89,181 research outputs found
LAGU DOLANAN ANAK ALTERNATIVE SONGS IN TEACHING JAVANESE LANGUAGE FOR CHILDREN
Perkembangan musik di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesatdibandingkan dengan era tahun 1960 dan 1970an. Anak Indonesia, saat ini berada dalamkepungan lagu – lagu dewasa. Kosongnya keberadaan lagu anak membawa efek bagiperkembangan anak, baik dari segi psikologis maupun dari aspek berbahasa. Anak tak lagi
mendapatkan apa yang sesuai dengan dunia mereka. Bahasa yang notabene belumsemestinya diserap oleh anak, acapkali didendangkan. Tidak ada lagi lagu – lagu
bersegmen khusus anak, dengan bahasa anak, dan memuat pendidikan bagi anak. Sudah
beberapa saat, anak – anak diberi suguhan lagu dewasa, baik lagu berbahasa asing, laguberbahasa Indonesia, atau bahkan yang menjadi fenomena saat ini adalah: lagu berbahasaJawa dengan memuat kata – kata yang cenderung vulgar. Anak – anak di hampir setiapaktifitasnya mendendangkan lagu yang sebenarnya mengandung bahasa yang tidakselayaknya dikonsumsi. Sungguh sesuatu yang ironis memang, di usia yang seharusnyamenyerap kosakata yang akan mengakar di sepanjang hidup anak, mereka merekam memorikata – kata yang sebenarnya kurang mereka pahami. Dahulu, kita mengenal lagu berbahasaJawa yang didendangkan anak – anak, seperti: Padhang Bulan, Jaranan, Dondong OpoSalak, dan masih banyak lagu anak Jawa lainnya, yang mudah ditangkap dan memuat pesanbudi pekerti. Lagu Dondong Opo Salak, berbeda dengan Lagu Dolanan lain, karena
mengetengahkan ragam bahasa Jawa yang berbeda, antara ketika dituturkan kepada orangtua dan kepada yang muda. Pilihan kata di lagu ini mengajarkan kepada anak, berbahasa
dan etika
SURVEI CEPAT GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR AKSEPTOR KB DALAM PEMILIHAN JALUR PELAYANAN KB SWASWA DI KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS PROPINSI JAWA TENGAH BULAN JULI TAHUN 2005<RAPID SURVEY DESCRIPTIONS OF SEVERAKL FAMILY PLANNING ACCEPTOR FACTORS IN CHOOSING PRIVATE SERVICE OF FAMILY PLANNING IN SUBDISTRICT, KUDUS DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE, JULY 2005
Dalam pemilihan tempat pelayanan KB banyak hal yang perlu diperhatikan antara lain jenis kontrasepsi, biaya, perbedaan metode kontrasepsi akan berdampak pada besarnya biaya pelayanan-pelayanan petugas kesehatan, profesionalisme tenaga kesehatan jarak tempuh, jauh dekatnya tempat pelayanan dari tempat tinggal akseptor, pengaruh orang lain (keluarga, saudara, teman dan tetangga) menjadi pertimbangan kemana akseptor akan mendapat pelayanan KB. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran beberapa faktor akseptor KB dalam pemilihan jalur pelayanan KB swasta di Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Propinsi Jawa Tengah bulan Juli tahun 2005.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei cepat dan menggunakan pendekatan studi kross seksional. Variabel bebas penelitian ini adalah anak, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, sikap dan jenis alat kontrasepsi. Sebagai variabel terikat adalah pemilihan jalur pelayanan KB Swasta. Jumlah responden sebanyak 210 akseptor KB dengan menerapkan rancangan sampel 2 tahap, yaitu tahap I dengan cara PPS(Probability Proportionale to Size)dan tahap II dengan acak sederhana atau dengan metode rumah terdekat. Data diolah secara univariat dan bivariat deskriptif serta bivariat analitik dengan Confidence Interval(C) dan Rate Rate of Homogenity) (ROH) dengan program C Sampel dari EPI Infor. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa 84,9% responden mempunyai kurang dari atau sama dengan 2 anak, 91,8% responden berpendidikan lanjut, 84,8% responden bekerja, 88,3% responden pendapatan keluarganya lebih dari atau sama dengan Rp.450.000,00 per bulan 83,9% responden tingkat pengetahuannya baik, 88,2% responden yang sikapnya baik dan 84,5% responden yang menggunakan kontrasepsi hormanal. Maka saran yang diberikan yaitu pelayanan fasilitas yang aman, ramah, penuh perhatian, waktu, menunjukkan hasil dan manfaat yang diiginkan, memberikan informasi yang baik, lebih memperpanjang waktu pelayanan dan tugas KB diharapkan lebih giat untuk memberikan pengertian, bimbingan dan dorongan untuk menggunakan kontrasepsi mantap.
In choosing servece place of family planning there are many things need observed like kind of contraception, fee, difference of contraception method will has an impact on the large of service fee. Service of health official, professionalism of health official, distance of attack, far and close of service place from acceptor's home, influence of of other people (like family, frends and neighbor) become consider where will acceptor get service of family planning. The aim of this reseacrh is to know ahat is description of several family planning acceptors in choosing private service of family planning in the Jatin sub district, Kudus ditrict, Central Java province, July 2005.
The type of this research is descriptions research with rapid survey method and use approach cross sectional. Inddependent variables of this research is the amount of child, the level of education, occupation, the level of income, the level of knowledge, attitude and kind of contraception. As dependent variable is choosing private service of family planning. The amount of the respondent is 210 family planning acceptors with apply cluster sample program 2 phase that is the first phase with manner PPS (Pro bability Proportional to Size) and the second phase with simple random or with close home method. Data is procesed in an univariate and descriptive bivariate as well as analytic bivariate manner with Confidence Interval (CI) and Rate of Homogenity (ROH) with C Sample Progrom from EPI Info.
The resul of this reseacrh are indicate respondent who choose private service of family planning are 84.9% respondents have less than 3 chlild, 91.8% respondents advanced education, 84.8% respondents have work, 88.3%respondents have family's income more than or same 450,000 rupiahs every month, 83.9% respondents have fine level of knowledge, 88.2% respondents have fine attitude and 84.5% respondents use hormonal contracepation. So the solutions is government service of family planning are hoped for give service with facilities which safety, comfort, full of attention, timely, indicate result and benefit like desired, give agood information, more extend time of service and family planning official are hoped for more active to give comprehension, guidence and support for use steady contraception.
Kata Kunci: Survei Cepat, Akseptor KB, KB SwastaRapid Survey, Family Planning Acceptor, Private of Family Plannin
Improving English teaching in Universitas Islam Indonesia: Implementation of cooperative learning
Even though cooperative learning is quite a recent paradigm in the field of English teaching especially in English as a Foreign or Second Language (EFL/ESL) classes, it is actually not new for Indonesians. The concept, which relies on individual contributions upon communal achievement, is similar to the concept of gotong royong, which is undoubtedly an innate belief of Indonesians. The concept of gotong royong itself is frequently defined literally as
mutual help. However, it is actually more than mutual help, since it also requires all society members’ participations in any event, for the sake of the community. This literature study is aimed at investigating the applicability of cooperative learning technique in the teaching of English in Universitas Islam Indonesia. The paper will be presented in the order of discussion on cooperative learning, followed by elaboration of gotong royong, and summed up by relevancies of the two concepts. It is possible that this technique also suits the teaching
of other subjects, since the concept of cooperative learning and gotong royong would also facilitate the students in going into real life phenomena and experience. Nevertheless, the implementation of this method requires large scale and systemic changes to be ideal in nature
A STUDY OF CODE SWITCHING AMONG BANJARESE STUDENTS IN AMKS’S FORMAL MEETING IN MALANG
Being bilingual nowadays is required by most people because of the social needs. They have to
speak even to switch an appropriate language in appropiate time in order to suit when, where,
and to whom they speak.Moreover, a switching that occurs over phrases or sentences including
exclamations and tags at either end of the sentence is called code switching.
South Kalimantan with Banjarmasin as its capital is one of the provinces in Kalimantan Island.
Some of Banjarmasin citizens come to study in universities or colleges in Malang. To keep
contact with each other, they establish AMKS (Asrama Mahasiswa Kalimantan Selatan). Since
they are bilingualis, in informal meetings or even in formal meetings they do code switching.
Thus, this study focused on the types, the reasons and the factors of code switching done by
Banjarese students in the formal meetings.
This is a descriptive study and applies a qualitative approach for the data in the form of texts.
The data was taken at their formal meetings held at AMKS’s boarding house.
The result showed that according to Wardhaugh there were 2 types of code switching which
occurred in the meetings. They were Situational code switching, Methaporical code switching.
According to Hoffman were 3 types; Inter-sentential code switching, intra-sentential code
switching, Emblematic. According to Hymes were 2 types; Internal code switching, Temporary
code switching.
Banjarese students switched into Banjarese because of 6 reasons,but only 5 reasons found in the
text; they were:(1) the background of the speaker,(2) The differences of ages among the
speaker,(3) Being influenced by the interlocutors who switch the code ,(4) Talking about
particular topic, (5) for humorous effect.
There were 4 factors that stimulated code switching among Banjarese students, they were: (1) the
participants, (2) the effectiveness of the message, (3) the setting, (4) the topic of the
conversation.
From the result, it was obvious to see that Banjarese students like to switch in the form of
intersentential for amplifying a point and winning an argument reason. The setting factor is the
most stimulative factor to stimulate code switchings
HUBUNGAN IMT, KADAR HAEMOGLOBIN DENGANPRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA
Sumber daya yang berkualitas merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan produktifitas dalam sebuah perusahaan. Anamia merupakan masalah kesehatan masyarakatyang serius karena berdampak pada perkembangan fisik dan psikis, perilaku dan kerja. Pada wanita dewasa penderita anemia dapat mengakibatkan penurunan kerja fisik. Penurunan daya tahan tubuh, ketelitian, menurunnya produktifitas. PT Candi Mekar memperkerjakan tenaga wanita pada bagian weaving I berjumlah 90 orang. Tenaga tersebut diduga rawan tehadap gejala anemia yang dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT, kadar haemoglobin dengan produktivitas kerja pada pekerja wanita bagian weaving I PT.Candi Mekar pemalang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research, dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 90 orang yang diambil sebagai sampel penelitian sebanyak 47 orang dengan tehnik sampel random sampling. Status gizi dengan 47 sampel menunjukan 38 Orang (80,9%) dengan status gizi normal, 7 orang (14,9%) dengan status gizi kurang dan sisanya 2 orang (4,3%) dengan status gizi lebih. Kadar haemoglobin dengan 47 sampel menunjukan 43 orang (91,5%) dengan kadar haemoglobin tidak normal, 4 orang (8,5%) dengan kadar haemoglobin normal. Produktifitas kerja dengan 47 sampel menunjukan 38 orang (80,9%) tidak produktif, 9 orang (19,1%) produktif. Untuk mengetahui hubungan antara IMT, kadar haemoglobin dengan produktifitas kerja dilakukan uji statistik korelasi person product moment. Hasil uji staistik IMT dengan produktifitas kerja r=0,156 dan p=0,296 dan hasil uji statistik kadar haemoglobin dengan produktifitas kerja r=0,336 dan p=0,021. Hasil penelitian mununjukan tidak ada hubungan antara IMT dengan produktivitas kerja dan ada hubungan antara kadar haemoglobin dengan produktivitas kerja. Saran yang diberikan adalah tenaga yang diperiksa menderita anemia supaya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat besi, antara lain sayur-sayuran hijau, kuning telur, daging dan mengkonsumsi suplemen tablet besi serta perlu pemeriksaan kadar haemoglobin berulang selama 3 bulan sekali.
Kata Kunci: IMT, Haemoglobin, Produktivitas Kerja, Bagian weaving I
RELATION BETWEEN MASS BODY INDEKS, HAEMOGLOBIN WITH THE WORK PRODUCTIVITY OF WOMEN LABOR
The quality of human resoures is one of the important factors in productivity of factory. Anemia of iron deficiencies represents the problem of serious society health because affecting at physical growth and psychical, behavior and work. At adult women of patient of anemia can result the degradation work the physical, degradation of body endurance, lethargy, down hill of it's Productivity.PT.Candi Mekar employs the woman labor at shares weaving I amount to 90 people. The labor anticipated by gristle to symptom of anemia of iron deficiencies able to cause the low work Productivity. Intention of this resoures is to know is there any relation of mass body indek, haemoglobin and the work Productivity at worker of part of weaving I PT.Candi Mekar. This research is explanatory research, with approach cros sectional. This research population amount to 90 people who is taken by as sample research of content 47 people with the technique of simple random sampling. The nutritial with 47 sample show 38 people (80,9%) withnormal status 7 people (14,9%) are less and 2 people (4,3%) are more. The haemoglobin with 47 sample, show 43 people, show 43 people (91,5%) not normal 4 people(8,5%) normal. The work productivity with 47 sample show 38 people (80,9%) not productive 9 people (91,1%) productive. To know the relation of between mass body indek, haemoglobin and the work Productivity conducted by a statistic corelation person product moment. Result of statistic mass body indeks with the work Productivity r=0,156 and p=0,296 and result of statistic haemoglobin with the work Productivity r=0,336 and p= 0,021. The result of resoures show there is no relation of between mass body indeks with work Productivity and corelation of between mass body indeks with work Produtivity and corelation of between haemoglobin with work Productivity. Suggestion given by is labor checked the anemia to consume the food contains of ferrum, such as green vegetables, egg yolk, meat, feros suplement etc and also need the recuring rate haemoglobin inspection during 3 month once.
Keyword: Mass body indek, Haemoglobin, work Productivity, Part of weaving
PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI SEMESTER 2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dan media pembelajaran berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan kelas XI Semester 2 di SMA Negeri 1 Prembun.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian Purposive Control- Group Pretest- Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI. Kelas yang diambil sebagai sampel adalah kelas XI.IA.1, XI.IA.2 dan XI.IA.3 SMA Negeri 1 Prembun. Kelas XI.IA.1 sebagai kelas kontrol diberi treatment menggunakan buku paket, kelas XI.IA.2 sebagai kelas eksperimen 1 diberi treatment menggunakan multimedia interaktif, dan kelas XI.IA.3 sebagai kelas eksperimen 2 diberi treatment menggunakan web. Masing-masing kelas terdiri dari 30 siswa. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. Pengambilan data dilakukan dengan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis Anova dengan program SPSS 16.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan antara penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan media pembelajaran berbasis buku paket terhadap hasil belajar siswa (ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar (0,003) < α(0,05), ini berarti hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima), (2) terdapat perbedaan antara penggunaan media pembelajaran berbasis web dengan media pembelajaran berbasis buku paket terhadap hasil belajar siswa (ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar (0,000) < α(0,05), ini berarti bahwa hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima), dan (3) terdapat perbedaan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan media pembelajaran berbasis web terhadap hasil belajar siswa (ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0.015 < α =(0,05), ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima).
Kata kunci: hasil belajar kognitif, media pembelajaran, multimedia interaktif, web, buku pake
Kajian Jejak Karbon dari Aktivitas di Kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
KAJIAN JEJAK KARBON DARI AKTIVITAS DI KAMPUS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
*)Dewi Wahyuningsih, **)Pertiwi Andarani, **)Mochtar Hadiwidodo
Indonesia menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26% dari kondisi Business as Usual yang akan dicapai pada tahun 2020 atau 41% bila ada bantuan keuangan dari negara-negara maju. Dalam hal ini, semua sektor termasuk universitas dan perguruan tinggi didorong untuk mengadopsi target yang sama. Belum diketahuinya besar jejak karbon dari aktivitas di kampus FMIPA UNNES mendorong untuk dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah jejak karbon dari aktivitas di kampus dan memberikan rekomendasi reduksi yang sesuai. Dalam penelitian ini, jejak karbon di FMIPA UNNES yang dihitung tahun 2015, menggunakan GWP values for 100-year time horizon menurut standar GHG Protocol, metodenya mengintegrasikan pola konsumsi dan pendekatan bottom-up serta menggunakan metode perhitungan dari IPCC. Aktivitas yang dihitung adalah sebagai berikut: konsumsi LPG, kendaraan operasional fakultas, pembelian listrik, moda transportasi mahasiswa dan staf, kertas dan sampah. Jumlah jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas di kampus FMIPA UNNES tahun 2015 sebesar 1.644,0719 tCO2eq, dimana 0,29% berasal dari konsumsi LPG, 0,28% dari kendaraan operasional fakultas, 62,58% berasal dari pembelian listrik, 21,80% dari moda transportasi mahasiswa dan staf, 0,73% dari konsumsi kertas dekanat dan jurusan, 12,52% dari konsumsi kertas mahasiswa dan staf dan 1,80% dari sampah. Empat skenario reduksi yang diusulkan didasarkan pada sektor transportasi, konsumsi kertas, konsumsi listrik dan sampah. Dari skenario yang diusulkan, peningkatan efisiensi penggunaan alat-alat listrik terpilih sebagai rekomendasi reduksi paling efektif.
Kata kunci: jejak karbon, emisi gas rumah kaca, Universitas Negeri Semarang
ABSTRACT
ASSESSMENT OF CARBON FOOTPRINT FROM ACTIVITIES IN THE FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES AT SEMARANG STATE UNIVERSITY
*)Dewi Wahyuningsih, **)Pertiwi Andarani, **)Mochtar Hadiwidodo
Indonesia aims to cut Greenhouse Gas emissions by 26% by 2020 from BAU (Business As Usual) or 41% with international support. In this regard, all the activity sectors, including universities, are encouraged to adopt similar targets. The unknown information of the GHG emissions from activities in the Faculty of Mathematics and Natural Sciences at Semarang State University (UNNES) encourage this research to be conducted. The objective of this research are to calculate the carbon footprint and determine the solutions to reducing the carbon footprint. This paper presents the 2015 GHG emission inventory of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences at Semarang State University (UNNES) based on the academic and research activities developed in 2015. The inventory report, generated according to the GHG Protocol and under a consumption based methodology integrating life-cycle assessment, considers the following activity categories: the use of LPG gas, vehicle fleet, purchased electricity, commuting, paper consumption and solid waste. The total Carbon Footprint of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences in 2015 was calculated in about 1.644,0719 tCO2eq, where 0,29% of the Greenhouse Gas emissions were generated by the use of LPG gas, 0,28% by own fleet, 62,58% by purchased electricity, 21,80% by commuting vehicles, 13,25% by use of paper and 1,80% associated to the final disposal of solid waste. Four scenarios of potential reduction are proposed based on changes in transportasion, electricity, paper and waste sector. From the proposed scenarios, increase energy efficiency is the most effective.
Keywords: carbon footprint, greenhouse gas emissions, State University of Semaran
EFEKTIFITAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA JATENG SEMARANG
Air limbah merupakan salah satu sumber pencemaran air yang memiliki satu atau lebih parameter bagi lingkungan yang dapat memberikan dampak negatif berupa gangguan terhadap kesehatan manusia, kehidupan biotik dan keindah. Air limbah memerlukan pengolahan sebelum dialirkan ke lingkungan. Rumah Sakit Bhayangkara memiliki satu unit pengolahan air limbah yang selam ini belum pernah dilakukan pemeriksaan efektifitas dari unit pengolahan limbah cair ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mendiskripsikan parameter kualitas air limbah rumah sakit belum dan sesudah dilakukan pengolahan. Sampel diambil pada influent dan effluent selama tujuh hari sebanyak 42 kali masing-masing pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB
Hasil pemeriksaan rata-rata kadar suhu influent 2,17 oC dan effluent 28,15 oC Rata-rata kadar TSS influent 42,14 mg/l dan effluent 2,76 mg/l. Efisiensi Pengolahan TSS 93,45%. Rata-rata kadar pH influent 7,85 dan effluent 7,35. Rata-rata kadar NH4+ influent 23,43 mg/l dan effluent 4,03 mg/l. Efisiensi pengolahan NH4+ 82,80%. Rata-rata kadar BOD5 influent 121,91 mg/l dan effluent 10,62 mg/l. Efisiensi pengolahan BOD5 91,29%. Rata-rata kadar COD effluent 263,78 mg/l dan effluent 24,49 mg/1. Efisiensi pengolahan COD 90,72%. Rata-rata kadar PO4= influent 7,67 mg/l dan effluent 2,32 mg/1. Efisiensi pengolahan PO4= 69,75%. Rata-rata kadar MPN Coliform ifluent 9.166,36 MPN. efisient pengolahan MPN Coliform 51,59%.
Hasil pengolahan limbah Cair di Rumah Sakit Byarangkara yang memenuhi baku mutu menurut Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit adalah suhu, TSS, pH, BOD5 dan COD kecuali NH4+ dan MPN Coliform. Efektifititas pengolahan limbah cair yang menunjukkan pengolahan efektif adalah TSS, BOD5 dan COD, sedangkan yang Disarankan agar limbah cair sebelum dibuang ke badan air dilakukan proses aerasi untuk menurunkan NH4+ penambahan Ca(OH)2 untuk menurunkan PO4= dan klorinasi dengan dosis yang tepat untuk menurunkan MPN Coliform.
Kata Kunci: Efektifitas, Pengolahan Limbah Cair, Air Limbah, Rumah Sakit.
THE EFFECTIVENESS OF WASTE WATER TREATMRNT IN CENTRAL JAVA REGIONAL POLICE' BHAYANGKARA HOSPITAL, SEMARANG
Waste water constitues one of many sources of pollutans possesing one environmenral qualitative parameter. Waste waster might impose some negative effects on the environment, human health, biotic life and aesthetics. Therefore, waste water should be treated before being channeled out to the surroundings. Bhayangkara hospital has one unit of waste water treatment, but so far there has not been any done study on the effectiveness of the plant.
This study used descriptive method for describing the qualitative paramenters of the Iwaste water of hospital both before and after treatments. The samples taken 42 times, at 8 a.m., 12 a.m. and 4 p.m. everyday for 7 days.
The analyses showed the following results. The average temperatures of the influents and the effluents were 28,7 and 28,15 oC. The average TSS contents of the influents and the effluents were 42, 14 and 2,76 mg/1, efficiency value of 93,45 %. The average pH contents of the influents and the effluents were 7,85 and 7,35 The average NH4+ contents of the influents and the effluents were 23,43 and 4,03 mg/1, efficiency value of 82,80 %. The average BOD5 contents of the influents and the effluents were 121,91 and 10,62 mg/1, efficiency value of 91,92 %. The average COD contents of the influents and the effluents were 263,78 and 24,94 mg/1, efficiency value of 90,72 %. The averge PO4= contents of the influents and the effluents were 7,67 and2,32 mg/l, efficiency value of 69,75 %. The average coliforms contents of the influents and the effluents were 18.935,24 and 9.166,36 MPN, efficincy value of 51,59 %.
The effluent of the waste water treatments, in Bhayangkara Hospital, that meet the quality standards established by the Regulation Number 10, 2004 of the Cental Java Province were temperatures, TSS, pH, BOD5 and COD, whereas NH4+ and coliforms The waste water treatment showed effectiveness in processing TSS, BOD5 and COD parameters, shereas it processed NH4+ and coliform in lt is recommended that before being disposed to environments, the waste water should be aerated in order to reduce NH4+ Ca(OH)2 should be added to the waste in order to reduce PO4= contens and chlorinization in appropriate dosage should also be conducted in order to reduce the coliforms contents.
Keyword : Effectiveness, Waste Treatmente, Waste water, Hospita
- …