131 research outputs found
Pengenalan Huruf Katakana Dakuten Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
Bahasa Jepang tidak dapat dipisahkan dengan adanya penulisan huruf-huruf Jepang dalam pembelajarannya dan merupakan huruf non latin yang ditulis dengan menggabungkan beberapa goresan. Huruf katakana digunakan untuk penulisan nama orang, kata serapan dari bahasa lain, kata-kata onomatopoeic, memberi penekanan, memberi kesan nada percakapan atau menunjukan eufemisme atau ironi. Selain huruf katakana secara standar, terdapat huruf katakana dengan memberikan Tenten atau yang sering disebut huruf katakana dakuten. Huruf katakana dakuten berjumlah 20 huruf dan terdapat beberapa huruf yang mirip. Dalam pembelajaran bahasa Jepang khususnya pelajar yang baru/pemula akan merasa kesulitan dalam mempelajari huruf katakana dakuten karena adanya perbedaan pola hasil goresan tangan, huruf katakana dakuten menjadi huruf yang cukup kompleks dan memiliki karakteristik. Dengan adanya perbedaan pola-pola hasil goresan tangan, maka pengenalan huruf katakana dakuten menjadi salah satu permasalahan dalam pembelajaran huruf Jepang. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan pengenalan pola huruf sehingga dapat mengukur tingkat akurasi pengenalan setiap huruf Katakana Dakuten yaitu menggunakan pengolahan citra digital dengan metode jaringan saraf tiruan backpropagation dengan ekstraksi ciri mark direction dan hasil yang diperoleh yaitu sebesar 100% untuk akurasi pelatihan dan 83% untuk akurasi pengenalan
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM ASTÉRIX ET OBÉLIX MISSION CLÉOPÂTRE
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi jenis-jenis tindak tutur
direktif dalam film Astérix et Obélix Mission Cléopâtre (AOMC) (2)
mendeskripsikan maksud dari setiap jenis tindak tutur direktif dalam film Astérix
et Obélix Mission Cléopâtre (AOMC).
Subjek dalam penelitian ini adalah semua kata, frasa, klausa, kalimat yang
terdapat pada film AOMC. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah semua
tuturan direktif yang terdapat pada film AOMC. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat, kemudian data dimasukkan
dalam tabel klasifikasi data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode
padan pragmatis dengan alat penentu mitra wicara dengan teknik PUP dan HBS
dengan bantuan komponen tutur PARLANT serta metode agih dengan teknik
BUL dan BM. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan validitas semantis
dan reliabilitas yang digunakan yaitu reabilitas stabilitas dan expert judgement
(pendapat para ahli).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam film Astérix et Obélix Mission
Cléopâtre terdapat enam jenis tindak tutur direktif yaitu (1) tindak permintaan
(requestives) berupa maksud meminta, mendorong, dan mengajak, (2) tindak
pertanyaan (questions) berupa maksud bertanya, (3) tindak perintah
(requirements) berupa maksud memerintah, mengkomando, mengarahkan dan
mensyaratkan, (4) tindak larangan (prohibitives) berupa maksud melarang dan
membatasi, (5) tindak pemberian ijin (permissives) berupa maksud menyetujui
dan mengijinkan, dan (6) tindak nasihat (advisories) berupa maksud menasihatkan
dan menyarankan
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP – PRINSIP PEMERIKSAANKEUANGAN NEGARA TERHADAP KUALITASAUDIT SEKTOR PUBLIK
The auditor will be able to result a report that has a good quality with the effect ofprinciples of investigation of state finances that is the code of ethics, qualitycontrol, management and expertise of examiner team, risk of examinationmateriality, inspection documentation, and communication of examination. Thedata used in this study is primary data obtained by distributing questionnaires torespondents that is first examiner, young examiner, middle examiner andprincipal examiner. The analysis used in this study through Warp PLS. Based ontest results using Warp PLS shows that the code of ethics and risk of examinationdo affect the quality of public sector audit, while quality control, management andexpertise of examiner team, materiality, inspection documentation, andcommunication of examination do not affect the quality of public sector audit.
Keywords: Audit Quality, BPK, Principles of Investigation of State Finances,SPK
KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SETELAH PEMBUATAN PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB)
Background Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) is a book containing procedures and guides for using antibiotic properly. After the new revision, antibiotic prescription is expected to be proper with the written guidelines.
Aim To measure quantity of antibiotic use in digestive cases before and after the making of PPAB.
Methods This study is a prospective observational study. Subjects were patients in digestive surgery case hospitalizing in September and November. The use of antibiotic is compared between period of before and after the making of PPAB (October) using independent t test and Mann-Whitney test.
Result DDD/100 patient days of antibiotic prophylaxis before the making of PPAB is 13,54 decrease to 11,96 after the making of PPAB, but the decrease is not significantly different in statistic test. The most antibiotic prophylaxis (ceftriaxone) before the making of PPAB (13,13 DDD/100 patient days) declined (11,18 DDD/100 patient days) after the making of PPAB. Quantity of antibiotic prophylaxis use of sefazolin before the making of PPAB is 0,42 DDD/patient days increase to 0,78 DD/100 patient days after the making of PPAB.
Conclusion There is no significant changes of quantity of antibiotic cefazolin-ceftriaxone for prophylaxis in digestive surgical case between before and after the making of PPAB. Needed socialization, education, and training.
Keywords Quantity of antibiotic use, Surgery Ward, Digestive Cases, Antibiotic Guideline
Designing and Experimenting Semi-automatic Green Grass Jelly Squeezer
In Indonesia, green grass jelly is widely known as traditional drink obtained from soaking grass jelly leaves in the water. Nowadays, the production process of grass jelly was conducted manually, which consumes lots of time and energy. Therefore, this research aimed to design a semi-automatic green grass jelly squeezer to accelerate and simplify the production process. Moreover, the squeezer performance and several quality parameters of the jelly produced by the squeezer were examined. The designing process of green grass jelly squeezer was conducted through several stages. Those were concept design, manufacture and assembled stage, performance test, modification, and examination. The result shows that the most efficient production process was at 6000 RPM and the digital value of 540. The measurements of Soluble Solid (SS) and gel strength show that jelly produced by the squeezer has higher SS and Fmax than the control. The sensory evaluation shows jelly with the digital value of 520 get the best consumer acceptance, which means the consumer prefer neither too dense nor too solid green grass jelly. The result shows that no effect of digital value and RPM on syneresis examination
Gender Differences in Obesity and Physical Activity Among Secondary School Students
Background:Obesity is a nutritional problem worldwide, including in Indonesia. Data from the 2010 Basic Health Research showed that the prevalence of obesity in adolescents aged 13-15 years in Banten Province was 3.4percent, greater than the national prevalence of obesity for adolescents at the same age (2.5%). Objective: To determine gender differences in the obesity amongst junior high school students. Methods:Using a cross sectional design, this study included anthropometric measurement, questionnaire, and 2 x 24 hours food recall method. This study involved 134 junior high school students of Pembangunan Jaya Secondary School Bintaro. Results:The results of the univariate analysis showed that 14.9% of students were obese. The results of bivariate analysis showed a significant difference between sex for obesity and physical activity. These results were consistent with the previous research showing more consumption of calories in men than women. However, women only conducted milder physical activities than men. Conclusions:There was a significant difference in obesity and physical activity across different sexes. Both men and women had unbalanced diet, low consumption of fibre, yet excessive consumption of fat and protein
Analisis Penggunaan Algoritma Useless Packet Transmission Avoidance (UPTA) untuk Menghindari Transmisi Paket Tidak Berguna pada Multimedia di Jaringan dengan Tingkat Best-Effort
Useless packet transmission (UPT) adalah transmisi paket multimedia yang terjadi ketika nilai packet loss rate dari koneksi multimedia tersebut melebihi batas toleransi (threshold) yang bisa diterima untuk menghasilkan kualitas media yang baik. UPT bersifat merugikan karena bandwidth yang digunakan oleh UPT tersebut menjadi terbuang sia-sia. Pada jaringan dengan layanan best-effort, ketika trafik pada router sangat padat, nilai packet loss rate bisa sangat besar hingga melebihi threshold. Sebagai akibatnya, UPT sangat rentan terjadi. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap manfaat penggunaan algoritma useless packet transmission avoidance (UPTA) dalam mengatasi masalah UPT. Dengan menggunakan OPNET, dilakukan simulasi untuk mengevaluasi performa dari UPTA menggunakan parameter-parameter uji yaitu throughput, waktu upload, packet drop, dan packet loss. Analisis dilakukan pada jaringan yang mengimplementasikan WFQ (Weighted Fair Queueing) sebagai algoritma fair packet queueing. Hasil evaluasi dari beberapa parameter pada simulasi menunjukkan bahwa dengan mengimplementasikan algoritma UPTA pada router, UPT dapat dihilangkan sehingga meningkatkan throughput hingga 1,9% dan mengurangi waktu upload hingga 1,2%
UJI BEDA SENSITIVITAS JAMUR Malassezia sp. TERHADAP FLUKONAZOL DAN MIKONAZOL SECARA IN VITRO
Latar Belakang: Pitiriasis versikolor (PV) merupakan infeksi kulit superfisial yang disebabkan oleh proliferasi jamur lipofilik yaitu Malassezia sp. Berbagai obat antijamur telah digunakan untuk mengobati PV diantaranya flukonazol dan mikonazol. Namun, masih banyak ditemukan adanya resistensi terhadap obat antijamur sehingga perlu dilakukan pengujian secara rutin. Salah satu metode untuk melihat sensitivitas obat antijamur yaitu disk diffusion.
Tujuan: Menganalisis perbedaan sensitivitas jamur Malassezia sp. terhadap flukonazol dan mikonazol secara in vitro.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah 16 hasil kultur dan subkultur jamur Malassezia sp. yang diambil dari kerokan kulit penderita PV yang berobat di RSND dan warga Desa Samban Ungaran yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan klinis, lampu wood, mikroskopik KOH. Selanjutnya dilakukan uji sensitivitas menggunakan disk antijamur flukonazol dan mikonazol dengan metode disk diffusion. Diameter zona hambat yang terbentuk dibaca sesuai tabel CLSI. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil: Dari 16 sampel didapatkan karakteristik mayoritas berusia 45-64 tahun, berjenis kelamin laki-laki, perkerjaan dalam ruangan, lama menderita >1 tahun, predileksi terbanyak di punggung, dan belum menggunakan obat anti jamur. Hasil uji sensitivitas seluruh sampel menunjukkan hasil sensitif terhadap flukonazol, sedangkan terhadap mikonazol 10 sampel resisten dan 6 sampel intermediate. Dari Uji chi square didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05) maka secara statistik terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas jamur Malassezia sp. terhadap flukonazol dan mikonazol secara in vitro.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas jamur Malassezia sp. terhadap flukonazol dan mikonazol secara in vitro.
Kata Kunci: Malassezia sp., flukonazol, mikonazol, pitiriasis versikolor, disc diffusio
Kuantitas Penggunaan Antibiotik Sebelum Dan Setelah Pembuatan Pedoman Penggunaan Antibiotik (Ppab) Penelitian Pada Kasus Bedah Digestif Rsup Dr. Kariadi Semarang
Background Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) is a book containing procedures and guides for using antibiotic properly. After the new revision, antibiotic prescription is expected to be proper with the written guidelines.Aim To measure quantity of antibiotic use in digestive cases before and after the making of PPAB.Methods This study is a prospective observational study. Subjects were patients in digestive surgery case hospitalizing in September and November. The use of antibiotic is compared between period of before and after the making of PPAB (October) using independent t test and Mann-Whitney test.Result DDD/100 patient days of antibiotic prophylaxis before the making of PPAB is 13,54 decrease to 11,96 after the making of PPAB, but the decrease is not significantly different in statistic test. The most antibiotic prophylaxis (ceftriaxone) before the making of PPAB (13,13 DDD/100 patient days) declined (11,18 DDD/100 patient days) after the making of PPAB. Quantity of antibiotic prophylaxis use of sefazolin before the making of PPAB is 0,42 DDD/patient days increase to 0,78 DD/100 patient days after the making of PPAB.Conclusion There is no significant changes of quantity of antibiotic cefazolin-ceftriaxone for prophylaxis in digestive surgical case between before and after the making of PPAB. Needed socialization, education, and trainin
- …