659 research outputs found

    Spatial imaging of modifications to fluorescence lifetime and intensity by individual Ag nanoparticles

    Full text link
    Highly ordered periodic arrays of silver nanoparticles have been fabricated which exhibit surface plasmon resonances in the visible spectrum. We demonstrate the ability of these structures to alter the fluorescence properties of vicinal dye molecules by providing an additional radiative decay channel. Using fluorescence lifetime imaging microscopy (FLIM), we have created high resolution spatial maps of the molecular lifetime components; these show an order of magnitude increase in decay rate from a localized volume around the nanoparticles, resulting in a commensurate enhancement in the fluorescence emission intensity.Comment: 3 pages, 2 figures, submitted Applied Physics Letter

    Plasmonic engineering of metal nanoparticles for enhanced fluorescence and Raman scattering

    Full text link
    We have investigated the effects of tuning the localized surface plasmon resonances (LSPRs) of silver nanoparticles on the fluorescence intensity, lifetime, and Raman signal from nearby fluorophores. The presence of a metallic structure can alter the optical properties of a molecule by increasing the excitation field, and by modifying radiative and non-radiative decay mechanisms. By careful choice of experimental parameters we have been able to decouple these effects. We observe a four-fold increase in fluorescence enhancement and an almost 30-fold increase in decay rate from arrays of Ag nanoparticles, when the LSPR is tuned to the emission wavelength of a locally situated fluorophore. This is consistent with a greatly increased efficiency for energy transfer from fluorescence to surface plasmons. Additionally, surface enhanced Raman scattering (SERS) measurements show a maximum enhancement occurs when both the incident laser light and the Raman signal are near resonance with the plasmon energy. Spatial mapping of the SERS signal from a nanoparticle array reveals highly localized differences in the excitation field resulting from small differences in the LSPR energy.Comment: Submitted to Plasmonics (Springer

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan Melalui Media Gambar Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Alkhairaat Towera

    Full text link
    Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar IPA. Akibatnya, siswa tidak senang belajar sehingga hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka peneliti menerapkan metode pembelajaran menggunakan media gambar kotekstual. Metode ini berpengaruh positif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakaan dikelas II SD Alkhairaat Towera tahun pelajaran 2013/2014 dengan subyek penelitian seluruh siswa kelas II. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media gambar kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas II Sekolah Dasar Alkhairaat Towera pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Makhluk Hidup dan proses Kehidupan. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan media gambar kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II Sekolah Dasar Alkhairaat Towera pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan?. Pada pelaksanaan tindakan siklus satu pertemuan pertema dan kedua diperoleh aktivitas guru 60% dan 63,3% dan ativitas siswa 62,5% dan 70% ini menunjukkan bahwa altivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus satu berada pada kategori kurang, persentase ketuntasan belajar klasikal siklus satu sebesar 46,6%, berdasarkan nilai ini dapat dikatan bahwa siswa belum tuntas secara klasikal dan penelitian belum dikatakan berhasil sehingga perlu dilanjutkan pada pelaksanaan siklus dua. Pada pelaksanaan siklus dua aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan dimana aktivitas guru pada ppertemuan pertama dan kedua pada siklus dua 80% dan 88,3%, sedangkan antkvitas siswa 80% dan 90% yang menunjukkan aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik. Dengan membaiknya aktivitas guru dan aktivitas siswa, membuat hasil belajar siswa menjadi meningkat, terlihat dari persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus dua yaitu 80%, ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus dua telah berhasil, sehingga dapat dikatakan penerapan media gambar kontekstual, dapat meningkatkan hasil siswa pada pelajaran IPA siswa kelas II Sekolah Dasar Alkhairaat Towera

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini

    Full text link
    Penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Subjek penelitian ini berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diambil adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa, Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar siswa. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh Ketuntasan Belajar Klasikal sebesar 33,3% dan daya serap klasikal 44,9%, Aktivitas guru berada pada kategori sangat kurang yaitu dengan rata-rata persentase aktivitas guru 45,4% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat kurang dengan rata-rata persentase 45,%. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal meningkat menjadi 80,% dan daya serap klasikal meningkat menjadi 80,60%, aktivitas guru berada pada kategori sangat baik yaitu 95,% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata persentase 97,5%. Ketuntasan klasikal yang didapatkan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu 80%, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Inpres 2 Ambesia

    Extracting the depolarization coefficient D_NN from data measured with a full acceptance detector

    Full text link
    The spin transfer from vertically polarized beam protons to Lambda or Sigma hyperons of the associated strangeness production pp -> pK Lambda (Sigma) is described with the depolarization coefficient D_NN. As the polarization of the hyperons is determined by their weak decays, detectors, which have a large acceptance for the decay particles, are needed. In this paper a formula is derived, which describes the depolarization coefficient D_NN by count rates of a 4 pi detector. It is shown, that formulas, which are given in publications for detectors with restricted acceptance, are specific cases of this formula for a 4 pi detector.Comment: Accepted for publication by Nuclear Instruments and Methods in Physics Research Section

    Strong coupling of localized plasmons and molecular excitons in nanostructured silver films

    Full text link
    We report on the resonant coupling between localized surface plasmon resonances (LSPRs) in nanostructured Ag films, and an adsorbed monolayer of Rhodamine 6G dye. Hybridization of the plasmons and molecular excitons creates new coupled polaritonic modes, which have been tuned by varying the LSPR wavelength. The resulting polariton dispersion curve shows an anticrossing behavior which is very well fit by a simple coupled-oscillator Hamiltonian, giving a giant Rabi-splitting energy of ~400 meV. The strength of this coupling is shown to be proportional to the square root of the molecular density. The Raman spectra of R6G on these films show an enhancement of many orders of magnitude due to surface enhanced scattering mechanisms; we find a maximum signal when a polariton mode lies in the middle of the Stokes shifted emission band.Comment: 4 pages, 4 figures, submitted PR

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di KelasIV

    Full text link
    Permasalahan utama dan mendasar pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV, karena kegiatan pembelajaran IPA, guru cenderung menyampaikan materi, sementara siswa mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan sehingga siswa merasa jenuh/membosankan. Berdasarkan Kenyataan di kelas IV pada SDN 2 Donggulu, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA relatif rendah sehingga tidak memenuhi ketuntasan belajar klasikal 85%. Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah terhadap kondisi tersebut sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, serta mengetahui kemampuan pengelolaan guru dalam pembelajaran dengan melalui metode pemberian tugas individu pada siswa kelas IV SDN 2 Donggulu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan berakhir pada siklus II karena dinyatakan telah berhasil, dimana tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN 2 Donggulu berjumlah 18 siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus 2 dapat kita lihat pada hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 18 orang siswa didapatkan 88,88% masuk dalam kategori tuntas dari sebelumnya hanya 70,55% dan terdapat hanya 2 orang siswa (11,11%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 88,88%. Seorang anak yang belum mencapai ketuntasan individu, secara ketuntasan memang belum tercatat tetapi dari segi peningkatan nilai siswa, ini sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat berarti, yaitu dari 70,55% ketuntasan individu pada siklus 1 menjadi 88,88% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Donggulu pada mata pelajaran IPA

    A recoil detector for the measurement of antiproton-proton elastic scattering at angles close to 90∘^{\circ}

    Full text link
    The design and construction of a recoil detector for the measurement of recoil protons of antiproton-proton elastic scattering at scattering angles close to 90∘^{\circ} are described. The performance of the recoil detector has been tested in the laboratory with radioactive sources and at COSY with proton beams by measuring proton-proton elastic scattering. The results of laboratory tests and commissioning with beam are presented. Excellent energy resolution and proper working performance of the recoil detector validate the conceptual design of the KOALA experiment at HESR to provide the cross section data needed to achieve a precise luminosity determination at the PANDA experiment.Comment: 10 pages, 15 figure
    • …
    corecore