6 research outputs found

    EVALUASI TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) PADA ANGKUTAN UMUM TRAYEK G1 DI KOTA SAMARINDA

    Get PDF
    Kota Samarinda memiliki pengguna kendaraan bermotor dan mobil sebanyak 811.194 kendaraan pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 sebanyak 906.032 kendaraan (Badan Pusat Statistik Kota Samarinda, 2021). Peningkatan jumlah penggunaan kendaraan dari tahun ke tahun akan berdampak pada kondisi jalan raya, dimana akan terjadi kemacetan. Salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan adalah dengan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan angkutan umum. Penggunaan angkutan umum dapat mengurangi tingginya volume kendaraan di jalan raya dikarenakan mampu membawa banyak penumpang dan mengangkut banyak barang secara bersamaan sehingga lebih efisien terutama bagi masyarakat yang tergolong dalam kelompok captive atau kelompok yang bergantung pada angkutan umum karena tidak memiliki pilihan untuk menentukan kendaraan yang akan digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tarif yang sesuai dengan Biaya Operasional Kendaraan (BOK).Pada penelitian ini digunakan 3 metode survei untuk pengambilan data yaitu survei statis, survei dinamis dan wawancara. Survei statis yaitu survei yang dilakukan dengan mencatat plat kendaraan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang beroperasi, sedangkan survei dinamis dilakukan dengan cara mengikuti kendaraan sehingga dapat mengetahui waktu perjalanan dan jumlah penumpang naik dan turun di dalam kendaraan. Metode wawancara dilakukan kepada operator angkutan umum untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan angkutan umum. Data hasil wawancara tersebut kemudian dihitung dan dianalisis berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK).Hasil dari analisis perhitungan tarif diperoleh biaya pokok sebesar Rp 3.790,24/ kendaraan-km dan diperoleh tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) sebesar Rp 8.800,00/ penumpang

    EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN PADA ANGKUTAN KOTA (ANGKOT) TRAYEK F KOTA SAMARINDA

    Get PDF
    Aktivitas masyarakat yang semakin hari semakin bertambah akan membentuk suatu pola pergerakan yangberkaitan dengan mobilitas masyarakat, hal ini harus diimbangi oleh sarana dan prasarana yang memadai.Jumlah kendaraan pribadi terus meningkat setiap tahunnya, hal tersebut menyebabkan semakin penuhnyapengguna jalan dan dapat menyebabkan kemacetan. Angkutan umum adalah salah satu solusi transportasiyang dapat mengurangi kemacetan tersebut, dengan pengoptimalan penggunaan angkutan umum akanmengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat terhindar dari kemacetan. Berdasarkan dataangkutan umum perkotaan di Dinas Perhubungan Kota Samarinda terdapat 1439 kendaraan yang memilikiizin dengan jenis MPU, namun setelah dilakukan survey lapangan hanya ditemukan 272 kendaraan sajayang masih beroperasi hal ini terjadi karena kurang optimalnya kualitas dan pelayanan angkutan umumsehingga minat masyarakat sangat minim dalam menggunakan fasilitas angkutan umum. Kualitas angkutanumum ditinjau dari 2 kinerja nya yaitu kinerja operasional dan kinerja pelayanan, kinerja dilapangan harusditeliti lagi agar dapat mengetahui parameter mana yang masih kurang optimal. Maka dari itudibutuhkannya penelitian tentang kinerja angkutan kota agar dapat mengetahui dan dapat meningkatkanapa yang menjadi kekurangan angkutan kota di Kota Samarinda.Pengambilan data yang dilakukan menggunakan 3 metode yaitu survei statis, survei dinamis danmewawancarai penumpang angkutan kota untuk tingkat kepuasan pengguna terhadap pelayanan angkutankota. Survei statis yaitu survei yang dilakukan dengan mencatat informasi dari setiap kendaraanyangmelintas seperti plat kendaraan dan waktu kendaraan melintas di titik pengamatan yang sudah ditetapkansedangkan survei dinamis yaitu survei yang dilaksanakan dengan mengikuti kendaraan terdiri dari surveipenumpang naik dan turun dari kendaraan dan survei waktu perjalanan. Data kemudian dianalisismenggunakan SK. 687/AJ.206/BRJD/2002. Mewawancarai penumpang dengan cara menyebar kuesioneryang sudah dibuat menggunakanlikert scalelalu dianalisis menggunakan Peraturan Menteri No. 98 Tahun2013.Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan untuk kinerja operasional diperoleh parameterload factordengan hasil 34% yang berarti tidak baik dimana idealnya adalah 70% dan ini berdampakkerugian bagi supir angkot,headway69 menit hasil tersebut jauh dari kata baik dimana idealnyaheadwayadalah 5 menit . Kinerja pelayanan mendapatkan nilai 3 kategori predikat baik yaitu parameter keamanan,kenyamanan, dan kesetaraan, sedangkan 2 parameter lainnya mendapatkan kategori predikat cukup yaituparameter keselamatan dan keteraturan. Kinerja pelayanan mendapatkan nilai TCR rata–rata 61% yangberarti kategori baik.Kata Kunci: angkutan kota, kinerja operasional, kinerja pelayana

    ANALISIS KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS PADA TITIK BLACKSPOT di RUAS JALAN AHMAD YANI KILOMETER 21, JALAN WAHID HASYIM II dan JALAN CIPTO MANGUNKUSUMO SAMARINDA

    Get PDF
    Tingginya angka kecelakaan di Kota Samarinda dan salah satu kecelakaan tertinggi di Samarinda yaitupada Jalan Ahmad Yani KM. 21, Jalan Wahid Hasyim II dan Jalan Cipto Mangun Kusumo. Untukmengatasi permasalahan kecelakaan lalu lintas pada tiga jalan tersebut, maka dilakukan penelitianmengenai analisis karakteristik faktor kecelakaan lalu lintas pada jalan tersebut. Berdasarkan Hasil Surveypenyebab kecelakaan yang terjadi di Jalan Ahmad Yani Km 21 yakni karena adanya faktor manusia (67%),Jalan Wahid Hasyim II (83%), Jalan Cipto Mangunkusumo (100%). Dari hasil analisis angka kecelakaanmenggunakan metode EAN, BKA dan UCL bahwa pada Jalan Ahmad Yani Km 21 pada titik 1(EAN=24>BKA=24,4 UCL=22,4) pada titik 5 (EAN=40>BKA=24,4, UCL=24,62). Pada Jalan WahidHasyim II pada titik 4 (EAN=21>BKA=19,26, UCL=18,39) pada titik 11 (EAN=44>BKA=19,26,UCL=22,93). Pada Jalan Cipto Mangunkusumo pada titik 2 (EAN=24>BKA=22,88 UCL=20,76) pada titik13 (EAN=32>BKA=22,88, UCL=22,07)

    PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK PET SEBAGAI BAHAN TAMBAH ASPAL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

    Get PDF
    Aspal merupakan bahan pengikat yang paling banyak digunakan untuk perkerasan jalan. Sumber utama bahan aspal berasal dari proses penyulingan minyak bumi yang keberadaannya semakin hari semakin berkurang. Salah satu upaya untuk memofifikasi bahan aspal adalah dengan memanfaatkan limbah yang berasal dari bahan plastik sebagai bahan campuran pada aspal beton lapis aus (AC-WC). Salah satu limbah plastik yang dapat digunakan sebagai bahan tambah aspal adalah PET (Polyethylene Terepthalate).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sifat aspal akibat penambahan limbah plastik (PET) dan pengaruh penambahan limbah plastik (PET) pada aspal terhadap nilai karakteristik Marshall pada campuran AC-WC.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah limbah plastik (PET) dapat dimanfaatkan sebagai bahan modifikasi aspal (Asphalt Modifier) pada Campuran AC-WC yang ditunjukkan dengan terpenuhinya semua Karakterisitik Marshall pada variasi kadar aspal 6% dan 6,5

    EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PADA TRAYEK B KOTA SAMARINDA

    Get PDF
    Kota Samarinda adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur yang posisinya sangat strategis terhadap kegiatan perdagangan dan jasa. Jika pada kegiatan tersebut tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik maka akan menimbulkan kemacetan. Solusi dari Pemerintah Kota Samarinda yaitu menyediakan angkutan kota sebagai alternatif dari moda transportasi kendaraan pribadi. Kebutuhan masyarakat akan angkutan kota menjadikannya sebagai sarana yang sangat penting dalam sistem transportasi. Hal ini mengakibatkan pentingnya tingkat pelayanan angkutan kota di saat masa pandemi covid-19 yang dapat dilihat dari tingkat kinerja operasional. Penelitian ini bertujuan mengevalusi kinerja operasional angkutan kota trayek B di Kota Samarinda.Pengambilan data yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu survei statis dan survei dinamis. Survei statis yaitu survei yang dilakukan dengan mencatat informasi dari setiap kendaraan yang melintas seperti plat kendaraan dan waktu kendaraan melintas di titik pengamatan yang sudah ditetapkan sedangkan survei dinamis yaitu survei yang dilaksanakan dengan mengikuti kendaraan terdiri dari survei penumpang naik dan turun dari kendaraan dan survei waktu perjalanan. Data kemudian dianalisis menggunakan SK. 687/AJ.206/BRJD/2002.Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh parameter yang mempunyai predikat kurang yaitu headway sebesar 32,96 menit, waktu pelayanan yang berada dibawah 13 jam/ hari, dan frekuensi kendaraan yang masih dibawah 4 kendaraan/ jam yaitu 2,29 kendaraan/ jam. Selain itu, untuk parameter load factor menunjukkan kondisi baik yaitu 35%, namun jika dilihat dari segi operator kondisi ini sangat merugikan pengemudi karena jumlah penumpang yang sedikit dibandingkan dengan kapasitas kendaraan

    Selection of ports, tariffs, service frequency, and ship size for a SSS Route in Java Island

    No full text
    Short Sea Shipping (SSS) is one of modes to reduce the dominance of trucking mode of freight transportation in Indonesia. It concerns to multimodal freight transportation network system through sea mode transportation line. As a maritime nation, it is possible to develop SSS lines in Indonesia. The development of the SSS lines is expected to improve the continuity of goods which supporting the efficiency and effectiveness of the national logistics system. It develops integrated connectivity in local, inter-island and national scale. The objective of this study is to obtain optimum SSS route with objective function to maximize the difference of total transportation cost by designing SSS operating system model. Several factors are considered in SSS operating system model as policy measures, such as transit ports selection, tariffs, services, and ship sizes. This SSS model is approached by Incremental Assignment method. SSS operating system model will be applied to the freight mobility in Java
    corecore