404 research outputs found

    Evaluasi Volumetrik Marshall Campuran Aspal Panas Dengan Roadcell-50 Sebagai Bahan Aditif

    Full text link
    Campuran aspal panas adalah campuran perkerasan jalan yang umum digunakan di Indonesia. Penggunaan material agregat lokal dalam campuran ini akan membawa keuntungan dari segi efisiensi anggaran, mengingat dalam campuran aspal panas penggunaan agregat mencapai 92-96% dari total volume campuran (Mathew, 2009). Namun demikian, karakteristik fisik agregat yang kurang akan mengakibatkan karakteristik mekanik dari campuran menjadi lemah. Oleh karena itu, penambahanroadcell-50 dalam campuran dimaksudkan untuk meningkatkan karakteristik mekanik campuran.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa karakteristik mekanik campuran aspal panas yang menggunakan material agregat lokal dengan penambahan roadcell-50 sebagai bahan aditif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan karakteristik mekanik dan karakteristik fisik dari campuran aspal panas

    PKM PEMUDA DAN REMAJA GMIM EL’ELYON MALALAYANG SATU BARAT UNTUK PENYULUHAN SINDROMA METABOLIK

    Get PDF
    Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan faktor-faktor risiko yang berperan terhadap peningkatan morbiditas penyakit kardiovaskular dan DM tipe 2. Ada 2 penyebab utama sindrom metabolik yang saling berinteraksi, yaitu obesitas dan gangguan metabolism endogen. Angka kejadian sindrom metabolik meningkat seiring dengan terjadinya peningkatan kasus obesitas (Liberopoulus, 2005). Menurut definisi IDF (2007), seseorang yang didiagnosa mengalami sindrom metabolik, harus  memiliki : Obesitas sentral (nilai lingkar pinggang yang disesuaikan dengan spesifikasi menurut etnis) ditambah 2 dari 4 komponen lainnya.Saat ini obesitas sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyebab obesitas sebagai komponen sindrom metabolik, sangatlah kompleks dan multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan. Obesitas umumnya disebabkan karena masukan energi melebihi penggunaan energi oleh tubuh untuk kepentingan metabolisme basal, aktivitas fisik, pembuangan sisa makanan dan untuk pertumbuhan. Prevalensi obesitas semakin meningkat pada orang dewasa, remaja dan anak-anak baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 26,6%. Sulawesi Utara menempati urutan pertama untuk prevalensi obesitas pada usia dewasa yaitu 37,1% (Riskesdas, 2013). Hasil penelitian di Minahasa menyatakan bahwa prevalensi obesitas pada remaja sebesar 21,3% (Manampiring, 2014). Di Minahasa obesitas pada usia remaja memiliki prevalensi yang cukup tinggi untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang faktor-faktor risiko sindrom metabolik pada pemuda dan remaja. Prioritas masalah yang perlu mendapat perhatian  dan penanganan yang serius menyangkut : (1) peningkatan penderita obesitas yang berpengaruh pada peningkatan sindrom metabolik; (2) kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan terhadap obesitas; (3) kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sindroma metabolik dengan komplikasi kronis yang dapat menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit degeneratif; (4) kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengenali secara dini tanda-tanda sindrom metabolik. Program ini merupakan Penyuluhan terhadap pemuda dan remaja tentang sindroma metabolik . Target luaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah :para pemuda dan remaja dapat memahami secara jelas tentang sindroma metabolik, para pemuda dan remaja dapat mengetahui gejala dan tanda penyakit sindrom metabolik melalui pengukuran antropometri, artikel untuk publikasi jurnal Nasional._____________________________________________________________________________Kata kunci: sindroma metaboli

    EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN MATALI – TOROSIK DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN SEPANJANG 3 KM

    Get PDF
    Jalan merupakan salah satu akses transportasi darat yang menghubungkan wilayah yang satu ke wilayah yang lain. Ruas Jalan Matali - Torosik yang merupakan jalan penghubung antar Kabupaten di Sulawesi Utara, bila dilihat secara visual pada ruas jalan ini belum memenuhi standar geometrik jalan yang dimana pada jalan ini memiliki bentuk tikungan tajam (berjari-jari kecil), yaitu kurang dari Rmin = 110 yang dimana disyaratkan oleh Bina Marga 1997 untuk Jalan Kolektor dengan Vr = 60 km/jam. Dengan kondisi jalan seperti ini dapat menyebabkan ketidakamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Geometrik Jalan Pada Ruas Jalan Matali – Torosik Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Sepanjang 3 kmâ€.Dikarenakan banyak tikungan yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan perbaikan geometrik. Untuk memperoleh data kondisi geometrik lapangan maka dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur Theodolite dan GPS, data yang diperoleh dari pengukuran yaitu data koordinat dan data elevasi, selanjutnya data hasil pengukuran tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel dan dimasukkan keprogram Autocad, dari hasil penggambaran tersebut maka selanjutnya dilakukan analisa geometrik.Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh 32 tikungan dan hanya tikungan 17 dengan jari- jari 115 m yang memenuhi kriteria. Tikungan lainnya sebanyak 31 tikungan memiliki jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari minimum dan akan cukupberbahaya untuk kecepatan rencana 60 km/jam. Terdapat tanjakan curam dan penurunan yang terjal pada beberapa lokasi, dimana kelandaian jalan mencapai 28% jauh lebih besar dari yang disyaratkan maksimum sebesar 8%. Kata Kunci: Geometrik Jalan, Bolaang Mongondow Selatan, Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, Jalan kolekto

    ANALISA KINERJA PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI BESARNYA VOLUME KUMULATIF LALU LINTAS DAN FAKTOR LINGKUNGAN Studi Kasus: Ruas Jalan Worang Bypass – Minahasa Utara

    Get PDF
    Dalam RAPBN 2018 pembangunan infrastruktur jalan membutuhkan anggaran sebesar Rp161,2. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan jumlah anggaran paling besar yakni Rp104,2 triliun naik 2,6% dari anggaran APBNP 2017. Keseluruhan panjang jalan di Indonesia sepanjang 537.892 km, dan kondis jalan rusak ringan sampai rusak berat mencapai 300,3 km. Dari data-data tersebut dapat dilihat betapa mahalnya preservasi dan pembangunan jalan baru di Indonesia.Ruas jalan Worang Bypass Minahasa Utara merupakan penghubung antara dua kota besar di Sulawei Utara yaitu Manado dan Bitung sehingga ruas jalan ini sering dilintasi oleh kendaraan besar bermuatan berat, hal tersebut memberikan pengaruh terhadap kinerja perkerasan pada ruas jalan Worang Bypass. Kinerja perkerasan yang dimaksudkan adalah fungsi dari kemampuan relative dari perkerasan untuk melayani lalu lintas dalam suatu periode tertentu yang ditentukan berdasarkan kondisi fungsional yang menyangkut pada kerataan, kekesatan permukaan perkerasan (Indeks Permukaan (IP) dan Road Condition Index (RCI)) dan kondisi struktural yang menyangkut pada kekuatan dan daya dukung perkerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh beban lalu lintas serta keaadanan lingkungan terhadap tingkat pelayanan jalan.Untuk menghitung kumulatif beban sumbu standar atau Cummulative Equivalent Standar Axle Load (CESA) dihitung berdasarkan Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017, pengujian lendutan dilakukan menggunakan alat Benkelman Beam (BB) dan pengerjaan serta pengolahan data dilakukan berdasarkan metode Pd T-05-2005-B. Penentuan Indeks Permukaan dilakukan dengan menggunakan grafik hubungan International Roughness Index (IRI) dan IP yang bersumber dari National Cooperative Highway Research Program 2001(NCHRP).Dari hasil perhitungan CESA menunjukkan terjadinya peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan Worang Bypass selama umur rencana 10 tahun, dan berdasarkan data curah hujan 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi 200 mm- 330 mm per tahunnya, selain itu ruas jalan Worang Bypass tidak memiliki sistem drainase yang baik. Kontak yang terjadi antara air dan aspal secara terus menurus serta disertai dengan beban lalu lintas yang terus bertambah mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi pelayanan jalan yang ditandai dengan turunnya nilai IP setahun setelah jalan dioverlay. Rata-rata nilai IRI pada ruas jalan Worang Bypass adalah 3,2 m/km dengan IP 2,2 yang menyatakan fungsi pelayanan jalan berada pada status cukup. Hal tersebut menyatakan bahwa beban lalu lintas yang terus bertambah serta disertai dengan kondisi lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi tingkan pelayanan suatu jalan. Kata Kunci: Indeks Permukaan (IP), International Roughness Index (IRI), Cummulative Equivalent Standar Axle Load (CESA

    EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: RUAS JALAN AIRMADIDI-KAIRAGI) STA 8+193,64-STA 11+193,64

    Get PDF
    Evaluasi struktur perkerasan jalan sangat penting untuk kebutuhan preservasi dan pemeliharaan perkerasan jalan serta menentukan teknik penanganannya. Evaluasi struktur perkerasan dilakukan untuk memperkirakan besarnya penurunan fungsi jalan sehingga perlu adanya pemeliharaan maupun rehabilitasi untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini guna menilai kondisi perkerasan jalan yaitu metode Pavement Condition Index (PCI). Penelitian ini akan mengevaluasi kinerja perkerasan struktur perkerasan jalan lentur menggunakan metode PCI seperti yang dilakukan sebelumnya oleh Birasungi dkk (2019), yang meneliti tentang Evaluasi Struktur Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Bina Marga 2013 Studi Kasus: Ruas Jalan Yos Sudarso Manado. Peneliti ingin membuktikan Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan dengan menggunakan metode PCI yang dilakukan di ruas jalan Airmadidi-Kairagi yang merupakan akses penghubung antara Kota Bitung dan Kota Manado yang banyak dilintasi oleh kendaraan besar dengan muatan yang berat yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja struktur perkerasan jalan. Dari pengamatan yang dilakukan di lokasi ada beberapa kerusakan jalan diantaranya retak kulit buaya, retak alur, lubang, kegemukan. Tujuan dari evaluasi struktur perkerasan jalan adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan dan menentukan strategi pemeliharaan agar perkerasan jalan dalam kondisi yang baik selama umur rencana. Pemeliharan jalan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan penambalan, pelaburan permukaan, pelapisan ulang dan recycling. Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Airmadidi-Kairagi STA 8+193,64 - STA 11+193,64. Berdasarkan Bina Marga 2013, nilai Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA) diperoleh 37.699.062,13 untuk 10 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai pada tahun 2024. Fungsi layanan struktur perkerasan jalan bisa dilihat dari besarnya penururnan nilai indeks permukaan. Nilai Indeks Permukaan yang diperoleh selama 5 tahun dari tahun 2014 sampai pada tahun 2019 adalah 4,26 dan untuk nilai indeks permukaan untuk 10 tahun dari tahun 2014 sampai pada tahun 2024 adalah 2,52. Kerusakan jalan tidak hanya dipengaruhi besar beban lalu lintas, melainkan juga kualitas struktur perkerasan jalan. Nilai PCI untuk Ruas Jalan Airmadidi-Kairagi adalah 65,9 (sangat Baik). Kata Kunci: Evaluasi struktur, Perkerasan, Pavement Condition Index, Kinerja struktu

    PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

    Get PDF
    Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) atau Laston (Lapis aspal beton-lapis antara). Campuran ini terdiri dari agregat kasar, agregat halus dan filler (bahan pengisi). Menurut Spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3, filler adalah bahan yang 100% lolos saringan No.100 dan tidak kurang 75% lolos saringan No.200. Dalam pelaksanaan pembuatan campuran beraspal panas menggunakan alat AMP (Asphalt Mixing Plant) kemungkinan terjadi fluktuasi kandungan filler. Pengaruh dari variasi kandungan filler dalam campuran ini yang akan diteliti terhadap kriteria Marshall. Dalam penelitian ini digunakan material agregat yang berasal dari desa Lolan dan telah melalui proses pemeriksaan sesuai dengan persyaratan agregat dalam campuran. Berdasarkan gradasi dicari komposisi campuran agregat dengan variasi kadar aspal kemudian diuji Marshall untuk mendapatkan kadar aspal terbaik. Berdasarkan gradasi yang diperoleh dan kadar aspal terbaik dibuat campuran yang mengikuti gradasi ideal, tetapi untuk membuat variasi filler pada ukuran saringan terbawah filler dan dua saringan sebelumnya turut divariasikan, setelah itu dibuat benda uji dengan variasi filler 2%,4%,6%,8%,10% terhadap berat total agregat kering. Hasil pengujian Marshall menunjukkan bahwa pada kadar filler 2% sampai dengan 10% nilai stabilitas adalah 1604 kg sampai dengan 2496 kg, nilai flow adalah 3,27 mm sampai dengan 4,35 mm, nilai VFB adalah 60,85% sampai dengan 83,09%, nilai ratio filler-bitumen efektif adalah 0,41 sampai dengan 2,03, hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi kadar filler nilai stabilitas, flow, VFB dan ratio filler-bitumen efektif meningkat. Sedangkan pada kadar filler 2% sampai dengan 10% nilai VIM adalah 7,58% sampai dengan 2,56% dan nilai VMA adalah 19,35% sampai dengan 15,14%, menunjukkan semakin tinggi kadar filler nilai VIM dan VMA menurun. Kadar filler yang terbaik memenuhi seluruh kriteria Marshall ada pada range tertentu dan dalam penelitian ini dibatasi oleh persyaratan nilai ratio filler-bitumen efektif, maka range kadar filler terbaik berada antara 5% sampai dengan 7%. Kata Kunci : AC-BC, Filler (Bahan Pengisi), Kriteria Marshal

    ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2 Lokasi Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur)

    Get PDF
    Pekerjaan teknik sipil berskala besar perlu menggunakan alat berat. Alat berat menurut fungsinya masing-masing antara lain alat penggali, pemuat, pengangkut, penghampar, dan alat pemadat. Alat harus digunakan secara efisien sehingga pengguna perlu mengetahui kemampuan alat, jenis-jenis alat, keterbatasan alat, serta biaya operasional alat. Produktivitas alat berat bergantung pada jenis atau type alat, metode kerja, kondisi medan kerja, serta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis alat yang dibutuhkan, serta kapasitas produksi alat berat pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2 di Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Sesuai dengan waktu (durasi) kontrak dan kuantitas pekerjaan utama (major item), pekerjaan galian dijadwalkan 45 hari kerja dengan kuantitas pekerjaan 23.128 m3; pekerjaan timbunan dijadwalkan 33 hari kerja dengan kuantitas pekerjaan 11.181 m3; pekerjaan lapis pondasi agregat dijadwalkan 30 hari kerja dengan kuantitas pekerjaan 866 m3; pekerjaan perkerasan aspal dijadwalkan 11 hari kerja dengan kuantitas pekerjaan 564 m3. Produksi Asphalt Mixing Plant dan Crusher tidak ditinjau.  Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada dilapangan kemudian dilakukan analisis kapasitas produksi, keseimbangan penggunaan alat, serta harga satuan alat sesuai teori yang dirangkum dari berbagai sumber untuk menunjang analisis yang dilakukan.Dari hasil analisis diperoleh jenis alat berat yang akan digunakan beserta kapasitas produksi dari masing-masing alat sesuai dengan pekerjaan utama yaitu Pekerjaan Galian kapasitas produksi Hydraulic Excavator 150,22 m3/jam, Dump Truck 57,73 m3/jam. Pekerjaan Timbunan Pilihan kapasitas produksi Wheel Loader 23,22 m3/jam, Dump Truck 14,36 m3/jam, Motor Grader 1863 m3/jam, Vobration Roller 51,86 m3/jam. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Wheel Loader 23,22 m3/jam, Dump Truck 5,39 m3/jam, Motor Grader 1397,3 m3/jam, Vobration Roller 51,86 m3/jam. Pekerjaan Perkerasan Aspal Dump Truck 6,78 m3/jam, Asphalt Finisher 39,69 m3/jam, Tandem Roller 45,9 m3/jam, Pneumatic Tired Roller 56,7 m3/jam.Dapat disimpulkan sesuai dengan waktu yang ditentukan serta kapasitas produksi dari masing-masing alat, waktu puncak berada pada hari yang ke 66 sampai 75 sesuai kontrak dengan kuantitas produksi 577,52 m3/hari karena pada hari tersebut terjadi 2 jenis pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan sehingga alat yang dibutuhkan untuk hari tersebut yaitu Hydraulic Excavator 1 unit, Dump Truck 5 unit, Wheel Loader 1 unit, Motor Grader 1 unit, Vibratory Roller 1 unit. Kebutuhan alat dapat ditanggulangi karena kapasitas Dump Truck kurang lebih hampir sama dengan kuantitas produksi yaitu 576,72 m3/hari, sedangkan kapasitas alat lain melebihi kuantitas produksi. Kata Kunci:     Produktivitas Alat Berat, Pembangunan Jalan,Excavator, Loader, Rolle

    ANALISA KERUSAKAN JALAN DAN PENANGANANNYA DENGAN METODE PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX) (Studi Kasus: Ruas Jalan Kauditan (by pass) – Airmadidi ; STA 0+770 – STA 3+770 )

    Get PDF
    Anggaran perbaikan kerusakan jalan yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2018 telah mencapai Rp 23,7 triliun untuk merehabilitasi jalan sepanjang 154.576 km untuk Sulawesi Utara Sendiri dialokasikan Rp. 651 miliar dengan jalan sepanjang 4.254 km. Jumlah ini menunjukkan banyaknya pengeluaran negara untuk menangani kerusakan jalan, oleh karena itu diperlukannya pemeriksaan kondisi kerusakan jalan untuk menentukan penanganan yang tepat di waktu yang tepat.Analisa kerusakan jalan sangat penting dilakukan demi tercapainya penanganan yang tepat, sehingga penggunaan anggaran dapat digunakan dengan efektif dan efisien. Metode Pavement Condition Index (PCI) di pilih untuk menjadi pedoman/acuan dalam menentukan kondisi perkerasan serta menentukan metode perbaikan tindakan yang akan di ambil pada jalan yang di tinjau. PCI adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai PCI ini memiliki rentang 0 sampai 100 dengan kriteria sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor) dan gagal (failed).Dalam penelitian ini ruas jalan yang akan di tinjau yaitu Ruas Jalan Kauditan (by pass) – Airmadidi ; STA 0+770 – STA 3+770, ruas jalan ini merupakan penghubung antara 2 kota besar yaitu Manado dan Bitung, dimana kota Bitung merupakan kota industri dan pelabuhan terbesar yang ada di Sulawesi Utara. Hal ini menjadikan ruas jalan Manado – Bitung harus memikul beban lalulintas yang besar.Penelitian ini dilakukan langsung secara visual dengan panjang ruas jalan yang diamati sepanjang 3km dan dibagi menjadi 60 segmen dengan ukuran persegmen 50 x 6. Untuk analisa beban yang diterima di ruas jalan yang diteliti, dilakukan survey lalulintas 12 jam selama 3 hari didapat 3.645.267,17 ESAL. Dari hasil penelitian didapat Nilai Index kondisi Perkerasan dengan menggunakan metode PCI pada tahun 2020 sebesar 76,7 (Sangat Baik) dengan beban ESA/Tahun kumulatif dari tahun terakhir dilakukan Overlay sebesar 22.155.288,47 ESAL. Kata kunci: Pavement Condition Index (PCI), beban lalulinta
    • …
    corecore