1,340 research outputs found

    Erosionen : wenn die ZĂ€hne Saures kriegen

    Full text link

    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN MENGADOPSI OPERASI ARITMATIKA BANGSA MESIR KUNO

    Get PDF
    This program is one of the community service programs carried out by groups of lecturers and student representatives of the mathematics education program at UNSIKA. This program is in the form of providing tutoring outside school hours to elementary school students in mathematics. Most students are of the view that mathematics is difficult. Based on these conditions, we will design a program to help the school in providing tutoring to students in dealing with students to facilitate learning multiplication and division. The form of the program is in the form of providing tutoring for elementary school students, to facilitate student learning in completing multiplication and division operations. For the implementation of this activity, the mathematics textbooks and modules that are designed for guidance and study must be prepared. The material to be applied is about mathematical materials that have been summarized relating to multiplication and division operations. The structure of teaching materials for each topic starts with concepts, examples of questions, exercises, discussions and key answers. The textbook is ready to be used for the program

    Colour improvement and stability of white spot lesions following infiltration, micro-abrasion, or fluoride treatments in vitro

    Get PDF
    SUMMARYBACKGROUND/OBJECTIVES: White spot lesions (WSLs) are unwelcome side effects of fixed appliances that compromise the treatment outcome. Recently, infiltration of WSLs has been introduced as a viable treatment alternative. The objective was to evaluate the colour improvement of WSLs and their stability against discolouration following infiltration, fluoride, or micro-abrasion treatments in vitro. MATERIALS/METHODS: Artificial WSLs were created in bovine enamel (N = 96) using acidic buffer solution (pH 5, 10 days) and were randomly allocated to four groups. Specimens were treated with infiltration (Icon, DMG), fluoride (Elmex Caries Protection, GABA), and micro-abrasion (Opalustre, Ultradent) or remained untreated (control). Groups were discoloured for 24 hours in tea or tea + citric acid. Colour components and visible colour change (L*, a*, b*, ΔE) were measured spectrophotometrically on following time points: baseline, after WSL formation, after treatment, and during discolouration (8, 16, and 24 hours). Data were analysed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. RESULTS: WSL formation increased (L*) in all groups. Only infiltration reduced this effect to baseline. Highest ΔE improvement was obtained by infiltration and micro-abrasion followed by fluoride. This improvement was stable only for infiltration during discolouration. L*, a*, and b* changed significantly during discolouration in all groups except infiltration. Within the same treatment group, discolouration solutions did not differ significantly. LIMITATIONS: In vitro testing cannot replicate the actual mode of colour improvement or stability but can be used for ranking materials and techniques. CONCLUSIONS/IMPLICATIONS: Infiltration and micro-abrasion treatments were capable of diminishing the whitish appearance of WSLs. Only infiltrated WSLs were stable following discolouration challeng

    Impact of storage conditions on profilometry of eroded dental hard tissue

    Get PDF
    The aim of the present study was to analyze in how far drying of eroded dentin and enamel surfaces influence the results of profilometrical determinations with a stylus profilometer. Each five dentin and enamel samples were eroded with HCl (pH 2.6, 2min). Surface profiles of the samples were recorded with a stylus profilometer in three series. In series 1, the samples were measured while stored in water and in series 2, under ambient conditions (21°C, 35% humidity). In series 3, samples were completely desiccated and then rewetted. Profilometry was conducted at various time intervals for a period of up to 181min (series 1 and 2) and 72h (series 3). Only the dentin samples were affected by the storage conditions. Stable profilometrical readings for the eroded dentin samples were only feasible when the specimens were stored in water during the complete period of the experiment, including the profilometrical measurement. Thus, for erosion experiments using profilometrical analysis with a stylus profilometer, it is advised to store and measure dentin samples under wet condition

    Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

    Full text link
    —Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol pre-test dan pos-test yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Karawang Barat. Sampel dari penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII O sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 48 siswa dan kelas VIII K sebagai kelas kontrol berjumlah 48 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari pemberian pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif matematis. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan gain ternormalisasi(N-Gain), yaitu membandingkan skor pre-test dan pos-test. Hasil uji normalitas data n-gain kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan hasil perhitungan uji homogenitas nilai signifikansinya 0.008 kurang dari 0.05 artinya varians dari data tersebut tidak homogen. Dikarenakan salah satu uji prasyarat tidak terpenuhi maka untuk untuk melihat perbandingan peningkatan dua kelompok antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkat lebih baik daripada siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional

    PERBEDAAN KOMPETENSI HUBUNGAN INTERPERSONAL DAN RELIGIUSITAS ANTARA SISWA BOARDING DENGAN SISWA NON BOARDING

    Get PDF
    Kompetensi hubungan interpersonal dan religiusitas seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang seseorang terutama pada seusia remaja SMA. Lingkungan menjadi faktor utama untuk mengembangkannya yakni adanya faktor lingkungan yang berbeda antara siswa boarding dan siswa non boarding bisa menimbulkan dampak yang berbeda pula dalam hal kompetensi hubungan interpersonal dan religiusitas siswa. Siswa boarding maupun siswa non boarding yang memiliki kompetensi hubungan interpersonal dan religiusitas yang baik dan seimbang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) apakah ada perbedaan rerata kompetensi hubungan interpersonal antara siswa boarding dengan siswa non boarding, 2) apakah ada perbedaan rerata religiusitas antara siswa boarding dengan siswa non boarding. Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah ada perbedaan rerata kompetensi hubungan interpersonal dan religiusitas antara siswa boarding dengan siswa non boarding. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa boarding dan siswa non boarding. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa boarding yang berjumlah 30 siswa dan siswa non boarding yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive cluster non random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala kompetensi hubungan interpersonal dan skala religiusitas. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 15.00 dengan analisis anava 1-jalur. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan siswa boarding pada variabel kompetensi hubungan interpersonal diperoleh mean 95,20 dan siswa non boarding diperoleh mean 106,97 dengan F sebesar 21,449 pada taraf signifikansi 0,000 (p ≀ 0,01) sedangkan pada variabel religiusitas siswa boarding diperoleh mean 155,63 dan siswa non boarding diperoleh mean 144,47 dengan F sebesar 14,425 pada taraf signifikansi 0,000 (p ≀ 0,01). Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa ada perbedaan rerata yang sangat signifikan kompetensi hubungan interpersonal dan religiusitas antara siswa boarding dengan siswa non boarding. Hasil rerata empirik (RE) variabel kompetensi hubungan interpersonal pada siswa boarding sebesar 95,20 dan siswa non boarding sebesar 106,97 dengan rerata hipotetik (RH) sebesar 90. Artinya kompetensi hubungan interpersonal pada siswa boarding tergolong sedang sedangkan siswa non boarding tergolong tinggi. Dan hasil rerata empirik (RE) variabel religiusitas pada siswa boarding sebesar 155,63 dan siswa non boarding sebesar 144,47 dengan rerata hipotetik (RH) = 112,5. Artinya religiusitas pada siswa boarding tergolong sangat tinggi sedangkan siswa non boarding tergolong tinggi. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada perbedaan rerata yang sangat signifikan kompetensi hubungan interpersonal antara siswa boarding dengan siswa non boarding dan ada perbedaan rerata yang sangat signifikan religiusitas antara siswa boarding dengan siswa non boardin

    Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Pemahaman Matematik Peserta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas V Sdn Paturaman Desa Sukaratu Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)

    Full text link
    Pada umumnya pemahaman peserta didik selama ini masih kurang baik, selain faktor dari peserta didik itu sendiri pemilihan model pembelajaran yang kurang kondusif sehingga mempengaruhi pada kemampuan pemahaman matematik peserta didik. Sesuai dengan paradigma pembelajaran matematika yang dikembangkan sekarang ini yaitu menggeser “teaching” menjadi “learning” maka guru diharapkan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif belajar. Dalam upaya mengembangkan paradigma baru dalam pembelajaran matematika, peneliti akan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri yang diharapkan menjadikan peserta didik aktif dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematik peserta didik yang lebih baik antara strategi pembelajaran inkuiri dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman peserta didik yang menggunaan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran langsung pada materi himpuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman matematik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN Paturaman Kabupaten Garut tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil secara acak menurut kelas dan terpilih dua kelas yaitu V A dengan jumlah 39 peserta didik sebagai kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan kelas kontrol yaitu V B dengan jumlah 39 peserta didik yang menggunakan pembelajaran langsung. Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis untuk α = 1% ternyata > kemampuan pemahaman matematik yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik daripada menggunakan pembelajaran langsung. Maka dinyatakan terdapat pengaruh positif penggunaan pembelajaran melalui strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan pemahaman matematik peserta didik

    Shear bond strength of brackets to demineralize enamel after different pretreatment methods

    Full text link
    Objective: To compare the influence of demineralized and variously pretreated demineralized enamel on the shear bond strength of orthodontic brackets. Materials and Methods: Sixty bovine enamel specimens were allocated to five groups (n  =  12). Specimens of group 1 were not demineralized and were not pretreated, but served as controls. The other specimens were demineralized to form artificial carious lesions. Samples from group 2 were only demineralized and were kept untreated in artificial saliva. The other samples were pretreated with highly concentrated fluoride preparations (group 3: Elmex Gelee, 1.23% F; group 4: Clinpro White Varnish, 2.23% F) or with an infiltrating resin (group 5: Icon). After respective pretreatments, brackets were adhesively fixed on all specimens with an adhesive system after etching with 35% phosphoric acid and application of a primer and bracket resin cement (Transbond XT). Bracket shear bond strength was evaluated with a universal testing machine. Statistical analysis was performed by one-way analysis of variance followed by a post-hoc ScheffĂ© test. Results: Shear bond strength in control group 1 was statistically significantly greater compared with that in all other groups. Application of the infiltrating resin Icon (group 5) as pretreatment resulted in statistically significantly greater bond strength as compared with pretreatments with fluoride compounds (groups 3 and 4) and treatment provided without pretreatment (group 2). Groups 2, 3, and 4 did not significantly differ from each other. Conclusion: Pretreatment with the infiltrating resin is a beneficial approach to increasing the shear bond strength of brackets to demineralized enamel

    Impact of storage conditions on profilometry of eroded dental hard tissue

    Full text link
    The aim of the present study was to analyze in how far drying of eroded dentin and enamel surfaces influence the results of profilometrical determinations with a stylus profilometer. Each five dentin and enamel samples were eroded with HCl (pH 2.6, 2 min). Surface profiles of the samples were recorded with a stylus profilometer in three series. In series 1, the samples were measured while stored in water and in series 2, under ambient conditions (21 degrees C, 35% humidity). In series 3, samples were completely desiccated and then rewetted. Profilometry was conducted at various time intervals for a period of up to 181 min (series 1 and 2) and 72 h (series 3). Only the dentin samples were affected by the storage conditions. Stable profilometrical readings for the eroded dentin samples were only feasible when the specimens were stored in water during the complete period of the experiment, including the profilometrical measurement. Thus, for erosion experiments using profilometrical analysis with a stylus profilometer, it is advised to store and measure dentin samples under wet conditions
    • 

    corecore