1 research outputs found

    KARAKTERISTIK PASIEN FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS PADA ANAK DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE 2014-2017

    Get PDF
    Fraktur suprakondiler humerus merupakan salah satu fraktur ekstremitas atas tersering pada usia anak-anak dengan prevalensi tinggi terhadap timbulnya komplikasi cidera neurovaskular maupun deformitas cubitus varus. Meskipun fraktur suprakondiler humerus umum dijumpai pada usia anak-anak, hingga saat ini data mengenai karakteristiknya masih sedikit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik pasien anak-anak dengan fraktur suprakondiler humerus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian adalah rekam medik pasien anak-anak dengan fraktur suprakondiler humerus baik yang rawat jalan maupun rawat inap di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2014 hingga Desember 2017 yang memenuhi kriteria inklusi untuk diidentifikasi karakteristiknya. Distribusi pasien terbanyak ditemukan pada kelompok usia 1-4 (34,6%) dan 5-9 tahun (34,6%)  serta jenis kelamin laki-laki (61,5%). Klasifikasi fraktur tipe fleksi (92,3%) ditemukan paling banyak diikuti oleh klasifikasi fraktur Gartland tipe 3 (57,7%). Kebanyakan pasien ditemukan dengan lengan kiri (57,7%) mengalami fraktur akibat trauma langsung (88,5%) pada sendi siku. Sebanyak 11 pasien (42,3%) mendapatkan penanganan di rumah sakit dalam rentang waktu < 1 minggu pasca trauma dan 2 pasien dengan riwayat pengobatan melalui traditional bone-setter. Semua pasien mendapatkan prosedur penanganan ORIF (open reduction internal fixation) dengan tambahan osteotomi pada 3 pasien (88,5%) karena komplikasi deformitas cubitus varus sebelum operasi. Fraktur suprakondiler humerus banyak ditemukan pada laki-laki dalam kelompok usia 1-4 dan 5-9 tahun. Masa pertumbuhan tulang, locus minoris suprakondiler humerus dan aktivitas pada anak laki-laki merupakan faktor-faktor yang mungkin memudahkan terjadinya fraktur suprakondiler humerus pada trauma ekstremitas atas. Keterlambatan penanganan dan jenis penanganan yang tidak tepat terhadap tipe fraktur menurut klasifikasi Gartland maupun klasifikasi ekstensi atau fleksi cenderung menyebabkan timbulnya komplikasi jangka panjang seperti deformitas cubitus varus.
    corecore