7 research outputs found

    REDUCING HOSPITAL OUTPATIENT WAITING TIME USING LEAN SIX SIGMA: A SYSTEMATIC REVIEW

    Get PDF
    Background: Lean Six Sigma (LSS) is a beneficial data-driven tool for quality improvement. Literature regarding the use of LSS to reduce hospital outpatient waiting time is scarce despite numerous problems encountered in many countries. Aims: This systematic review aims to evaluate the causes of long outpatient waiting time, demonstrate the effectiveness of LSS and the improvement strategies applied to reduce outpatient waiting time. Methods: Literature search was performed on eight databases: Proquest, Wiley, Science Direct, Taylor and Francis, Oxford Journal, Sage Publication, Scopus, and Pubmed. Inclusion criteria were peer-reviewed English articles published from January 1, 2003, to May 25, 2021, and studies conducted in hospital settings. Results: Nine relevant articles were included. Inefficient clinic processes, inappropriate scheduling, human resources problems, workplace factors, patient communication problems, and patient characteristics are root causes found for long outpatient waiting time. All studies revealed a reduction in outpatient waiting time (5.2% to 97%) after implementation of LSS. Process redesign, improvement in appointment scheduling, patient communication, and improvement in workplace design, were strategies used to reduce outpatient waiting time. These strategies increase the number of patients seen and hospital gross revenue, as well as patient satisfaction. Conclusion: LSS is beneficial to reduce outpatient waiting time. Process redesign provide advantageous results. Keywords: hospital, lean six sigma, outpatient waiting time, process redesig

    Exclusive breastfeeding rate and factors associated with infant feeding practices in Indonesia

    Get PDF
    Background Breast milk is the ideal food for infants. According to the 2007 Indonesian National Household Health Survey, only 23% of mothers exclusively breastfeed for six months. Objectives To determine the rate of exclusive breastfeeding in Indonesia, to evaluate factors associated with infant feeding practices, and to compare the nutritional and developmental status between exclusively-breastfed and formula-fed infants. Methods A survey was conducted in hospitals located in 17 provinces in Indonesia. The rate of exclusive breastfeeding was calculated. Many variables were investigated as potential predictors for exclusive breastfeeding using a multivariable logistic regression analysis. Further analysis was performed to compare the nutritional and developmental status between exclusively breastfed and formula-fed infants at the time of survey. Results From 1,804 infant subjects, the overall rate of exclusive breastfeeding was 46.3%, ranging from 10.5% in East Java to 66.9% in Jambi. Predominant breastfeeding, complementary feeding, and formula feeding rates were 14.3%, 8.6%, and 30.7%, respectively. Maternal unemployment was associated with a longer duration of breastfeeding (P=0.000). There were significantly more formula-fed infants who were undernourished compared to exclusively-breastfed infants (14% vs. 8%, P=0.001). There were also significantly more infants in the formula-fed group who had abnormal head circumference compared to those in the exclusively-breastfed group (9% vs. 6%, P=0.031). Child development, as assessed by the Pre-screening Developmental Questionnaire, was similar between the two groups (P=0.996). Conclusion The overall rate of exclusive breastfeeding in Indonesia is 46.3%. Maternal unemployment is associated with longer duration of breastfeeding. Exclusive breastfed infants have significant better growth and head circumference compared to formula fed infants, while the development is similar between the two groups

    Peran Operasi Kasai pada Pasien Atresia Bilier yang Datang Terlambat

    No full text
    Kasus atresia bilier di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan. Namun disayangkan pasien pada umumnya datang berobat terlambat, sehingga telah terjadi sirosis bilier dengan prognosis buruk. Operasi Kasai merupakan pilihan tata laksana utama pasien dengan atresia bilier, karena keterbatasan melakukan transplantasi hati di Indonesia. Dari penelusuran literatur didapatkan bahwa keberhasilan operasi Kasai dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain keadaan histologi hati dan tipe atresia bilier, kadar bilirubin serum dan kejadian kolangitis asenden pascaoperasi, serta pengalaman pusat pelayanan yang bersangkutan dalam melakukan operasi Kasai dan perawatan pascaoperasi. Apabila operasi dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari enampuluh hari, umumnya hasil tidak memuaskan. Namun, beberapa peneliti melaporkan sejumlah pasien yang dioperasi pada usia lebih dari enampuluh hari memiliki kesintasan hingga 10-15 tahun pascaoperasi. Hal ini menjadi peringatan kepada petugas kesehatan terutama dokter anak agar dapat mendeteksi atresia secara dini dan merujuk pada saat yang tepat sehingga meningkatkan kesintasan jangka panjang pasien atresia bilier. Edukasi dan informasi kepada masyarakat mengenai bayi yang mengalami kuning berkepanjangan tampaknya perlu disosialisasi kembali

    Implementasi Bauran Pemasaran Rumah Sakit di Era Pandemi COVID-19: Sebuah Review Literatur: Implementation of Hospital Marketing Mix in COVID-19 Pandemic Era: A Literature Review

    No full text
    Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan drastis pada kunjungan pasien ke rumah sakit (RS). Bauran pemasaran dapat menjadi alat bagi RS untuk mencapai jumlah kunjungan yang ditargetkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi bauran pemasaran RS di era pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap RS. Metode: Pencarian literatur dilakukan melalui empat database: Garba Rujukan Digital, Research Gate, Google Scholar, dan Proquest. Kriteria kelayakan yang digunakan adalah artikel penelitian asli yang dapat diakses secara lengkap tanpa berbayar, tentang implementasi bauran pemasaran RS di era pandemi COVID-19, artikel berbahasa Indonesia atau Inggris, dan artikal yang dipublikasikan tahun 2020-2021. Hasil: Empat artikel memenuhi kriteria kelayakan. Pemanfaatan bauran pemasaran secara simultan meningkatkan jumlah kunjungan pasien, minat kunjungan ulang, dan minat melahirkan di RS. RS yang menekankan produk yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan, pembedaan akses pasien COVID-19 dan non-COVID-19, penerapan physical distancing serta penyediaan fasilitas cuci tangan di ruang tunggu berdampak pada jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan minat kunjungan ulang yang lebih tinggi. Pemasaran digital mempunyai peluang untuk dapat lebih dioptimalkan di era pandemi COVID-19. Kesimpulan: Pemanfaatan bauran pemasaran secara simultan khususnya yang menonjolkan penerapan protokol kesehatan di RS bermanfaat dalam meningkatkan kunjungan pasien di era pandemi COVID-19

    Intervensi untuk Mengurangi Burnout pada Perawat selama Pandemi COVID-19: Kajian Sistematik: Intervention to Reduce Nurse Burnout during COVID-19 Pandemic: A Systematic Review

    No full text
    Latar Belakang: Perawat berisiko tinggi mengalami burnout selama pandemi COVID-19. Tujuan: Kajian ini bertujuan untuk mengetahui intervensi untuk mengurangi burnout perawat selama pandemi COVID-19. Metode: Kami melakukan kajian sistematik dengan mencari database berikut Scopus, ScienceDirect, PubMed dan Emerald Insight yang dicari dari 1 Januari 2020 hingga 31 Mei 2021. Kami mencari database menggunakan istilah pencarian seperti 'Intervensi', 'Nurse Burnout', dan 'COVID -19'. Hasil: Ada pembatasan dalam hal peserta dalam kajian ini dimana peserta merupakan perawat yang bekerja di rumah sakit. Intervensi yang diperoleh dari artikel yang disertakan adalah Mantram Repetition Program (MRP), program self-compassion, terapi musik, Emotional Freedom Technique, penggunaan Electronic Health Record (EHR), mempromosikan keadilan prosedural dan identifikasi pribadi, dan meningkatkan kecerdasan emosional. Kesimpulan: Hampir semua studi inklusi menyatakan bahwa ada efek positif dalam mengurangi burnout. Intervensi untuk mengurangi burnout pada perawat sangat diperlukan. Rumah sakit harus berperan dalam mengurangi burnout pada perawat untuk menjaga kesehatan mental perawat, menjaga keselamatan pasien, dan kualitas pelayanan kesehatan

    Sensori Integrasi: Dasar dan Efektivitas Terapi

    No full text
    Terapi sensori integrasi, sebagai bentuk terapi okupasi, mulai populer diberikan untuk tata laksana anak dengan berbagai gangguan perkembangan, belajar, maupun perilaku. Namun dasar teori, bentuk gangguan pemrosesan sensori, dan efektivitas terapi umumnya belum diketahui secara luas di kalangan dokter spesialis anak. Bukti sahih tentang manfaat terapi sensori integrasi untuk tata laksana anak dengan gangguan spesifik memungkinkan aplikasi dan pemberian edukasi pada keluarga pasien secara lebih optimal
    corecore