18 research outputs found
Colonial Archives and the Arts of Governance
Anthropologists engaged inpost-colonial studies are increasingly adoptingan historical perspective and using archives. Yet their archival activity tends to remain morean extractive than an ethnographic one.Documents are thus still invokedpiecemeal to confirm the colonial invention ofcertain practices or to underscore culturalclaims, silent. Yet such mining of the content of government commissions,reports, and other archival sources rarely paysattention to their peculiar placement and form .Scholars need to move fromarchive-as-source to archive-as-subject. Thisarticle, using document production in the DutchEast Indies as an illustration, argues thatscholars should view archives not as sites ofknowledge retrieval, but of knowledgeproduction, as monuments of states as well assites of state ethnography. This requires asustained engagement with archives as culturalagents of ``fact'' production, of taxonomies inthe making, and of state authority. What constitutes thearchive, what form it takes, and what systemsof classification and epistemology signal atspecific times are (and reflect) critical featuresof colonial politics and state power. The archive was the supreme technology of thelate nineteenth-century imperial state, arepository of codified beliefs that clustered(and bore witness to) connections betweensecrecy, the law, and power.Peer Reviewedhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/2027.42/41825/1/10502_2004_Article_5096461.pd
Masyarakat desa dalam perubahan zaman. : Sejarah diferensiasi sosial di Jawa 1830-1980.
Jakartaxix, 436 p.; 23 cm
Pembangunan dan kesejahteraan sosial Indonesia di bawah Orde Baru
Jakartaxiv, 349 p.; 22 cm
Pembangunan dan kesejahteraan sosial Indonesia di bawah orde baru/ Edit.: Frans Husken; Mario Rutten; Jan-Paul Dirke
xiv, 349 hal.; 23 cm
Di Bawah Asap Pabrik Gula : Masyarakat Desa di Pesisir Jawa Sepanjang Abad ke-20
Berbeda dengan buku-buku lain yang telah mencoba mengkaji perubahan-peruÂbahan masyarakat pedesaan di Indonesia pada masa kini, maka buku yang berjudul DI BAWAH ASAP PABRIK GULA: MaÂsyarakat Desa di Pesisir Jawa Sepanjang Abad Ke-20 ini, sangat menarik untuk dibaca, karena memaparkan hasil kajian interdisipliner mengenai perubahan-peruÂbahan sosial-ekonomi petani pedesaan di daerah bekas wilayah pabrik gula pada jaman Belanda di pesisir Jawa, selama rentang waktu hampir satu abad, yaitu dari 1903 sampai 1990.Melalui pendekatan Ekonomi, SosioÂlogi-Antropologi, dan Sejarah, tim pakar peneliti dari Jepang, Belanda dan IndoÂnesia telah berhasil melaksanakan kerjaÂsama penelitian terpadu, dalam menggali data-data sejarah melalui penelitian sumÂber arsip, bersama-sama penelitian lapangÂannya, yaitu di daerah pedesaan Comal, Kabupaten Pemalang, sehingga dapat menggambarkan dinamika perubahan rumah tangga petani dalam kurun waktu yang panjang tersebut. Mudah-mudahan hasil kajian yang komprehensif ini akan bermanfaat bagi kita dalam memahami persoalan perubahan masyarakat pedesaan pada masa kini dan mendatang