54 research outputs found
Pendugaan Jarak Genetik Dan Hubungan Kekerabatan Nanas Berdasarkan Analisis Isozim
. The objectives of this research were to determine genetic distance and genetic relationships among the pineapple accessions based on isozyme banding patterns.This research was conducted at Indonesian Fuit Research Institute from September to November 2001. Isozyme was analyzed using polyacrylamide gel electrophoresis with five enzymes (peroksidase, phosphoglucomutase, alcohol dehydrogenase, malate dehydrogenase, and shikimate dehydrogenase). The similarity based on Dice formula was used to determine genetic distance of 30 pineapple accessions. The results showed that the nearest genetic similarity (0.23) or the farthest genetic distance (0.77) was among accessions number of 16, 18, 24, 28, 31, 22, 2 (queen clones) accessions number of 10, 33, 35, 44 (red clones) and accessions of 3, 30, 32, 46 (green clones). The biggest genetic similarity (1.00) or the nearest genetis distance (0.00) was occured on the clones red, green, merah pagar, queen except for 11, 17, 7, and cayenne clone except for no. 4, 37, 38. The 30 pineapple accessions relationship was grouped into four genetic similarity 0.65, of red clone, merah pagar clone, queen clone, and cayenne clone. Parents having for genetic distance indicated wide genetic variability and high heterosis effect so that the hybridization give the big chance for getting superior quality
BURNING MOUTH SYNDROME PADA WANITA MENOPAUSE DENGAN HIPOSALIVASI, COATEDTONGUE DAN GANGGUAN PENGECAPAN SERTA PENATALAKSANAANNYA
Latar Belakang: Burning mouth syndrome ( BMS ) didefinisikan sebagai rasa sa kit seperti terbakar yang melibatkan lidah atau membrana mukosa, biasanya secara klinis maupun laboratoris tidak dijumpai adanya kelainan. Keadaan ini sering dihubungkan dengan kondisi menopause, hiposalivasi coated tongue dan kondisi psikologis. Tujuan: Melaporkan kasus burning mouth syndrome dengan hiposalivasi, coated tongue dan gangguan pengecapan pada wanita menopause serta penatalaksanaannya. Kasus dan penatalaksanaannya: Kasus BMS pada wan ita postmenopausal disertai hiposalivasi, coated tongue dan gangguan pengecapan yang diatasi dengan medikasi gabapentin 100 mg, permenkaret probiotik, diazepam 2mg dan vitamin B1, B6 dan B12 sekali sehari cukup efektif mengatasi BMS. Kesimpulan: Keluhan BMS banyak dijumpai pada wanita, khususnya wanita postmenopause. Penderita biasanya mempunyai keluhan oral multipel yaitu, burning, mulut kering dan gangguan pengecapan. Perawatan dengan gabapentin, diazepam, permen karet probiotik bebas gula cukup efektif. Maj Ked GiJuni 201219(1): 82-8
Penerapan Benchmarking Dalam Upaya Meningkatkan On-Time Delivery Performance Melalui Proses Value Analysis Pada Badan Usaha X Di Surabaya
Lingkungan usaha yang kompetitif dan dinamik merupakan
tantangan bagi setiap badan usaha untuk meningkatkan kemampuan dan daya saingnya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk itu badan usaha perlu memperhatikan baik sisi ekstemal maupun sisi
intemalnya di dalam memperbaiki dan menyempumakan kekurangan-kekurangan yang ada, agar dapat beroperasi dengan lebih efektif dan efisien. Badan usaha harus pula berupaya untuk memenuhi keinginan pelanggan. Produk yang berkualitas dengan harga yang memadai serta juga
didukung oleh kemampuan badan usaha dalam memenuhi permintaan pelanggan secara tepat waktu akan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Skripsi mengenai penerapan benchmarking dalam upaya
meningkatkan on-time delivery performance melalui proses value analysis ini bermaksud untuk memberikan gambaran mengenai penerapan benchmarking dalam badan usaha untuk dapat meningkatkan kinerjanya dengan memperhatikan sisi internal maupun sisi ekstemal. Benchmarking
mempertimbangkan sisi eksternal badan usaha yaitu dengan
mempergunakan badan usaha lain yang merupakan contoh performance success sebagai patok duganya.
Dengan melakukan benchmark terhadap on-time delivery
performance diketahui bahwa kinerja yang telah dicapai oleh badan usaha dapat dikatakan baik. Namun demikian masih lebih rendah daripada badan usaha pembanding. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan dengan fokus pada proses produksi yang memiliki pengaruh penting terhadap ketepatan pengiriman. Dengan melakukan analisis proses produksi berdasarkan process value analysis, diketahui etak dingin. Non value-added activities tersebut menimbulkan non value-added costs, sehingga perlu dikelola agar dapat mengurangi dan
bahkan menghilangkan non value-added costs yang terjadi dan juga menekan biaya produksi. Di samping itu, tingkat efisiensi yang dicapai oleh badan usaha juga lebih rendah daripada badan usaha pembanding, sehingga standar yang telah ditetapkan oleh badan usaha perlu ditinjau dan disusun
kembali agar efisiensi dapat terus ditingkatkan.
Dengan membandingkan terhadap badan usaha lain, dapat dilakukan perbaikan dan penyempumaan secara tepat, sehingga efisiensi dapat ditingkatkan dan juga kinerja yang telah dicapai akan dapat lebih ditingkatkan
PERAN STRUKTUR PASAR DAN DAYA SAING DALAM MENINGKATKAN KINERJA UMKM KERAJINAN KERAMIK
Produk kerajinan keramik Kota Malang diharapkan mampu bersaing di pasar demestik maupun internasional karena memiliki ciri khas, tetapi perdagangan bebas melalui ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dapat mengubah struktur pasar yang akan memengaruhi daya saing dan kinerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) keramik. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran struktur pasar dan daya saing dalam meningkatkan kinerja UMKM kerajinan keramik di Kota Malang. Data dikumpulkan dari 30 pengrajin keramik di Dinoyo sebagai pusat produksi keramik di Kota Malang, dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis meng- gunakan model Generalized Structured Component Analysis dengan struktur pasar sebagai variabel eksogen, daya saing sebagai variabel intervening, dan kinerja UMKM kerajinan keramik sebagai variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar tidak signifikan pengaruhnya terhadap daya saing dan kinerja kerajinan keramik di Kota Malang. Daya saing juga tidak memediasi pengaruh struktur pasar terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik, tetapi secara signifikan berpengaruh langsung terhadap kinerja keramik di Kota Malang. Temuan ini mengindikasikan bahwa biaya produksi, kualitas, dan teknologi produksi adalah variabel-variabel daya saing yang berperan penting dalam meningkatkan kinerja UMKM kerajinan keramik
Kandidiasis Pseudomembran pada Lidah Akibat Pemakaian Obat Kumur Heksetidin serta Penatalaksanaannya
Latar Belakang: Candida albicans merupakan flora normal mulut yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi. Jika flora normal rongga mulut terganggu keseimbangannya, misalnya karena terapi antibiotik, penyakit yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh (misalnya AIDS), kondisi lokal yang jelek, akan menyebabkan mikroorganisme oportunis bermultiplikasi dan menyebabkan terjadinya suatu infeksi. Tujuan: Melaporkan kasus kandidiasis pseudomembran pada lidah akibat pemakaian obat kumur serta penatalaksanaannya. Kasus dan penatalaksanaannya: Kasus kandidiasis pada lidah sebagai akibat pemakaian obat kumur yang mengandung heksetidin 0,1% dalam jangka waktu lama yaitu sekitar satu bulan. Penatalaksanaan dengan pemberian suspensi nistatin 100.000 UI topikal selama satu minggu cukup efektif mengatasi infeksi, medikasi diteruskan sampai dua minggu setelah gejala hilang. Kesimpulan: Pemakaian obat kumur dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan infeksi oportunistik yaitu kandidiasis pseudomembran. Medikasi dengan nistatin topikasl cukup efektif untuk mengatasi infeksi ini.
Â
Background: Candida albicans is the most infectious oral normal flora. If oral normal flora disturbed such as excessive antibiotic therapy, immunodeficiency disease (AIDS), bad local condition will cause opportunistic microorganism proliferation leading to infectious condition. Objective: to report lingual pseudomembraneous candidosis case caused by mouth rinse and its management. Case and Management: lingual pseudomembraneous candidosis case caused by 0,1% hexitidine mouth rinse used for a long period about one month, was managed effectively by topical nystatin 100.000 IU for one week, and medication must be continued for two week after clinical improvement. Conclusion: Long term usage of mouth rinse causes oppotunistic infection of pseudomembaneous candidosis. Medication with topical nystatin effectively treat this infection
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP PROSES BISNIS INTERNAL DAN KEUNGGULAN BERSAING INDUSTRI MANUFAKTUR YANG MEMPEROLEH ISO 9000 DI JAWA TIMUR
The purpose of the study is to analyze and test the influence of leadership, employee involvement, information, and relation with suppliers on internal business process and competitive advantage of manufacturing industries in East Java. The study was carried out at 110 manufacturing companies in East Java that have received ISO 9000 certificate. Based on the study findings can be concluded as follows. Firstly, a. supporting the existing theory about the positive influence of leadership and information on internal business process as well as the positive influence of employee involvement, information, the relation with supplier, and internal business process on competitive advantage of manufacturing industries; and b. contributing to the development of theory by identifying internal business process as a significant factor affecting competitive advantage of manufacturing industries in East Java. Secondly, the result of the study showed that manufacturing industry policies can be formulated to increase competitive advantage by improving and increasing employee involvement, information, the relation with supplier, and internal business process. In order to increase internal business process, manufacturing industries should optimize employee involvement and the relation with supplier.
Abstract in Bahasa Indonesia :
Tujuan studi ini adalah untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh faktor-faktor kepemimpinan, keterlibatan karyawan, informasi, dan hubungan dengan pemasok terhadap proses bisnis internal dan keunggulan bersaing perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada 110 perusahaan manufaktur di Jawa Timur yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000. Berdasarkan hasil studi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, a) mendukung teori yang ada tentang pengaruh positif dari kepemimpinan dan informasi terhadap proses bisnis internal, serta pengaruh positif dari keterlibatan karyawan, informasi, hubungan pemasok, dan proses bisnis internal terhadap keunggulan bersaing perusahaan manufaktur, dan b) memberi kontribusi pada pengembangan teori dengan adanya temuan bahwa proses bisnis internal merupakan salah satu faktor yang signifikan pengaruhnya terhadap keunggulan bersaing perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Kedua, hasil studi menunjukkan bahwa formulasi kebijakan perusahaan manufaktur untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan karyawan, informasi, hubungan pemasok, dan proses bisnis internal. Untuk meningkatkan proses bisnis internal, maka perusahaan manufaktur perlu meningkatkan atau mengoptimalkan keterlibatan karyawan dan hubungan dengan pemasok.
Kata kunci: kepemimpinan, keterlibatan karyawan, informasi, pemasok, proses bisnis internal, keunggulan bersaing
Perilaku Wirausaha Industri Keramik Berskala Kecil untuk Meningkatkan Daya Saing Produk di Malang
The purposes of the study was to find out the explanation of ceramic entrepreneurs’ respond to the environment factors affecting competitiveness of small scale ceramic industries (SSCIs). The environment factors are internal and external then form a strategy. The research was carried out in Malang using a survey and case study. Data were collected using questionnaire and in-depth interview from 107 SSCIs that was chosen randomly chosen from 180 registered SSCIs. Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS software was used to analyze data. The research results showed that environment factors were both directly and indirectly affecting SSCI’s competitiveness through strategy. In order to increase competitiveness then SSCIs need to empower the existing producers’ association in some aspects such as provision of raw material, pricing the products, and marketing. Training, education, and research need to be developed and improved by local government and higher education institutions.
Abstract in Bahasa Indonesia:
Penelitian ini bertujuan mencari penjelasan tentang perilaku wirausaha keramik terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi daya saing industri keramik berskala kecil di Malang. Secara spesifik penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap strategi dan daya saing serta pengaruh strategi terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang. Faktor-faktor lingkungan tersebut dapat dikelompokkan kedalam faktor internal dan eksternal perusahaan. Penelitian diambil dari 107 industri keramik berskala kecil yang dipilih secara acak sederhana dari 180 unit usaha yang ada di Malang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Variabel dalam penelitian dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, faktor lingkungan internal dan eksternal dari usaha kecil, strategi dan daya saing industri keramik berskala kecil. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan tersebut mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap strategi daya saing diindustri keramik berskala kecil. Untuk meningkatkan daya saing industri keramik berskala kecil dibutuhkan usaha dari asosiasi produsen atau industri tersebut dalam beberapa aspek seperti ketetapan bahan baku, menetapkan harga produk, dan pemasaran. Pelatihan, pendidikan, dan riset perlu untuk dikembangkan dan ditingkatkan oleh pemerintah lokal dan institusi pendidikan lebih tinggi.
Kata kunci: Industri keramik berskala kecil, daya saing, internal, eksternal, strategi
Characterization and Clustering of Some Guava Germplasm Collections Based on Leaf and Fruit Characters
Guava has several different accessions. Guava diversity needs to be studied and evaluated in order to determine the next steps in the guava breeding. The objective of this research was to characterize and cluster of some guava germplasm collections. The study was conducted at Aripan and Subang experimental farm, Indonesian Tropical Fruit Research Institute from January 2012 to December 2012. Five fruits of each accession were randomly selected sampled and then characterized using UPOV guidelines. Obtained data were analyzed by NTSYS ver.2.1. The Similarity level of 19 accessions ranged from 70 – 90% or the genetic distance was between 0-20%. Dendogram obtained could be clustered into two different groups, namely group I (ARP9406, ARP9407, ARP8653, ARP8742, ARP10.2, JBT001, JBT002, ARP8740, JBT003 and JBT004), group II (ARP10.7, ARP10.6, ARP10.1, ARP10.12, ARP10.9, ARP10.11, ARP8744, ARP8741 and ARP8743). The result of this research can be used for guava breeding. Species diversity and genetic resources are very important to get new varieties. This study would be highly valuable in the future
Evaluasi Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Kandidat Varietas Nenas Rendah Oksalat Dan Manis Tanpa Duri
Kandungan Ca-oksalat yang tinggi pada buah nenas kurang baik bagi kesehatan, sedangkan tanaman nenas yang daunnya tidak berduri memudahkan petani dalam pemeliharaannya. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan hasil beberapa kandidat varietas nenas rendah oksalat dan nenas manis tanpa duri. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2009 sampai dengan Desember 2010 di Kebun Percobaan Subang. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok dengan lima perlakuan yaitu dua kandidat varietas nenas rendah oksalat (Q dan EE), satu kandidat varietas nenas manis tanpa duri (P), dan dua varietas pembanding (Simadu dan Ponggok) dengan empat ulangan. Setiap unit percobaan terdiri atas 52 tanaman dan jumlah sampel yang diamati ialah 10 tanaman yang diambil secara acak. Tanaman nenas ditanam dengan sistem dua baris, jarak antarbaris 90 cm dan jarak tanam dalam baris (50 x 50) cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir pertumbuhan vegetatif (umur 11 bulan setelah tanam) rerata tinggi tanaman pada aksesi yang diuji berbeda nyata, sedangkan varietas Ponggok mempunyai tinggi tanaman tertinggi (88,94 cm), jumlah daun antaraksesi tidak berbeda nyata, yaitu berkisar 41-51 helai. Persentase tanaman berbuah terbanyak ialah varietas Ponggok (94,86%), sebaliknya varietas Simadu paling sedikit (5,6%). Aksesi P, Q, dan EE mempunyai kualitas buah yang kurang baik dibandingkan varietas pembanding Simadu, tetapi aksesi EE mempunyai kualitas buah (bobot buah 910,00 g, vitamin C 24,53 mg/100 g, dan kadar oksalat 486,85 ppm) yang lebih baik dibandingkan dengan varietas pembanding Ponggok. Aksesi EE berpeluang untuk dijadikan varietas unggul baru.The high Ca-oxalate content in pineapple fruit is not good for health. Meanwhile pineapple plants with spineless leaves make farmers easy in their maintainance. The aim of this research was to evaluate growth and yield of several pineapple candidates with low oxalate, sweet taste, and spineless leaves. The research was conducted from June 2009 to December 2010 at Subang Research Station. A randomized block design with five treatments (two candidates of pineapple varieties with low oxalate content (Q and EE), one candidate of pineapple variety with spineless leaves (P), and two popular varieties as comparison (Simadu and Ponggok) with four replications was used in this study. Each unit experiment consisted of 52 plants and 10 plants of sampled randomly were observed. Pineapple plants were planted in two rows with plant distance 50x50 cm. The results showed that at the end of vegetative growth (11 months after planting) the average plant height of accessions tested were significantly different, Ponggok variety had the highest of plant height (88.94 cm) but the number of leaves ranging from 41-51was not significantly different. Ponggok variety had the highest percentage of fruiting plants (94.86%), and conversely Simadu variety was the least one (5.6%). Accessions of P, Q, and EE produced lower fruit quality than Simadu, but accession of EE had better fruit quality in fruit weight 910.00 g, vitamin C 24.53 mg/100 g, and oxalate content 486.25 ppm than Ponggok variety. The EE was a promising accession that can be realeased as a new superior variety
Tes sitotoksisitas bahan kalsium hidroksida dengan menggunakan kultur sel fibroblast embbio ayam kampung (Gallus domesticus) in vitro=Evaluation of the Cytotaxicity Effects of Calcium Hidroxide on Gallus domesticus Embry
The purpose of the present investigation was to study the cytotoxicity effect of calcium hydroxide in fibroblast cell culture system. Thirty plates of monolayer culteres of an established embrionic fibroblast cell of Gallus domesticus were used in this medium was decanted Filter paper disc were sluraled with calcium hydroxide in various concentration (1 persen, 3 persen, 6 persen, and 7 persen) and placed on the agar overlay and 1 filler paper disc was saturated- with steril aquadest as a control. The plates were returned to the incubator for 24 hours (15 plates) and 48 hours (15 plates). The agar was decanted and the monolayer was fixed in 10 persen formalin and stained with methyleen blue and the diameters of the zone of cell death were recorded. All four of the calcium hydroxide in various concentration produced cell death when filler paper disc were placed on the agar overlay. There were no zone of cell death around any of the control disc.
This study indicates that there are significance differences between the four experimental groups and there is a significance positive corellation between the calcium hydroxide concentration and zone of cell death. After 48 hours the cytotoxicity effect of calcium hydroxide was decreased.
Keywords: fibroblast - cytotoxicity - calcium hydroxid
- …