3 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA WAKTU KERJA DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN PERASAAN KELELAHAN PADA PEKERJA DI HOME INDUSTRY TAHU DI DUKUH JANTEN, KABUPATEN BANTUL

    Get PDF
    Latar Belakang: Kelelahan adalah bahaya keselamatan di tempat kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Kelelahan yang terjadi secara terus menerus akan menjelma menjadi kelelahan kronis. Rasa lelah yang dialami penderita dapat terjadi sebelum melakukan pekerjaan, selama bekerja dan dapat terjadi setelah melakukan pekerjaan pada waktu sore hari. Kelelahan terjadi apabila beban kerja sebesar 30-40% dari kapasitas kerja dan pekerjaan statis yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja akan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan. Pekerjaan apapun jenisnya akan menjadi beban bagi yang melakukan, baik itu beban kerja fisik ataupun mental. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah populasi 114 pekerja dan sampel 60 pekerja. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner dan pengukuran denyut nadi dengan menggunakan stopwatch. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa hubungan waktu kerja dengan perasaan kelelahan didapat nilai p-value 0,040 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara watu kerja dengan perasaan kelelahan. Sedangkan beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan didapat nilai p-value 0,012 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan. Kesimpulan: Ada hubungan antara waktu kerja dengan perasaan kelelahan, ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan. Kata Kunci: Waktu Kerja, Beban Kerja Fisik, Perasaan Kelelahan

    Hubungan Antara Waktu Kerja dan Beban Kerja Fisik dengan Perasaan Kelelahan Pada Pekerja di Home Industry Tahu di Dukuh Janten

    Get PDF
    Background: Fatigue is a safety hazard in the workplace and can reduce work productivity. Fatigue that occurs continuously will become chronic fatigue. The feeling of fatigue experienced by sufferers can occur before doing work, during work and can occur after doing work in the afternoon. Fatigue occurs when the workload is 30-40% of work capacity and static work is carried out for a long time. Extending work time more than the ability to work long will be a tendency for fatigue. Any kind of work will be a burden for those who do it, whether it is a physical or mental workload. Method: This type of quantitative research using observational analytic method with cross sectional approach. The sampling technique using purposive sampling with a population of 114 workers and a sample of 60 workers. The instrument used is a questionnaire and pulse measurement using a stopwatch. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis using the chi-square test. Results: Research shows that the relationship between work time and feeling of fatigue is obtained p-value 0.040 (p &lt;0.05), which means that there is a relationship between workforce and feeling tired. While the physical workload with feelings of fatigue obtained a p-value of 0.012 (p &lt;0.05) which means that there is a relationship between physical workload and feeling tired. Conclusion: There is a relationship between work time and feeling tired, there is a relationship between physical workload and feeling tired.Latar Belakang: Kelelahan adalah bahaya keselamatan di tempat kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Kelelahan yang terjadi secara terus menerus akan menjelma menjadi kelelahan kronis. Rasa lelah yang dialami penderita dapat terjadi sebelum melakukan pekerjaan, selama bekerja dan dapat terjadi setelah melakukan pekerjaan pada waktu sore hari. Kelelahan terjadi apabila beban kerja sebesar 30-40% dari kapasitas kerja dan pekerjaan statis yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja akan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan. Pekerjaan apapun jenisnya akan menjadi beban bagi yang melakukan, baik itu beban kerja fisik ataupun mental. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah populasi 114 pekerja dan sampel 60 pekerja. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner dan pengukuran denyut nadi dengan menggunakan stopwatch. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa hubungan waktu kerja dengan perasaan kelelahan didapat nilai p-value 0,040 (p&lt;0,05) yang berarti ada hubungan antara watu kerja dengan perasaan kelelahan. Sedangkan beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan didapat nilai p-value 0,012 (p&lt;0,05) yang berarti ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan. Kesimpulan: Ada hubungan antara waktu kerja dengan perasaan kelelahan, ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan
    corecore