357 research outputs found

    Globalisasi Budaya, Homogenisasi dan Pengaruhnya terhadap Identitas Budaya Lokal

    Get PDF
    Globalisasi adalah sebuah kontruksi global yang meresap pada lini politik, ekonomi, dan budaya. Media menjadi bagian penting globalisasi menyebar secara luas di seluruh dunia. Munculnya gelombang budaya seperti budaya Korea dan juga Amerikanisasi melalui produk-produk konsumen dianggap dapat menggerus identitas budaya lokal dan memunculkan homogenisasi budaya. Artikel ini hendak melihat bagaimana globalisasi dan homogenisasi memberikan pengaruh pada masyarakat kota Semarang. Kota Semarang merupakan kota yang terbentuk karena akultrasi budaya Jawa, Cina, dan Eropa. Melalui penelusuran dokumen yang diperlakukan sebagai data sekunder, tulisan ini menemukan bahwa msyarakat kota Semarang dapat terus mempertahankan identitas keragaman budaya lokal mereka. Menggabungkan produk-produk globalisasi dengan budaya lokal adalah salah satu usaha masyarakat kota Semarang  untuk mempertahankan identitas budaya lokal mereka. Contohnya adalah menyediakan panggung kesenian lokal dalam pusat perbelanjaan modern, menyebarluaskan produk-produk lokal agar dapat Bersaing dengan produk-produk luar negeri yang hadir. Penelusuran yang dilakukan menyimpulkan bahwa globalisasi justru membantu masyarakat Semarang untuk mempertahankan budaya lokal mereka dan homogenisasi tidak terjadi di kota Semarang.   Globalization is a global construction on political, economic, and cultural lines. The media has become an essential part of globalization, widely spreading worldwide. The emergence of cultural waves, such as Korean culture and Americanization through consumer products, erodes local cultural identity and raises cultural homogenization. This article tries to see how globalization and homogenization impact Semarang city society. Semarang is a city formed due to the acculturation of Javanese, Chinese, and European cultures. Through the search of documents treated as secondary data, this paper finds that the municipalities of Semarang can continue to maintain the identity of their local cultural diversity. Combining the products of globalization with local culture is one of the efforts of Semarang city people to sustain their local cultural identity. An example is providing a local art stage in a modern shopping center disseminating local products to compete with foreign products. The research concluded that globalization helps the people of Semarang maintain their local culture, and homogenization does not occur in the city of Semarang.

    The relationship between obesity and obstruction risk of lateral inguinal hernia at Negara general hospital in 2019-2020

    Get PDF
    Background: A hernia is the protrusion of the abdominal contents from the normal cavity through a defect in the fascia and aponeurotic muscle of the abdominal wall, either congenital or acquired. The hole can arise because the embryonic opening does not close or widen, due to high intra-abdominal pressure caused by chronic coughing, heavy lifting, overweight, obesity, and weakness of the abdominal wall muscles. The incidence of inguinal hernias is higher in patients with body mass index (BMI) who are overweight and obese than those with normal body weight. A study that conducted by Sneiders et al stated that each increase of 1 kg/m2 BMI would increase the risk of hernia complications by 1.03 times (p=0.03).Methods: This study used a cross-sectional analytic study. The samples were determined by consecutive sampling. In this study, the sample used was patients with a diagnosis of inguinal hernia who were divided based on the presence or absence of complications and divided according to BMI, then saw whether there was a relationship between BMI in the obesity category and the incidence of complication inguinal hernia. This study uses data from medical records at the Negara General Hospital from 2019-2020.Results: This study used 79 respondents of hernia patients at the Negara General Hospital who met the inclusion criteria and did not meet the exclusion criteria. There were 77 people (97.5%) male respondents and 2 (2.5%) female respondents with a mean age of 53.05 years (SD¹19.7 years). As for the underweight body mass index there were 6 people (7.6%), normal as many as 41 people (51.9%), overweight as many as 4 people (5.1%), and obese as many as 28 people (35.4%). The diagnosis of reducible hernia was 52 people (65.8%), 21 people (26.6%) incarcerated hernia, 5 non-reducible hernias (6.3%) and 1 strangulated hernia (1.3%).  Conclusions: The conclusion of this study indicates a significant relationship between BMI and the incidence of complicated hernias. Obese hernia patients were 7.2 times more likely to develop hernia complications than non-obese patients

    Revitalisasi Kawasan Banten Lama sebagai Wisata Ziarah

    Full text link
    Kawasan bersejarah merupakan kawasan yang bernilai historis tinggi tentang peradaban sejarah dimasa silam. Seperti hal nya Kawasan bersejarah Banten Lama yang merupakan tempat wisata ziarah yang ramai dikunjungi wisatawan Kawasan ini dahulu merupakan tempat yang menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa Barat yang di bawa oleh Sultan Hasanudin dari Demak. Sejauh ini yang menjadi daya tarik dari kawasan wisata ini hanya Masjid Agung, padahal di dalam kawasan ini masih banyak obyek/situs bersejarah lainnya yang menarik dan bernilai penting untuk dikunjungi, Studi ini bertujuan untuk merevitalisasi Kawasan Bersejarah Banten Lama sebagai wisata ziarah . Dalam menganalisis metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif berdasarkan kriteria situasi, kunjungan, daya tarik, fasilitas, kegiatan dan aksesbilitas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan revitalisasi kawasan bersejarah yang berada di kawasan Banten Lama, dengan adanya revitalisasi kawasan Banten Lama sebagai kawasan bersejarah diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada dikawasan ini serta dapat meningkatkan nilai-nilai dari obyek/situs yang ada di dalamnya

    Factors affecting “decision to delivery interval” in emergency caesarean sections in a tertiary care hospital: a cross sectional observational study

    Get PDF
    Background: The objective was to assess the waiting time and factors affecting the decision to delivery interval in an emergency caesarean section and to correlate it with neonatal and maternal outcomes.Methods: This study was conducted in the Department of Obstetrics & Gynaecology at UCMS and GTB Hospital, Delhi which is a government supported tertiary care hospital located in East Delhi. Data of 275 emergency caesarean sections was collected and analyzed for decision to delivery interval (DDI) along with the causes of delay and maternal and fetal outcomes.Results: The mean DDI was 183.24 minutes for all 275 cases and was 122 Âą 89min for category I caesarean sections (crash caesareans). The major cause of delay was non availability of operation theatres due to long list of waiting caesareans sections. When the mean DDI exceeded 75 minutes, there was a 4.6 fold increase in the risk to the life of neonate while the maternal outcome was not significantly affected.Conclusion: DDI of 30 minutes is difficult to achieve even for urgent caesarean sections in government based set up of a developing nation, therefore a more reasonable time frame of 60-75 min may be justified for emergency caesarean sections under similar set up

    Faktor-faktor Risiko Lingkungan Rumah dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) pada Balita di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara

    Full text link
    Acute Respiratory Infection (ARI) is a disease caused by bacteria, viruses and fungi. Recapitulation of monthly report of 10 major disease found that ARI in Kuningan village are highest any villages in the work area of Bandarharjo Primary Health Care. The purpose of this study was to analyze the relationship between bedroom population density, the width of house ventilation, bedroom air humidity, smoking habits of family members in the house, the presence of taking children habits in the kitchen while cooking and the habit of burning mosquito coils with ARI incidence in children under five years in the Kuningan Village. This study used an explanatory research with cross sectional design. The population was all children aged 12-59 months in the Kuningan Village with good nutritional status and the status of fully immunized as many as 558 children. Samples were taken using Systematic Random Sampling technique as many as 64 samples. Data analysis using chi square test (CI = 95%, Îą = 5%). The results indicated that the proportion of poor ventilation with children suffering from ARI 54,3% and 45,7% did not suffer from ARI, smoking habits of family members in the house with children suffering from ARI 56,2% and 43,8% did not suffer from ARI. While the bedroom population density does not qualify as much as 65,6%. It was found that there are relationship between the width of house ventilation (p-value = 0,041) and smoking habits of family members in the house (p-value = 0,014). Variables that did not have significant relationship are bedroom population density (p-value=1,000), bedroom air humidity (p-value=0,586), the presence of taking children habits in the kitchen while cooking (p-value=0,924), and the habit of using mosquito coils (p-value=0,885). Conclutions is the smoking habits of family members in the house is a risk factor of ARI

    Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemanfaatan Jeruk Nipis Sebagai Tanaman Obat Di Desa Huwongo Kabupaten Boalemo

    Get PDF
    Tanaman jeruk nipis merupakan salah satu jenis tanaman obat. Namun pemanfaatan jeruk nipis di kalangan masyarakat di desa huwongo masih kurang. maka sangat penting untuk memberikan pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahun masyarakat tentang pemanfaatan jeruk nipis sebagai tanaman obat. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan one group pra-post test design. Populasi penelitian berjumlah 373 kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 responden dengan teknik pengambilan sampel Simple random sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan kesehatan terdapat 67,8% yang berpengetahuan cukup hal ini dikarenakan banyak masyarakat belum memahami manfaat jeruk nipis. Setelah diberikan penyuluhan kesehatan terdapat berpengetahuan baik 97,5% hal ini dapat dikatakan bahwa penyuluhan kesehatan memberikan konstribusi yang baik dalam peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan jeruk nipis. Hasil dari uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan dengan nilai p = 0,00

    Pemberdayaan Masyarakat Marannu melalui Pertanian dan Peternakan Terintegrasi dalam Rangka Mewujudkan Kabupaten Pinrang sebagai Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional

    Full text link
    Tujuan kegiatan ini yaitu Penumbuhkan empati, jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kerja sama mahasiswa, dan dapat memberikan sumbangan bagi penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat. Secara Khusus kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian dan peternakan dengan menghasilkan pakan ternak dari pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik dari pengolahan limbah peternakan. Metode Pelaksanaan yang diterapkan untuk mencapai tujuan yaitu (1) Sosialisasi Pertanian: Penggunaan pupuk organik dan bahaya penggunaan pupuk kimia, (2) Sosialisasi Peternakan: Pemenuhan gisi dan pemberian vaksin ternak, (3) Pengolahan limbah pertanian menjadi pakan ternak, (4) Pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk organik, dan (5) Pemberdayaan masyarakat pengangguran dalam pengolahan pupuk organik dan pakan ternak, Hasil (Luaran) dalam kegiatan ini adalah (1) Meningkatkannya hasil panen pertanian dari jumlah hasil panen sebelumnya, (2) Terjadinya penurunan biaya produksi atau pembelian pakan ternak dari periode sebelumnya dan (3) 50% petani Desa marannu menggunakan pupuk organik hasil pengolahan Limbah dan Peternakan 50% Peternak Desa Marannu menggunakan pakan ternak hasil pengolahan limbah pertanian. Konsep pertanian dan peternakan terintegrasi sebagai langkah Kabupaten Pinrang Sebagai Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasiona
    • â€Ķ
    corecore