22 research outputs found
Potensi Pemanfaatan Burung Hantu Tyto alba sebagai Predator Alami dalam Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jaqc.) di Divisi II PT. SOCFINDO Seunagan
Pemanfaatan burung hantu (Tyto alba) sebagai pengendali hama tikus telah menjadi alternatif pengendalian yang prospektif bagi perkebunan kelapa sawit, termasuk bagi PT. Socfindo Kebun Seunagan. Meskipun demikian efektifitas penggunaan burung hantu ini masih belum terukur dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan keberadaan populasi Tyto alba sebagai pengendali hama tikus pada perkebunan kelapa sawit PT. Socfindo Kebun Seunagan. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-Mei 2021 di perkebunan kelapa sawit Divisi II PT. Socfindo Kebun Seunagan. Metode yang digunakan adalah metode survey dilengkapi dengan data sekunder berupa data perusahaan dan studi referensi. Pengamtan dilakukan terhadap populasi Tyto alba dan hama tikus di sekitar sarang Tyto alba. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sarang yang terdeteksi keberadaan Tyto alba sebanyak 4 sarang dari total 9 sarang burung hantu yang diamati. Indikator keberadaan burung hantu yang dilakukan berupa: anakan, bulu, telur, dan sisa makanan. Hasil sensus serangan hama tikus diketahui rata-rata serangan sebesar 33% dari 1.008 pohon sampel. Sedangkan ambang batas ekonomi serangan hama tikus di PT. Socfindo yaitu <3%. Maka jika dibandingkan, tingkat serangan hama tikus di PT. Socfindo sangat tinggi. Untuk meningkatkan efektivitas maka dilakukan peningkatan populasi Tyto alba yaitu; satu pasang dan satu sarang burung hantu di setiap 20 Ha. Sedangkan di Divisi II PT. Socfindo Kebun Seunagan hanya 15% jumlah sarang dengan total kebutuhan yaitu 59 sarang burung hantu untuk memenuhi kebutuhan di luasan lahan 1.176,31 Ha
Hubungan Karakter Agronomi Padi Varietas Ciherang Dan Inpari 32 Di Lahan Sawah Tadah Hujan
Setiap varietas tanaman padi mempunyai sifat atau karakter yang berbeda sehingga memberikan respon yang berbeda pada berbagai lingkungan tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat atau karakter agronomi varietas padi di lahan sawah tadah hujan. Penelitian telah dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan milik petani di desa Luthu Lamweu, Suka Makmur, Aceh Besar pada bulan Juli sampai November 2021. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 varietas yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat enam unit percobaan dengan 5 sampel tanaman pada setiap unit. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter agronomi varietas Ciherang memiliki tingkat keeratan sangat kuat antara jumlah anakan dengan jumlah malai per rumpun (0.85), jumlah gabah isi per malai dengan berat gabah isi per malai (0.84), dan berat gabah isi per malai dengan berat 1000 biji (0.84). Sedangkan Inpari 32 memiliki tingkat keeratan hubungan sangat kuat pada karakter jumlah anakan dengan jumlah malai per rumpun (0.92), jumlah gabah isi per malai dengan berat gabah isi per malai (0.83) dan berat 1000 biji (0.81), berat gabah isi per malai dengan berat 1000 biji (0.90). Kedua varietas padi tersebut menunjukkan keeratan hubungan yang berbeda antar karakter agronomi di lahan sawah tadah hujan
EDUKASI MANAJEMEN SAMPAH RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN HANDICRAFT BERBASIS SAMPAH ANORGANIK PADA KELOMPOK PKK DRIEN RAMPAK ACEH BARAT
Desa Drien Rampak merupakan salah satu desa di Kecamaan Johan Pahlawan yang terletak di wilayah pusat pemerintahan dan perekonomian kabupaten Aceh Barat. Keberadaan desa ini yang terletak di pusat pemerintahan dan perekonomian menyebabkan jumlah konsumsi rumah tangga semakin banyak dengan berbagai macam aktivitas sehingga berdampak terhadap penumpukan sampah rumah tangga yang banyak pula. Namun pengelolaan sampah di desa Drien Rampak belum optimal dilakukan, sehingga perlu dilakukan pemberdayaan terkait manajemen sampah rumah tangga serta praktik pemanfaatan sampah rumah tangga khususnya pada Kelompok PKK desa Drien Rampak. Kegiatan pemberdayaan di lakukan di kantor Keuchik desa Drien Rampak Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang dilaksanakan dari juni sampai dengan September 2023. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas dua tahapan yaitu tahap persiapan yatu koordinasi dengan mitra, tahapan pelaksanaan edukasi dan praktik pembuatan handicraft berbahan dasar sampah anorganik rumah tangga. Keberhasilan kegiatan akan diukur dengan metode survey menggunakan instrumen kuesioner, data hasil survey disajikan dalam bentuk kuantitatif deskriptif. Kegiatan edukasi manajemen sampah rumah tangga dan pelatihan pembuatan handicraft pada kelompok PKK desa Drien Rampak berlangsung dengan baik, berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan terlaksananya kegiatan pemberdayaan terjadi peningkatan nilai rata-rata pada peserta kegiatan baik dari aspek sikap, pengetahuam maupun keterampila
Pengaruh Kombinasi Media Tanam Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Cabai Merah (Capsicum annum L)
ABSTRAK Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang, media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi media tanam terhadap viabilitas dan vigor benih cabai merah (Capsicum annum L). Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember di lahan kebun Desa Kuta Blang Kecamatan Samadua. Penelitian ini terdiri dari 4 taraf perlakuan dengan 4 ulangan yaitu (Control) Perlakuan 0 = Tanah, Perlakuan 1 = Tanah + Pupuk kendang (1:1), Perlakuan 2 = Tanah + Pupuk kendang + Sekam padi (1:1:1), Perlakuan 3 = Tanah + Pupuk kendang + Serbuk gergaji (1:1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa media tanam yang digunakan berupa tanah (Control) Perlakuan 0 = (Tanah), Perlakuan 1 = (Tanah + Pupuk kendang (1:1), Perlakuan 2 = (Tanah + pupuk kendang + sekam padi (1:1:1), Perlakuan 3 = (Tanah + pupuk kendang + serbuk gergaji (1:1:1), berpengaruh nyata terhadap Indeks Vigor (IV) = Tanah + Pupuk Kandang, Kecepatan Tumbuh (KCT) = Tanah + Pupuk Kandang, Keserampakan Tumbuh (KST) = Tanah, dan Tinggi Tanaman (TT) = Tanah + Pupuk Kandang, terhadap Benih Cabai Merah (Capsicum annum L), Pada umur 1 sampai 14 HST. Kata kunci: Combinasi media tanam, tanah, pupuk kendang, arang sekam, serbuk gergaji ABSTRACT Planting media is a medium used to grow plants, where roots or future roots will grow and develop, planting media is also used by plants as a place to hold roots, so that the plant canopy can stand firmly on the media and as a means to support plants. The purpose of this study was to determine the effect of the combination of planting media on the viability and vigor of red chili seeds (Capsicum annum L). Root Varieties. This research was conducted from November to December in the gardens of Kuta Blang Village, Samadua District. This study consisted of 4 levels of treatment with 4 replications, namely (Control) Treatment 0 = Soil, Treatment 1 = Soil + fertilizer cage (1:1), Treatment 2 = Soil + fertilizer cage + Rice husk (1:1:1), Treatment 3 = Soil + fertlizer cage + Sawdust (1:1:1). The results showed that some of the planting media used were soil Treatment 0 = (Soil), Treatment 1 = (Soil + fertilizer cage (1:1), Treatment 2 = (Soil + drum fertilizer + rice husk (1:1:1), Treatment 3 = (Soil + kendang fertilizer + sawdust significantly (1:1:1), affected the index vigor (IV) = Soil + fertilizer cage, growing speed (KCT) = Soil + Fertilizer cage, The Simultaneity Grow (KST) = Soil, and Plant Height (TT) = Soil + Fertilizer Cage, of Red Chili seeds (Capsicum annum L), On age One until fourteen Dey HST. Keywords: Combination of planting media, soil, drum fertilizer, husk charcoal, sawdus
Physiological and biochemical analysis of peanut seeds (Arachis hypogaea) after storage using silica gel
Peanuts contain high enough nutrients, especially protein and fat. The high fat and protein content in peanut seeds causes deteriorate faster during storage. Special treatment is required to reduce the deterioration. This study aimed to analyze the physiological and biochemical responses of peanut seeds after being stored using silica gel 120 days. This research used a completely randomized design and used the Pearson correlation test. Seeds were stored with different dosages of silica gels: control, 10gr, 20gr, and 30gr. The observed variables consisted of maximum growth potential, germination percentage, vigor index, relative growth speed, growth uniformity, seed water content, fat, and protein seeds. The results showed that storage using silica gel dosage had a significant response on maximum growth potential, germination percentage, vigor index, relative growth speed, and growth uniformity. Using silica gel treatment with a dose of 30g showed better seed viability and vigor values than other treatments. Based on the results of the correlation analysis of seed protein content, there was a strong correlation in the viability and vigor of seeds
Identifikasi Penyakit Pada Tanaman Terung (Solanum melongena L.) di Desa Gunung Kleng Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang menjadi sumber gizi dan serat, serta menjadi sumber pendapatan petani, dalam memenuhi permintaan masyarakat, dibutuhkan hasil produksi yang optimal, namun terdapat berbagai faktor pembatas diantaranya adanya serangan penyakit pada tanaman terung. Penelitian ini bertujuan untuk penyakit yang menyerang tanaman terung di lahan petani. Penelitian ini dilakukan di lahan terung milik petani di Desa Gunung Kleng Kecamatan Muerebo Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Metode penelitian ini adalah observasi, wawancara, identifikasi gejala penyakit tanaman, dan analisis persentase dan intensitas serangan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan gejala penyakit yang menyerang tanaman terong pada lahan petani begejala bercak daun yang diindikasikan dari patogen golongan fungi Cercospora, sp., Hasil analisis persentase serangan penyakit tngkat serangan rendah sebesar 38,72%, sedangkan intensitas serangan penyakit (49,00%) yang berkriteria sedang. Berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan pengendalian penyakit secara terpadu seperti sanitasi lahan, pengendalian secara mekanis, dan pengendalian secara hayati. Kata kunci : tanaman terung, wawancara, bercak daun, persentase serangan penyakit, pengendalian penyaki
Analisis Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Area Afdeling I, Kebun Jaya Seujahtera, PT. ASN
Budidaya tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis J.) sangat bergantung pada lingkungan dan teknik budidaya yang dilakukan sehingga menghasilkan produktivitas yang optimal. Keberadaan gulma di perkebunan kelapa sawit dapat memicu kerugian di berbagai aspek, sehingga penting dilakukan inventarisasi gulma untuk menentukan pengendalian yang efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, frekuensi, struktur gulma dan indeks keanekaragaman gulma yang terdapat di lahan sehingga dapat digunakan sebagai data inventarisasi gulma pada perkebunan kelapa sawit Afdeling I, perkebunan Jaya Seujahtera PT. Agro Sinergi Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 dengan menggunakan metode survey yaitu pengamatan langsung dan pendataan gulma di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode garis sepanjang 10m, 3 garis dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi gulma terdiri dari 13 famili, 20 spesies, dan 7590 populasi gulma. Nilai frekuensi (F) berkisar dari 1x sampai 5x, KR 0.36% - 24.76%, FR 1.67% - 8.33%, DR 0.36% - 24.76%, NP 2.38% - 57 .85%, SDR 0.79% - 19.28% dan Diversity Indeks (H') sebesar 2,46.Kata kunci: Elaeis guineensis Jacq, Gulma, Analisis Vegetasi, Indeks Keanekaragaman Gulma, PT. AS
PENYULUHAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JENGKOL SEBAGAI PESTISIDA ALAMI DI DESA LAPANG KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT
Kulit jengkol merupakan salah satu limbah pertanian yang menjadi permasalahan di lingkungan masyarakat. Penumpukan limbah kulit jengkol dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena dapat menghasilkan aroma dan bau yang tidak sedap. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, limbah kulit jengkol dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pestisida nabati. Namun informasi ini masih minim diketahui oleh masyarakat, terutama masyarakat di Kabupaten Aceh Barat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Oleh sebab itu dilakukan sosialisasi untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah kulit jengkol tersebut. Kegiatan ini dilakukan di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Sasaran peserta kegiatan adalah masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Desa Lapang. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal.Tim Pelaksana memberikan informasi dan penyuluhan bagi masyarakat serta menampilkan contoh pengolahan limbah kulit jengkol yang sudah jadi serta cara aplikasinya melalui audio visual. Kegiatan pengabdian berjalan dengan lancar serta disambut antusias oleh masyarakat. Setelah mendengarkan pemaparan materi, masyarakat menjadi lebih paham mengenai pentingnya pengelolaan limbah pertanian untuk menjadi produk yang lebih bermanfaat
Keragaman dan Kelimpahan Musuh Alami pada Tanaman Pala di Aceh Selatan
Musuh alami baik predator ataupun parasitoid berperan mengendalikan polulasi hama secara alami. Keragaman dan kelimpahan musuh alami di setiap tempat berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kultur teknis budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi famili serangga yang berpotensi sebagai musuh alami pada tanaman pala di Aceh Selatan. Pengambilan sampel serangga dilakukan pada perkebunan pala di Aceh Selatan dan identifikasi serangga dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar. Metode pengambilan data secara purposive sampling, dengan menggunakan perangkap cahaya (light trap), perangkap jebak (pit fall trap), perangkap nampan kuning (yellow pan trap). Parameter yang diamati adalah keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi musuh alami. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener menunjukkan keanekaragaman musuh alami baik di Meukek mapun Samadua tergolong rendah, yaitu H’=1.230 dan H’=1.049. Meskipun demikian komposisi dan kelimpahan musuh alami di Kecamatan Meukek lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Samadua. Jumlah total famili yang dijumpai pada tanaman pala di Kecamatan Meukek adalah 13 famili (9 parasitoid dan 4 predator) dengan 135 individu. Sementara musuh alami yang ditemukan di Kecamatan Samadua sebanyak 5 famili dan 36 individu, terdiri dari 4 famili parasitoid dan 1 famili predator. Pola tanam dan pengelolaan tanaman diduga mempengaruhi komposisi dan kelimpahan musuh alami di kedua lokasi. Perkebunan pala di Meukek cenderung heterogen yang ditanami berbagai macam tanaman perkebunan (polikultur) sementara tanaman pala di sama dua relatif homogen (monokultur pala)