371 research outputs found
Implementasi Kebijakan Penataan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
However, Public Open Green Space in Semarang City iss only 7.5% the law stipulates that Act every city must have a minimum 20% Open Green Space. This study describe about how the regulation of Open Green Space Planning in Semarang City is, Number 7 Year 2010 about Open Green Space Planning. The purpose of this study is to see how the Implementation of Open Green Space Planning in West Tlogosari is and What are the factors that influence the implementation of open green space of public in Semarang city. This Research is Qualitative Descriptive. Based on the result of the study shows that the implementation of open green space planning in Semarang City consist of planning, utilizing and controling. There are founded the obstacle factor of open green space planning in West Tlogosari, that are not achieving the 20% of Public Green Space, the high price of land, the competence of human resources, uneficient communication interagency, and awarness of society about the needs of public open green space. Semarang Municipal Goverment is suggested to achieve ‘short-term- target of 20% public Open Green Space area, negotiate the price of land with societies, provide training about the implementation of Open Green Space Planning, make the flexible coordination rules, and give information about the Open Green Space to the societies and create an activities to get participation of societies in Implementing of Open Green Space Planning in West Tlogosari, Distric Pedurungan, Semarang City
Lipid Producing Microalgae From Several Ecosystems in West and Central Java, Indonesia
This study is aimed to get lipid producing microalgae as feedstock for biofuel production. The microalgae were isolated from 355 collected water samples which represented many distinct ecosystems such as paddy fields, rivers, agricultural dams, ponds, swampy areas and unique ecosystem of volcano and mud-volcano craters in West- and Central Java, Indonesia. A total of 267 strains of microalgae were isolated from the samples of which 221 strains of them have capability to produce lipid. There were four promising strains that produce lipid between 14.7 – 45.7 percent dry weight in optimal condition that were identified as Chlamydomonas sp. KO-7267 and PK-7195, Chlorella sp. KS-7300 and Desmodesmus sp. BK-7291
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Telkom Witel Bandung Barat
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada seluruh karyawan, yang merupakan jumlah sampel yang diambil dari teknik sampling total. Untuk menginterpretasikan hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear sederhana.Hasil dari penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Pemimpin diharapkan dapat memperhatikan karyawan sebagai seorang individu bukan member dari sebuah tim dan pemimpin diharapkan untuk dapat mengapresiasi karyawan yang sudah bekerja secara optimal baik pekerjaan indicidu maupun pekerjaan dalam tim
Program Feature Pariwisata Kota Semarang
Peran komunikasi dalam pariwisata, yaitu dalam proses memasarkan produk wisata agardapat menarik perhatian pelanggan untuk menggunakan produk wisata. Dalam melakukankegiatan pemasaran, tentunya seorang komunikator akan menggunakan teknologi atau mediauntuk melakukan kegiatan pemasaran. Misalnya saja melalui media televisi dengan menampilkanatau menayangkan program acara, iklan, dll, yang berhubungan dengan kepariwisataan. Adapunsalah satu bentuk program dari media televisi, yaitu Program Feature. Program Feature adalahsuatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagaipandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan denganberbagai format.Komunikasi diperlukan dalam melakukan promosi pariwisata. Dimana komunikasi harusmemiliki minimal 3 unsur agar suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 3 unsur yangharus ada dalam sebuah kegiatan komunikasi yaitu : adanya komunikator sebagai pemberiinformasi, adanya pesan yang disampaikan dan adanya komunikan sebagai penerima informasi.Selain 3 unsur tersebut, harus terdapat alat sebagai media perantara pemberi pesan darikomunikator kepada komunikan.Pada karya ini menciptakan sebuah Program Feature dengan format audio-visual padatelevisi, dengan tema mengenai Pariwisata Kota Semarang. Disuguhkan dengan kemasan ataucara penayangan yang kreatif, unik, dan menarik, pariwisata dapat menjadi sebuahentertaintment, warna pilihan pada program acara pada Perusahaan media massa Televisi. Tidakseluruhnya pariwisata yang ada, melainkan beberapa obyek wisata. Wisata itu antara lainMuseum Perkembangan Islam di Jawa Tengah, Taman Wisata Air Banjir Kanal Barat, sertawisata kuliner Mie Kopyok dan Jamu Jun. Keempat tema tersebut dikerjakan melalui 3 tahap,yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi. Setelah melalui 3 tahaptersebut, terciptalah sebuah karya program fature yang siap untuk di publikasikan melalui mediatelevisi. Merupakan suatu kesempatan, karena saya mendapatkan ijin tayang pada media televisilokal Cakra Semarang TV. Karya ini dapat di tampilkan pada suatu spot program acara mengenaipariwisata bernama Jateng Exotic.Setelah melalui berbagai proses kerja, karya ini bertujuan untuk memperkenalkan,memberitakan, menginformasikan tempat pariwisata di Kota Semarang. Berupa tempat wisatabersejarah, tempat rekreasi, wista kuliner seperti makanan dan minuman di kota Semarang.Disuguhkan dengan kemasan atau cara penayangan yang kreatif, unik, dan menarik. KaryaBidang ini tayang pada hari Senin, 28 Januari 2013, dan Kamis 31 Januari 2013 di CakraSemarang TV.Kata Kunci : Program Televisi, Feature, PariwisataFEATURES PROGRAM OF SEMARANG CITY TOURISMABSTRACTThe role of communication in tourism, which is in the process of marketing the tourismproducts in order to attract the attention of customers to use the product tour. In conductingmarketing activities, of course, a communicator will use the technology or media to conductmarketing activities. For example, through the medium of television with the show or broadcastprograms, advertising, etc., relating to tourism. As one form of media television program, theProgram Feature. Feature Program is a program that addresses a topic, a theme, expressedthrough a variety of complementary view, parse, highlights critical, and served with a variety offormats.Communication is needed in promoting tourism. Where the communication must have atleast 3 elements that a communication can take place properly. 3 elements that must exist in acommunication activities are: the communicator as a conduit of information, the messagedelivered and the communicant as recipient. In addition to these three elements, there must be atool as its medium of its message to the communicant communicator.In this work creates a Program Feature with audio-visual format on television, with thetheme of Tourism of Semarang. Presented with the packaging or how your creative, unique, andinteresting, tourism can become an entertaintment, color choices on the event program ontelevision media company. Not entirely of tourism, but some of the attractions. Tourism, amongothers, the Museum of Islamic Development in Central Java, Water Park of West Flood Canal, aswell as culinary tours Mie Kopyok and Jamu Jun. The four themes are carried through 3 stages:pre-production phase, the production phase, and the post-production stage. After going throughthe third phase, creating a work program fature are ready to publish in the medium of television.It is an opportunity, as I get permission aired on local television media Chakra Semarang TV.This work can be displayed at a spot on the tourism program named Jateng Exotic.After going through various processes work, this paper aims to introduce, proclaim,inform tourism spot in Semarang. Form of historical attractions, recreation, culinary wista suchas food and beverages in the city of Semarang. Presented with the packaging or how yourcreative, unique, and interesting. The field work of the day aired on Monday, January 28, 2013,and Thursday, January 31, 2013 in Semarang Cakra TV.Keywords: Television Program, Featured, TourismBAB IPENDAHULUANLatar BelakangPeran komunikasi dalam pariwisata, sebagai proses memasarkan produk wisata agardapat menarik perhatian pelanggan untuk menggunakan produk wisata. Dalam melakukankegiatan pemasaran, tentunya seorang komunikator akan menggunakan teknologi atau mediauntuk melakukan kegiatan pemasaran. Misalnya saja melalui media televisi denganmenampilkan atau menayangkan program acara, iklan, dll, yang berhubungan dengankepariwisataan.Informasi dan promosi sangat berkaitan dengan pariwisata, karena pariwisata butuh suatupromosi guna lebih mempopulerkan kelanjutan pariwisata tersebut, disamping itu masyarakatjuga butuh suatu media untuk dapat mengetahui segala bentuk perkembangan pariwisata budayayang ada, oleh karena itu dibuatlah karya program feature pariwisata sebagai salah satu mediayang dapat menjadi suatu wadah yang begitu baik dalam menampilkan segala bentuk programpariwisata budaya. Program ini nanti dapat menunjukkan sebagai acara terstruktur mengenaipariwisata budaya yang memberikan informasi mengenai tempat tujuan wisata kegiatan-kegiatanwisata dan masih banyak yang lainnya dalam program pariwisata budaya. Dengan tampailanyang apik sehingga pemirsa dapat menikmati suguhan acara tersebut dengan nyaman, karenalewat tayangan ini pemirsa ataupun masyarakat dapat lebih paham dan menghargai pariwisatadan budaya di daerah mereka.Selain itu dengan adanya program pariwisata pada televisi ini, media televisi dapatmenjadikan program tersebut sebagai ragam warna program acara pada layar kaca televisimasyarakat. Adanya acara program pariwisata yang di kemas secara apik dan menarik penonton,dapat menjadikan sumber keungan bagi para awak media telvisi swasta khususnya. Karena acarayang menarik dengan rating yang tinggi dapat di jual kepada para pengiklan.Perumusan MasalahBerbagai kendala seperti biaya dan belum adanya minat media untuk mengangkat potensiyang ada pun menghambat berlangsungnya eksistensi potensi tersebut di mata masyarakat.Belum adanya atau kurangnya suatu pemberitaan yang menginformasikan suatu tempat wisata,sejarah, budaya, membuat kurang atau ketidaktahuan masyarakat akan ketertarikan terhadappotensi tersebut. Kurang nya pemberitaan melalui media massa yang ada. Sehingga kurangdikenal atau bahkan tidak dikenal banyak oleh masyarakat. Karena kurang nya publikasimengenai pariwisata di kota Semarang sendiri, mempengaruhi eksistensi produk wisata terhadappara wisatawan.Pada media televisi khusus nya televisi lokal. Program acara sangatlah menentukankualitas dan eksistensi media dalam suatu kariernya. Sehingga adanya media televisi yangmemiliki program acara yang sekiranya kurang baik bagi dampak ataupun manfaatnya, dapatmerefisi ulang program yang ada. Atau adanya perkembangan inovasi program dengan programfeature pariwisata sebagai salah satu pilihan ragam program acara yang dapat di tampilkan.Berdasarkan hal diatas muncul pertanyaan, apakah produksi program feature pariwisatadapat menjadi salah satu ragam acara pada televisi dan dapat menjadi sebuah media promosiyang berguna bagiperkembangan pariwisata di kota Semarang?.TujuanTujuan yang akan dicapai dari pembuatan program feature pariwisata ini adalah untukmemperkenalkan, memberitakan, menginformasikan tempat pariwisata di Kota Semarang.Berupa tempat wisata bersejarah, tempat rekreasi, makanan dan minuman khas kota Semarang.Obyek Peliputan1. Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah2. Normalisasi Banjirkanal Barat - Bendung Simongan, Cagar Budaya yang Terlupakan3. Mie Kopyok Pak Dhuwur4. Jamu Jun Khas SemarangKontribusi Karya1. Memberikan informasi dan gambaran tentang pariwisata, tempat bersejarah, hiburan,budaya, dan kuliner.2. Dalam program feature televisi ini nantinya akan mengungkapkan informasi ataupengetahuan mengenai tempat pariwisata bersejarah Museum Perkembangan IslamJawa Tengah, Cagar Budaya Bendung Simongan, Mie Kopyok Pak Dhuwur dan JamuJun yang merupakan makanan dan minuman khas dari kota Semarang. Sehingga haltersebut di harapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola tempat-tempat berpotensiseperti tempat wisata, sejarah, dan budaya untuk tetap terus dilestarikan.3. Menjadikan referensi bagi masyarakat untuk mengetahui dan menjadi salah satu tempattujuan untuk memperoleh hiburan ataupun pengetahuan.TeoriSebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilaitambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplinkomunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR.Mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampakkomunikasi yang maksimal. Merupakan IMC (Integrated Marketing Communication). Integratedmarketing communication adalah bagian dari kegiatan marketing yang timbul dikarenakankebutuhan dari produk (Program Feature Pariwisata Kota Semarang) untuk mengkomunikasikandiri kepada target audience atau konsumennya. Suatu produk diciptakan atau diproduksi dengansuatu tujuan marketing yaitu umumnya produk laku dipasaran. Menurut Jerome Mc Carthy(1964) bahwa ada 4 elemen penentu keberhasilan produk di pasar, yaitu dikenal dengan teori 4 P(Product, Price, Place & Promotion).Dalam USAha mencapai tujuan ini salah satu USAha yangdilakukan bahwa Program Feature Pariwisata Kota Semarang tersebut harus dikenal olehkonsumennya. Kegiatan berkomunikasi ini masuk dalam salah satu elemen 4P dalam teori McCarthy yaitu bagian promotion.Format KaryaProgram feature merupakan suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memilikinilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Suatuprogram acara yang akan di tampilkan pada layar kaca masyarakat, terlebih dahulu terdapatadanya penataan segmen per-segmen di mana merupakan beberapa susunan point yang akan ditampilkan menurut urutannya.Produksi berita feature pariwisata ini memiliki segmen audience sebagai berikut:1. Berada di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya, karena tempat pariwisata yang akan diangkat terdapat di wilayah tersebut.2. Wisatawan dan para pelaku dalam Pariwisata yang berhubungan dengan hal-halpariwisata di kota Semarang.3. Setiap pemirsa atau penonton yang memiliki pikiran terbuka, gemar dan memilikiperhatian terhadap hal-hal yang terkait dengan Pariwisata.BAB IICAKRA SEMARANG TV DAN PROGRAM JATENG EXOTICCakra Semarang TelevisiCakra Semarang TV didirikan 9 Mei 2005 dengan maksud sebagai media bagimasyarakat untuk mengekspresikan jati diri kearifan lokal masyarakat semarang khususnya danJawa Tengah pada umumnya, dengan ciri utama dari, oleh, dan untuk kekhasan budaya dan adatSemarang. Kehadiran Cakra Semarang TV diharapkan mampu untuk selalu menumbuhkansemangat masyarakat Semarang untuk mengenali secara lebih lengkap kekayaan kebudayaannya.Dengan semakin mengenal budaya warisan nenek moyang yang telah menjadi keutuhankehidupan sehari-hari, masyarakat Semarang diharapkan mampu menumbuhkan rasa semakincinta dan menghormati serta mengekspresikan dan melestarikan kebudayaannya. Rasa cinta danpenghargaan yang tinggi terhadap nilai budaya, diyakini mampu menjadi spirit bagi masyarakatdalam menjalani sosial masyarakat secara baik dan benar.CAKRA SEMARANG TV tampil dan hadir dengan visi mewujudkan masyarakat yangsejahtera dan harmonis, yakni sebuah cita-cita ideal yang dinamis terjaga identitas, ruang sertaproses budaya Jawa Tengah. Untuk menjaga kebudayaan Jawa Tengah, Cakra Semarang TVmewujudkan visi tersebut itu kedalam Misi dan langkah-langkah Strategis sebagi berikut :Cakra Semarang TV, merupakan Media Informasi, pendidikan dan hiburan yang dapat dijadikansebagai sumber inspirasi, pembangkit semangat serta pencerahan masyarakat Jawa Tengah.Menjadi media yang membangun semangat demokratisasi dan pemberdayaan politik rakyat JawaTengah. Media Informasi dalam bidang perekonomian dan perdagangan bagi para pelaku sectorekonomi Jawa Tengah. Media komunikasi dan tukar informasi antar pemerintah, tokohmasyarakat, politusi, dan rakyat Jawa Tengah. Memberi ruang bagi upaya penggalian nilai-nilaiwarisan leluhur yang masih relevan untuk menjawab tantangan globalisasi.Program Jateng ExoticSetelah beberapa tahun tidak ada acara mengenai wisata pada Cakra Semarang Tv, makapada tahun 2012 awal melalui adanya ide dan gagasan terbentuklah acara “Jateng Exotic”. Tepatnya pada bulan Juni 2012 Program Jateng Exotic itu terbentuk. Jateng Exotic, berupa programacara wisata Human Interest mengenai kuliner, budaya, entertaintment, dan pariwisata itusendiri. Diberi nama Jateng Exotic, karena obyek liputan-nya meliputi wilayah Semarang danJawa Tengah dan Exotic yang berarti eksotis. Sehingga acara ini bertujuan menampilkan Wisatadi Jawa Tengah dengan menarik dan menawan, memperlihatkan betapa eksotisnya Wisata diJawa Tengah. Jateng Exotic pada Cakra Semarang TV merupakan Program Feature televisilokal kota Semarang yang menampilkan Program liputan berbagai perjalanan atau informasimengenai Pariwisata, Budaya, Kuliner, Entertainment serta Sosial, yang ada di wilayah JawaTengah.Memiliki tema acara fokus terhadap liputan dokumenter mengenai wisata dalam lingkupSemarang-Jawa Tengah. Acara Jateng Exotic memiliki tujuan sebagai suatu program acaratelevisi lokal Semarang yang dapat menjadi hiburan, pengetahuan, dan panduan wisata bagi parapemirsanya. Yaitu dengan menginformasikan berita, menggali, mengangkat potensi budaya lokalyang ada, kearifan masyarakat (kegiatan adat, acara tahunan, dll) yang ada di Semarang-JawaTengah. Sajiannya pun berupa berita feature mencakup lokasi atau tempat bersejarah, tempatwisata, rekreasi, kuliner, edukasi, bisnis, entertainment, keunikan, dll.BAB IIIPELAKSANAANTahap Pra ProduksiPada pembuatan program feature pariwisata kota Semarang ini, produser sebagai SingleFighter (bekerja sendiri) tentunya menyiapkan diri dengan memaksimalkan kemampuanterhadap kegiatan lainnya dan produser itu sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, tetapdibutuhkan bantuan kru tambahan yang berjumlah dua orang dari media partner (CakraSemarang Tv). Yaitu dalam tahap produksi seperti kameramen ke-2 dan kameramen saatproduser juga merangkap sebagai presenter. Selain itu produser juga yang mengupayakanperijinan tempat atau lokasi liputan, perijinan untuk wawancara, pengambilan gambar presenter,serta tempat proses paska produksi.Mendapatkan Media partner atau media relation adalah tugas dari MarketingCommunication. Setelahnya produser berkoordinasi dengan produser eksekutif. Produsereksekutif dalam karya ini adalah pihak produser program acara “Jateng Exotic” pada CakraSemarang TV, sebagai media relation atau mitra penyiaran karya bidang saya ini. Adapunnegosiasi yang dilakukan oleh Marcomm atau produser dengan produser eksekutif, dimanaproduser eksekutif memberikan saran-saran , seperti lokasi atau tema yang sesuai dengan pihakmedia, narasumber, bagaimana proses produksi sebaiknya, dan bagaimana hasil akhir karyanantinya. Mengenai proses produksi dan paska produksi, produser lah yang bertugas mengaturjalannya proses-proses tersebut. Yaitu mengaturnya dengan membuat Rundown atau Susunankegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat berupa Rundown Acara keseluruhan, Rundown Sheetsaat proses produksi, dan Editing Script saat proses paska produksi atau editing.Beberapa langkah yang dilakukan reporter atau presenter saat pada tahap pra produksi ini,yaitu. Mengetahui ide atau tema acara yang akan di produksi, maka reporter pada pra produksimemiliki tugas mempersiapkan diri untuk proses peliputan nantinya. Persiapan yang dilakukanantara lain yaitu mencari petunjuk atau gambaran mengenai lokasi, narasumber, situasi, dan lainsebagainya yang akan menjadi obyek liputan. Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan reporterpada waktu produksi.Mempersiapkan naskah, memberikan gambaran awal informasi apa saja yang akan dandapat diberitakan. Selain itu naskah awal sebelum nantinya melalui revisi setelah proses liputanatau produksi berlangsung, naskah ini merupakan acuan / panduan dalam menggali lebih lanjutinformasi nantinya. Karena setelah liputan atau proses eksekusi produksi berlangsung, naskahpasti ada Perubahan, seperti data yang tidak sesuai atau salah, dan penambahan informasi datapenting lainnya yang belum tertulis.Tahap ProduksiPada karya ini reporter atau presenter memiliki tugas yang sama, dimana produser jugamerangkap sebagai reporter ataupun presenter. Reporter juga sebagai presenter, dalam tahapproduksi, reporter bekerjasama dengan kameramen untuk melakukan tugasnya. Yaitu sebagaipresenter, membuka - menutup acara, dan melakukan wawancara dengan narasumber. Adapunperimbangan yang dilakukan, antaralain penyampaian presenter, menyesuaikan kondisi dansituasi lapangan, dan bagaimana berinteraksi dengan narasumber.Selain menjalankan tugas-tugas produser sebagaimana mestinya, produser juga memilikitugas sebagai pengarah produksi. Pengarah produksi yaitu bertugas pada saat pengambilangambar-gambar sesuai naskah, wawancara, dan terutama pada saat pengambilan gambarpresenter.Proses pengambilan gambar (Take Gambar) pada produksi program ini merupakan tukasseorang Kameramen. Kameramen bertugas mengoperasikan kamera selama produksiberlangsung. Terdapat dua Kameramen pada proses produksi ini, yaitu saya sendiri yangmerangkap sebagai kameramen ke-2, dan dibantu oleh saudara Heru Prasetyo sebagaikameramen pertama dari media relation Cakra Semarang Tv.Pada proses produksi, karena terdapat dua Kameramen, maka ada dua kamera yangdigunakan. Kamera pertama yaitu menggunakan kamera Panasonic Full HD 1920x1080 HDCMDH1yang dipegang atau dioperasikan oleh Heru Prasetyo. Dan kamera kedua, adalah kameraprosumer Fuji Film Finepix S2980 yang dioperasikan oleh saya sendiri. Kedua kameramensaling berkoordinasi terkait gambar yang akan diambil. Adapun tugas-tugas tersendiri bagi keduakameramen, kamera pertama bertugas mengambil gambar umum obyek dan pengambilangambar presenter. Kameramen kedua, mencari gambar umum atau gambar penunjang sebagaistok gambar editing.Tahap Paska ProduksiMemasuki pada tahapan paska produksi, merupakan tahap penyelesaian akhir, dimanadilakukan penyempurnaan dari proses produksi yang telah dilakukan. Proses ending dariproduksi program feature ini, diantara nya adalah kegiatan pada tahap penyempurnaan naskah,voice over, converting video, editing video dan audio serta evaluasi. Hasil akhir produksi ininantinya harus layak dan pantas untuk di tayangkan atau disiarkan pada televisi.Pada tahap pra produksi, reporter telah menyusun naskah awal atau naskah bayangansebagai gambaran saat proses produksi. Maka setelah proses produksi, naskah tersebut dapat disempurnakan dan pada tahapan paska produksi inilah naskah di sempurnakan. Banyak data baruyang di peroleh setelah proses produksi, dan data-data yang kurang valid pun segera di gantidengan data yang benar. Sehingga naskah yang di buat berdasarkan sumber obyek peliputanyang ada, bukan dari sumber-sumber yang kurang kompeten.Merupakan produk media visual dan audio lah program feature pariwisata ini. Sehinggauntuk memperjelas visualisasi yang telah di liput, maka di perlukan audio untuk melengkapinya.Selain backsoud dan atmosfer audio asli video liputan, maka terdapat penjelasan bahasa suaraberupa kalimat penjelas. Proses inilah yang di namakan Voice Over (mengisi suara). Seseorangmembacakan naskah yang telah siap, dan hasilnya di sertakan dalam proses editing nantinyasebagai pelengkap dan penjelas gambar visual yang ada. Proses Voice Over saya meminjam dandi lakukan di kantor Cakra Semarang Tv, karena pada tempat tersebut terdapat sarana yangmemadahi untuk melaksanakan proses tersebut.Diawali dengan proses Capturing pemindahan gambar dari kamera ke hardis padakomputer. Gambar yang di ambil oleh kameramen pertama dengan kamera Panasonic Full HDmasih berformat mts, dan berupa frame per frame (sepenggal-sepenggal). Dan pada prosesediting, software yang di gunakan ada “Adobe Premiere Pro CS3”. Software tersebut tidaksuport dengan file video yang berformat MTS, sehingga perlu di lakukan Converting video.Proses editing pertama adalah menempatkan bumper program Jateng Exotic pada awalpenayangan. Setelah itu mempersiapkan voice over dengan jeda dan segmen-segmen yang ditentukan sesuai dengan naskah yang ada. Voice over siap, lalu menyiapkan gambar presenter danwawancara yang akan di pergunakan. Menempatkan opening presenter pada awal, wawancarasesuai susunan pada naskah, dan closing presenter pada akhir. Setelahnya merangkai ataumenyesuaikan gambar pendukung dengan voice over yang ada. Ditambahkan backsound musiksesuai tema, bertujuan untuk menarik kemasan program, memperindah audio, dan menguranginoise. Adapula pemberian Title Deco berupa judul segmen, nama presenter, dan namaketeranga
Perbandingan Jumlahbiaya Pengendalian Bahan Baku Antara Metode Tradisional Perusahaan Dengan Kombinasi Jit/eoq
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkanjumlah biaya pengendalian bahan baku yang digunakan Perusahaan melalui metode kombinasi JIT/EOQ dan metode tradisionalperusahaan sehingga dapat diketahui metode mana yang memberikan jumlah biaya pengendalian bahan baku yang paling optimal. Pengambilan data dilakukan menggunakan data Perusahaan pada tahun 2014 - 2015 dan wawancara dengan pemilik serta karyawan Perusahaan. Dari penelitian ini didapatkan hasil perbandingan metode tradisional dan pemodelan kombinasi JIT/EOQ yaitu penghematan jumlah biaya pengendalian persediaan bahan baku sebesar 88,30% dari jumlah biaya pengendalian (penyimpanan dan pemesanan) bahan baku yang dilakukan Perusahaan dengan metode tradisional
Septic Arthritis in Malignancy
Septic arthritis is an infection of a joint, which canbe caused by bacteria, viruses, fungi, or parasites. The infection may happen in distant sites of the body, which then spread hematogenously, or it could also result from open wounds, surgery, or unsterile injections.1 Septic arthritis is a serious condition that, if left undiagnosed and untreated, can cause joint destruction and an irreversible loss of joint function.2,3 Based on epidemiological data, the incidence of septic arthritis in general population is 2–10 cases in 100,000 people annually and is increased in those who have risk factors for septic arthritis, such as rheumatoid arthritis (RA) and joint prosthesis. In those with RA, the incidence of septic arthritis rises up to 30–70 cases in 100,000 people annually, and in those with prosthesis the figure is around 40–68 cases in 100,000 people annually.4,5 Septic arthritis can affect all age groups, but it is more prevalence in the elderly and in children under 5 years old, in which the prevalence is 8.4 and 5 cases, respectively, in 100,000 people annually.5 Septic arthritis is usually monoarticular, whereas polyarticular involvement occurs in only 10–15% of cases. The knee is involved in around 50% of cases.Septic arthritis is still a challenge for cliniciansince there has not been a significant decline in both morbidity and mortality in the last two decades.2 Late recognition and therapy can cause permanent joint dysfunction and even death; thus, early diagnosis and prompt therapy is expected to decrease the morbidity and mortality rate in septic arthritis.6 In this case report we would like to present a case of a woman suffering from septic arthritis with an underlying immunocompromised condition of Malignanc
- …