2 research outputs found
KEPEMIMPINAN STRATEGIS INDONESIA MENJADI POROS MARITIM DUNIA: PERENCANAAN KAWASAN PESISIR
Kepemimpinan strategis Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia bisa dilakukan karena wilayah laut yang lebih besar daripada daratan, serta lokasi strategis yang dimiliki. Kawasan Pesisir merupakan wilayah terdepan Indonesia sebagai Negara Maritim. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akademis dan pendekatan kepemimpinan strategis. Perspektif Indonesia melalui geopolitik dan geoekonomi dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu sebagai strategic junction pelayaran internasional, strategic fishing ground, strategic potential business, dan strategic key partner bagi negara-negara besar. Kebijakan yang mendukung negara maritim dan penganggaran negara untuk mendukung terciptanya siklus sistem pertahanan dan keamanan mendekati ideal. Sinergitas antar lembaga negara menjadi kunci unttuk mengurangi tumpang tindih kebijakan. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat maritim dimana kawasan pesisir menjadi salah satu kunci utama. Kawasan pesisir yang berbtasan langsung denga negara tetangga, menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan laut Indonesi
Pengurangan Resiko Banjir Sungai Sampean Di Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo memiliki karakteristik topografi landai dan sungai yang melitas, yaitu Sungai Sampean. Daerah yang berbatasan langsung dengan Sungai Sampean menjadi lebih rawan jika banjir melanda akibat luapan sungai. Tujuan penelitian terdiri dari membuat peta kawasan resiko banjir dan pengurangan resiko banjir Sungai Sampean di Kabupaten Situbondo. Peta kawasan resiko banjir sungai melalui analisa resiko bencana. Resiko bencana menggunakan 3 variabel, yaitu ancaman, kerentanan dan kapasitas. Variabel ancaman terdiri dari zona bahaya tinggi, sedang dan rendah. Variabel kerentanan terdiri dari fisik, ekonomi, sosial dan lingkungan. Variabel kapasitas terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, sumber daya fisik/ infrastruktur dan modal sosial. Overlay menghasilkan peta resiko kawasan banjir Sungai Sampean, yaitu kawasan resiko rendah seluas 1.881,409 Ha; kawasan resiko sedang seluas 738,148 Ha; dan kawasan tinggi seluas 793,446 Ha. Pengurangan resiko banjir menggunakan titik dan rute evakuasi. Variabel titik evakuasi berupa lokasi, aksesbilitas dan daya tampung. Variabel rute evakuasi terdiri dari aksesbilitas. Titik evakuasi menghasilkan rekomendasi sejumlah 71 titik. Rute evakuasi menggunkana analisa GIS dan merupakan jalur tercepat yang biasa digunakan oleh masyarakat menuju titik evakuasi