16 research outputs found
Pengaruh perlakuan awal penyinaran ultraviolet dalam produksi selulosa mikrokristalin dari bahan alam (kaji ulang literatur)
Selulosa merupakan penyusun dinding sel tanaman dan merupakan komponen terbanyak di dalam tanaman. Tanaman atau bagian tanaman yang mengandung selulosa dapat diolah salah satunya menjadi produk selulosa mikrokristalin. Salah satu tahapan penting pengolahan selulosa menjadi selulosa mikrokristalin yaitu proses delignifikasi (ekstraksi). Media yang digunakan untuk delignifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH) yang membutuhkan waktu cukup lama selama perendaman. Oleh karena itu, penulis ingin berinovasi pada proses delignifikasi menggunakan penyinaran ultraviolet (UV). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan keuntungan penyinaran UV pada kandungan selulosa untuk pembuatan selulosa mikrokristalin dari bahan alam. Kaji ulang literatur ini dilakukan dengan cara membandingkan beberapa jurnal tentang pengaruh penyinaran UV pada selulosa dari berbagai bahan alam. Proses pengumpulan jurnal penelitian dengan cara searching engine pada software Google Scholar menggunakan kata kunci “photocatalysts of cellulose structure with pretreatment ultraviolet irradiation”, “the effect of UV irradiation treatment on delignification of lignin in cellulose from waste”, dan “the effect of UV irradiation pretreatment, cellulosic product composition”. Artikel yang diperoleh kemudian diseleksi dan disesuaikan dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UV dapat membantu dalam memecah lignin dan memisahkan lignin dengan selulosa, dengan cara radiasi UV memicu radikal yang dianggap paling aktif dalam reaksi degradasi lignin. Penyinaran UV juga dapat membantu dalam mempercepat proses reaksi, sehingga lebih efektif dalam proses pembuatan selulosa mikrokristalin. Semakin besar konsentrasi NaOH dan semakin lama waktu penyinaran UV akan menyebabkan kemampuan untuk melarutkan lignin dan merusak struktur selulosa semakin bertambah, akibatnya serat-serat selulosa akan semakin longgar, sehingga indeks kristalinitas dapat mengalami penurunan
Pengaruh perlakuan awal penyinaran ultraviolet dalam produksi selulosa mikrokristalin dari bahan alam (kaji ulang literatur)
Selulosa merupakan penyusun dinding sel tanaman dan merupakan komponen terbanyak di dalam tanaman. Tanaman atau bagian tanaman yang mengandung selulosa dapat diolah salah satunya menjadi produk selulosa mikrokristalin. Salah satu tahapan penting pengolahan selulosa menjadi selulosa mikrokristalin yaitu proses delignifikasi (ekstraksi). Media yang digunakan untuk delignifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH) yang membutuhkan waktu cukup lama selama perendaman. Oleh karena itu, penulis ingin berinovasi pada proses delignifikasi menggunakan penyinaran ultraviolet (UV). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan keuntungan penyinaran UV pada kandungan selulosa untuk pembuatan selulosa mikrokristalin dari bahan alam. Kaji ulang literatur ini dilakukan dengan cara membandingkan beberapa jurnal tentang pengaruh penyinaran UV pada selulosa dari berbagai bahan alam. Proses pengumpulan jurnal penelitian dengan cara searching engine pada software Google Scholar menggunakan kata kunci “photocatalysts of cellulose structure with pretreatment ultraviolet irradiation”, “the effect of UV irradiation treatment on delignification of lignin in cellulose from waste”, dan “the effect of UV irradiation pretreatment, cellulosic product composition”. Artikel yang diperoleh kemudian diseleksi dan disesuaikan dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UV dapat membantu dalam memecah lignin dan memisahkan lignin dengan selulosa, dengan cara radiasi UV memicu radikal yang dianggap paling aktif dalam reaksi degradasi lignin. Penyinaran UV juga dapat membantu dalam mempercepat proses reaksi, sehingga lebih efektif dalam proses pembuatan selulosa mikrokristalin. Semakin besar konsentrasi NaOH dan semakin lama waktu penyinaran UV akan menyebabkan kemampuan untuk melarutkan lignin dan merusak struktur selulosa semakin bertambah, akibatnya serat-serat selulosa akan semakin longgar, sehingga indeks kristalinitas dapat mengalami penurunan