28 research outputs found
Heavy Metals Concentrations in The Biota of The Rivers and The Sea Around Estuary of East Surabaya Shore (PAMURBAYA)
The concentration analysis of heavy metals: Cd, Cr, Cu, Hg and Pb in the biota in the Kalisari,
Wonokromo and Wonorejo rivers anu the sea around the river's of East Surabaya Shore
(PAMURBA Y A) using Grab sampling have already done. The samples biota preparations using
digestion method using concentrated HN03 and H20 2• In the Kalisari river, the researchers could
not find the biota, while in the sea around estuary, the researchers found Yoldia Iucida with
concentrations of Cd, Cr, Cu, Hg and Pb are: 0.881 ± 0.0646; 1.644 ± 0.0101; 10.130 ± 0.0172;
23.783 ± 0.0277 and 2.506 ± 0.0144 ug/g, also Anadara granosa with concentrations of Cu and Hg
are: 0.849 ± 0.0032 and 12.931 ± 0.0020 ug/g. On the resaerch in Wonokromo river, the researchers
found Tel/ina alternata with concentrations of Cd, Cu, Hg and Pb are: 0.713 ± 0.0006; 1.335 ±
0.0079; 7.668 ± 0.0001 and 0.853 ± 0.0006 ug/g also Meretrix meretrix with concentrations of Cd,
Cr, Cu, Hg and Pb are: 2.923 ± 0.0022; 1.349 ± 0.0079; 10.369 ± 0.0143; 19.090 ± 0.0164 and
3.573 ± 0.0097 ug/g. In the sea around estuary of this river, the researchers found Anadara granosa
with concentrations of Cu and Hg are: 0.524 ± 0.0035 and 44.3 10 ± 0.0334 ug/g, also Corbula
contracta with concentrations of Cr, Cu and Hg are: 0.360 ± 0.0027; 1.814 ± 0.0097; 9.934 ±
0.0 I 31 ug/g and Meretrix meretrix with concentrations of Cr, Cu, Hg and Pb are 2.245 ± 0.0050;
2.812 ± 0.0057; 22.498 ± 0.0147 and 2.849 ± 0.1790 ug/g dry weight samples respectively. In the
Wonorejo river and the sea around estuary, the researchers could not fmd biota. The tolerance limit
for Cd was 400-500 ug/person/week, Cr was 35 ug/day, Cu was 10 ug/day/woman or 12
ug/day/man and Pb was 3 mglpersonlweek, while concentration of Hg was not tolerated
UJI ANALGESIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val & V. Zijp) PADA MENCIT DENGAN METODE WRITHING REFLEX
Telah dilakukan pengujian efek analgesik ekstrak etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & V.Zijp) pada mencit dengan metode writhing reflex yang diberi induksi nyeri asam asetat secara intraperitoneal. Rimpang temu
giring dibuat ekstrak dengan cara soxhletasi menggunakan etanol 80%. Ekstrak uji dibuat dalam konsentrasi 6% (kurang lebih 1,5 g/kg bb), 12% (kurang lebih 3 g/kg bb), dan 18% (kurang lebih 4,5 g/kg bb) diberikan secara oral dengan volume pemberian 0,5 ml/ 20 g bb.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & V.Zijp.) dengan konsentrasi 12% (kurang lebih 3 g/kg bb) dan 18% (kurang lebih 4,5 g/kg bb) meniberikan efek analgesik yang lebih besar daripada suspensi acetosal 60 mg/kg bb sebagai pembanding. Sedangkan konsentrasi 6% (kurang lebih 1,5 g/kg bb) mempunyai efek analgesik yang setara dengan suspensi acetosal 60mg/kg bb
Uji Daya Antiseptik Perasan Dan Ekstrak Polar Rimpang Temu Giring(Curcuma heyneana VAL & V. ZIJP)
Temu glring (Curcuma heyneana Val & V. Zijp) digunakan penduduk antara lain untuk
mengobati demam /sakit perut, bahan kosmetika obat bercak darah ingus/ disentri akut dan
antiseptika kulit. Pada penelitian sebelumnya diketahui, bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring (pada kadar 40%) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sarcina lutea
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, B. stearothermophilus, Salmonella typhi, dan Candida
albicans (Wahyudi, dkk., 2000). Pada penelitian ini akan diuji daya antiseptik dari perasan dan
fraksi polar rimpang temu giring terhadap bakteri S. aureus dengan metode Reddish. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perasan (hingga kadar 100%)
dan fraksi polar (hingga kadar
20% dari ekstrak kental) rimpang temu giring tidak mempunyai daya antiseptik terhadap mikroba uji
STUDI PERBANDINGAN MIKROSKOPIK SERBUK DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS - SPEKTROFOTODENSITOMETRI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU PUTIH [Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe] DAN TEMU MANGGA [Curcuma mangga Val.]
Rimpang temu putih [Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe] diketahui mempunyai kandungan minyak atsiri disamping kandungan-kandungan lainnya. Khasiat dari rimpang tersebut antara lain sebagai stimulansia, karminatifum, antiemetikum, antipiretikum dan diuretikum. Di negara Cina, rimpang temu putih digunakan untuk mengobati berbagai jenis tumor tertentu. Di daerah tertentu untuk rimpang temu putih [Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe] kadang kita mendapatkan rimpang yang lain yaitu rimpang temu mangga [Curcuma mangga Val.1 Untuk dapat membedakan antara dua macam rimpang tersebut, maka dilakukan studi perbandingan mikroskopik serbuk dan analisa kromatografi lapis tipis - spektrofotodensitometri kandungan minyak atsirinya. Hasil menunjukkan secara mikroskopik serbuk kedua rimpang sulit dibedakan. Hasil analisa KLT kandungan minyak atsiri kedua rimpang dengan menggunakan fase diam silikagel GF254, fase gerak chloroform atau toluol-etilasetat (93:7) menunjukkan profil yang berbeda dengan penampak noda sinar U.V. 254 nm, pereaksi anisaldehid-asam sulfat atau pereaksi vanilin-asam sulfat. Demikian pula dengan hasil spektrofotodensitometrinya pada ~254 nm
The effect of mengkudu fruit methanolic extract and methanolic residual fraction on GLUT-4 protein elevation
Investigating in the Diabetes Mellitus drug which one having good activity and tolerance to patients are still in researchers’ concern. One of the main topics now days is the use of mengkudu plants as a traditional medicine of Diabetes Mellitus. This research was aimed to determine the increase of GLUT-4 protein in type 2 Diabetes Mellitus rats after given methanolic extract and methanolic residual of mengkudu fruit. The male rats were diabetic induced with exogenous i.p. insulin for 10 days. After showing hyperglycemic effect, the rats were given orally methanolic extract and methanolic residual fraction of mengkudu fruit for 4 days. On the fifth day, fasting blood glucose was measured and the rats were sacrificed to take the thigh muscle tissue for immunohistochemical calculation.The result showed that methanolic extract and methanolic residual of mengkudu fruit increase the amount of GLUT-4 protein, but can not reduce fasting blood glucose levels of male white rats.Key words : mengkudu fruit (Morinda citrifolia L.), methanolic extract and methanolic residual, type 2 Diabetes Mellitus, GLUT-4 protei
Uji Daya Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Segar Dan Rimpang Kering Temu Giring (Curcuma Heyneana Val & V.Zijp) Terhadap Pertumbuhan Sarcina Lutea Dan Candida Albicans
Telah dilakukan penelitian daya antimikroba minyak atsiri rimpang segar dan rimpang kering temu giring (Curcuma heyneana Val & V.Zijp). Minyak atsiri dihasilkan dari penyulingan dengan air rimpang yang didapat dari daerah Surabaya Jawa Timur. Uji dilakukan dengan cara difusi menggunakan metode cylinder cup pada media agar Antibiotik 1 dan dicoba terhadap Sarcina lutea dan Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkan kedua minyak atsiri bersifat menghambat pertumbuhan Sarcina lutea maupun Candida albicans. Minyak atsiri rimpang segar menunjukkan efektivitas daya hambat yang lebih besar dan secara statistik berbeda bermakna dibanding dengan minyak atsiri rimpang kering. Profil kromatogram KLT minyak atsiri rimpang temu giring hasil spektrofotodensitometri pada 254 nm dari kedua rimpang segar dan kering sama secara kualitatif tetapi berbeda secara kuantitatif
UJI EFEK PEREDAM RADIKAL BEBAS EKSTRAK METANOL RIMPANG TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) TERHADAP RADIKAL BEBAS 1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL
Dalam upaya mencari senyawa antioksidan dari tumbuhan suku
Zingiberaceae, telah dilakukan uji peredam radikal bebas terhadap 1,1- Diphenil-2-Picrylhydrazyl (DPPH) dari ekstrak metanol rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.). Serbuk rimpang temu mangga diekstraksi berturut - turut dengan pelarut n-heksan dan metanol menggunakan soxhlet. Ekstrak metanol setelah diuapkan pelarutnya dengan pengurangan
tekanan, dilakukan uji peredam radikal bebas terhadap DPPH secara KLT menurut metode Calis et al, dan secara Spektrofotometri menurut metode Joyeux et al, untuk menentukan harga EC50-nya. Sebagai pembanding digunakan ekstrak metanol temulawak yang diekstraksi dari kapsul
temulawak yang beredar di pasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam ekstrak temu mangga terdapat senyawa yang meredam DPPH dengan harga EC50 = 63,4 mg%, sedangkan ekstrak metanol temulawak dengan harga EC50 = 32,8mg%, yang berbeda bermakna secara statistik t-tes
Analisis Kadar Amonia Dalam Air Sungai Di Daerah Industri Sier Surabaya Menggunakan Metode Fenat Secara Spektrofotometri Visible
Amonia (NH3) adalah senyawa anorganik yang berasal dari senyawa nitrogen-hidrogen yang bersumber dari alam. Kadar amonia yang berlebihan mengakibatkan kematian pada organisme yang hidup dilingkungan tersebut berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahuinilai keberterimaan, dan kadar amonia dalam air sungai yang berlokasi di daerah sekitar industri SIER menurut persyaratan peraturan menteri lingkungan hidup No.03 tahun 2010. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode fenat dengan menggunakan alat spektrofotometer visible. Hasil dari penelitian ini kandungan kadar amonia pada sampel air sungai di daerah industri SIER dengan rata-rata dari ketiga titik pengambilan sampel sebesar 2,24 mg/L, hasil tersebut menunjukan bahwa kadar amonia dalam air sungai di daerah SIER memenuhi persyaratan peraturan menteri lingkungan hidup No.03 tahun 2010 (standar baku mutu air limbah bagi kawasan industri) dengan kadar maksimum untuk amonia sebesar 20 mg/L
Studi Kandungan Logam Berat Dalam Daging Ikan Dari Tambak yang Dekat dan Yang Jauh dari Daerah Industri
Water pollution lately is often becomes an important topic due to its correlation with health. Heavy metals that accumulated in human body mostly come from food. One kind of food that used to be contaminated by heavy metals is fish. Therefore it is interesting to study the heavy metals content in fish, whether it comes from industrial contaminated water. Study on the content of heavy metals Cr, Cu, Pb and Zn in ponds near and far from industrial areas has been conducted. The chosen areas were one from sidoarjo area and one from Babat area, both are located in East Java. Samples were the meat of fish called tilapia (from Sidoarjo area), and milkfish and goldfish (from Babat area), also the water and mud from the ponds. Analytical method was wet destruction. Measurement of heavy metals content was done by Inductively Coupled Plasma Spectrometer (ICPS). In Babat area's pond water was not found neither Cr, Cu, Pb and Zn, while Zn was detected in Sidoarjo area's, however, it was under the limit of detection. The Nud of both ponds contained Cr, Cu, Pb, and Zn. The Goldfish contained only Cu and Zn, whereas the tilapia and milkfish contained Cu, Pb and Zn, however the metals content were not exceeded the maximum limit stated in the PPOM regulation No. 03725/B/SK/VII/8
PENGARUH PERLAKUAN AWAL DIC PADA PENGERINGAN DAUN SALAM (Eugenia polyanta Wight, Walp) TERHADAP EFISIENSI EKSTRAKSI DAN KECUKUPAN KANDUNGAN SENYAWA FENOL TOTAL (Phenol Content).
The development of science in every field and the finding of new medicines are growing very fast, as well as the use of herbal medicines. One of the many herbal plants is Salam (Eugenia polyanta (Wight), Walp). Judging by the great prospectiveness of the Salam leaves, the government through the Indonesian FDA has included the Salam plant as one of the nine excellent plant, so that it can be developed as a Phytopharmaceutical. The phytopharmaceutical has to follow certain prerequisites, one of them is it has to he in the form of standardized extract or powder. In order to produce extract, the raw material is preferred in a dry state, because the water content can be reduced, so that it can minimized the enzymatic and hydrolytic reaction. In this study, the effect of pre drying by Détente Instantanée Contrôlóe (DIC/Instantaneous Controlled Pressure-Drop) method is carried out, as it will opened up the pores of the plant cells, so that the vaporization will be accelerated and the the thermal degradation can be minimized. Eleven parameters have been studied. It can be concluded that based on the drying times and the Total Phenol Content, the parameter 1,9 bar and 10,86 second is the optimum parameter of the DIC