12 research outputs found
Pengaruh Komposisi Span®80 dan Cera Alba terhadap Stabilitas Fisik Sediaan Cold Cream Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Cold cream merupakan jenis krim yang mampu memberikan rasa dingin ketika dioleskan dan perlekatan yang baik pada kulit. Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas cold cream adalah emulgator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi HLB Span® 80 dan Cera Alba dengan variasi HLB terhadap stabilitas fisik sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis. Pada penelitian ini, dibuat sediaan cold cream dengan variasi HLB 7,3; 7,8; dan 8,3 yang diuji stabilitasnya menggunakan metode stabilitas dipercepat pada suhu 40°C selama 28 hari. Stabilitas fisik yang diuji yaitu uji organoleptis, tipe emulsi, daya sebar, daya lekat, dan derajat pemisahan fase. Selanjutnya data yang diperoleh diuji statistik non parametrik menggunan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa variasi nilai HLB akan memberikan pengaruh secara signifikan (<0,05) pada stabilitas fisik sediaan (daya lekat, daya sebar, dan derajat pemisahan fase). Berdasarkan hasil pengujian stabilitas dipercepat yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu nilai HLB 7,8 memiliki stabilitas sediaan paling baik
Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan terhadap Spesifikasi Amilum Singkong Fully Pregelatinized sebagai Eksipien Tablet
Modifikasi amilum dilakukan untuk memperbaiki kualitas amilum. Salah satu modifikasi amilum adalah amilum singkong fully pregelatinized. Salah satu faktor dari kualitas amilum adalah spesifikasi amilum. Spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized dipengaruhi oleh suhu pemanasan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan terhadap spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized. Amilum singkong alami dibuat dari Manihot esculenta Crantz. Amilum singkong fully pregelatinized dibuat pada variasi suhu pemanasan yaitu 80°C, 90°C, dan 100°C. Selanjutnya dilakukan uji spesifikasi kepada amilum singkong alami dan amilum singkong fully pregelatinized. Uji spesifikasi amilum meliputi uji identifikasi, organoleptik, mikroskopik, ukuran partikel, kadar air, kelarutan dan pH. Hasil uji spesifikasi menunjukkan amilum singkong alami dan amilum singkong fully pregelatinizedsesuai dengan standar Handbook of Pharmaceutical Excipient.Variasi suhu pemanasan pembuatan amilum singkong fully pregelatinized tidak berpengaruh terhadap identifikasi, organoleptis dan kelarutan dalam air, namun berpengaruh terhadap mikroskopik, kadar air, pH danmeningkatkan ukuran partikel secara signifkan (p<0,05
Perubahan Sifat Fisik Amilum Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Akibat Fermentasi Menggunakan Lactobacillus Acidophilus
Amilum singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu amilum yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi. Amilum singkong alami memiliki kelemahan yaitu sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk. Modi?kasi secara enzimatis menggunakan Lactobacillus acidophilus dilakukan untuk memperbaiki kelemahan amilum singkong alami tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Lactobacillus acidophilus terhadap sifat ?sik amilum singkong. Pada penelitian ini dilakukan fermentasi amilum singkong menggunakan Lactobacillus acidophilus konsentrasi 3x108 CFU/mL, 6x108 CFU/mL dan 9x108 CFU/mL. Pengaruh variasi konsentrasi Lactobacillus acidophilus terhadap sifat fisik amilum singkong diuji melalui uji sifat fisik yaitu uji kadar air, distribusi ukuran partikel, sifat alir dan kompaktibilitas. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan ANOVA-one way dengan taraf kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi Lactobacillus acidophilus mempengaruhi sifat ?sik amilum singkong terfermentasi. Sifat ?sik yang dipengaruhi antara lain kadar air, distribusi ukuran partikel, sifat alir dan kompaktibilitas. Semakin tinggi konsentrasi Lactobacillus acidophilus yang digunakan maka kadar air semakin kecil, distribusi ukuran partikel menjadi sempit, amilum lebih cepat mengalir, sudut diam yang dihasilkan semakin kecil dan persentase kompaktibilitas semakin kecil. Konsentrasi Lactobacillus acidophilus 9x108 CFU/mL menghasilkan sifat fisik amilum singkong yang paling baik
Pengaruh Rasio Amilum:air terhadap Spesifikasi Amilum Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Fully Pregelatinized
Amilum singkong alami dimodifikasi menjadi amilum singkong fully pregelatinized untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio amilum dan air terhadap spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized. Pada penelitian ini eksipien amilum singkong fully pregelatinized dibuat dengan rasio amilum dan air masing-masing 2:1; 2:2; 2:4 dan dipanaskan pada suhu 100oC. Selanjutnya dilakukan uji spesifikasi terhadap amilum singkong alami dan amilum singkong fully pregelatinized . Selanjutnya data yang diperoleh diuji statistik dengan uji non parametrik menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio amilum dan air dapat mengubah spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized. Peningkatan jumlah air pada proses gelatinasi akan mengubah ukuran partikel, meningkatkan kadar air, dan meningkatkan pH secara signifikan (P< 0,05)
Penggunaan Variasi Kecepatan Sferonisasi dalam Pembuatan Pelet Bereksipien Amilum Singkong Pregelatinasi melalui Metode Ekstrusi-sferonisasi
Amilum singkong pregelatin merupakan eksipien yang memungkinkan untuk digunakan dalam pembuatan pelet. Disamping memiliki sifat pengikat dan penghancur, amilum ini juga mampu larut dalam air sehingga memudahkan pembuatan massa basah sebagai langkah awal pembuatan pelet. Dalam pembuatan pelet, kecepatan sferonisasi berpengaruh terhadap kekerasan dan ukuran pelet, sehingga diperlukan kecepatan sferonisasi yang optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan sferonisasi terhadap sifat fisik pelet yang menggunakan amilum singkong pregelatinasi sebagai eksipien. Komposisi pelet terdiri dari parasetamol (sebagai model), amilum singkong pregelatin, dan akuades dengan perbandingan 1 : 15 : 10 (b/b). Massa basah yang terbentuk diekstrusi sampai terbentuk ekstrudat. Ekstrudat dikeringkan di dalam oven pada suhu 50 °C selama 20 menit, kemudian di sferonisasi selama 10 menit dengan kecepatan yang bervariasi, yaitu 300, 400, dan 500 rpm. Pelet dikeringkan selama 30 menit di dalam oven pada suhu 50 °C, dan dilakukan pengujian terhadap perolehan rendemen, ukuran, bentuk, kelembaban, sifat alir, kompresibilitas, serta kerapuhan. Selanjutnya, dilakukan uji statistik menggunakan One-Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan terjadi penurunan perolehan rendemen, ukuran, bentuk (derajat sferisitas), dan kelembaban pelet secara signifikan (p<0,05) pada kecepatan sferonisasi 300 rpm dibandingkan dengan kecepatan sferonisasi 400 dan 500 rpm. Sementara itu, kecepatan sferonisasi 400 rpm yang dibandingkan dengan kecepatan 500 rpm tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan perolehan rendemen, ukuran, bentuk (derajat sferisitas), dan kelembaban pelet
Uji Pendahuluan Serbuk Simplisia dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) yang Berasal dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali
Ekstrak kulit buah manggis telah diteliti memiliki banyak kandungan kimia salah satunya saponin. Saponin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu surfaktan alami karena mekanisme kerjanya menyerupai sabun. Namun, perbedaan letak geografis suatu tanaman dapat mengakibatkan terjadinya variasi kandungan metabolit dari suatu tanaman. Tujuan penelitian untuk melakukan standarisasi ekstrak kulit buah manggis yang berasal dari Desa Luwus, uji pendahuluan terhadap simplisia dan skrining fitokimia ekstrak. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental. Untuk membuktikan bahwa simplisia kulit buah manggis mengandung saponin dilakukan uji busa, hemolisis darah dan warna. Ekstrak kulit buah manggis diperoleh dengan cara maserasi selama 3 hari menggunakan pelarut etanol 70%, lalu di remaserasi dan saring untuk memperoleh ekstrak cair. Selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Hasil uji pendahuluan menunjukkan simplisia kulit buah manggis yang diperoleh dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan Bali positif mengandung saponin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak kental kulit buah manggis positif mengandung saponin, glikosida, terpenoid, flavonoid, alkaloid dan fenol
Pengaruh Waktu Sferonisasi Terhadap Sifat Fisik Pelet Yang Dibuat Menggunakan Metode Ekstrusi-sferonisasi
Amilum singkong pregelatin dapat digunakan sebagai eksipien pelet karena dapat bersifat sebagai bahan pengikat untuk menghasilkan pelet yang tidak mudah hancur, selain itu amilum singkong pregelatin dapat bersifat sebagai bahan penghancur yang bertujuan untuk melepaskan kandungan bahan obat di dalamnya. Pada tahap sferonisasi, kecepatan putaran sferoniser dan waktu sferonisasi berpengaruh terhadap kualitas pelet yang dihasilkan. Kecepatan sferonisasi yang digunakan adalah 400 rpm dengan lamanya waktu sferonisasi yang bervariasi antara 2 hingga 15 menit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu sferonisasi terhadap sifat fisik pelet yang dibuat menggunakan metode ekstrusi-sferonisasi. Massa plastis dihasilkan dari perbandingan bahan amilum singkong pregelatin : parasetamol : air (15 : 1 : 10). Semua bahan kemudian diekstrusi, ekstrudat yang terbentuk dikeringkan dalam oven 50ºC selama 20 menit lalu disferonisasi menggunakan kecepatan 400 rpm dengan variasi waktu 5, 10, dan 15 menit. Pelet dikeringkan dalam oven 50ºC selama 30 menit. Evaluasi pelet meliputi perhitungan rendemen pelet, ukuran pelet, bentuk pelet, kelembaban pelet, sifat alir pelet, kompresibilitas pelet, dan kerapuhan pelet. Variasi waktu sferonisasi menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rendemen dan ukuran pelet (p < 0,05). Semakin lama waktu sferonisasi, rendemen pelet yang dihasilkan semakin sedikit dan ukuran pelet akan semakin besar. Pelet yang dihasilkan dari masing-masing waktu sferonisasi hanya memenuhi kriteria pada penentuan ukuran dan pengujian kompresibilitas pelet, sedangkan pada pengujian sifat fisik lainnya masih belum memenuhi kriteria sifat fisik pada pustaka
Uji Sifat Fisik Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Daun Binahong (Anredera Cordifolia), Herba Pegagan (Centella Asiatica) Sebagai Antiluka Bakar
Pengobatatan luka bakar menggunakan tanaman herbal telah banyak dikembangkan, seperti menggunakan tanaman kulit buah manggis, binahong dan pegagan.Kulit buah manggis memiliki derivat xanton yaitu ?-mangostin yang terkandung daam kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba yang paling besar.Daun binahong juga memiliki aktivitas farmakologi sebagai antioksidan serta ekstrak etanol daun binahong memiliki aktivitas antiluka bakar secara visual dan secara histopatologi mampu menurunkan infiltrasi sel radang, meningkatkan granulasi jaringan dan kepadatan kolagen.Kemudian herba pegagan juga mempunyai kandungan utama asiatikosida yang termasuk golongan flavonoid dapat memfasilitasi penyembuhan luka dengan mempercepat epitelisasi. Berdasarkan hal tersebut maka akan dibuat sediaan topikal yaitu cold cream untuk mempermudah pengaplikasian dari kedua ekstrak tersebut untuk mengobati luka bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik yang paling baik dalam formula sediaan cold cream kombinasi ekstrak kulit buah manggis,daun binahong, dan herba pegagan. Pengujian sifat fisik meliputi Uji sifat fisik meliputi Uji homogenitas, Uji Ph, Uji viskositas, Uji daya lekat, Uji daya sebar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cold cream kombinasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), daun binahong (Anredera cordifolia), dan herba pegagan (Centella asiatica) memiliki sifat fisik yang baik dengan cold cream homogen tipe M/A, daya lekat sebesar 13,88 ± 3,6 g.cm/det, daya sebar 5,15 ± 0,82 pada beban 150 gram, pH 6,29 dan tipe aliran tiksotropik
EVALUASI KANDUNGAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI JERAMI PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS IR64
Pemanfaatan limbah hasil pertanian yang berupa jerami padi varietas IR64 di Bali belum optimal. Jerami padi yang merupakan suatu biomassa lignoselulosa dengan kandungan selulosa sekitar 40% dapat dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan microcrystalline cellulose (MCC). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan alfa, beta dan gamma selulosa dari selulosa mikrokristal yang dihasilkan. Kandungan alfa selulosa merupakan komponen selulosa utama yang berpengaruh terhadap tingkat kemurnian dari suatu selulosa mikrokristal. Metode pembuatan selulosa mikrokristal dari jerami padi dilakukan dengan proses delignifikasi dengan NaOH 15% dan proses hidrolisis menggunakan variasi konsentrasi HCl yaitu 1,5N; 2N; 2,5N; 3N dan 3,5N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alfa selulosa tertinggi yang diperoleh adalah 91,95%. Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa penggunaan NaOH dalam proses delignifikasi dan HCl 3,5N sebagai agen penghidrolisis pada jerami padi varietas IR64 mampu menghasilkan selulosa mikrokristal dengan kandungan alfa selulosa tertinggi