12 research outputs found
Pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap LD50, aktivitas dan indeks organ pada tikus jantan sebagai penunjang uji toksisitas akut
Putri malu (Mimosa pudica L.) lazim digunakan sebagai antikonvulsan, antidepresan, transquillizer, ekspektoran, diuretik, antitusif, antipiretik, anti radang serta mengurangi kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap LD50, aktivitas (uji platform, aktivitas motorik, fenomena straub, piloereksis, ptosis, uji refleks pineal, refleks kornea, fleksi, uji katalepsi, uji retablismen, uji hafner, lakrimasi, midriasis, urinasi, defekasi dan mortalitas) dan indeks organ dengan dosis 5000 mg/kgBB. Berdasarkan hasil skrining dari ekstrak yang terstandar, putri malu mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin steroid/terpenoid. Penelitian ini menggunakan 6 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 1 kelompok kontrol negatif dan 1 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol (-) diberi aquades sedangkan kelompok perlakuan diberi ekstrak air herba putri malu. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Berdasarkan analisis Independent Sample T-test hasil uji indeks organ dan retablismen tidak berbeda bermakna (p > 0,05) sedangkan pada uji platform (1 jam dan 1 minggu) diperoleh nilai signifikansi berbeda bermakna (p 5000 mg/kgBB) dan tidak mempengaruhi indeks organ sedangkan aktivitasnya dipengaruhi secara bermakna khususnya pada uji platform pada 1 jam dan 1 minggu
Pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap LD50, aktivitas dan indeks organ pada tikus jantan sebagai penunjang uji toksisitas akut
Putri malu (Mimosa pudica L.) lazim digunakan sebagai antikonvulsan, antidepresan, transquillizer, ekspektoran, diuretik, antitusif, antipiretik, anti radang serta mengurangi kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap LD50, aktivitas (uji platform, aktivitas motorik, fenomena straub, piloereksis, ptosis, uji refleks pineal, refleks kornea, fleksi, uji katalepsi, uji retablismen, uji hafner, lakrimasi, midriasis, urinasi, defekasi dan mortalitas) dan indeks organ dengan dosis 5000 mg/kgBB. Berdasarkan hasil skrining dari ekstrak yang terstandar, putri malu mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin steroid/terpenoid. Penelitian ini menggunakan 6 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 1 kelompok kontrol negatif dan 1 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol (-) diberi aquades sedangkan kelompok perlakuan diberi ekstrak air herba putri malu. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Berdasarkan analisis Independent Sample T-test hasil uji indeks organ dan retablismen tidak berbeda bermakna (p > 0,05) sedangkan pada uji platform (1 jam dan 1 minggu) diperoleh nilai signifikansi berbeda bermakna (p 5000 mg/kgBB) dan tidak mempengaruhi indeks organ sedangkan aktivitasnya dipengaruhi secara bermakna khususnya pada uji platform pada 1 jam dan 1 minggu