8 research outputs found

    Perancangan Kinerja Kepala Sekolah Menengah Atas dalam Perspektif Balanced Scorecard (BSC) Menggunakan Analytical Network Process (ANP) (Studi Kasus : SMA ABC Jakarta)

    Get PDF
    Education in the sense of schooling is now leading to the process of industrialization. The world of education can no longer be considered as a social institution only but must be treated industrially, which is treated or managed professionally. Due to the increasingly fierce world of competition today, if educational institutions are not managed professionally, then the customer will leave educational institutions if they are poorly managed. In various case studies, the Balanced Scorecard has provided many benefits to the development of education management, especially SMA ABC Jakarta does not yet have a performance measurement based on the Balanced Scorecard method. In the Balanced Scorecard method, the measurement is based on four perspectives, namely, financial, customer, internal business processes, and growth and learning perspectives. Therefore, a good performance design needs to be done to realize the vision of this ABC Jakarta High School. So, a performance design was carried out for the Principal of SMA ABC Jakarta using the perspective of the Balanced Scorecard method. Then, the weighting and prioritization of each KPI are carried out using the Analytical Network Process with the help of Super Desicion software. The results of this study are in the form of a Scorecard List, and there are 13 Principal KPIs from each perspective, namely 1 KPI from a Financial perspective, 9 KPIs from an Operational perspective, 2 KPIs from a Customer perspective, and 1 KPI from an HR perspective. Then, for the priority results of this KPI, it is found in the operational perspective, precisely on the KPI for the Implementation of Supervision of the Learning Process by Schools or O9 with a weight of 0.1992 or in the percentage of 20%, this indicates that the Implementation of Supervision of the Learning Process by Schools is the most important thing. compared to other KPIs.Keywords - Analytical network process, Balanced scorecard, Perancangan kinerja, Software super decision

    Analisis Kelelahan Kerja Menggunakan Fatigue Assessment Scale pada PT. Indonesia Power Priok POMU

    Get PDF
    Work fatigue is an important problem that must be handled properly because it can cause various problems, as fatigue is a major cause of work-related injuries and impacts productivity. Measure the level of fatigue of these workers will be carried out using the Fatigue Assessment Scale (FAS), a subjective fatigue measurement tool based on a questionnaire that is most appropriate for measuring the level of fatigue in workers. FAS has been rated as very reliable for measuring worker fatigue. The FAS consists of 10 questions examining physical and mental fatigue and their impact on activity motivation. If fatigue is not paid attention to, it will have an impact not only on the company but also on the workers themselves, ranging from causing work accidents to illnesses. Based on the calculations that have been done for the average answer to the Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire, in this case, the highest average holder has represented physical and mental fatigue, number 4 represents physical fatigue, and number 10 represents mental fatigue. and based on the calculation results in the Likert scale, which gets an index of 97.7%, this indicates that for the level of fatigue itself, PT. Indonesia Power Priok POMU can be categorized as Very Good. Do not experience excessive work fatigue, and the workload does not exceed the workers' capabilitie

    Simulasi Rancangan Pemetaan Sekolah dengan Metode Algoritma Machine Learning Menggunakan Software RapidMiner

    Get PDF
    The growth in the number of educational institutions creates competition which encourages each educational institution to have a special strategy to deal with it. The challenge that must also be faced in the world of education is the uneven quality of education in various regions. One way to face the challenge of equal distribution of school quality is to create programs that suit the needs of each school. In this study, solving the problem of mapping schools owned by the XYZ educational foundation was carried out. The results of this study obtained a design of a school mapping indicator instrument to assess the quality of each school. Then obtained a simulation of school mapping design from the results of unsupervised learning with the K-Means and K-Medoids Clustering methods, as well as a simulation of predicting school mapping patterns from the results of supervised learning with the Decision Tree C4.5 method. The results of K-Medoids were selected for the proposed school mapping with a Davies Bouldin index value of 0.112. The model cluster owned by K-Medoids, namely Excellent School, has 44 schools; at Good School, there are 36 schools; and in the Improvement School, there are 20 schools. Meanwhile, the prediction pattern with Decision Tree C4.5 obtained rules with the dominant indicator attributes (IND) 1, 2, 3, and 4. Also, the prediction simulation results using the 80:20 ratio decision tree model show the new testing data with the assumption that the 101st school goes to cluster_1 with an accuracy rate of 95%.Keywords - Decision tree, K-means, K-medoids, School mapping indicator instrument

    Rancangan Perencanaan Produksi Jenis Produk Make To Order dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik

    Full text link
    - Perencanaan produksi merupakan strategi jangka menengah yang dapat mengoptimalkan implementasi industri. Produktivitas tinggi menjelaskan bahwa kinerja perencanaan produksi berjalan dengan baik. Penentuan jumlah tenaga kerja yang optimal untuk menghasilkan satu unit produk juga harus dipertimbangkan secara ilmiah dan tidak melalui percobaan atau intuisi sebuah industry. Selain itu, penentuan jumlah kebutuhan material juga harus direncanakan sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima industri. Jika jumlah kebutuhan material teridentifikasi, maka industri dapat dengan mudah menentukan biaya produksi untuk memenuhi permintaan agar bisa selesai tepat waktu sesuai dengan waktu yang dijanjikan.Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk merancang perencanaan produksi produk sesuai pesanan. Tujuan spesifik dari penelitian ini adalah: (1) Tentukan waktu standar pembuatan satu unit produk dengan metode clock-stop, (2) tentukan jumlah optimal kebutuhan operator di setiap stasiun kerja dengan pendekatan algoritma Lang, dan (3) menentukan prediksi kebutuhan kuantitas material dan biaya produksi dengan pendekatan simulasi sistem yang dinamis.Hasil penelitian ini adalah: (1) waktu baku untuk membuat satu pintu unit adalah 279,41 menit atau 4,66 jam, (2) Algoritma Penjadwalan Resource yang terbatas dengan metode Lang menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk membuat satu pintu lebih dari 179,4 menit. Perhitungan Lang menggunakan algoritma menghasilkan waktu penyelesaian produksi lebih cepat dari pada kondisi saat ini dalam jumlah 203,4 menit dan (3) kebutuhan bahan untuk membuat satu pintu adalah: 0,5 kayu lapis 16 mm, 12 mm 0,5 lapis kayu lapis, kayu lapis 18 1,05 mm , dan 0,15 8 lem kuku dan tunas. Biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu pintu adalah USD 1,033,287.50 berdasarkan metode simulasi sistem dinamis.Kata Kunci – Waktu Baku, Penjadwalan Sumber Daya, Biaya, Algoritma Lang, Simulasi Sistem Dinami

    PENYEBAB CACAT DOMINAN PENGECORAN LOGAM PRODUK BOLLARD TYPE BITT MENGGUNAKAN METODE DMAIC DI PT. FAJAR METALINDO ABADI

    No full text
    Peningkatan kualitas atau mutu merupakan kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan serta bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Peningkatan kualitas tersebut diperlukan pula bagi produk coran logam yaitu bollard type bitt 150 Ton atau alat penambat tali kapal yang diproduksi oleh PT. Fajar Metalindo Abadi. Pada peningkatan mutu yang dilakukan adalah pada proses produksi menggunakan beberapa tahapan dalam Six Sigma atau yang dikenal sebagai DMAIC (Define-Measure-Analyze-Imporove-Control), dimana dalam tiap tahapannya memiliki kombinasi metode atau tools yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, produk coran logam yang dihasilkan dari perancangan cetakan hingga pengecoran logam diketahui beberapa cacat dominan yang timbul seperti cacat ekor tikus, pin hole, penyusutan udara, rongga udara, dst. Selain itu banyaknya jumlah kejadian cacat yang ditemukan pada proses pengecoran logam tersebut, umumnya disebabkan oleh permasalahan metode dan human error. Melalui penerapan metodologi Six Sigma-DMAIC seperti dalam penelitian ini, diharapkan akan mampu memberikan rekomendasi atau usulan peningkatan kualitas dalam proses produksi coran logam yang dilakukan oleh PT. Fajar Metalindo Abadi. Kata kunci : dmaic, kualitas, pengecoran logam

    PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING (VSM) PROSES PRODUKSI BILLET GRADE KS 1006E1 DI PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO), TBK.

    No full text
    Melihat dan meninjau perkembangan dunia terhadap penggunaan material baja, dimana fluktuasi harga baja yang sempat anjlok dibawah biaya atau ongkos produksi maka produsen atau perusahaan yang memproduksi baja dapat menyiasati dengan inovasi produk, peningkatan produktivitas, peningkatkan kualitas proses produksi yang berguna untuk memberikan hasil produk terbaik sesuai permintaan konsumen dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada (Anonim, 2016). Penelitian dilakukan pada periode November-Desember 2018 di lantai produksi Billet Steel Plant. Peneliti memfokuskan pada peningkatan kualitas proses produksi, dimana bertujuan untuk menerapkan konsep lean manufacturing pada produk billet grade KS 1006E1. Peningkatan kualitas berfokus pada minimasi waste pada lantai produksi. Sebagai langkah awal penerapan konsep lean manufacturing maka dilakukan pembuatan value stream mapping untuk memetakan alur proses produksi untuk melihat lamanya waktu yang memberikan nilai tambah atau tidak pada hasil produksi serta mengetahui proses waktu tunggu (lead time) untuk satu kali proses produksi berdasarkan bahan baku yang ada. Hasil dari pembuatan current state mapping berdasarkan data pada bulan Oktober 2017 adalah terpisahnya kegiatan value added selama 17.890,8 detik dan non value added selama 4.322.126 detik. Hasil tersebut memberikan gambaran waktu process lead time produksi atau waktu menunggu produksi dengan bahan baku yang ada pada bulan oktober 2017, yaitu selama 51 hari. Kata kunci : lean manufacturing, non value added, value added, value stream mapping, wast

    Rancangan Perencanaan Produksi Jenis Produk Make To Order dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik

    Get PDF
    Abstrak - Perencanaan produksi merupakan strategi jangka menengah yang dapat mengoptimalkan implementasi industri. Produktivitas tinggi menjelaskan bahwa kinerja perencanaan produksi berjalan dengan baik. Penentuan jumlah tenaga kerja yang optimal untuk menghasilkan satu unit produk juga harus dipertimbangkan secara ilmiah dan tidak melalui percobaan atau intuisi sebuah industry. Selain itu, penentuan jumlah kebutuhan material juga harus direncanakan sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima industri. Jika jumlah kebutuhan material teridentifikasi, maka industri dapat dengan mudah menentukan biaya produksi untuk memenuhi permintaan agar bisa selesai tepat waktu sesuai dengan waktu yang dijanjikan.Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk merancang perencanaan produksi produk sesuai pesanan. Tujuan spesifik dari penelitian ini adalah: (1) Tentukan waktu standar pembuatan satu unit produk dengan metode clock-stop, (2) tentukan jumlah optimal kebutuhan operator di setiap stasiun kerja dengan pendekatan algoritma Lang, dan (3) menentukan prediksi kebutuhan kuantitas material dan biaya produksi dengan pendekatan simulasi sistem yang dinamis.Hasil penelitian ini adalah: (1) waktu baku untuk membuat satu pintu unit adalah 279,41 menit atau 4,66 jam, (2) Algoritma Penjadwalan Resource yang terbatas dengan metode Lang menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk membuat satu pintu lebih dari 179,4 menit. Perhitungan Lang menggunakan algoritma menghasilkan waktu penyelesaian produksi lebih cepat dari pada kondisi saat ini dalam jumlah 203,4 menit dan (3) kebutuhan bahan untuk membuat satu pintu adalah: 0,5 kayu lapis 16 mm, 12 mm 0,5 lapis kayu lapis, kayu lapis 18 1,05 mm , dan 0,15 8 lem kuku dan tunas. Biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu pintu adalah USD 1,033,287.50 berdasarkan metode simulasi sistem dinamis.Kata Kunci – Waktu Baku, Penjadwalan Sumber Daya, Biaya, Algoritma Lang, Simulasi Sistem DinamikAbstrak – Production planning is a medium-term strategy that can be optimized implementation by the industry. High productivity explains that the performance of production planning has been going well. Determination of the optimal amount of labor to produce one unit of the product must also be considered scientifically and not through trial and error or intuition industry. In addition, the determination of the amount of material needs should also be planned in line with the number of orders received by the industry. If the amount of material needs are identified, then the industry can easily determine the cost of production to meet demand in order to finish on time in accordance with the time promised.The general objective to be achieved in the research is to design production planning of products make to order. The specific objectives of this study were: (1) Determine the standard time of making one unit of product by the method of clock-stop, (2) determine the optimal number of operator needs at each work station with the approach of Lang's algorithm, and (3) determine the prediction needs material quantities and costs production with dynamic system simulation approach.The results of this study are: (1) raw time to make one unit door is 279.41 minutes or 4.66 hours, (2) limited Resource Scheduling Algorithm with Lang's method showed that the time used to make one door is over 179.4 minutes. Lang's calculations using the algorithm generate production turnaround time is faster than the current conditions in the amount of 203.4 minutes and (3) the need for the material to make one door is: 0.5 plywood 16 mm, 12 mm 0.5 plywood, plywood 18 1.05 mm, and 0.15 8 nail glue and shoot. The cost required to produce one door is USD 1,033,287.50 based on the method of simulation of dynamic systems.Keywords – Time Standard, Resources Scheduling, Cost, Lang’s algorithm, Dynamic System Simulatio

    Simulasi Rancangan Pemetaan Sekolah dengan Metode Algoritma Machine Learning Menggunakan Software RapidMiner

    Full text link
    The growth in the number of educational institutions creates competition which encourages each educational institution to have a special strategy to deal with it. The challenge that must also be faced in the world of education is the uneven quality of education in various regions. One way to face the challenge of equal distribution of school quality is to create programs that suit the needs of each school. In this study, solving the problem of mapping schools owned by the XYZ educational foundation was carried out. The results of this study obtained a design of a school mapping indicator instrument to assess the quality of each school. Then obtained a simulation of school mapping design from the results of unsupervised learning with the K-Means and K-Medoids Clustering methods, as well as a simulation of predicting school mapping patterns from the results of supervised learning with the Decision Tree C4.5 method. The results of K-Medoids were selected for the proposed school mapping with a Davies Bouldin index value of 0.112. The model cluster owned by K-Medoids, namely Excellent School, has 44 schools; at Good School, there are 36 schools; and in the Improvement School, there are 20 schools. Meanwhile, the prediction pattern with Decision Tree C4.5 obtained rules with the dominant indicator attributes (IND) 1, 2, 3, and 4. Also, the prediction simulation results using the 80:20 ratio decision tree model show the new testing data with the assumption that the 101st school goes to cluster_1 with an accuracy rate of 95%.Keywords - Decision tree, K-means, K-medoids, School mapping indicator instrument
    corecore