13 research outputs found
Pengaruh Bentuk Wadah Dan Fisik Pakan Terhadap Persentase Karkas Dan Giblet Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica
Penelitian dilaksanakan secara berkelompok. Lokasi penelitian di peternakan puyuh milik Bapak Syamsul di Dusun Bunder RT.07/RW.02 Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Waktu penelitian dimulai pada Oktober 2017 sampai 30 Desember 2017.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi bentuk wadah pakan dengan bentuk fisik pakan terhadap persentse karkas dan persentse giblet (jantung, hati, limpa, gizzard) burung puyuh. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih bentuk wadah pakan dan bentuk fisik pakan yang tepat.
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 96 ekor burung puyuh berumur 21 hari dengan rata-rata bobot badan 62,52 gram dengan Koefisien Keragaman adalah 8,83% jenis Coturnix coturnix japonica. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode percobaan lapang yang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Fatorial (2x2) dengan 6 ulangan. Faktor pertama yang mempengaruhi adalah bentuk wadah pakan yang digunakan yaitu wadah pakan silinder (A1) dan prisma (A2). Faktor kedua yang
ix
mempengaruhi adalah pakan crumble (B1) dan pakan mash (B2). Kombinasi dari kedua faktor tersebut didapatkan 4 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan mendapatkan 6 kali ulangan sehingga didapatkan 24 unit kandang percobaan dengan masing-masing unit diisi dengan 4 ekor burung puyuh betina. Variabel yang diamati terdiri dari persentse karkas dan persentase giblet (jantung, hati, limpa, gizzard) burung puyuh. Analisa data menggunakan analisis keragaman, jika didapatkan hasil yang berpengaruh nyata atau sangat berprngaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuk wadah pakan, bentuk fisik pakan, dan interaksi bentuk wadah pakan dengan bentuk fisik pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentse karkas dan persentase giblet (jantung, hati, limpa, gizzard) burung puyuh. Wadah pakan prisma menghasilkan persentase karkas dan giblet lebih besar daripada wadah pakan silinder. Bentuk fisik pakan crumble menghasilkan persentase karkas dan giblet lebih besar daripada bentuk pakan mash. Persentase karkas tertinggi terdapat pada perlakuan interaksi bentuk wadah pakan prisma dengan bentuk fisik pakan crumble (62,11±4,98 %). Persentase hati burung puyuh tertinggi terdapat pada perlakuan interaksi bentuk wadah pakan prisma dengan bentuk fisik pakan crumble (2,44±0,15 %). Persentase jantung burung puyuh tertinggi terdapat pada perlakuan interaksi bentuk wadah pakan prisma dengan bentuk fisik pakan crumble (0,81±0,04). Persentase limpa burung puyuh pada seluruh peralakuan relatif sama. Persentase gizzard burung puyuh tertinggi terdapat pada perlakuan interaksi bentuk wadah pakan prisma dengan bentuk fisik pakan crumble (2,19±0,11%).
x
Bentuk wadah pakan silinder atau prisma memberikan efek yang sama pada persentase karkas dan giblet burung puyuh. Namun penggunaan bentuk wadah pakan prisma cenderung menghasilkan persentase karkas yang lebih tinggi. Bentuk fisik crumble atau mash memberikan efek yang sama pada persentase karkas dan giblet burung puyuh. Namun penggunaan bentuk fisik pakan crumble cenderung menghasilkan persentase karkas lebih tinggi dibandingkan bentuk fisik pakan mash. Interaksi perlakuan bentuk wadah pakan dan bentuk fisik pakan pada burung puyuh memberikan efek yang sama pada persentse karkas dan giblet burung puyuh
REVIEW: PEMANFAATAN FERMENTASI TEPUNG TANAMAN AZOLLA (Azolla microphylla) TERHADAP PERFORMA PADA PAKAN UNGGAS: Review: Utilization of Azolla Flour Fermentation (Azolla microphylla) in Poultry Feed Performance
Azolla microphylla merupakan tanaman paku air yang banyak ditemukan di atas permukaan air dan banyak ditemukan ditemukan pada lahan persawahan di Indonesia. Tanaman Azolla microphylla banyak dianggap sebagai gulma sehingga tidak dimanfaatkan secara maksimal dan Sebagian tanaman digunakan sebagai pupuk. Potensi produksi Azolla microphylla cukup baik dengan memiliki karakter pertumbuhan yang cepat. Pemanfaatan tepung Azolla microphylla tidak hanya sebagai pupuk, tetapi mulai dikembangkan sebagai salah satu sumber bahan pakan ternak, termasuk unggas. Azolla microphylla kaya dengan protein, serta mengandung asam amino. Analisis kimia Azolla microphylla 80,53%, protein kasar 24,06%, serat kasar 13,44%, lemak kasar 3,27%, abu 19,47%, BETN 37,71%. Azolla microphylla umumnya mengandung keterbatasan dalam protein dan memiliki serat kasar yang cukup tinggi sehingga memerlukan pengolahan teknologi yaitu fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya cerna dan efisiensi pakan serta kadar air tinggi. Tanaman azolla dimanfaatakan sebagai salah satu terobosan bahan pakan yang digunakan bagi ternak unggas. Pemanfaatan tepung azolla terfermentasi sebanyak 5-10% memiliki manfaat terhadap performa produksi meliputi konsumsi, pertumbuhan bobot badan (PBB) dan konversi pakan pada ternak unggas broiler, petelur, dan itik.
Â
Kata kunci: Azolla microphyla, manfaat, analisis kimia, ternak ungga
EDUKASI MASYARAKAT MENGENAI MANAJEMEN PRA DAN PASCA PARTUS PADA BABI
Abstrak: Pengetahuan yang baik tentang manajemen dalam beternak babi sangat penting untuk keberhasilan usaha peternakan babi. Tanpa pemahaman yang cukup tentang praktik manajemen yang benar, peternak mungkin menghadapi masalah kesehatan hewan dan rendahnya produktivitas. Salah satunya adalah manajemen pra dan pasca partus pada ternak babi. Masyarakat peternak babi di Kelurahan Pitak, Kecamatan Langke Rembong dihadapi oleh permasalahan praktik manajemen pra dan pasca partus pada babi yang buruk akibat kurangnya pengetahuan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mitra sasaran yakni para peternak babi di Kelurahan Pitak yang berjumlah 20 orang mengenai manajemen pra dan pasca partus pada ternak babi, meningkatkan produktivitas ternak babi para peternak di Kelurahan Pitak dan memperbaiki pendapatan masyarakat dari usaha ternak babinya. Metode yang diterapkan adalah metode observasi, edukasi dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menerapkan metode pre-test dan post-test. Hasil pre-test menunjukkan hanya 25% peternak yang mengetahui dan memahami tentang manajemen pra dan pasca partus pada ternak babi. Setelah mendapatkan edukasi dan diskusi interaktif dengan narasumber, pengetahuan dan pemahaman peserta meningkat sampai di angka 75%. Output kegiatan menunjukkan adanya peningkatan wawasan dan pemahaman peternak mengenai manajemen pra dan pasca partus pada ternak babi. Edukasi manajemen pra dan pasca partus menjadi kebutuhan penting karena berdampak langsung pada aspek kesehatan, produksi dan ekonomi bagi peternak dan ternak itu sendiri. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki produktivitas ternak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi.Abstract: Good knowledge of management in pig farming is crucial for the success of pig farming businesses. Without sufficient understanding of proper management practices, farmers may face animal health issues and low productivity. One important aspect is pre- and post-partum management in pigs. The pig farming community in Pitak Village, Langke Rembong District is confronted with poor pre- and post-partum management practices due to a lack of knowledge. This community service program aims to enhance the understanding and knowledge of the target partners, namely the 20 pig farmers in Pitak Village, regarding pre- and post-partum management in pigs, increase the productivity of their livestock, and improve the income of the community from pig farming. The methods used include observation, education, and evaluation. Evaluation is conducted through pre-tests and post-tests. The pre-test results showed that only 25% of farmers were aware of and understood pre- and post-partum management in pigs. After receiving education and engaging in interactive discussions with resource persons, the knowledge and understanding of the participants increased to 75%. The output of the activities indicates an improvement in the farmers' knowledge and understanding of pre- and post-partum management in pigs. Education on pre- and post-partum management is essential as it directly impacts the health, production, and economy of both the farmers and the livestock. This initiative is expected to improve livestock productivity and enhance the economic welfare of the community
PELATIHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MAHASISWA MENYEDIAKAN PAKAN HIJAUAN SAAT MUSIM KEMARAU BAGI TERNAK RUMINANSIA.
Abstrak: Masalah yang dialami oleh mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat (PkM) ini adalah sulit menyediakan pakan hijauan bagi ternak ruminansia ketika musim kemarau. Kegiatan PkM ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam membuat silase untuk pakan ternak ruminansia. Metode yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah sosialisasi, demonstrasi pembuatan silase oelh pemateri dan praktik pembuatan silase secara mandiri oleh mitra. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatakan pengetahuan tentang silase sedangkan demonstrasi serta praktik pembuatan silase secara mendiri dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat silase. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan PkM meliputi rancangan kegiatan PkM, prestest, sosialisasi kepada mitra tentang silase, demonstrasi pembuatan silase oleh pemateri, praktik, pembuatan silase secara mandiri oleh mitra dan posttest. Mitra yang terlibat dalam kegiatan PkM ini adalah mahasiswa di lingkungan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang berjumlah 30 orang. Hasil kegiatan PkM menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan mitra sebelum dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase mencapai 32,67% sedangkan pengetahuan dan keterampilan mitra setelah dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase mencapai 90%. Hasil kegiatan PkM ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan mahasiswa (mitra) mengalami peningkatan dalam membuat silase bagi ternak ruminansia setelah dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase.Abstract: The problem experienced by partners in this community service activity is the difficulty of providing forage for ruminants during the dry season. This community service activity was carried out with the aim of increasing students' knowledge and skills in making silage for ruminant animal feed. The method used in this community service activity is socialization, demonstration of making silage by the presenters and the practice of making silage independently by partners. Socialization was carried out to increase knowledge about silage while demonstrations and independent silage making practices were carried out to improve partners' skills in making silage. The steps for implementing community service activity include planning community service activities, pretest, outreach to partners about silage, demonstrations of making silage by presenters, practice, making silage independently by partners and posttest. The partners involved in this community service activity were students at the Catholic University of Indonesia Santu Paulus Ruteng, a total of 30 people. The results of community service activity show that the knowledge and skills of partners before socialization, demonstrations and independent practice of making silage reached 32.67% while the knowledge and skills of partners after socialization, demonstrations and independent practice of making silage reached 90%. The results of this community service activity can be interpreted that the knowledge and skills (partners) have increased in making silage for ruminants after socialization, demonstrations and students' independent practice of making silage
MENINGKATKAN HARDSKILL WIRAUSAHA DENGAN PENDAMPINGAN PELATIHAN PEMBUATAN NUGGET AYAM DI UKM AD LIBITUM
Abstrak: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ad Libitum merupakan sebuah organisasi mahasiswa dibidang kewirausahaan peternakan di universitas katolik Indonesia santu Paulus ruteng, Manggarai. Permasalahan yang di temukan dalam UKM Ad Libitum adalah kurangnya edukasi pembuatan produk peternakan dalam bidang pangan yang akan meningkatkan softskill dan hardskill dalam kewirausahaan. Kabupaten Manggarai sendiri kebanyakan dari masyarakatnya beternak ayam pada tahun 2020 sekitar 38.349. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk memberi edukasi seluruh anggota UKM Ad Libitum dalam pembuatan nugget dari olahan daging ayam meliputi keterampilan, pengetahuan biaya produksi, dan harga jual produk nugget untuk di pasarkan. Manfaat yang di capai dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat akan memberikan pengetahuan dalam menginovasi hasil produk peternakan untuk meningkatkan nilai daya jual produk sehingga dapat meningkatkan jiwa wirausaha dan pendapatan UKM Ad Libitum. Program pelatihan ini diikuti 25 orang pada 7 juni 2023 di salah satu rumah anggota UKM Ad Libitum di Tenda Kecamatan Langke Rembong. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan pembuatan nugget ada 4 sebagai berikut (1) persiapan, (2) sosialaisasi, (3) pendampingan pelatihan, (4) evaluasi berupa posttest. Indicator keberhasilan dari pendampingan pelatihan pembuatan nugget adalah anggota UKM mengetahui cara pengolahan nugget dan nugget yang dihasilkan memiliki rasa yang lezat. Hasil dari pengabdian kepada Masyarakat berupa pelatihan pembuatan nugget adalah Tingkat pengetahuan UKM Ad Libitum dalam mengolah olahan daging ayam menjadi nugget sebelum dilakukan pelatihan masih rendah 20% orang yang mengetahui dan 80% orang tidak mengetahui mengolah daging ayam menjadi nugget ayam. Setelah dilakukan pelatihan pembuatan nugget ayam 87% orang mengetahui cara mengolah daging ayam menjadi nugget dan 13% orang masih belum mengetahui cara membuat nugget ayam. Dari hasil evaluasi tingkat kesukaan sebanyak 23 orang menyukai olahan nugget ayam dan 2 orang tidak menyukai olahan nugget ayam.Abstract: Ad Libitum Student Activity Unit (UKM) is student organization in the field of livestock entrepreneurship at the Indonesian Catholic Santu Paulus Ruteng University, Manggarai. The problem found in Ad Libitum UKM is the lack of education in making livestock products in the food sector which will improve soft skills and hard skills in entrepreneurship. Manggarai Regency itself, most of the people raised chickens in 2020, around 38,349. The aim of this community service activity to provide education to all UKM Ad Libitum members in making nuggets from processed chicken meat including skills, knowledge of production costs, and the selling price of nugget products for marketing. The benefits achieved in community service activities will provide knowledge in innovating livestock products to increase the selling value of the product so that it can increase the entrepreneurial spirit and income in ad UKM libitum. This training program on June 7 2023 at one of the UKM Ad Libitum members' homes in Tenda, Langke Rembong District. There are 4 methods used in nugget making training activities as follows (1) preparation, (2) socialization, (3) training assistance, (4) evaluation. The result of community service in the form of nugget making training is that the level of knowledge UKM Ad Libitum in processing processed chicken meat into nuggets before training is still low, 20% people know and 80% people don't know. After training in making chicken nuggets, 87% people knew how to process chicken meat into nuggets and 13% people still didn't know how to make chicken nuggets. From the evaluation results, 23 people liked processed chicken nuggets and 2 people did not like processed chicken nuggets
Evaluation Of The Supplementation Of Bitter Melon Flour (Momordica charantia) As A Feed Additive To Physical And Chemical Content Of Broiler Meat
The purpose of this research was to evaluate the supplementation of bitter melon flour as a feed additive on the physical (tenderness and WHC) and chemical (protein and fat content) quality of broiler meat. The material used in this study was a broiler Lohman strain produced by PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk., unsex, and rearing for 35 days. This research method used a field experiment with 6 treatments with 5 replications. Each experimental unit was given basal feed treatment with the addition of antibiotics (Zinc Bacitracin 0.01%) (P0), 0% bitter melon flour (P1), 0.25% bitter melon flour (P2), 0.5% bitter melon flour (P3), 0.75% bitter melon flour (P4), and 1% bitter melon flour (P5). Data were analyzed with Analysis of Variance and continued with Duncan's Multiple Range Test if there were significant differences. The results showed that the addition of bitter melon flour as a feed additive didn't show a significant difference (P>0.05) in tenderness, Water Holding Capacity, protein content, and fat content of broiler meat. The conclusion of this study was that the addition of bitter melon flour as a feed additive showed relatively similar abilities to produce the physical and chemical quality of meat with antibiotics used as a feed additive for broilers
Study of the Implementation of Health Management for Pig Breeding in CV Roku, Manggarai, East Nusa Tenggara
The application of health management is a determining factor for the success of a pig farm business. This research was conducted to find out the implementation of pig health management in CV. Roku, Manggarai, East Nusa Tenggara. The data used in this research was secondary data. The secondary data was reconfirmed to the owner using the direct interview method using questionnaires. Secondary data that has been confirmed using the interview method, was then analyzed descriptively. The practice of health management studied was the application of medication, biosecurity, and vaccination to gilts, sows, and piglets. The results of the study showed that the treatment of gilts reared on the farm was in the form of giving antibiotics, vitamins, and anthelmintics; medical measures performed on sows after giving birth in the form of giving antibiotics, vitamins, and anti-inflammatories while medical measures for sows after weaning are in the form of vitamins and antibiotics; as well as medical measures for piglets reared in the farm in the form of iron (Fe), vitamins, and antibiotics. The results of this study could be concluded that CV. Roku has not properly implemented pig health management, as evidenced by CV. Roku only applies medication but didn't apply biosecurity and vaccination at all to gilts, sows, and piglets in health management
SOSIALISASI GERAKAN MINUM SUSU BAGI SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR UNTUK MENDUKUNG GENERASI CERDAS DAN SEHAT
Abstrak: Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah kurangnya kesadaran dalam pemenuhan kebutuhan gizi salah satunya dalam mengkonsumsi susu. Susu merupakan salah satu sumber nutrisi dari hewani yang memiliki kandungan protein, gizi, dan manfaat yang sangat besar bagi Kesehatan. Pentingnya pengetahuan tentang minum susu masih belum seutuhnya merata di masyarakat terutama dikalangan anak-anak di SDK Kumba 1 Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sosialisasi gerakan minum susu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak untuk meningkatkan konsumsi susu. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan diantaranya obervasi lapang, studi literatur, sosialisasi, dan demonstrasi. Sosialisasi dilakukan di Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai dengan dihadiri 100 peserta yang terdiri seluruh siswa kelas 1 SD, lalu dilanjutkan dengan demonstrasi. Hasil pengabdian ini menujukkan bahwa persentase siswa-siswi yang suka mengkonsumsi susu sebelum dilakukan sosialisasi meningkat dari 33% menjadi 75% sedangkan siswa-siswi yang tidak suka mengkonsumsi susu menurun dari 67% menjadi 25% setelah dilakukan sosialisasi. Hasil pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa sosialisasi gerakan minum susu mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa-siswi akan pentingnya mengkonsumsi susu.Abstract: The problem that Indonesian people deal is the lack of awareness in fulfilling nutritional needs which is to consume a milk. Milk is a source of nutrition from animals that contains protein, nutrients, and enormous benefits for health. The importance of knowledge about drinking milk is still not fully distributed in society especially among children at SDK Kumba 1 Ruteng, East Nusa Tenggara. The socialization of drinking milk is to increase children's awareness and the milk consumption. This activity is to carried out through several stages including field observations, literature studies, outreach, and demonstrations. The socialization has been done in Langke Rembong District, Manggarai Regency, attended by 100 participants consisting of all 1st grade students, then continued with a demonstration. The results show that the importance of consuming milk knowledge and enthusiasm to consume milk. The percentage of students lke to consume milk is 33% and students don’t like to consume milk is 67%. Evaluation before socialization students like to cunsume milk 75% and don’t like to consume milk 25%. The conclusion is to increase the knowledge of 1st grade elementary school students in consuming milk and improve nutritional status and increase body immunity