10 research outputs found

    Pengaruh Laparoscopic Ovarian Drilling terhadap perubahan aliran darah Stroma Ovarium dan Nisbah LH:FSH pada Sindrom Ovarium Polikistik

    Get PDF
    Tujuan: Mengetahui pengaruh intervensi LOD terhadap perubahan vaskularisasi aliran darah stroma ovarium dan penurunan nisbah LH: FSH pada pasien sindrom ovarium polikistik. Tempat: Penelitian dilakukan di klinik Raden Saleh Divisi Kesehatan Reproduksi, Klinik Yasmin dan laboratorium Makmal Terpadu FKUI-RSUPNCM. Bahan dan cara kerja: Penelitian ini dirancang sebagai penelitian quasi/pre eksperimental. Dalam kurun waktu September 2006 sampai dengan Februari 2007, pasien merupakan pasien SOPK yang gagal terapi klomifen sitrat dan akan dilakukan terapi laparoscopic ovarian drilling sesuai kriteria inklusi. Pasien dilakukan pemeriksaan serum hormonal (LH dan FSH) dan pemeriksaan ultrasonografi dengan doppler berwarna untuk mengukur indeks resistensi dan indeks pulsasi sebelum dan satu bulan sesudah tindakan LOD. Kemudian dilakukan pengukuran nisbah LH/FSH dan indeks pulsasi dan indeks resistensi volume ovarium sebelum dan sesudah LOD. Hasil: Selama penelitian terdapat 11 pasien yang menjalani tindakan LOD. Didapatkan sebaran usia dan indeks massa tubuh 28 ± 2,1 dan 27,55 ± 6,23. Terdapat penurunan nisbah LH:FSH setelah dilakukan LOD sebesar 1,31 iu/l (3,22-1,91) p=0,790; peningkatan indeks resistensi setelah dilakukan LOD sebesar 0,04 (0,81-0,85) p=0,284; dan penurunan indeks pulsasi setelah dilakukan LOD sebesar 0,74 (2,51-1,77) p=0,062; dengan demikian hasil penelitian tersebut belum cukup bermakna secara statistik. Kesimpulan: Terdapat kecenderungan penurunan nisbah LH:FSH, peningkatan indeks resistensi dan penurunan indeks pulsasi sesudah dilakukan tindakan LOD. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-1: 3-10] Kata kunci: SOPK, LOD, indeks pulsasi, indeks resistens

    Efektivitas perawatan bayi metoda kangguru dalam menurunkan skala Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) pada ibu-ibu pascapersalinan yang diduga menderita depresi

    Get PDF
    Tujuan: Membandingkan skala EPDS pada kelompok yang melaksanakan perawatan bayi metoda kangguru dengan yang tidak. Bahan/cara kerja: Lima puluh tiga ibu pascapersalinan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Fatmawati dengan bayi berat lahir rendah, yang diduga menderita depresi (skala EPDS ≥ 13) dan dilakukan randomisasi terbuka baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan, ibu-ibu menjalankan perawatan bayi metoda kangguru selama 2 minggu. Kemudian dilakukan penilaian EPDS kembali setelah 4 minggu pascapersalinan Hasil: Pada kelompok ibu-ibu penderita depresi pascapersalinan yang mendapat perlakuan perawatan bayi metoda kangguru didapatkan adanya penurunan skala EPDS sebanyak 75%, sedangkan sisanya (25%) skala tetap. Tidak didapatkan adanya penurunan skala EPDS pada kelompok ini. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan adanya peningkatan skala EPDS sebanyak 17,4%, menetap sebanyak 34,8%, dan menurun sebanyak 47,8%. Kesimpulan: Penurunan skala EPDS pada ibu penderita depresi pascapersalinan yang menerapkan perawatan bayi metoda kangguru berbeda makna secara statistik dibandingkan dengan ibu penderita depresi pascapersalinan yang tidak menerapkan perawatan bayi metoda kangguru. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 238-41] Kata kunci: perawatan bayi metoda kangguru, Edinburgh postnatal depression scale, depresi postpartum

    Pengaruh pemberian preparat sitrulin-malat terhadap konsentrasi asam laktat ibu bersalin

    Get PDF
    Tujuan: Melihat perubahan konsentrasi asam laktat saat persalinan dan masa pemulihan ibu bersalin dengan pemberian preparat sitrulinmalat. Tempat: RSB. Budi Kemuliaan, Jakarta. Rancangan/rumusan data: Uji klinis dengan randomisasi. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 44 pasien. Pada kelompok perlakuan (sitrulin-malat) pasien diberi minuman mengandung preparat sitrulin malat 1 gr kemudian diulang tiap 3 jam. Intervensi secara single blind. Pemeriksaan serial konsentrasi asam laktat, yaitu pada saat pasien masuk rumah sakit (PK I aktif) diulang setiap 4 jam, PK II, tali pusat dan 30’ setelah PK II. Pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf. Hasil: Pasca–pemberian sitrulin-malat, luaran persalinan yaitu lama persalinan, mobilisasi, risiko HPP, dan luaran neonatus tidak didapat perbedaan hasil yang secara statistik bermakna pada kedua kelompok. Pada pengukuran konsentrasi asam laktat yang diambil dari tali pusat tidak didapat perbedaan nilai rata-rata yang bermakna begitu juga pada nilai skoring apgar. Tidak didapat perbedaan nilai konsentrasi asam laktat PK II dan 30 menit postpartum pada kedua kelompok. Namun nilai konsentrasi asam laktat rata-rata yang diukur pada 30 menit pascapersalinan yaitu pada kelompok sitrulin-malat didapat lebih rendah. Peningkatan konsentrasi asam laktat pada PK I hingga PK II didapat lebih rendah pada kelompok sitrulin-malat. Sedangkan pada saat PK II hingga 30 menit postpartum tampak bahwa penurunan konsentrasi asam laktat pada kelompok sitrulin-malat lebih besar daripada kelompok kontrol. Kesimpulan: Pemberian sitrulin-malat pada ibu bersalin dapat mengurangi perubahan konsentrasi asam laktat secara bermakna pada persalinan dan pemberian sitrulin-malat pada ibu bersalin mempunyai potensi mengurangi kejadian asidosis laktat yang dapat menyebabkan kelelahan ibu pada masa pemulihan. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 185-92] Kata kunci: sitrulin-malat, konsentrasi asam laktat, persalinan

    Gene–Environment Interactions: A Review of Effects on Reproduction and Development

    No full text
    corecore