681 research outputs found

    Determinasi Budaya Sekolah, Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, Dan Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Negeri 1 Sukawati

    Full text link
    This study aimed to finding out the determination of school culture, principal\u27s managerial competency, and school climate towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati partially and simultaneously. This study used the ex post facto research approach. The population of this study were the whole teacher at SMK Negeri 1 Sukawati with total amount 100 teacher. The sampling technique is done by using simple random sampling. Based on Krejcie and Morgan\u27s table, 80 teachers used as sample. The data obtained analyzed by simple regression, multiple regression, and partial correlation. The results of this study showed that: (1) there is a determination of school culture towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati with the value 24.9%, (2) there is a determination of principal\u27s managerial competency towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati with the value 23.8%, (3) there is a determination of school climate towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati with the value 45.7%, and (4) there are simultaneous determination of school culture, principal\u27s managerial competency, and school climate towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati with the value 58.2%. Based on the findings it could be concluded that there is a determination of school culture, principal\u27s managerial competency, and school climate towards teacher\u27s work motivation at SMK Negeri 1 Sukawati

    TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “UMKM” (Studi Deskriptif Tingkat Penegtahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”UMKM” di Televisi)

    Get PDF
    Televisi merupakan media komunikasi massa dan juga media untuk beriklan. Saat ini, terdapat iklan yang sering ditayangkan di televisi yaitu iklan tentang UMKM yaitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, yang melatarbelakangi program UMKM tersebut adalah karena saat ini mayarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha sendiri. Menyadari pentingnya program UMKM, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat di Surabaya terhadap iklan UMKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan UMKM di televisi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah S-O-R (Stimulus-Organism-Response) dengan objek materialnya yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguran di Surabaya yang melihat iklan layanan masyarakat UMKM di televisi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat pengetahuan pengangguran Surabaya sebagian besar berada pada kategori tinggi hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang maksud dari iklan layanan masyarakat “UMKM-Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ di televisi yang dimiliki oleh masyarakat sudah sepenuhnya mengerti, hal tersebut dikarenakan meskipun terdapat informasi yang secara tidak langsung dimunculkan dalam iklan tersebut, akan tetapi mereka dapat mengerti makna dan maksudnya yang terkandung dalam iklan tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh kesimpulan dan jawaban dari informasi yang dibutuhkan bahwa saat ini memang masih banyak pengangguran yang ada di Indonesia, mengingat lahan pekerjaan yang ada tidak seberapa banyak dan banyaknya kelulusan mahasiswa yang mulai sibuk mencari pekerjaan untuk menunjang hidupnya

    Perlindungan Hukum terhadap Rekam Medis Pasien di Rumah Sakit

    Full text link
    Patient as consumers of health service have rights one of the rights is the state of the patients health is being concealed forever including medical data and medical records. Regarding to that, hospital as the health care provider obliged to provide legal protection to all kind of information in the medical record to the possibility of loss of information, data falsification or used by the undue. Based on that, the problem to be studied is: how is the medical record management in the hospital? And how is the medical record legal protection, which is given by the hospital? This study use normative legal research with statue approach. All of the legal resources based on library research and supported by primary and secondary legal material. Legal research analysis technique in this study use descriptive technique. The study result showed that the medical record management in the hospital have to based on health minister regulation 269/MENKES/PER/III/2008 about medical records. The management of medical record started from the time patient came to the hospital with record all action that given to the patient until all the treatment completed. The data and information on the medical record, hospital has an obligation of giving legal protection about the confidentiality based on Articles 10 health minister regulation 269/MENKES/PER/III/2008 with form of preventive and repressive protection

    Apnea Monitor Based on Bluetooth with Android Interface

    Full text link
    Apnea monitor is a device that is used to give a warning if there is stop breathing. Stop breathing while sleeping is one form of obstructive sleep apnea. This cessation of breath cannot be underestimated, this is related to the main risk factors for health implications and increased cardiovascular disease and sudden death. The purpose of this study is to design an apnea monitor with the Android interface. This device allows the users to get how many times sleep apnea happens while sleeping and got data to analysis before continuing with a more expensive and advanced sleep test. This device used a flex sensor to detect the respiration rate, the sensor placed on the abdomen or belly so it can measure expand and deflate while breathing. The microcontroller uses an Arduino chip called AT-Mega328. Bluetooth HC-05 used to send respiration data to Android, MIT app inventor used for the android programmer, and on the android, there are plotting of respiration value and when the device detected apnea so the android also gives a warning to the user. Based on the results of testing and measurement then compare with another device, the results of the average% error were 3.61%. This apnea monitor design is portable but there are needs some improvement by using another sensor for detected respiration and using a module other than Bluetooth

    Analisis Upah pada Perusahaan Kerajinan Tangan Martaloka di Desa Banjar Tahun 2012

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penerapan upah, (2) biaya upah tenagakerja, (3) biaya produksi Perunit dan (4) tingkat ketercapaian volume produksi. Datadikumpulkan dengan dokumentasi dan wawancara, dianalisis dengan analisis deskriptifkuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perusahaan Martaloka menerapkantiga sistem upah yaitu upah borongan, upah harian dan upah lembur. Upah boronganditerapkan pada proses produksi tahap pertama, upah harian diterapkan pada tahap keduadan upah lembur diterapkan pada waktu tertentu, saat Perusahaan tidak mampumencapai target produksi (2) biaya tenaga kerja upah borongan sebesar Rp15.302.366,67/bulan, biaya tenaga kerja upah harian sebesar Rp 17.157.187,50/bulan. (3)biaya produksi Perunit dengan sistem upah borongan Rp 2.071,24/unit, biaya produksiperunit dengan sistem upah harian Rp 2.324,13/unit dan, (4) dengan diterapkan upahborongan tingkat pencapaian volume produksi meningkat sebesar 28,56%.Kata Kunci: Upah Borongan, Upah Harian dan Volume Produks

    PENGARUH ENZIM XYLANASE PADA PERLAKUAN AWAL PROSES PEMUCATAN PULP KULIT BUAH KAKAO

    Get PDF
    Pada industri kertas, proses pembuatan pulp khususnya proses bleaching masih banyak yang menggunakan senyawa klorin dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini merupakan suatu ancaman bagi lingkungan hidup karena limbah yang dihasilkan sangat berbahaya dan beracun. Dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu cara alternatif untuk menghemat / mengurangi pemakaian bahan kimia dalam proses bleaching yang salah satunya dengan pemanfaatan enzim xylanase dan juga menggantikan bahan bleaching bersenyawa klor dengan bahan lain yang berkualitas dan lebih ramah lingkungan, yaitu H2O2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh enzim xylanase dalam penghematan pemakaian bahan kimia pada proses bleaching pulp dari hasil delignifikasi kulit buah kakao, yang secara mekanismenya yaitu dengan mendegradasi hemiselulosa dalam pulp. Dalam penelitian ini dilakukan secara dua tahap, tahap I adalah proses preblaching dan tahap II adalah proses bleaching. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui hasil terbaik pada proses prebleaching yaitu pulp dengan kadar hemiselulosa 0,90% dengan dosis enzim xylanase 5 % (v/b), waktu operasi 105 menit dan kemampuan maksimal enzim xylanase dalam pendegradasian hemiselulosa yaitu sebesar 10,71% (dari 11,61 menjadi 0,90). Pada proses bleaching hasil terbaik diperoleh dengan dosis H2O2 50% (v/b) yaitu derajat putih sebesar 56,8 %. Sedangkan pada proses belaching tanpa enzim xylanase derajat putih sebesar 51,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa enzim xylanase dapat menghemat / mengurangi pemakaian H2O2 sebesar 10% . Kata kunci : enzim xylanase, hydrogen peroksida, bleaching, kulit buah kaka

    High Serum Concentration of Interleukine-6 and Rank-ligand as Risk Factors for Osteoporosis in Estrogen Deficiency Post-menopausal Women

    Full text link
    Osteoporosis in post-menopausal women is not merely due to deficient estrogenhormone production. The development of osteoporosis is due to increased boneresorption by osteoclasts. The osteoclast\u27s number and activity is controlled by activatingfactors such as IL-6 and RANK-L. The objective of this study was to determine that highIL-6 and RANK-L serum concentrations are risks for osteoporosis in estrogen deficientpost-menopausal women. The serum concentration of ß-CrossLaps (CTx) was measuredto determine bone resorption rate. This is an observational analytical study using case andcontrol design conducted at Sanglah General Hospital of Denpasar. The sample size wascalculated using the paired case-control study formula. There were 41 osteoporotic and41 non-osteoporotic (control) estrogen deficient post-menopausal women involved in thestudy.Data were analyzed by using the t-paired and McNemar tests. Mean serumconcentration of IL-6 among the osteoporotic women was significantly higher ascompared to that of the controls (3.47±1.75 pg/ml vs 2.51±1.13 pg/ml, p = 0.001). Meanserum concentration of RANK-L among the osteoporotic women was also significantlyhigher as compared to that of the controls (320.66±122.44ng/ml vs 249.94±82.41 ng/ml,p = 0.002). To qualify as risk factors for osteoporosis, the cut-off point for IL-6 was 2.17pg/ml (OR = 4, CI 95%: 1.23-14.24; p = 0.032); the cut-off point for RANK-L was275.165 ng/ml (OR = 8, CI 95%: 1.84-34.79; p = 0.001). Analysis of both high serumconcentration of IL-6 and RANK-L was associated with an odd ratio of 9 (CI 95%: 4,27-18,96, p=0,000). CTx concentration in the osteoporotic women was significantly higherthan in the controls (0.60±0.22ng/ml vs 0.46±0.16ng/ml, p = 0.004).We found that the high IL-6 and RANK-L serum concentrations were risk factorsin estrogen deficient post-menopausal women. CTx being a marker for osteoclastic boneresorption activity, increased in concentration higher in osteoporotic than in nonosteoporoticwomen. The high serum concentrations of IL-6 and RANK-L could be usedas predictors for osteoporosis in estrogen deficient post-menopausal women
    corecore