24 research outputs found

    Penerapan Diversifikasi Produk Perikanan di Desa Darunu, Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Community Partnership Program (PKM) is an activity to empower community members as a form of partnership among academia, the community and the government. The program aims to improve the skills, production and welfare of the community. The program's target partners are located in the village of Darunu, Wori District, North Minahasa Regency. Geographically located on the coast with potential for marine fisheries that have the potential to be developed. The village is categorized as a fishing community, where around 30% are classified as poor families and have a small business as fish sellers of fish processors. The specific target of activities is to produce superior diversified products in terms of taste, sanitation and hygiene, as well as to provide business continuity for diversification of fish meatball products, dragon legs, and fish nuggets. The issue that has to be solved is that how to utilize  fishery products  during abundant harvests. The methods applied in this program are 1) Training of how to produce fish products using good manufacturing practices;  2) Mentoring and evaluation on the way the partners handling fish product

    KANDUNGAN ANTIOKSIDAN PADA RUMPUT LAUT EUCHEUMA SPINOSUM YANG DIEKSTRAK DENGAN METANOL DAN ETANOL

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of seaweed Eucheuma spinosum through phytochemical and DPPH test (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). This study utilized 2 solvents i.e. methanol and ethanol with 2 different concentrations (95% and 50%). The analysis included percentage of yields, phytochemical test, and IC50 value from each extract. The highest yield of extract was obtained on the sample extracted with 50% ethanol with the yield value of 1.8%. Phytochemical results showed that samples extracted with 95% methanol had 6 components of antioxidants namely alkaloids, steroids, saponins, terpenoids, polyphenols and flavonoids. The best IC50 value was presented by sample extracted with 95% ethanol (97,522 ppm). Overall, this study demonstrated the effectiveness of fresh Euchema spinosum samples as a source of natural antioxidants. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan rumput laut Eucheuma spinosum melalui uji fitokimia dan uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). Untuk proses ekstraksi penelitian ini menggunakan 2 pelarut yaitu methanol dan etanol dengan 2 konsentrasi berbeda 95% dan 50%. Analisis yang dilakukan meliputi rendemen, uji fitokimia, dan perhitungan IC50 dari masing-masing ekstrak. Rendemen ekstrak tertinggi diperoleh pada sampel yang diekstrak dengan etanol 50% dengan nilai rendemen sebesar 1,8%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel yang diekstrak dengan methanol 95% memiliki 6 komponen antioksidan yang diuji secara kualitatif (alkaloid, steroid, saponin, terpenoid, polifenol dan flavonoid). Nilai IC50 paling baik diperlihatkan oleh sampel yang diekstrak dengan etanol 95% yaitu sebesar 97,522 ppm. Secara keseluruhan penelitian ini memperlihatkan efektivitas sampel Euchema spinosum segar sebagai sumber antioksidan alami.

    KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus Pelamis L.) ASAP UTUH YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKAUM SELAMA PROSES PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemunduran mutu kimiawi dan tingkat kesukaan konsumen ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap utuh yang dikemas vakum dan non vakum selama 0 hari, dan 2 hari, dengan penyimpanan pada suhu ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksploratif deskriptif, yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia dilapangan melalui pencatatan dan pengamatan secara terperinci kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Parameter yang di uji adalah kadar Air, pH, TVB-N, TPC dan Organoleptik.Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Nilai kadar air ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap utuh yang dikemas vakum pada penyimpanan 0 hari memiliki nilai tertinggi yaitu 68.1% dan non vakum 63.3% sedangkan pada penyimpanan 2 hari mengalami penurunan untuk ikan yang divakum memiliki nilai 65.6% dan untuk ikan yang dikemas non vakum yaitu 63.3%.Nilai pH ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 hari masi baik untuk vakum yaitu 5.68 ,dan non vakum 5.85   sedangkan untuk nilai pH pada hari ke 2 vakum 6.12 dan untuk non vakum adalah 6.08. Nilai TVB-N ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 hari yaitu, vakum 39.9 mg N/100 gr dan non vakum 35.7 mg N/100 gr sedangkan untuk penyimpanan pada 2 hari mengalami kenaikan yaitu, vakum 85.3 mg N/100 gr dan non vakum 58 mg N/100 gr. Nilai TPC ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 yaitu vakum 49,5X101 dan non vakum 74,5X103. sedangkan untuk nilai TPC pada hari ke 2 yaitu, vakum 145X101 dan non vakum 246,5X101 . Berdasarkan hasil uji organoleptik ikan cakalang (katsuwonus pelamis L) asap utuh yang dikemas vakum dan non vakum di uji dari segi kenampakan, rasa, dan bau, ikan cakalang asap yang dikemas vakum dan non vakum pada penyimpanan 0 hari memiliki nilai yang baik, sedangkan untuk pengujian hari ke 2 memiliki penurunan nilai. Penyimpanan ikan dengan menggunakan plastik vakum memiliki nilai lebih baik dari ikan yang tidak divakum ini terbukti adanya hasil yang diperoleh selama proses pengamatan

    Kandungan Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan Buah Mangrove Sonneratia alba yang Dikeringkan dalam Kabinet Dryer

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the total phenol content and antioxidant activity of Sonneratia alba mangrove fruit dried at 50°C in a cabinet dryer with different extraction times. The method used in this study was exploratory, the data were analyzed descriptively, the treatment used was the extraction time of 5, 10 and 15 minutes in boiling water, the test parameters used were the total phenol content using the Folin-Ciocalteau method and antioxidant activity using the DPPH method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). The results obtained were as follows: the highest total phenol value was found in the 10-minute extraction time treatment, namely 23.7851 mg GAE/g; the strongest antioxidant activity was found in the 10-minute extraction time, namely 5.25 ppm. From the data obtained, it can be concluded that the best treatment is the extraction time in boiling water for 10 minutes. Keywords:    Fruit, S. alba, boiling water extraction, total phenol, antioxidant activity Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan buah mangrove Sonneratia alba yang dikeringkan pada suhu 50°C di dalam kabinet dryer dengan lama ekstraksi yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif, data dianalisis secara deskriptif, perlakuan yang digunakan adalah lama ekstraksi 5, 10 dan 15 menit dalam air mendidih, parameter uji yang digunakan adalah kandungan total fenol menggunakan metode Folin-Ciocalteau dan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: nilai total fenol tertinggi ditemukan pada perlakukan lama ekstraksi 10 menit yaitu 23,7851 mg GAE/g; aktivitas antioksidan terkuat ditemukan pada lama ekstraksi 10 menit yaitu 5,25 ppm. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah lama ekstraksi dalam air mendidih selama 10 menit. Kata kunci:  Buah S. alba, ekstrak air mendidih, total fenol aktivitas antioksidan

    ANALISIS FITOKIMIA DAN UJI TOTAL KAPANG PADA RUMPUT LAUT KERING Eucheuma denticulatum DAN Kappaphycus alvarezii

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the phytochemistry content of dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii using methanol and ethanol as solvents and to measure the total plate count (TPC) in the simplicia of dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii. The results showed that dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappahycus alvarezii extract with ethanol and methanol contained bioactive compounds such as Flavonoids, Saponins, Tannins, Terpenoids, Phenols and Alkaloid in Dragendorf reagents and Wagner reagents. However, alkaloid was not found in Mayer reagents in both seaweed. Moreover, steroid was only identified in both seaweed extracts with ethanol. While total plate count (TPC) in incubation for two days at 25–30˚C was 3.1x102 CFU/g for dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii had total plate count (TPC) of 3.4x102 CFU/g.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kandungan fitokimia dari rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii menggunakan pelarut methanol dan etanol, dan untuk mengukur total kapang dalam simplisia rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii. Hasilnya menunjukkan bahwa rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii yang di ekstrak dengan etanol dan methanol, mengandung senyawa Flavonoid, Saponin, Terpenoid, Tanin, Fenol dan Alkaloid pada pereaksi Dragendorf dan Wagner. Senyawa Alkaloid pada pereaksi Mayer tidak teridentifikasi pada kedua rumput laut. Senyawa Steroid yang teridentifikasi pada kedua rumput laut yang diekstrak dengan etanol. Sementara itu, total kapang yang di inkubasi selama dua hari pada suhu 25–30˚C ialah 3,1x102 CFU/g untuk rumput laut kering Eucheuma denticulatum, sedangkan rumput laut kering Kappaphycus alvarezii memiliki total kapang 3,4x102 CFU/g

    Fiber Content and Viscosity of Seaweed Extract Eucheuma spinosum using Subcritical Water Method

    Get PDF
    This study was conducted to analyze the fiber content and viscosity of the Eucheuma spinosum seaweed. Seaweed, used in dry form, is extracted using subcritical water at 115°C and 125°C with time of 15, 20, and 25 minutes respectively using Hirayama HVE-50. The results of analysis of E.spinosum's fiber content and extract viscosity were obtained in the treatment of each of the lowest crude fibre levels in the 15 minute treatment at 115°C at 1.175%, and the highest at the 25 minute treatment at 125°C at 2.1525%. The analysis of insoluble fiber levels is lowest at 20 minutes of treatment at 125°C at 9.4% and the highest 20 minutes of treatment at 115°C at 16.64%. The analysis of dissolved dietary fiber is lowest at 15 minutes of treatment at 115°C at 2.21% and 25 minutes of treatment at 115°C at 12.61%. Viscosity analysis is lowest at 20 minutes with a temperature of 115°C at 22.465 cP and the highest time treatment at 115°C at 91.455 cP. Keywords: Eucheuma spinosum, fiber content, viscosity, and subcritical water Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai kadar serat dan viskositas yang  terdapat pada rumput laut Eucheuma spinosum. Rumput laut yang digunakan dalam bentuk kering, diekstraksi menggunakan air subkritis pada suhu 115°C dan 125°C dengan waktu masing-masing selama 15, 20, dan 25 menit menggunakan autoclave tipe Hirayama HVE-50. Hasil analisis kadar serat dan viskositas ekstrak rumput laut E.spinosum diperoleh masing-masing pada perlakuan yaitu kadar serat kasar terendah terdapat pada perlakuan waktu 15 menit dengan suhu115°C sebesar 1,175%, dan tertinggi pada perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 125°C sebesar 2,1525%. Analisis kadar serat pangan tak larut terendah pada perlakuan waktu 20 menit dengan suhu 125°C sebesar 9,4% dan tertinggi perlakuan waktu 20 menit dengan suhu 115°C sebesar 16,64%. Analisis serat pangan terlarut terendah pada perlakuan waktu 15 menit dengan suhu 115°C sebesar 2,21% dan tertinggi perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 115°C sebesar 12,61%. Analisisviskositasterendah pada perlakuan 20 menitdengansuhu 115°C sebesar 22,465 cP dan tertinggi perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 115°C sebesar 91,455cP. Kata Kunci: Eucheuma spinosum, kadar serat, viskositas, dan air subkriti

    Mutu Selai Rumput Laut Eucheuma denticulatum dengan Perlakuan Konsentrasi Gula dan Pewarna Alami Yang Berbeda

    Get PDF
    Alga merah mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antibakteri terhadap bakteri patogen maupun non patogen. Eucheuma denticulatum adalah salah satu jenis alga merah yang mengandung karbohidrat sebesar 13,38%, lemak sebesar 0,13%, serta mengandung serat kasar sebesar 1,39%. Oleh karena itu, alga ini dapat dimanfaatkan melalui suatu upaya sebagai produk diversifikasi yang memberikan nilai tambah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan selai rumput laut merah Eucheuma denticulatum dengan perlakuan konsentrasi gula dan pewarna alami yang berbeda, serta melihat nilai viskositas, angka lempeng total, dan serat kasar yang terkandung di dalam selai. Hasil yang diperoleh untuk nilai viskositas tertinggi pada formulasi A1B1 (gula 100 g, pewarna alami 0 ml) yaitu 77,41 sedangkan yang terendah pada formulasi A2B3 (gula 150 g, pewarna alami 10 ml) yaitu 59,71. Angka lempeng total selai menunjukkan bahwa angka lempeng total terendah yaitu 0,9 x 102 formulasi A1B1 (gula 100 g, pewarna alami 0 ml) dan jumlah tertinggi terlihat pada formulasi A2B3 (gula 150 g, pewarna alami 10 ml) yaitu 1,6 x 102. Hasil ini berada di bawah baku mutu SNI 01-3746-1995 tentang selai buah yaitu maksimal 5 x 102 koloni/g. Sedangkan untuk nilai kandungan serat kasar selai E. denticulatum memiliki rata-rata 0,10 %. Produksi selai rumput laut dari E. denticulatum telah berhasil dibuat dan dapat diterima oleh masyarakat. Di mana nilai viskositas, angka lempeng total, dan serat kasar berada dalam batas baku mutu

    EKSTRAKSI KARAGINAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN BASA

    Get PDF
    Semi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of selulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical charactheristic of semi refined carrageenan made from kappaphycus alvarezii seaweed,  and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained.  Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%.  The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi-refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration  greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased

    Proksimat pada Tepung Buah Mangrove Sonneratia alba

    Get PDF
    This study aims to determine the proximate value of Sonneratia alba mangrove flour. The flour was made from young (d ≤ 3 cm) and old S. alba fruit. S. alba fruit were collected from Desa Wori, Kec.Wori, Kab. Minahasa Selatan, North Sulawesi. The measured parameters were moisture content by the oven method, the ash content by the dry ashing method, the protein content by the Kjeldahl method; fat content by the Soxhlet method and carbohydrate content were calculated by difference. The results showed that the proximate content of young S. alba fruit flour was 10.53% of moisture, 5.18% ash, 8.735 protein, 1.44% fat and 74.12% carbohydrate. The proximate content of old S. alba mangrove flour was moisture content 9.63%, ash 5.39%, protein 8.34%, fat 1.54% and carbohydrate 75.1%. Moiture and protein content of young S. alba mangrove flour is slightly higher compared to old S. alba mangrove flour. Meanwhile, ash, fat and carbohydrate content of old S. alba mangrove flour is slightly higher compared to young S. alba mangrove flour. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar proksimat pada tepung buah mangrove Sonneratia alba muda (d ≤ 3 cm) dan proksimat tepung buah mangrove S. alba tua (d ≥ 3cm) yang diambil di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Parameter yang dianalisa adalah kadar air dengan metode oven, kadar abu dengan metode pengabuan kering, kadar protein dengan metode kjeldahl meliputi tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi; kadar lemak dengan metode soxhlet dan kadar karbohidrat dihitung berdasarkan metode (by difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba muda adalah kadar air 10,53%, abu 5,18%, protein 8,735, lemak 1,44% dan karbohidrat 74,12%. Kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba tua adalah kadar air 9,63%, abu 5,39%, protein 8,34%, lemak 1,54% dan karbohidrat 75,1%. Perbandingan kandungan proksimat tepung buah mangrove S. alba muda dan tua adalah sebagai berikut: kadar air dan protein pada tepung buah mangrove S. alba muda sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba tua. sedangkan kadar abu, lemak dan karbohidrat kandungan tepung buah mangrove S. alba tua sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba muda

    Cemaran Mikrobiologi Pada Tepung Karagenan

    Get PDF
    The purpose of this study was to examine the microbiological contamination of carrageenan flour made by the steam method. In this study raw seaweed was used with 0.1%, 0.2%, 0.3% NaOH, and drying time. The results of this study obtained the highest yield at the concentration of NaOH 0.3% for 8 hours drying of the Sun that is equal to 19.48%. The lowest water content at the NaOH concentration of 0.3% increases in the drying time of the 12-hour drying cabinet which is 3.7%. Frequency pH stability 8.44 - 9.7. Research Results in The best total Plate Figures at a concentration of NaOH 0.3% for 8 hours of Sun Drying is 3000 colonies / g. The results of the study of Escherichia coli, Salmonella sp. Get negative results.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cemaran mikrobiologis pada tepung karagenan yang dibuat dengan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan bahan baku rumput laut dengan dengan pelarut NaOH 0.1%, 0.2%, 0.3% dan lama pengeringan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak pada konsentrasi NaOH 0.3% lama Pengeringan Matahari 8 jam yaitu sebesar 19.48%. Kadar air terendah pada konsentrasi NaOH 0.3% lama pengeringan Pengeringan Cabinet dryer 12 jam yaitu sebesar 3.7%. Stabilitas pH berkisar 8.44 – 9.7. Hasil Penelitian Angka Lempeng Total terbaik pada konsentrasi NaOH 0.3% dengan lama Pengeringan Matahari 8 jam yaitu sebesar 3000 koloni/g. Hasil penelitian Escherichia coli, Salmonella sp diperoleh hasil negatif. 
    corecore