5,018 research outputs found
Antenatal Care Visits and Early Detection of Pre-eclampsia Among Pregnant Women
The death of pregnant women is still the world\u27s attention in the field of health. The SDG\u27s indicator provides one of the goals in the health field. The target to be achieved is a global maternal mortality ratio of less than 70/100,000 live births by 2030. According to WHO, preeclampsia is one of the leading causes of maternal death in the world, including Indonesia. East Java Province with the highest ranking in Indonesia. One of the cities in East Java which is the leading contributor to preeclampsia is Surabaya with 16 cases in 2016. The government carries out the treatment to reduce maternal mortality due to preeclampsia through antenatal care. This study aimed to analyze antenatal care visits for early detection of preeclampsia. The method in this research is qualitative research method with data retrieval technique using in-depth interview. Based on the results of research antenatal care visits have an effect on early detection of preeclampsia. Pregnant women who regularly make antenatal visits can prevent possible dangers of pregnancy as early as possible. So the maternal mortality rate (MMR) due to pre-eclampsia can be decreased
Fermentasi Tepung Bulu Ayam Dengan Bacillus Licheniformis B2560 Untuk Meningkatkan Kualitas Bahan Baku Pakanikan
- The purpose of this study is to examine fermentation of chicken feather meal with Bacillus licheniformis B2560 to improve the quality of fish feed ingredients. The study was conducted using an experimental method to completely randomized design (CRD) 4 treatments, 3 replications, ie P0 = non- fermented ; P1 = 5 ml inoculum fermentation with B. licheniformis B2560 ; P2 = 10 ml inoculum fermentation with B. licheniformis B2560 ; and P3 = 15 ml inoculum fermentation with B. licheniformis B2560, respectively for chicken feather meal as much as 2 g .Parameters measured were the levels of protein and organoleptic parameters that support, in the form of the physical properties of chicken feather meal, include color, texture, and smell. Data were analyzed using a protein content analysis of variance (ANOVA) with a confidence level of 95 %, followed by Duncans Multiple Range Test Test (DMRT) with a confidence level of 95 % , while for the data results of the organoleptic qualitatively analyzed descriptively.The results showed that the P0 treatment was significantly different (P < 0.05) with P1, P2, and P3, and between treatments P1, P2, and P3 respectively were significantly different (P < 0.05). The treatment gives the best results is the treatment that P1 has the highest protein content of 84.08 % with a change in the physical properties of white -yellow (color), soft (texture), and less typical sting (smell)
Analisis USAhatani Jamur Tiram
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi jamur tiram; untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan bersih USAhatani jamur tiram, menganalisis pendapatan USAhatani, pendapatan tenaga kerja keluarga, dan pendapatan tenaga kerja jamur tiram; serta menganalisis kelayakan USAhatani jamur tiram. Daerah penelitian ditentukan dengan metode purposive (sengaja) dan penarikan sampel dilakukan secara sensus. Penelitian dilakukan untuk satu kali proses produksi (6 bulan). Metode analisis yang digunakan adalah regresi non-linier Cobb-Douglass untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jamur tiram, regresi linier berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan bersih USAhatani jamur tiram. Analisis pendapatan bersih USAhatani, pendapatan tenaga kerja keluarga, pendapatan tenaga kerja digunakan metode tabulasi sederhana, analisis kelayakan USAhatani jamur tiram digunakan analisis R/C, BEP, dan ROI. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bibit, serbuk kayu, dedak, kapur, gipsum, dan luas kumbung secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi jamur tiram sedangkan secara parsial yang berpengaruh nyata hanya serbuk kayu, dedak, dan kapur. harga bibit, harga serbuk kayu, harga dedak, produksi, dan harga output secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan bersih jamur tiram sedangkan secara parsial hanya harga dedak, produksi, dan harga output yang berpengaruh nyata. Pendapatan bersih USAhatani jamur tiram per petani adalah sebesar Rp. 13.846.750,- , pendapatan tenaga kerja keluarga USAhatani jamur tiram per petani sebesar Rp 15.991.125,-, pendapatan tenaga kerja USAhatani jamur tiram per petani adalah sebesar 17.027.196,-. Pendapatan bersih Jamur Tiram per bulan sebesar Rp. 2.307.791,-, pendapatan tenaga kerja per bulan sebesar Rp. 2.837.866,-, pendapatan tenaga kerja keluarga per bulan adalah sebesar Rp. 2.665.187,-. Jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp. 1.290.000/bulan, maka dapat dikatakan pendapatan USAhatani jamur tiram tergolong tinggi. Usahatani jamur tiram layak untuk diusahakan dilihat dari nilai R/C sebesar 2,75, ROI sebesar 178,02, dengan ketentuan harga jual terendah Rp 6.057,39/kg dan hasil produksi minimum 475,26 kg/ periode produksi
Keefektifan Vaksin Aeromonas Hydrophila Untuk Mengendalikan Penyakit Mas(motile Aeromonas Septicemia) Pada Gurami (Osphronemus Gouramy Lac.) Efficacy of Aeromonas Hydrophila Vaccine to Control Motile Aeromonas Septicemia (Mas) Disease on Gouramy (Osphronemus Gouramy Lac.)
The study was aimed to find an antigen (Ag) O and Ag H of Aeromonas hydrophila vaccines as immunogenic antigen and to evaluate the efficacy of these vaccines to control Motile Aeromonas Septicemia (MAS) disease on gouramy. The research was carried out by Completely Randomized Design with three treatments and five replicates, i.e., Ag O of A. hydrophila vaccine, Ag H of A. hydrophila vaccine, and control. Ten gouramy fishes with length of 10-12 cm and average 8 weight of 28 g were used. Soaking method was used with dosage of 10 for 90 minutes. Booster was conducted a week after vaccination and challenging test was conducted a weeks after booster. Parameters observed were antibody titer, Relative Percent Survival (RPS), survival rate, mean time to death (MTD), and water quality. Data were analyzed by Analysis of Variance followed by Duncan\u27s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that Ag O and Ag H of A. hydrophila vaccines could increase antibody titer, survival rate, and RPS (
PENGARUH KAPITALISME GLOBAL TERHADAP SISTEM PEREKONOMIAN CINA
ABSTRAK
Tatanan Internasional yang dihadapi sekarang ini sebenarnya merupakan sebuah
hasil perubahan lingkup politik dan ekonomi yang terus-menerus, dimulai dengan formasi
aliansi negara-negara Barat pada tahun 1949 sampai berakhirnya Perang Dingin dengan
runtuhnya tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet lama pada awal dekade 90-an. Dan
setiap perubahan ini selalu menempatkan AS sebagai isu sentral dalam berbagai isu
internasional, dan menjadi semakin terbuka di tengah derasnya globalisasi yang tidak lagi
mengenal kedaulatan, batas negara, serta menghasilkan dampak yang luar biasa pada
perdagangan bebas dan mengalirnya kapitalisme secara bebas. Bagi Cina yang kembali
bangkit sebagai sebuah kekuatan ekonomi dan perdagangan di tengah globalisasi ini,
memang tidak ada pilihan untuk menerima interdependensi dan globalisasi secara
antusias dan terbuka. Ini memang karena kebutuhan pembangunan perekonomiannya.
Cina pada awalnya menjalankan sistem ekonomi tertutup yaitu dari murni sentralistik,
mengubah kebijakannya menjadi sistem perekonomian pasar. Cina mulai terbuka
terhadap investor asing dan ikut serta dalam organisasi ekonomi internasional. Cina
berkembang menjadi dirinya sebagai entrepot kapitalis terbesar di dunia.
Dari latar belakang masalah di atas, maka Penulis meneliti melalui kerangka
pemikiran yang di dalamnya terdapat premis mayordimana dalam hal ini dititk beratkan
pada teori ekonomi politik internasional, serta teori politik luar negeri, sedangkan premis
minormenggunakan konsep pengaruh kapitalisme global, konsep kebijakan ekonomi
Cina, serta pendapat para ahli ekonomi mengenai kebijakan ekonomi Cina dalam
menghadapi pengaruh kapitalisme global. Selain itu asumsi yang sebelumnya diambil
dalam teori para ahli membantu Penulis dalam merumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Jika dominasi kapitalisme global beroperasi dengan prinsip-prinsip keterbukaan
dan kompetisi menciptakan saling ketergantungan bagi pelaku-pelaku ekonomi
internasional, maka kebijakan penyesuaian dari sistem perekonomian perencanaan
ke arah sistem pasar menjadi basis aktivitas sistem perekonomian di Cina.”
Berdasarkan hipotesis di atas, Penulis mengadakan penelitian dengan metode
deskriptif analitisdan historis analitis guna mempermudah penelitian mengenai
pengaruh kapitalisme global terhadap sistem perekonomian Cina . berdasarkan data dan
analisis terlihat bahwa dengan adanya kapitalisme global sebagai sebuah fenomena yang
tidak dapat dihindari lagi, membuat Cina melakukan perubahan dengan merevisi ideologi
resminya, khususnya dalam kebijakan sistem perekonomiannya. Pertumbuhan ekonomi
Cina menunjukkan angka yang menakjubkan. Reformasi pertama dilakukan Cina dengan
pembubaran komune petani yang merupakan mayoritas penduduk Cina, keterbukaan
terhadap investasi asing dan sistem perekonomian pasar diperkenalkannya secara
bertahap. Nilai-nilai kapitalisme global membuat pemerintah Cina melakukan kebijakan
untuk terbuka terhadap dunia luar.
Kesimpulan, Dalam perekonomiannya, Cina telah mengalami suatu transformasi
yang telah berjalan sejak tahun 1950. Selama 30 tahunan (era 1950 sampai 1970)
perekonomiannya telah berjalan dalam sebuah sistem perekonomian perencanaan (system
of economic planning). Tetapi, sejak reformasinya di awal 1980an, Cina telah memulai
meninggalkan sistem yang lama dan mencari jalan menuju sistem perekonomian pasar.
Kata Kunci : Pengaruh Kapitalisme Global, Sistem Perekonomian Cin
The New Challenge of Green Cosmetics: Natural Food Ingredients for Cosmetic Formulations
: Nowadays, much attention is paid to issues such as ecology and sustainability. Many consumers choose "green cosmetics", which are environmentally friendly creams, makeup, and beauty
products, hoping that they are not harmful to health and reduce pollution. Moreover, the repeated
mini-lock downs during the COVID-19 pandemic have fueled the awareness that body beauty is
linked to well-being, both external and internal. As a result, consumer preferences for makeup have
declined, while those for skincare products have increased. Nutricosmetics, which combines the
benefits derived from food supplementation with the advantages of cosmetic treatments to improve
the beauty of our body, respond to the new market demands. Food chemistry and cosmetic chemistry come together to promote both inside and outside well-being. A nutricosmetic optimizes the
intake of nutritional microelements to meet the needs of the skin and skin appendages, improving
their conditions and delaying aging, thus helping to protect the skin from the aging action of environmental factors. Numerous studies in the literature show a significant correlation between the
adequate intake of these supplements, improved skin quality (both aesthetic and histological), and
the acceleration of wound-healing. This review revised the main foods and bioactive molecules used
in nutricosmetic formulations, their cosmetic effects, and the analytical techniques that allow the
dosage of the active ingredients in the food
Campiglia Marittima Skarn (Tuscany): A Challenging Example for the Evolution of Skarn-Forming Models
Campiglia Marittima (hereafter Campiglia) has a long record of attracting interest on its ore deposits that have been intermittently exploited from the Copper Age to the late XX century. Since the XIX century, Campiglia has been a key locality for the debate on skarn-forming processes due to the presence of mining activities ensuring access to ever new rock exposures. The pioneering study of vom Rath and the comparison with attractive chemical model (e.g., Korzhinskii's theory) in the XX century made Campiglia a "classic" example of skarn ore deposit, from the causative intrusion to the marble host rock. In recent years, detailed field investigations integrated by petrographic, geochemical, and isotopic analyses revealed a more complex and stimulating geological history. The Campiglia skarn was later intruded by mafic magma causing textural reworking and chemical redistribution as well as the reverse telescoping process with Fe-Cu sulfides overprinting previously formed Pb-Zn ore. This work aims to trace the evolution of the scientific thinking on the Campiglia ore deposit by comparison with existing skarn-forming models and, ultimately, shows that the current skarn-forming model(s) cannot fully explain the textural and geochemical features of the Campiglia skarn
- …