3 research outputs found
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN SEKITAR UNIVERSITAS MULAWARMAN: Factors Related to Food Waste Management at Restaurants around Mulawarman University
Sampah makanan (food waste) merupakan komposisi sampah terbanyak dari timbulan sampah dimana pada tahun 2017-2018 sampah makanan mencapai 93% dari total sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia. Meningkatnya jumlah mahasiswa pendatang mendorong munculnya usaha seperti rumah makan yang menyediakan makanan sehari-hari. Rumah makan ini dapat menjadi sumber timbulan sampah makanan yang cukup besar jika dibuang ke TPA. Sampah makanan yang terus menerus dibuang ke TPA dapat menimbulkan pencemaran, baik pencemaran tanah maupun air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel pengetahuan, sikap, dan ketersediaan sarana dengan pengelolaan sampah makanan (food waste) di rumah makan sekitar Universitas Mulawarman. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 21 responden. Pengelolaan sampah makanan diperoleh melalui kuesioner dan observasi. Hasil analisis korelasi dengan uji Fisher Exact Test (p<0,05) diperoleh data variabel pengetahuan (p=1,000) tidak berhubungan. Sedangkan sikap (p=0,021) dan ketersediaan sarana (p=0,009) berhubungan dengan pengelolaan sampah makanan (food waste) di rumah makan sekitar Universitas Mulawarman. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pengelolaan sampah makanan dan ada hubungan antara sikap dan ketersediaan sarana dengan pengelolaan sampah makanan di rumah makan sekitar Universitas Mulawarman. Perlu diadakan sosialisasi dan pembimbingan kepada pemilik rumah makan mengenai pengelolaan sampah makanan yang baik dan benar untuk meminimalisisr pembuangan sampah makanan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN K3 PADA PERAJIN BATIK
Pekerja pada sektor informal batik berpotensi memberikan risiko kesehatan pada pekerjaannya seperti paparan bahan kimia sintetis yang digunakan dalam proses produksi batik dan sikap kerja yang tidak benar (tidak ergonomis). Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan penyuluhan K3 bagu para perajin dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penyuluhan K3 pada perajin batik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pra Eksperimen dengan desain penelitian pre and post test. populasi dalam penelitian ini adalah perajin batik di Kampung Batik dengan jumlah total 14 orang dan sampel yang diambil sebanyak total populasi. analisis data menggunakan analisis bivariat uji wilcoxon untuk mengetahui perbedaan dua sampel berhubungan dengan taraf signifikan p<0,05. Dari uji statistik wilcoxon didapat ada perbedaan pengetahuan pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penyuluhan K3 (p=0,002), ada perbedaan sikap pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penyuluhan K3 (p=0,003), dan ada perbedaan praktik pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penyuluhan K3 (p=0,002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penyuluhan K3 pada perajin batik di Kampung Batik Kota Semarang.
Kata Kunci: penyuluhan K3, perajin batik, perilak