15 research outputs found
OPTIMASI DESAIN PONTON PENGANGKUT BATU BARA 91,5 METER DENGAN VARIASI PERUBAHAN JARAK GADING
Kelangkaan material akibat dampak pandemi membuat harga material tersebut melambung tinggi dan
membuat biaya produksi membengkak. Sehingga langkah optimasi perlu dilakukan untuk menekan biaya
produksi namun masih tetap memastikan kualitas dari ponton. Salah satu langkah optimasi yang dapat
dilakukan dengan perubahan jarak gading. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua variasi jarak gading
yaitu 600 mm dan 650 mm untuk mendapatkan nilai yang optimal dari desain awal yang sebesar 610 mm.
Dalam pengujiannya tiap model konstruksi akan di analisis besar tegangannya menggunakan software FEM
pada kondisi air tenang, sagging dan hogging. Dari hasil perhitungan konstruksi ukuran profil jarak gading
0.6 lebih kecil dibanding jarak gading 0.65, hal ini terjadi karena nilai modulus yang lebih kecil. Dalam
analisis tegangan didapatkan nilai tegangan ijin tertinggi dari kondisi sagging pada jarak gading 0.61 m
dengan nilai 84.8 MPa. Sedangkan jarak gading paling optimal adalah jarak gading 0.6 dengan optimasi
berat sebesar 5.3% dan optimasi biaya sebesar 9.4%
Re-layout Galangan Reparasi Kapal PT Najatim Dockyard dengan Optimalisasi Penggunaan Area Sisa
In an industry, especially shipyards, the layout is crucial to make the industry effective. The
supporting documents for the layout are essential not only for mapping the existing facilities but also
for fulfilling the industry's documentation requirements. Furthermore, optimization makes an industry
more efficient in its operations. This research combines observation activities with algorithms to create
a more optimal layout, especially in underutilized areas. Computerized relationship layout planning
(CORELAP) plays a significant role in planning a layout, as it facilitates the effective and
straightforward identification of relationships between facilities in this digital era. The results of this
study include the creation of a new layout document reflecting the actual conditions in the shipyard.
Additionally, the optimization yields alternative layouts with an analysis value of 25.02% using the
CORELAP algorithm and 0.53 using the Blocplan application, with the latter being the smallest value
among the three layout alternatives
Perancangan Kapal Bottom Glass Katamaran Kawasan Perairan Taman Nasional Bunaken
Kapal wisata bottom glass merupakan kapal dengan konsep bottom yang terbuat dari bahan transparan seperti kaca,
kapal ini memungkinkan penumpang untuk menikmati pemandangan bawah air tanpa harus menyelam. Kapal ini
cocok diterapkan pada tempat wisata bawah air di Taman Nasional Bunaken dengan keanekaragaman hayati
ekosistem bawah laut. Pembaruan sarana di kawasan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kegiatan pariwisata,
diantaranya yaitu penerapan kapal bottom glass. Tujuan dari penelitian ini adalah “Perancangan Kapal Bottom Glass
Katamaran Kawasan Taman Nasional Bunaken. Hasil dapat dimanfaatkan dalam pengembangan sarana pariwisata
di wilayah perairan bunaken. Hasil perancangan meliputi ukuran utama dengan panjang 11,5 m Lebar 4,2 m
demihull 1,55 m sarat kapal 0,6 m jenis lambung katamaran serta didapatkan desain rencana garis, rencana umum,
konstruksi dan gambar, analisis stabilitas mengacu pada kriteria IMO A749(18) Ch.3 menunjukkan hasil telah
memenuhi kriteri
Perancangan Kapal Ambulans Air Kepulauan Karimunjawa Sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan dan Penanganan Pasien Gawat Darurat
Pulau-pulau terpencil di Karimunjawa. memiliki masalah yang hingga kini belum terselesaikan. Salah satunya,
soal ketersediaan fasilitas kesehatan. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah perancangan desain kapal
ambulans dari bahan fiberglass yang untuk pelayanan Kesehatan dan keadaan darurat masyarakat Kepulauan
Karimunjawa. Perencanaan ini menggunakan pendekatan ukuran utama kapal menggunakan metode regresi linier
menghasilkan panjang keseluruhan 8 meter, lebar 2.2 meter, tinggi 1.1 meter, sarat 0.37 meter, Cb 0.447,
displacement 2.41 ton. Analisis hambatan kapal menggunakan metode savitsky menghasilkan hambatan lambung
dengan mesin 115 hp berkecepatan 24 knots dengan pelayaran sejauh 14.89 mill menghabiskan waktu perjalanan
32.4 menit pada kecepatan maksimum. Perhitungan konstruksi (scantling calculation) yang mengacu pada BKI
FRP 2021 dan diperoleh LWT kapal sebesar 1.380 ton dengan DWT sebesar 1.042 ton. Hasil perhitungan stabilitas
mengacu pada regulasi IMO HSC Code 2000 Annex 8 dalam 2 kondisi yaitu setengah muatan dah muatan kondisi
kritis, secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh IMO
Perencanaan Peletakan Dock Block untuk Docking Plan KM. XXX di PT. XYZ
Umumya setiap kapal yang akan melakukan docking atau pengedokan telah memiliki dokumen
docking plan untuk mengetahui penempatan dock block yang sesuai dengan BKI Volume II Rules For Hull
2022 section 8 E, namun pada kenyataanya dock block yang ada disetiap galangan memiliki bentuk dan
kekuatan yang berbeda-beda sehingga docking plan tidak dapat digunakan di semua galangan. Oleh karena
itu diperlukan perencanaan peletakan dock block yang sesuai BKI Volume II Rules For Hull 2022 section 8 E
untuk memastikan tidak adanya deformasi saat kapal naik dok, untuk perencanaan peletakan dock block
menggunakan docking calculation yang ada di rules BKI 2022. Pernah terjadi insiden lambung kapal
mengalami deformasi pada KM. XXX saat pengedokan yang penyebabnya kemungkinan dari kesalahan
penempatan dock block yang jaraknya tidak sesuai dengan distribusi berat kapal. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui berat kapal sebelum naik dok, untuk mengetahui berapa jarak dan jumlah dock block yang
sesuai dengan rules BKI dan gambar peletakannya. Sebelumnya telah diketahui kekuatan kapasitas maksimal
dock block sebesar 28 ton namun masih ada reduction factor. Pada perhitungan berat kapal kosong diperoleh
nilai 2.477,68 ton. Jumlah dock block yang sesuai dengan distribusi berat kapal adalah 103 buah namun
digunakan 118 dock block karena memperhatikan faktor keamanannya, dan untuk jarak antar dock block
tidak lebih dari 3 frame
Perubahan General Arrangement Accomodation Work Barge (AWB) 100 m Berdasarkan Marine Labour Convention 2006
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, diperlukan adanya inovasi-inovasi pembangunan
di sektor maritim, khususnya di bidang perkapalan. Salah satu hasil dari berkembangnya produk kemaritiman
tersebut adalah adanya berbagai jenis tongkang (barge) yang salah satunya adalah Accommodation Work Barge
(AWB). Secara umum, Accommodation Work Barge (AWB) merupakan tongkang akomodasi yang beroperasi
sebagai penunjang kebutuhan pekerja lepas pantai. Salah satu tahap dalam pembuatan sebuah kapal yaitu proses
perancangan rencana umum kapal, dimana rencana umum merupakan perencanaan tata letak ruangan pada setiap
bangunan beserta fasilitas yang ada didalamnya. Maka dari itu sebagai bentuk implementasi dari sebuah inovasi,
diterapkan perubahan rencana umum pada kapal Accomodation Work Barge (AWB) 100 m sebagai objek penelitian
yang mengacu pada regulasi yang berlaku. Adapun regulasi yang digunakan sebagai acuan perencanaan layout
rencana umum khususnya pada objek penelitian adalah Marine Labour Convention – ILO, 2006 sebagai acuan dari
aspek ergonomis hasil perencanaan layout. Berdasarkan tahapan diatas dihasilkan perencanaan general arrangement
yang sesuai beserta analisis kesesuaian desain dengan regulasi yang berlaku
Analisis Respon Gerak Platform Floating Tidal Energy Converter 1,5 MW untuk Selat Lombok
Melonjaknya permintaan energi dan terjadinya perubahan iklim menjadi isu serius di seluruh dunia, ini menjadi
tantangan bagi sektor produksi energi untuk segera melakukan dekarbonisasi dengan memikirkan sumber-sumber
alternatif guna menjaga keberlanjutan lingkungan sebagai sarana mitigasi perubahan iklim. Berdasarkan data dari
(P3GL) Badan Litbang Kementerian ESDM tahun 2017 menyatakan bahwa kuadrat tahunan kecepatan pasang
surut rata-rata di Selat Lombok adalah sekitar 1,8 m/s dengan kecepatan arus berkisar antara -2,2 m/s - 2,5 m/s,
sehingga diperlukan turbin arus laut yang sesuai untuk mengekstraksi daya dari potensi yang besar ini. Dalam
penelitian ini turbin yang digunakan adalah jenis Vertical Axis Tidal Turbine Darrieus H-Rotor dengan jenis
lambung yang digunakan adalah Cattamaran Hull. Lambung dari Floating Platform memiliki ukuran L 80 m; B
5,7 m; T 4 m; H 5,5 m. Hasil Respons Amplitude Operator pada 6 Degree of Freedom, untuk nilai Surge tertinggi
pada arah 0° dan 180° , Sway dan Heave pada arah 90°. Sedangkan untuk gerakan rotasional Roll pada arah 90°,
Pitch pada arah 0° dan 180° dan Yaw pada arah 45° dan 135°
Perancangan Kapal Sampah untuk Mendukung Upaya Pembersihan Sungai Greges Surabaya
Rivers play a crucial role in Indonesian society. They offer various benefits such as rainwater
collection, power generation, and transportation. One of these rivers, Greges River, is earmarked by
the government for logistic transportation. Despite its numerous advantages, environmental issues
persist, with waste pollution being a recurring problem every year. The Surabaya government's efforts
to address this problem involve using filters at pump houses for river waste cleanup. Consequently, an
innovative solution is imperative to design a waste collection vessel. The envisioned waste collection
vessel aims to contribute to reducing waste accumulation in the Greges River. The vessel's creation
process necessitates data, including annual waste statistics, the condition of Greges River, and
comparative data. The utilized applications comprise AutoCAD, Maxsurf, and Microsoft Excel
software. The designed vessel adopts a catamaran hull type, employing the parent design approach. Its
primary dimensions are LOA=10m, B=4m, T=0.6m, with a speed of 5 knots. The waste lifting process
onto the vessel's waste container employs a 3 kW-powered conveyor, with the container's capacity
being 2.07 tons. The waste cleanup route for this vessel spans 2.18 km along the Greges River. Disposal
or transportation to the mainland occurs near the Greges Pump House area
Perencanaan Half Pipe Fender Pada Kapal Dengan Variasi Desain
Fender merupakan suatu struktur yang terpasang pada sisi kapal dan atau dermaga untuk melindungi
lambung kapal dari benturan dengan dermaga. Fender harus melindungi kapal, struktur dermaga, dan fender
itu sendiri. Penelitian ini membahas perencanaan fender dengan variasi desain ditinjau dari efisiensi fender
dalam meredam energi benturan,dan koreksi tegangan yang terjadi terhadap teori kegagalan pada kecepatan
berthing 0,496 m/s. Material fender yang digunakan adalah steel standar JIS G3444 STK 500 grade B dengan
nilai tegangan luluh 356 MPa. Terdapat 4 model fender yang digunakan pada penelitian ini yaitu model A, B,
C, D. Hasil analisa model A menunjukan nilai tegangan terbesar pada fender yaitu 121 MPa, efisiensi fender
2,6% dan nilai safety factor 2,9. Pada model B tegangan sebesar 103 MPa terjadi pada fender, efisiensi fender
3,1% dan nilai safety factor 3,46. Hasil analisa model C menunjukan nilai tegangan 112 MPa, efisiensi fender
2,9% dan nilai safety factor 3,18. Analisa model D diperoleh nilai tegangan pada fender 121 MPa, efisiensi
fender 2,7% dan nilai safety factor 2,9. Tegangan yang diizinkan yaitu 167,82 MPa sehingga keempat model
memenuhi. Berdasarkan hasil analisa, model fender yang optimal adalah fender B, yaitu model dengan
penebalan pada lambung kapal sesuai yang diisyaratkan BKI yaitu 8 mm
Perancangan Rescue Boat Berbahan Komposit untuk Penyelamatan Bencana Banjir
According to BNPB, floods are the most common natural disaster in Indonesia in 2022.
Therefore, sandwich composite flood rescue boat is needed. The main dimensions of this rescue boat is
obtained from trial and error method resulting in L:6m, B:2 m, H:1 m, T:0.25m and Vs:13 knots. After
designing two hull models with the same main size, resistance analysis is carried out using Maxsurf
Resistance software. Based on this analysis, the pram hull model was chosen because the resistance of
the pram hull model is smaller at 3 knots and just need 85 HP engine. Meanwhile the boxy hull model
has a resistance at 5.1 knots and need 150 HP engine. The construction thickness that meets the
thickness requirements of the sandwich composite, the DWT is 0.630 tons and the LWT is 0.562 tons.
The results of the stability calculation with reference to the IMO A.749(18) regulation, on the full
loadcase and empty loadcase have met the requirements. Based on the calculations, the estimated cost
of building a rescue boat is IDR 136,016,142.00. The design of the 3D rescue boat model was made
using Sketch-Up software and made a miniature rescue boat