4 research outputs found

    Acute Diarrhea Duration Between Children With Probiotic Therapy And Without Probiotic Therapy At Gotong Royong Hospital

    Get PDF
    Introduction: Diarrhea is one of the leading causes of mortality and morbidity in childrenthroughout the world. Based on Basic Health Research data (Riskesdas), the highest diarrheaprevalence occurs in children aged 1-4. One of the supportive therapies given to children whohave acute diarrhea is probiotic therapy. Probiotic therapy in children with acute diarrhea canreduce the frequency and duration of diarrhea. Purpose: To analyze the differences in acute diarrhea duration between children withprobiotic therapy and without probiotic therapy, a case study in Gotong Royong Hospital. Method: An experimental study with Cohort approach. The sampling technique used in thisresearch was consecutive sampling. The procedure of this research was carried out bycollecting primary data, recording probiotic therapy given to the acute diarrhea children whocome to Gotong Royong Hospital at Surabaya and doing outpatient care, then continued withmonitoring to the patient's parents everyday to find out the duration of acute diarrhea in thechildren after probiotic therapy. This research used the Mann Whitney analysis test. Results: We found that there were significant differences between the duration of acutediarrhea in the children with probiotic therapy and the children without probiotic therapy witha value of p < 0,001 (p<0.05). The average duration of acute diarrhea in children withoutprobiotic therapy is 3.25 days. Meanwhile, the average duration of acute diarrhea in childrenwith probiotic therapy is 1.25 days. The average difference between children with andwithout probiotic therapy was two days. Conclusion: There is a difference in the duration of acute diarrhea in the children withprobiotic therapy and the children without probiotic therapy at Gotong Royong Hospital inSurabaya.

    SELF-MANAGEMENT DIET AND RANDOM PLASMA GLUCOSE CONTROL OF PATIENT WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS AT PUSKESMAS ALUN-ALUN GRESIK

    Get PDF
    Background: Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable metabolic disease characterized by the pancreas not being able to produce insulin and a decrease in insulin receptor sensitivity. Epidemiological data show the prevalence of type 2 diabetes mellitus is high in Indonesia and estimated to increase by more than 2.5 times in 2030 compared to 2020. Several factors play an important role in the development and management of diabetes cases, including the management of a good independent diet. People with DM who do not pay attention to their diet can trigger complications and disability. Objective: This study aims to determine the correlation between independent diet management and blood sugar control in patients with type 2 diabetes mellitus. Methods: This study used an observational analytic method with a cross sectional design. The sampling technique was consecutive sampling. Self-management assessment of diet used the Self-Management Diabetic Diet Questionnaire (SMBDQ) which has been adjusted and tested for validity and reliability. Blood sugar measured using a glucometer. Data processing was conducted using Kendall's tau C with a significance level of 95% (α=0.05). Results: There was 79 respondents. There was a correlation with a significance value (P= 0.002) with a low correlation (τ=0.255) between independent diet management and current blood sugar control in patients with type 2 diabetes mellitus. Conclusion: Independent diet management has a significant correlation with blood sugar control in patients type 2 diabetes mellitus. Keywords: Diabetes mellitus, independent diet management, Random Plasma Glucose, Self-Management Diabetic Diet Questionnaire

    Perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di rumah sakit Gotong Royong Surabaya

    Get PDF
    Latar Belakang : Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada anak di seluruh dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kejadian diare tertinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Salah satu terapi suportif yang dapat diberikan pada anak yang mengalami diare akut adalah probiotik. Pemberian probiotik pada anak yang mengalami diare akut dapat mengurangi frekuensi dan durasi diare. Tujuan : Untuk menganalisis perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. Metode : Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan pendekatan kohort. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Consecutive sampling. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer yaitu pemberian probiotik pada anak yang datang ke klinik anak Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya dan mengalami diare akut serta melakukan rawat jalan, dilanjutkan dengan follow up yang dilakukan kepada orang tua pasien setiap hari untuk mengetahui lama diare akut pada anak. Penelitian ini menggunakan uji analisis Mann Whitney. Hasil : Berdasarkan uji analasis didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Rerata lama diare pada anak yang tidak diberikan probiotik adalah 3,25 hari, sedangkat rerata lama diare pada anak yang diberikan probiotik adalah 1,25 hari. Maka didapatkan bahwa beda rerata lama diare pada kedua kelompok adalah 2 hari. Simpulan : Terdapat perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya

    Perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di rumah sakit Gotong Royong Surabaya

    No full text
    Latar Belakang : Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada anak di seluruh dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kejadian diare tertinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Salah satu terapi suportif yang dapat diberikan pada anak yang mengalami diare akut adalah probiotik. Pemberian probiotik pada anak yang mengalami diare akut dapat mengurangi frekuensi dan durasi diare. Tujuan : Untuk menganalisis perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. Metode : Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan pendekatan kohort. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Consecutive sampling. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer yaitu pemberian probiotik pada anak yang datang ke klinik anak Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya dan mengalami diare akut serta melakukan rawat jalan, dilanjutkan dengan follow up yang dilakukan kepada orang tua pasien setiap hari untuk mengetahui lama diare akut pada anak. Penelitian ini menggunakan uji analisis Mann Whitney. Hasil : Berdasarkan uji analasis didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Rerata lama diare pada anak yang tidak diberikan probiotik adalah 3,25 hari, sedangkat rerata lama diare pada anak yang diberikan probiotik adalah 1,25 hari. Maka didapatkan bahwa beda rerata lama diare pada kedua kelompok adalah 2 hari. Simpulan : Terdapat perbedaan lama diare akut pada anak yang diberikan dan yang tidak diberikan probiotik di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya
    corecore