1 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH DENGAN STRES PENGASUHAN PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

    Get PDF
    Memiliki anak yang normal baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orangtua, akan tetapi pada kenyataannya sebagian pasangan dikaruniai anak yang mengalami retardasi mental. Orangtua yang memiliki anak retardasi mental akan lebih banyak mengalami permasalahan dalam proses pengasuhan anak dikarenakan tidak normalnya kondisi anak. Hal tersebut akan memicu timbulnya stres pengasuhan terutama pada ibu sebagai figur yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Setiap ibu akan mengalami stres dalam mengasuh anak retardasi mental. Namun dalam beberapa fakta, ibu yang memiliki kepribadian tangguh akan lebih mudah mengatasi stres dalam mengasuh anak retardasi mental. Ibu yang tangguh akan dapat mengatasi stres secara efektif. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Apakah ada hubungan antara kepribadian tangguh dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian tangguh dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kepribadian tangguh dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental. Subjek penelitian adalah ibu dari siswa SLB C1 (retardasi mental tingkat berat) Shanti Yoga Klaten, berjumlah 61 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kepribadian tangguh dengan skala stres pengasuhan. Teknik analisis data yang digunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,574; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepribadian tangguh dengan stres pengasuhan. Sumbangan efektif antara variabel kepribadian tangguh terhadap stres pengasuhan sebesar 32,9%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel kepribadian tangguh mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 90,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang berarti kepribadian tangguh pada subjek tergolong tinggi. Variabel stres pengasuhan diketahui rerata empirik (RE) sebesar 31,51 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 35 yang berarti stres pemgasuhan pada subjek penelitian tergolong rendah. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepribadian tangguh dengan stres pengasuhan pada ibu dari siswa SLB C1 Shanti Yoga Klaten. Artinya, semakin tinggi kepribadian tangguh maka akan semakin rendah stres pengasuhan ibu
    corecore