27 research outputs found
GAMBARAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Tingkat kepuasan merupakan cermin dari kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas. Tingkat kepuasan adalah perbandingan antara harapan dan kenyataan. Dikatakan puas jika harapan lebih dari pada kenyataan dan dikatakan tidak puas jika harapan kurang dari kenyataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survey. Jumlah responden sebanyak 48 orang dengan menggunakan teknik total purpose sampling. Hasil penelitian menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter yang paling banyak menyatakan Puas sebanyak 69% dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat yang menyatakan Puas sebanyak 75%. Saran untuk Puskesmas adalah lebih meningkatkanlagi layanan kesehatan bagi para dokter dan perawat pada aspek perhatian, penerimaan, komunikasi pada pasien. Puskesmas sebaiknya melakukan survey kepuasan pasien secara berkala dan berkesinambungan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan pada masyarakat di Puskesmas dan untuk pembuatan program kerja dan kebijakan pelayanan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien agar tercipta kepuasan pasien
KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA SISWA SMA DAN SMK DI KECAMATAN TABUKAN UTARA
Masalah yang sering terjadi dan dialami oleh pasangan dalam hubungan berpacaran ialah terjadinya tindakan kekerasan, dimana tindakan kekerasan ini berdasarkan data dari Komnas Perempuan (2020) berada pada urutan ketiga pada tahun 2016-2020, setelah kekerasan istri dan anak perempuan. Terjadi sekitar 2.073 kasus (2018), 1.815 kasus (2019), dan 1.309 kasus (2020). Tujuan penelitian ini ialah diketahuinya gambaran tingkat kekerasan dan bentuk – bentuk kekerasan dalam berpacaran pada siswa SMA dan SMK di Kecamatan Tabukan Utara. Data penelitian dikumpulkan dengan mengisi kuesioner Conflict Tectict Scale (CTS. Responden dipilih melaui teknik purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria. Jumlah responden yang memenuhi kriteria berjumlah 135 orang dan mewakili dari siswa SMA Negeri 1 Tabukan Utara, SMK Tabukan Utara, dan SMK Muhamadiyah Naha. Hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh responden mengalami tindakan kekerasan dalam berpacaran. Tingkat kekerasan yang dialami oleh responden berada pada skala sangat rendah 12,7 persen. Terdapat 5 tindakan kekerasan yang paling banyak dialami oleh responden ialah diperiksa handphone (kekerasan sosial) 85,2 persen, diabaikan (kekeraan psikis) 44,4 persen, selalu diawasi (kekerasan psikis) 37 persen, dicurigai (kekerasan psikis) 32,6 persen, dan dituduh selingkuh (kekerasan psikis) 25,2 persen.
Dating violence is a big problem and it is happen in common dating couples in the world. Data from Komnas Perempuan (2020) said that, at five years ago (2016-2020), dating violence occupy possition in third big violence under privacy violance to wife and daughters in 2018 2.073 cases, 2019 1.815 cases, and than 2020 1.093 cases. Purpose of this reseach is to know general description of the level of violence than another data of dating violence types to Students in Senior High School and Vacational High School Student in Tabukan Utara Distric. Reaseach data taken from 30 statement of respondents in Conflict Tectic Scale (CTS) questionares. Total respondent who met the criteria were 135 students and representative of Senior High School and Muhamadiyah Naha Vacational High School Student in Tabukan Utara Distric. Result of those reseach were all respondents had dating violence, the lowest data 12.7 percent. Found 5 data violences of checking cellphone or smartphone (social violance) 85,2 percent, data violence of not given attention about 44.4 percent (physic violance), 37 percent data violence of no room tobe friends (physic violance), 32.6 percent (physic violance) data or violence being watched, and 25 percent (physic violance) is considered to have relationship with someone other than her or him lover
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENGOLAH MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) KAWASAN PESISIR BOULEVARD TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, pada tahun 2017 tercatat 366 TPM yang tersebar di 17 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah TPM terbanyak adalah Kecamatan Tahuna Timur (82 tempat) dan Tahuna (77 tempat). Pembangunan infrastruktural Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tiga tahun terakhir (2015-2017) sangat terlihat di kawasan pesisir Teluk Tahuna yang sering disebut Boulevard oleh masyarakat Sangihe, terutama setelah reklamasi kawasan Boulevard di kelurahan Apeng Sembeka dan pembangunan jembatan yang menghubungkan kelurahan Tidore dan kelurahan Towo. Oleh karena perkembangannya maka semakin meningkat pula jumlah TPM di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku higiene sanitasi pengolah makanan di kawasan pesisir Boulevard Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi Puskesmas dan Pemerintah Kelurahan agar dapat meningkatkan pengawasan higiene sanitasi makanan di TPM kawasan pesisir Boulevard yang semakin meningkat jumlahnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pengolah makanan sehingga dapat menerapkan standar higiene sanitasi dalam pengolahan makanan dan dapat dijadikan awal pengembangan penelitian berikutnya. Rancangan penelitian digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif. Populasi dan sampel adalah pengolah makanan di TPM Kawasan Pesisir Boulevard Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berjumlah 14 orang. Tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner penilitian yang diisi dan diwawancarai, sedangkan perilaku diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diamati langsung pada saat dilakukan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu : Tingkat Pengetahuan Pengolah Makanan tentang Higiene Sanitasi di TPM Kawasan Pesisir Boulevard Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe ada dalam kategori Baik dengan persentase 100 %, sedangkan perilaku higiene sanitasi pengolah makanan sebagian besar berkategori Kurang dengan persentase 71,4 %. Saran yang diberikan sebagai rekomendasi yaitu perlu adanya sosialisasi tentang higiene sanitasi Pengolahan Makanan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan oleh Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Pemerintah Kelurahan atau Kecamatan dan juga para ahli/pakar di bidang Gizi dan Kesehatan Lingkungan khususnya higiene sanitasi Pengolahan Makanan, serta perlu adanya pengawasan dan kontrol yang intensif dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, sehingga bagi TPM yang tidak sesuai ketentuan dapat diberikan peringatan ataupun punishment
TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGAHADAPI MASA MENOPAUSE DI KAMPUNG NAHA 1 KECAMATAN TABUKAN UTARA
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai tingkatan umurnya. Semakin meningkat umurnya maka pertumbuhan dan perkembangan akan berhenti pada suatu tahap yang mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi tersebut biasanya terjadi pada proses menua. Proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan yang terjadi tersebut paling banyak pada proses menua seorang wanita karena terjadi suatu fase yang dinamakan menopause (Sulistyawati, 2010). Tujuannya untuk diketahui tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi masa menopause di Kampung Naha 1 Kecamatan Tabukan Utara. Jenis dan penelitian ialah penelitian deskriptif dengan metode survei yang bertujuan untuk mengukur Tingkat Kecemasan Ibu dalam menghadapi Masa Menopause di Kampung Naha1Kecamatan Tabukan Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah menopause yang bertampat tinggal di Kampung Naha 1 Kecamatan Tabukan Utara berjumlah 25 orang. Sampel yang digunakan dalam peneitian ini ialah total sampling dengan Kriteria Inklusi dan Ekslusi. Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pengolaan data melalui beberapa proses seperti Editing, Coding, Scoring, dan Tabulatig.Hasil penelitian di Kampung Naha 1 Kecamatan Tabukan Utara tentang Tingkat Kecemasan Ibu dalam menghadapi Masa Menopause dengan jumlah 25 responden diperoleh Tingkat Kecemasan yang paling banyak ialah tingkat Kecemasan dengan kategori Panik sebanyak 13 responden (44%).Kesimpulan dari peneitian ini adalah Tingkat Kecemasan Ibu dalam menghadapi Masa Menopause memilki Tingkat Kecemasan yang Panik. Oleh sebab itu, bagi pemerintah Kampung Naha 1 agar dapat melakukan menjelasan mengenai Masa Menopause kepada ibu-ibu lainnya di suatu organisasi, agar semua ibu-ibu dapat mengetahui apa itu Menopause
PKM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGAN KEBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DI SD INPRES MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA
PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi; Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olah ragayang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, dan membuang sampah pada tempatnya. SD Inpres Manganitu merupakan institusi pendidikan yang berada di Kecamatan Manganitu. Sekolah ini merupakan sekolah dengan jumlah siswa SD terbanyak di Kacamatan Manganitu dengan latarbelakang sosial dan keluarga yang berbeda-beda. Jumlah siswa-siswi yang mengikuti kegiatan berjumlah 67 siswa (kelas 2-6 SD). Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan perilaku dari siswa siswi SD Inpres Manganitu. Diharapkan perilakumencuci tangan dapat terus dilaksanakan setiap hari sehingga menjadi suatu budaya di lingkungan SD Inpres Manganitu
PERILAKU DAN KARAKTERISTIK PENDERITA HIV- AIDS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Virus HIV(Human Immunodeficiency Virus) yang mudah menular dan mematikan. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15 juta orang diantaranya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV, 1 juta bayi yang dilahirkanoleh ibu yang terinfeksi AIDS. Faktor Perilaku merupakan risiko penularan HIV tertinggi yaitu hubungan seks tidakaman pada heteroseksual (46,2%) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (3,4%), dan lelaki sesama lelaki(LSL) 24,4%). Rumusan Masalah” BagaimanakahPerilaku dan Karakteristik Penderita HIV-AIDS di Wilayah KerjaDinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe”? Tujuan Penelitian yaitu; Untuk mengetahui Perilaku dan karakteristikPenderita HIV-AIDS di Wilayah Kerja Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode Penelitian yaitu deskritif dengan metodeserial kasus. Sampel penelitian yaitu semua responden yang bersedia diwawancarai dengan jumlah 11 orang. Data yangdiperoleh secara langsung saat melakukan kunjungan rumah pada responden HIV-AIDS, melalui hasil wawancara sertaobservasi/pengamatan populasi.HASIL PENELITIANPerilaku responden HIV-AIDS meliputi sering mengunjungitempat-tempat terlarang yaitu 1 orang (9,09%) pernah melakukan hubungan seksual tidak aman (gonta ganti pasangan)1 orang (9,09%), tidak tahu 3 orang (27,27%), pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, tidak tahu 2orang (18,18%) pernah melakukan jarum suntik bersama-sama, tidak tahu 3 orang (27,27%). Pernah melakukan donor/transfusi darah ya 1 orang (9,09%), tidak tahu 1 orang (9,09%). serta responden yang pernah melakukan hubunganseksual dengan orang yang terinfeksi HIV-AIDS yaitu menjawab ya 2 orang (18,8%), dan tidak tahu 9 orang (81,82)
Source Attribution: Recovering the Press Releases Behind Health Science News
We explore the task of intrinsic source attribution: inferring which portions of a derived document were adapted from an unobserved source document. Specifically, we model the relationship between news articles and their press release sources using a dataset of 64,784 health science news articles and 23,068 press releases. We approach the problem at the sentence level and work with science journalism professors to develop a four point Likert scale describing the extent to which a news article sentence is derived from the content in the corresponding press release. Because manual annotation of news article - press release pairs is time-consuming, we turn to a mix of expert, non-expert, and heuristic-based annotation to label our dataset. After a small pilot study, which found that humans, when only able to view the text of the news article, struggle to identify which content is derived or not, we compare four different sentence regression models on the task. We find that modeling a sentence's context in the entire document is important, with the best performing model, a sequence regression model with BERT token representations, achieving a spearman's ρ of 0.49 and NDCG@1 of 0.60 on the expert-labeled test set. Examining the model's predictions, we find that it successfully identifies copied or closely paraphrased sentences in articles with a mix of derived and original content, but struggles to differentiate between loosely paraphrased and original sentences in articles with mostly original writing