119 research outputs found
Sistem Informasi Geografis Lahan Pertanian Rawan Kebakaran di Kota Singkawang
Kebakaran hutan dan lahan yang hampir setiap tahun terjadi pada musim kemarau di Kota Singkawang, terutama disebabkan oleh faktor manusia. Kebakaran ini merupakan ancaman terhadap kelestarian hutan dan lahan, ekonomi, sosial, lingkungan dan bahkan politik. Dampak bencana ini tidak bisa dibendung oleh satu batas wilayah. Oleh karena masalah “tamu tahunan” ini harus dicegah dan ditanggulangi secara serius melalui berbagai aktivitas. Dalam rangka membantu untuk merencanakan pengeleloaan dibidang lahan pertanian khususnya lahan rawan kebakaran, dipandang perlu memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG). Untuk membangun SIG diperlukan data utama yaitu data spasial (peta) dan data atribut (statistik). Kedua jenis data harus tersedia secara bersama-sama untuk memberikan informasi yang akurat. Masalah yang muncul bagaimana mentransformasikan kondisi real (real world) ke domain SIG, bagaimana manajemen datanya, dan bagaimana membangun aplikasi SIG yang bermanfaat sebagai salah satu unsur penunjang dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah terinventarisasi dan terdokumentasikannya data dan informasi pemetaan lahan pertanian rawan kebakaran baik secara numerik maupun spasial, sehingga dapat mendukung penetapan strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang berdaya guna dan berhasil guna. Serta tersajikannya data dan informasi lahan pertanian rawan kebakaran dalam format yang accessible dan sesuai dengan standar baku perpetaan di Indonesia, sehingga memberi kemudahan dalam sinkronisasi program antar sektor
IDENTIFIKASI PENGARUH LOSS DAYA SALURAN SERAT OPTIK TERHADAP KUALITAS LAYANAN INTERNET
Serat optik merupakan media transmisi yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk dapat mentransfer data lebih cepat karena menggunakan cahaya sebagai penghantarnya. Adanya permasalahan redaman pada serat optik, perlu diakomodasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya loss daya pada serat optik. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui besarnya nilai dari suatu redaman transmisi serat optik melalui metode pengukuran menggunakan OPM, mengidentifikasi loss daya saluran serat optik, mengetahui korelasi nilai redaman terhadap loss daya pada transmisi serat optik, serta mengetahui perbandingan nilai hasil pengukuran OPM dengan pembacaan data ONT. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif analitik dimana penelitian akan menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel yang diolah, serta gejala dan keadaan yang akan diidentifikasi. Maka dapat diperoleh hasil penelitian yaitu, besarnya daya optik yang terukur di rumah pelanggan dipengaruhi oleh daya optik yang terukur pada ODP. Daya optik pada ODP bernilai kecil dengan nilai daya optik rata-rata -19.87 dB, hal ini membuat daya optik pada rumah pelanggan yaitu ONT cenderung semakin kecil dengan nilai daya optik rata-rata -20.82 dB. Terjadi penambahan nilai -0.95 dB per transmisi. terdapat perbedaan antara data pengukuran dengan data pembacaan ONT rata-rata senilai 1 dB dimana data pengukuran cenderung bernilai lebih besar dari pada data pembacaan ONT. Dilakukanlah suatu perhitungan untuk mengidentifikasi penyebab dari besarnya nilai redaman pada kabel serat optik. Sehingga diketahui bahwa semakin panjang kabel yang digunakan untuk transmisi serat optik maka redaman yang dihasilkan akan semakin besar sehingga daya optik yang dipancarkan oleh pengirim akan semakin melemah seiring dengan panjangnya kabel. Hal inilah yang akan mempengaruhi kualitas dari layanan internet
STUDI KOMPARATIF PATHLOSS PADA MODEL WALFISCH IKEGAMI MENGUNAKAN METODE DRIVE TEST DENGAN WALK TEST
Pathloss merupakan salah satu komponen perencanaan jaringan telkomunikasi yang harus diperhitungkan dengan baik, dimana analisis pathloss ini membantu memprediksi seberapa buruk redaman yang terjadi pada daerah tersebut, dalam perhitungan pathloss diperlukan pemilihan beberapa model propagasi yang sesuai dengan cluster dari perencanaan jaringan telekomunikasi tersebut, Pada penelitian ini dilakukan dikota Ketapang dan menggunakan model propagasi Walfisch Ikegami. Untuk mengetahui kualitas jaringan diperlukan metode pengukuran didaerah tersebut, untuk metode pengukuran menggunakan metode drive test dan walk test. Dimana kedua metode pengukuran ini akan digunakan pada 5 titik tempat penelitan dalam dua kondisi yang berbeda yaitu pada saat kondisi jam sibuk (18.00-22.00) dan jam tidak sibuk (01.00-06.00). Hasil pada penelitian ini, perhitungan model Walfisch Ikegami diperoleh nilai level daya terima (RSRP) sebesar -78.2 dBm dijalan Kutilang, -87.44 dBm dijalan Agus Salim, -91.19 dBm dijalan Manggis, -92.26 dBm dijalan M.T. Haryono dan -92.73 dBm dijalan H. Jahari. Untuk hasil pengukuran dari metode drive test diperoleh nilai RSRP untuk jam sibuk dan jam tidak sibuk sebesar -82 dBm dan -75 dBm dijalan Kutilang, -80 dBm dan -81 dBm dijalan Agus Salim, -76 dBm dan -80 dBm dijalan Manggis, -86 dBm dan -89 dBm dijalan M.T. Haryono dan -82 dBm dan 80 dBm dijalan H. Jahari. Sedangkan hasil pengukuran dari metode walk test diperoleh nilai RSRP untuk jam sibuk dan jam tidak sibuk sebesar -88 dBm dan -84 dBm dijalan Kutilang, -77 dBm dan -79 dBm dijalan Agus Salim, -77 dBm dan -81 dBm dijalan Manggis, -88 dBm dan -87 dBm dijalan M.T. Haryono dan -81 dBm dan 81 dBm dijalan H. Jahari. Selisih nilai di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berada pada lokasi penelitian, seperti jarak BTS Rooftop ke MS, lebar jalan, tinggi gedung, jarak antar gedung, kecepatan waktu pengukuran dan faktor kepadatan pengguna jaringan internet
RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI MONITORING LEVEL AIR PADA WATER BARREL COVID-19 MENGGUNAKAN LORA DENGAN MODEL POINT TO POINT
Terjadinya pandemi virus corona yang belum juga berakhir dan pemerintah terus berupaya untuk bisa memutuskan mata rantai penularan covid-19. Menteri Kesehatan mengeluarkan peraturan tentang bagaimana cara memutus rantai penyebaran. Salah satu nya adalah masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga protokol kesehatan yang biasa di sebut 5M antara lain, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Mengurangi mobilitas dan Mencuci tangan dengan sabun, husus mencuci tangan yang di sediakan pemerintah seringkali kosong di tempat-tempat umum.Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan membuat sebuah sistem monitoring, yang bisa menyampaikan informasi jarak jauh menggunakan sistem komunikasi LoRa untuk menyampaikan ke pihak terkait terhadap kekosongan air yang ada pada water barrel di tempat-tempat umum tersebut. LoRa memungkinkan transmisi jarak jauh dengan konsumsi daya yang rendah mencapai jarak jangkauan +-3km dengan mendapatkan hasil RSSI, SNR, PDR, TOA untuk mengetahui pengiriman data berjalan dengan baik. Semakin besar spreading factor yang di gunakan mendapatkan hasil nilai RSSI dan SNR yang bervariasi SF 7 hingga 12 mendapatkan nilai RSSI dari -113,6 dBm hingga -115 dBm, semakin besar perubahan Bandwith maka semakin kecil nilai RSSI dan SNR dari nilai RSSI yang terendah yaitu -114 dBm dan yang tertinggi -115 dBm, untuk perubahan coding rate pada pengukuran LOS mendapatkan nilai yang bervariasi dari -114,3 dBm hingga -115 dBm sedangkan NLOS mendapatka nilai meningkat, untuk hasil nilai PDR dari Spreading Factor,Bandwith dan Coding Rate mendapatkan hasil rasio 100% dan sebagian mendapatkan di bawah 100%
PERENCANAAN KEBUTUHAN BTS DALAM PENERAPAN MENARA BERSAMA DI KABUPATEN MEMPAWAH
Peranan telekomunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam berbagai aspek kehidupan, pihak penyedia layanan seluler berlomba-lomba untuk berinovasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik contohnya dengan membangun menara telekomunikasi. Untuk merencanakan kebutuhan BTS dalam penerapan menara bersama harus memperhatikan beberapa parameter-parameter yang berpengaruh pada kebutuhan menara bersama. Kebutuhan menara bersama dapat dicapai dengan memprediksi jumlah penduduk pada wilayah Kabupaten Mempawah kemudian dengan mencari prediksi pengguna selular dengan menggunakan teledensitas Indonesia lalu menghitung kebutuhan trafik kemudian dihitung kapasitas satu BTS untuk menampung trafik dari pelanggan sehingga didapatkan hasil perencanaan kebutuhan BTS dalam penerapan menara bersama. Hasil yang didapatkan adalah pada tahun 2020 terdapat 78 menara bersama dengan total jumlah BTS sebanyak 234 buah. Dan untuk total jumlah kebutuhan tahun 2025 yakni 83 menara bersama dan BTS sebanyak 250 buah. Sehingga diperlukan optimasi untuk penerapan menara bersama di Kabupaten Mempawah
- …