8 research outputs found
Model Ekonometrika Untuk Analisis Kapasitas Penerbangan Rute Jember – Surabaya Di Bandara Notohadi Negoro
Tugas akhir ini menjelaskan tentang sebuah model yang dapat
memprediksi demand dalam penerbangan dengan periode per bulan. Model ini
juga untuk menginvestigasi variabel ekonometrika yang mempengaruhi demand.
Selain itu juga untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kapasitas
penerbangan serta rekomendasi untuk memenuhi demand 18 tahun ke depan
sehingga mengetahui payback period-nya. Dengan menggunakan data per bulan,
metode statistik, serta analysis of variance (ANOVA), ditemukan bahwa jumlah
turis, bisnis, populasi penduduk, laju ekonomi, dan hari libur mempengaruhi
demand dengan adjusted R2 = 0,378. Performansi model dievaluasi menggunakan
mean absolute scaled error (MASE) dan mean absolute percentage error
(MAPE) untuk in-sample (Juli 2014 – September 2015) dan out-of-sample
(Oktober 2015 – Februari 2016) data. Hasil tersebut menyatakan model valid
untuk memprediksi. Terdapat metode payback period untuk hasil prediksi. Hasil
alternatif terbaik adalah dengan menginvestasikan 3 kapasitas untuk 20 tahun
dengan payback period 14 tahun 5 bulan
====================================================================================================
This research explains a model that predict monthly Besides that, the
model is used to investigate econometric variabel affect the demand, identify
factor that influence flight capacity. By using monthly, statistic method, and
analysis of variance (ANOVA), the research found that tourist, bussiness,
population, economic rate, and holiday affect demand with value of adjusted R2
=0,378. Performance of model then valuated with mean absolute scaled error
(MASE) andmean absolute percentage error (MAPE) to in-sample (July 2014 –
September 2015) and out-of-sample (October 2015 – Pebruari 2016). The result
shows that model performance was valid and could be predict flight demand.
Payback period method is used to decide the best alternatif for Jember –
Surabaya flight route investment. The best alternative is investing three capacity
for 15 years with payback period of 10 years 6 mont
Pemetaan Industri Kreatif Dalam Pengembangan Industri Kreatif Berdasarkan Pengklasifikasian Subsektor (Studi Kasus: Jember)
Industri kreatif merupakan industri yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, serta kemampuan individu dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Industri kreatif menjadi penyokong dalam perekonomian bagi negara maju saat ini sehingga industri kreati memberikan kontribusi terhadpat GDP negara. Kontribusi industri kreatif terhadap GDP negara Indonesia hanya berada diposisi 30 dari 42 negara. Untuk meningkatkan kontribusi, dilakukan pengidentifikasian subsektor industri kreatif pada wilayah dengan menggunakan klasifikasi. Pengklasifikasian merupakan hal utama dalam peningkatan industri kreatif. Pengklasifikasian dilakukan dengan menggunakan metode location quotient (LQ) dan ant colony optimization (ACO). . Hasil dari LQ-ACO adalah subsektor industri kreatif terdapat lima subsektor yang memiliki potensi rendah, tujuh subsektor industri kreatif berpotensi sedang (moderate), dan empat subsektor yang berpotensi tinggi dengan nilai fungsi adalah 1406,567. Pengidentifikasian juga akan dilakukan terhadap wilayah dengan mempertimbangkan isoincome. Pemetaan ini dilakukan dengan memodifikasi location modeling berdasarkan empat kriteria, yaitu akses industri kreatif antar wilayah; akses konsumen industri kreatif berdasarkan jumlah bisnis, pendapatan perkapita wilayah, serta transportasi; pengaruh pendidikan, pendapatan perkapita wilayah, serta pengangguran; dan pengaruh sektor pariwisata. Hasil dari pemetaan wilayah ini adalah sembilan kecamatan yang berada di wilayah isoincome potensi rendah, empat kecamatan termasuk wilayah isoincome yang memiliki potensi sedang dan 18 kecamatan merupakan wilayah isoincome berpotensi tinggi. Hasil dari kedua pengidentifikasian akan digunakan untuk pengembangan industri kreatif. Pengembangan ini dengan menggabungkan kedua hasil tersebut untuk mendapatkan prioritas pengembangan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah wilayah isoincome potensi rendah dan sedang matching dengan subsektor industri kreatif potensi tinggi diprioritaskan.
=================================================================================Creative industry is a range of industrial activities that utilize creativity, skills, and personal ability for job creation. Economic development of a region is supported by creative industry. Creative industry gives contribute in GDP of a country and Indonesia in 30th of 42nd. Identification process of subsektor creative industry in a particular country or region is needed for incresing number of contribution GDP. Classification process is a critical step to develop and sustain the competitiveness of the creative industry. Location quotient (LQ) method and ant colony optimization (ACO) is used to classification process. The result of LQ-ACO are the creative industry sub sector have five low potential sub sectors, seven moderate potential sub sectors, and four high potential sub sectors with objective function is 1406,567. Identification will done in a region based on isoincome. The mapping is modified by location modeling with four criteria, are accessibility to other region; accessibility to consumer demand; the effect of education, region’s GDP, and unemployment; the effect of tourism sector. The result of region mapping are nine regions in low potential isoincome region, four regions in moderate potential isoincome region, and 18 regions in high potential isoincome region. All of the result is used to developing creative industry. The development of creative industry compare two result to obtain development priority. The final result of this research is low and moderate potential isoincome region matched with high potential sub sectors is priorited
Aktivitas Antikanker Nanokapsul Ekstrak Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan Pengujian in Vivo Pada Fibrosarkoma Mencit Jantan Balb/c
Noni (Morinda citrifolia L.) is one of the many herbs which known as an anticancer agent. Nanoencapsulated form of noni extracts could help the body absorption and able to inhibit the proliferation of cancer cells in vitro. This study was conducted to examine the anticancer activity of nanoencapsulated noni extracts in vivo as the anti-proliferation agent of cancer cells. Noni extract was obtained by maceration method using water as a solvent. The nanocapsule of noni extracts was made using the ionic gelation method by magnetic stirrer with the speed of 1500 rpm. In vivo anticancer activity test was conducted in Balb/c male mice by comparing the treatment of nanoencapsulation noni extracts and non-encapsulated extracts. The result showed that the nanoencapsulated noni extracts have a particle size of 27-59 nm. Percent of inhibition of nanocapsule on cancer cells (specifically on fibrosarcoma of Balb/c male mice) were equal to 54.75%, while non-encapsulated is 49.72%. Nanocapsule of noni extracts has anticancer activity better than non-encapsulated form on fibrosarcoma of Balb/c male mice.
Keywords: anticancer, nanoencapsulation, noni extrac
Penentuan Tenaga Kerja Optimal pada Packaging Kopi dengan Menggunakan Analisis Beban Kerja Metode Work Sampling
Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas perusahaan sangat ditentukan oleh beban kerja. Dengan mengetahui beban kerja, perusahaan dapat mengetahui jumlah pekerja yang optimal yang dibutuhkan untuk memenuhi target. Hal ini juga penting bagi Puslitbang Kopi dan Kakao Indonesia khususnya dalam pengolahan kopi di bagian pengemasan. Oleh karena itu akan dilakukan analisis beban kerja dengan menggunakan Metode Work Sampling. Dari hasil metode work sampling dapat diketahui produktivitas pekerja sebesar 0,90697, serta rating factor sebesar 0,09 dan tunjangan sebesar 22. Dengan hasil tersebut dapat dihitung waktu standar yang dibutuhkan oleh pekerja dalam pengemasan kopi. adalah 10,98 menit dan jumlah pekerja optimal yang dibutuhkan 2,06 orang.Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas perusahaan sangat ditentukan oleh beban kerja. Dengan mengetahui beban kerja, perusahaan dapat mengetahui jumlah pekerja yang optimal yang dibutuhkan untuk memenuhi target. Hal ini juga penting bagi Puslitbang Kopi dan Kakao Indonesia khususnya dalam pengolahan kopi di bagian pengemasan. Oleh karena itu akan dilakukan analisis beban kerja dengan menggunakan Metode Work Sampling. Dari hasil metode work sampling dapat diketahui produktivitas pekerja sebesar 0,90697, serta rating factor sebesar 0,09 dan tunjangan sebesar 22. Dengan hasil tersebut dapat dihitung waktu standar yang dibutuhkan oleh pekerja dalam pengemasan kopi. adalah 10,98 menit dan jumlah pekerja optimal yang dibutuhkan 2,06 orang
Classification of sub-sectors in creative industry for regional economic development
Creative industry represents a range of industrial activities that utilize creativity, skills, and personal ability for job creation and economic development of region. A critical step to develop and sustain the competitiveness of the industries is identification process of the sub sectors of the creative industry in a particular country or region. To obtain a better clsassification and region development priorities, this study adopts location quotient (LQ) and ant colony optimization (ACO) approaches, taking Jember as a case in this study. With many indicators, LQ method can classifiy a sector into more than one classification but it describe region demograph. ACO method have an acurate result of classification with many indicators but it doesn’t describe the demography of the region. The use of LQ-ACO method can support the government to develop a more feasible classification for the creative industry of sub sector and region priorities
Classification of sub-sectors in creative industry for regional economic development
Creative industry represents a range of industrial activities that utilize creativity, skills, and personal ability for job creation and economic development of region. A critical step to develop and sustain the competitiveness of the industries is identification process of the sub sectors of the creative industry in a particular country or region. To obtain a better clsassification and region development priorities, this study adopts location quotient (LQ) and ant colony optimization (ACO) approaches, taking Jember as a case in this study. With many indicators, LQ method can classifiy a sector into more than one classification but it describe region demograph. ACO method have an acurate result of classification with many indicators but it doesn’t describe the demography of the region. The use of LQ-ACO method can support the government to develop a more feasible classification for the creative industry of sub sector and region priorities
Digitalisasi Destinasi Wisata Situs Duplang untuk Penguatan Pokdarwis di Desa Kamal Arjasa Jember: Digitalization of Duplang Site Tourist Destinations for Strengthening Pokdarwis in Kamal Arjasa Village, Jember
Situs Duplang merupakan salah satu kawasan wisata di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Jember. Dilakukanpengembangan potensi sumber daya wisata desa pada Kawasan Wisata Situs Duplang. Tujuan dari pengembanganini untuk membangun ekonomi anggota Pokdarwis dalam satu usaha produktif dengan model integrasi pokdarwisdalam digitalisasi destinasi wisata budaya situs duplang sebagai desa wisata. Solusi untuk mewujudkan tujuantersebut yaitu dengan melakukan penataan sara prasarana destinasi wisata budaya situs duplang; melakukanpeningkatan kualitas sarana prasarana jasa wisata serta aktivitas pemasaran jasa digitalisasi melalui pengembanganwebsite dan barcode; diseminasi teknologi gazebo sesuai standar. Metode pelaksanaan yang dilakuakan melaluibimbingan penyuluhan dan pelatihan secara intensif tentang implementasi setiap tahapan dalam mengembangkandan menerapkan manajemen jasa wisata.Situs Duplang merupakan salah satu kawasan wisata di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Jember. Dilakukan pengembangan potensi sumber daya wisata desa pada Kawasan Wisata Situs Duplang. Tujuan dari pengembangan ini untuk membangun ekonomi anggota Pokdarwis dalam satu usaha produktif dengan model integrasi pokdarwis dalam digitalisasi destinasi wisata budaya situs duplang sebagai desa wisata. Solusi untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu dengan melakukan penataan sara prasarana destinasi wisata budaya situs duplang; melakukan peningkatan kualitas sarana prasarana jasa wisata serta aktivitas pemasaran jasa digitalisasi melalui pengembangan website dan barcode; diseminasi teknologi gazebo sesuai standar. Metode pelaksanaan yang dilakuakan melalui bimbingan penyuluhan dan pelatihan secara intensif tentang implementasi setiap tahapan dalam mengembangkan dan menerapkan manajemen jasa wisata
Technical Guidance on Noni Cultivation (Morinda citrifolia, L) in Bagorejo Hamlet, Gumukmas District, Jember Regency : Technical Guidance on Noni Cultivation (Morinda citrifolia, L) in Bagorejo Hamlet, Gumukmas District, Jember Regency
Pada situasi pandemi seperti saat ini permintaan terhadap produk obat herbal mengalami peningkatan. Buah mengkudu merupakan salah satu tanaman obat herbal yang dipercaya masyarakat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu UMKM yang memproduksi obat herbal sari buah mengkudu adalah UD ZAM yang didirikan oleh Akhmad Muadi. Lokasi produksi berada di Jalan Tembokrejo Gang I Dusun Ampeldendo, Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. Bahan baku buah mengudu diperoleh dari lahan sendiri dan pasokan petani mitra di wilayah Jember dan sekitar. Tujuan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman mengkudu yang terstandarisasi yang disebut GAP (Good Agriculture Practice). Metode yang digunakan dalam bimbingan teknis ini yakni survey, klasikal dalam penyampaian materi pelatihan, dan praktek langsung di lahan budidaya mengkudu. Kesimpulan dari hasil kegiatan ini yakni: (a) kegiatan bimbingan teknis  ini yang diikuti lebih 30 petani mitra berjalan sukses dan lancar yang ditunjukkan kesungguhan dan interaksi dua arah yang cukup intensif, (b) evaluasi akhir hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani mitra telah memahami dengan baik tentang prosedur GAP yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam  mendeskripsikan, dan mempraktekkan prosedur/teknik budidaya mengkudu secara benar dan tepat, dan (c) menyerahkan 50 batang bibit mengkudu unggul kepada petani mitra
Pada situasi pandemi seperti saat ini permintaan terhadap produk obat herbal mengalami peningkatan. Buah mengkudu merupakan salah satu tanaman obat herbal yang dipercaya masyarakat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Industri obat herbal tradisional di Indonesia bersifat padat karya dan didominasi oleh pelaku UMKM. Salah satu UMKM yang memproduksi obat herbal (sari buah mengkudu) adalah UD ZAM yang didirikan oleh Akhmad Muadi. Lokasi produksi berada di Jalan Tembokrejo Gang I Dusun Ampeldendo, Dusun Bagorejo Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. Dalam melakukan proses produksinya, UD ZAM mendapatkan pasokan buah mengkudu dari para petani di wilayah sekitar. Meningkatnya permintaan produk Jus Sari Mengkudu menuntut UD ZAM agar dapat menjamin ketersediaan bahan baku (buah mengkudu) untuk menjaga kontinuitas proses produksinya. Akan tetapi para petani mengkudu masih minim informasi tentang cara budidaya tanaman mengkudu yang benar dan tepat. Petani mitra sangat membutuhkan petunjuk berupa teknik budidaya yang dapat mengoptimalkan produksi tanaman mengkudu. Aturan budidaya tanaman mengkudu yang terstandarisasi tersebut sering disebut GAP (Good Agriculture Practice). Maka dari itu diperlukan Bimbingan Teknis tentang Praktik Budidaya Mengkudu yang baik dan tepat dan juga saprotan (sarana produksi pertanian) agar dapat dihasilkan buah mengkudu yang sehat dan berkualitas (bebas bahan kimia). Kegiatan bimbingan teknis (pelatihan) yang diberikan kepada peserta berjalan dengan lancar dan sukses. Petani mitra kini memahami tentang prosedur standar dalam teknik budidaya tanaman sehingga dapat diperoleh tanaman mengkudu yang sehat sehingga dapat menghasilkan buah dengan standar mutu industri