ikhtilat (mixing of men and women), khalwat (being alone together) and kasyfulaurat (opening the aurat). The work of prewedding photographers is forbidden because it is considered to show a willing attitude to sin

    Penggunaan Metode Ekspositori dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di Kelas VA SD Negeri Inpres Abeale 2 Sentani Kabupaten Jayapura

    No full text
    Tujuan penelitian untuk mengetahui penanganan kesulitan siswa memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui menerapkan metode ekspositori pada kegiatan belajar mengajar, serta mengetahui kendala-kendala yang ditimbulkan dan mengganggu penyerapan pengetahuan dari guru kepada murid, serta untuk mengetahui hasil belajar dari siswa Kelas VA SDN INPRES Abeale 2 Sentani Kabupaten Jayapura menggunakan metode ekspositori. Merupakan penelitian Tindakan Kelas menggunakan 19 sampel. Prosedur penelitian yang dilakukan merujuk siklus kegiatan mengacu pada desain model Lewin, menggunakan statistik sederhana dengan mencari prosentase. Hasil penelitian: Test awal diketahui siswa banyak yang memiliki nilai di bawah syarat kecukupan dari beberapa pertanyaan yang diberikan, pada siklus I. Hasil pengamatan tahap pendahuluan, terdapat peningkatan hasil belajar, disebabkan siswa memperoleh penyegaran pada kegiatan belajar, menyebabkan usaha pemusatan perhatian selama pembelajaran. Siswa lebih suka menjawab pertanyaan, dibuktikan dengan hasil test siklus I, terdapat siswa yang memiliki nilai di bawah syarat kecukupan, jumlahnya semakin sedikit dibandingkan test awal. Hasil pengamatan siklus II, aktifitas siswa cukup baik melalui keinginan dalam mengikuti aktifitas pembelajaran, sangat memuaskan terlihat peningkatan prestasi belajar dibanding siklus I. Ini nampak pada aktifitas siswa dalam bertanya yang ketika pre test terlihat malu-malu serta takut salah, namun siklus II siswa mulai memberanikan bertanya dengan bobot pertanyaannya sesuai yang diharapkan. Syarat kecukupan nilai yang dihasilkan siswa lebih baik dibandingkan awal test dan dalam test siklus I
    corecore