8 research outputs found

    ADAT PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT SUKU BAJO DI DESA TERAPUNG KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) objek yang menjadi warisan yang tidak dapat dibagi dan warisan yang dapat dibagi, 2) bagaimana mekanisme pembagian warisan menurut aturan adat pada masyarakat suku Bajo di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan analisis kualitataif, Subjek penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 orang tokoh adat, 1 orang tokoh agama, kepala desa dan 3 orang masyarakat yang menjadi ahli waris. Tehnik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara dan dokumenter. Kesimpulan adat pembagian warisan pada masyarakat suku Bajo di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah dalam penelitian ini adalah: 1) objek warisan yang tidak dapat dibagi adalah bendera ula-ula, gendang, gong, gecong, jabatan adat dan ilmu ghaib. Objek warisan yang dapat dibagi berupa tanah, hewan ternak, sebagian dasar penghidupan seperti perhiasan emas, perabotan  rumah, alat perlengkapan memancing. 2) mekanisme pembagian waris yang berlaku menggunakan cara musyawarah, waktu pembagian warisan tidak ditentukan, warisan dibagikan ketika kedua orang tua meninggal dunia, terlebih dahulu dilakukan penyelesaian utang-utang pewaris, warisan antara laki-laki dan perempuan sama besarnya, anak angkat dan anak tiri mendapatkan warisan berdasarkan kesepakatan antara ahli wari

    NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM BUDAYA KATOBA PADA MASYARAKAT MUNA (STUDI DI DESA MATAINDAHA KECAMATAN PASIKOLAGA KABUPATEN MUNA)

    Get PDF
    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan budaya Katoba pada masyarakat Muna di Desa Mataindaha Kecamatan Pasikolaga. (2) Untuk mengetahui nilai-nilai apa yang terkandung dalam budaya Katoba pada masyarakat Muna di Desa Mataindaha Kecamatan Pasikolaga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mataindaha kecamatan Pasikolaga Kabupaten Muna. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang tokoh Agama yaitu imam desa Mataindaha, 1 orang modhi, 1 orang tokoh adat, dan 2 orang tokoh masyarakat yang mengetahui tentang katoba. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, dengan teknik observasi pengamatan, dan wawancara mendalam kepada 5 informan serta dokumentasi yang berhubungan dengan budaya katoba. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pelaksanaan budaya katoba di Desa Mataindaha Kecamatan Pasikolaga terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan (3) penutup (pembacaan doa). Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya katoba di Desa Mataindaha yaitu: (a) nilai religius, (b) nilai etika moral, (c) nilai budaya, (d) nilai gotong royong, (e) nilai ekonomi. Kesimpulan penelitian ini adalah pelaksanaan budayakatoba di Desa Mataindaha meliputi: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, penutup (pembacaan doa). Sedangkan Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya katoba di Desa Mataindaha yaitu: (a) nilai religius, (b) nilai etika moral, (c) nilai budaya, (d) nilai gotong royong, (e) nilai ekonomi. Kata Kunci: Nilai, Budaya, Katob

    IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL PADA ANAK JALANAN DI KOTA KENDARI

    Get PDF
    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk menganalisis implementasi kebijakan pemerintah daerah di bidang pendidikan Nonformal pada anak jalanan di Kota Kendari; 2). Untuk menganalisis hambatan implementasi kebijakan pemerintah daerah di bidang pendidikan Nonformal pada anak jalanan di Kota Kendari; 3). Untuk menganalisis upaya pemerintah daerah dalam mengatasi hambatan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan Nonformal pada anak jalanan di Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari, yakni Kantor Dinas Sosial, Kantor Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga dan di tempat pelaksanaan pendidikan Nonformal anak jalanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan Penelitian adalah anak jalanan, Pegawai Dinas Sosial, Pegawai Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga dan Tutor pendidikan Nonformal. Kategori anak jalanan yang di teliti dalam penelitian ini yakni berusia 6 sampai 18 tahun, tidak bersekolah, berkerja sebagai pengamen, mengemis, memulung dan menjual. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi kebijakan pemerintah daerah Kota Kendari di bidang pendidikan Nonformal pada anak jalanan belum berjalan dengan maksimal dari tiga aspek pembinaan berdasarkan peraturan daerah nomor 9 tahun 2014. Tidak semua pemerintah daerah Kota Kendari melaksanakan Peraturan Daerah tersebut. Di bidang pendidikan Nonformal berdasarkan pasal 12 (ayat 1 dan ayat 3)  pemerintah daerah menyediakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Program pelaksanaan pembelajaran diantaranya: 1) Program Kesetaraan (Paket A, Paket B dan Paket C), dengan bentuk pembelajarannya adalah a) Pembelajaran Tatap Muka; b) Pembelajaran Mandiri; dan c) Pembelajaran Tutorial. 2) Program Keterampilan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan anak jalanan atau peserta didik. Program keterampilan yang diajarkan adalah pembuatan kerajinan, membuat origami, membuat lampu-lampu hiasan dan lain-lain. Hambatan Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah di Bidang Pendidikan Nonformal Pada Anak Jalanan di Kota Kendari diantaranya: 1) terbatasnya dana; 2) tidak adanya rumah singgah; 3) partisipasi dan kesadaran masyarakat yang kurang dan 4) lingkungan pekerjaan yang terbatas. Upaya Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pendidikan Nonformal Pada Anak Jalanan di Kota Kendari diantaranya mengusulkan penambahan dana; 2) mengusulkan pendirian rumah singgah; 3) Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat; dan 4) peningkatan fasilitas sarana dan prasarana. Kata Kunci : Anak Jalanan, Pemerintah Daerah dan Pendidikan  Nonforma

    KEGIATAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SARANA MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA SMA NEGERI 3 KONAWE SELATAN

    Get PDF
    Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1) bentuk kegiatan kepramukaan sebagai sarana menumbuhkan karakter siswa-siswa di SMA Negeri 3 Konawe Selatan dan 2) proses kegiatan kepramukaan sebagai sarana menumbuhkan karakter siswa di SMA Negeri 3 Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) bentuk kegiatan kepramukaan sebagai sarana menumbuhkan karakter siswa-siswa di SMA Negeri 3 Konawe Selatan adalah melalui kegiatan upacara pramuka, latihan rutin, bakti sosial dan berkemah; sedangkan 2) proses kegiatan kepramukaan sebagai sarana menumbuhkan karakter siswa di SMA Negeri 3 Konawe Selatan adalah melalui cara pembiasaan, keteladanan, penugasan, ceramah, dan hukuman maupun sanksi-sanksi. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kegiatan kepramukaan sangat mempengaruhi pembentukan karakter siswa di SMA Negeri 3 Konawe Selatan dan pembentukan karakter siswa dilakukan melalui proses pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan pemberian materi.Kata Kunci: Kegiatan Kepramukaan, Karakter, Sisw

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DESA (Studi di Desa Banga Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah)

    Get PDF
    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik di desa Banga Kecamatan Mawasangka; dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik di desa Banga Kecamatan Mawasangka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik desa diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yakni: (a) Keikutsertaan dalam musyawarah dan memberikan usulan/saran perihal program pembangunan yang akan dijalankan untuk disetujui bersama. Secara konkret berwujud: kehadiran masyarakat dalam setiap pertemuan, memberikan beberapa usulan/masuka-masuk dalam pertemuan, hingga terlibat dalam pertemuan nonformal yang membahas program pembangunan yang akan dilaksanakan; (b) Keikutsertaan dalam pelaksanaan/realisasi program pembangunan. secara konkret berwujud sumbangan berupa tenaga, pikiran, dana, alat-alat/bahan-bahan kerja; dan (c) Keikutsertaan mengawasi, mengevaluasi dan memelihara hasil pelaksanaan pembangunan. Pengawasan dan evaluasi secara sederhana berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu pembangunan berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 2. terdapat empat faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik desa yakni: (a) pengetahuan dan keterampilan; (b) tingkat pendidikan dimana terdapat partisipasi dominan yang diklasifikasi pada dua tingkatan pendidikan yakni maksimal tamat SMP dan Minimal tamat SMA; (c) Pekerjaan dan penghasilan Pekerjaan dan penghasilan memberikan pengaruh besar pada partisipasi dalam bentuk perencanaan/ penggagasan dan realisasi program pembangunan (d) Kebudayaan memberikan pengaruh yang cukup besar dan positif untuk pembangunan desa yakni melalui adanya budaya gotong royong yang menjadikan percepatan pembangunan. Kesimpulan adalah (1) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembagunan fisik desa sudah terlaksa dengan baik, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa (a) faktor internal (b) faktor eksternal.Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pembangunan Fisik

    TRADISI KAMOMOOSE PADA MASYARAKAT GU DI KECAMATAN LAKUDO KABUPATEN BUTON TENGAH

    Get PDF
    Abstrak: Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain, begitupun antara laki-laki dan perempuan yang telah memasuki usia dewasa dan telah memenuhi ketentuan hukumnya, lazimnya ini disebut pernikahan, namun sebelum pada tahap pernikahan pada masyarakat lokal terdapat tahapan yang unik yaitu tahapan pemilihan pasangan atau jodoh. Realitas tersebut terdapat pada masyarakat Gu di Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah yang disebut dengan istilah kamomoose, namun dengan seiring perkembangan kehidupan manusia yang selalu dipengaruhi oleh perkembangan zaman menyebabkan tradisi ini mengalami pergeseran tujuan dan alat pelaksanaannya. Namun demikian tradisi ini masih tetap hidup dan dilestarikan dikalangan masyarakat lokal, denganberbagai upaya yang dilakuakan agar tetap eksis ditengah perkembangan zaman.Kata Kunci: Tradisi Kamomoose, dan pencarian jodoh pada Masyarakat Gu Lakud

    PEMBINAAN MORAL SISWA PADA SMA NEGERI 1 NAPANO KUSAMBI KABUPATEN MUNA BARAT

    Get PDF
    Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bentuk-bentuk pembinaan moral siswa pada SMA Negeri 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat dan mengetahui upaya-upaya pembinaan moral siswa pada SMA Negeri 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat. Lokasi  penelitian adalah Di Desa Lahaji Kecamatan Napano Kusambi   Kabupaten Muna Barat  di SMA Negeri 1 Napano Kusambi, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara dan dokumentasi  dengan menggunakan informan 10 orang selanjutnya di analisis dengan sumber data kualitatif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa: 1) Bentuk-bentuk pembinaan moral siswa pada SMA Negeri 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat (a) memberi bimbingan untuk berbuat baik kepada orang tua seperti bersikap sopan contoh memberi salam setelah pulang sekolah, tidak berbicara keras atau kasar  dan bersikap sabar dalam menahan marah contohnya tidak membentak orang tua. (b) Memberi Motivasi untuk berbuat baik seperti tidak melakukan perbuatan tidak terpuji contohnya berkata tidak jujur dan tidak sopan di lingkungan sekolah dan perbuatan tidak tercela contohnya sombong dan  memfitnah.(c) memberikan berbagai tuntutan moral seperti Membaca Al-Quran, Melaksanakan Sholat, dan menjalankan puasa dibulan suci Ramadhan. 2) Upaya yang dilakukan dalam guru dalam pembinaan moral siswa di SMA Negeri 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat  yakni mengarahkan untuk selalu berbuat baik, mengajarkan sopan santun. Kesimpulan penelitian ini adalah pembinaan moral siswa pada SMA Negeri 1 Napano Kusambi  Kabupaten Muna Barat dapat ditingkatkan di sekolah  melalui bentuk pembinaan moral siswa dan upaya pembinaan moral siswa. Kata kunci: Bentuk pembinaan Moral, Upaya pembinaan Mora

    PERANAN GURU WALI KELAS DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA (Studi Pada Siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna)

    Get PDF
    Abstrak:  Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bentuk dan teknik pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna, (2) untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna, (3) untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna. Informan dalam penelitian ini adalah Wali Kelas di SMA Negeri 1 Tongkuno sebanyak 6 orang, 1 Orang Guru BP, Kepala SMA Negeri 1 Tongkuno, Guru bidang studi Agama Islam, dan guru PKn. Hasil penelitian ini adalah: (1) bentuk dan teknik pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna adalah; memperlakukan siswa sebagai anak sendiri, meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui pendidikan Agama, membina budi pekerti dan kepribadian siswa, mencatat kehadiran siswa di sekolah, menyelesaikan masalah yang dihadapi anak di sekolah, membimbing dan menilai tingkah laku anak didik sehari-hari di sekolah, meningkatkan kerajinan, ketekunan, dan kesantunan, memberikan hukuman yang edukatif terhadap siswa yang melanggar, kerjasama dengan kepala sekolah, orang tua siswa, dan guru lain berkaitan dengan pembinaan moral, membina suasana kekeluargaan dengan siswa, dan memberikan teladan yang baik kepada siswa, (2) Faktor-Faktor yang menjadi pendukung adalah peran maksimal orang tua siswa, kepala sekolah, dan guru bidang studi. Penghambat pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna adalah tata tertib sekolah yang kurang dipahami oleh siswa, tidak adanya buku penghubung sekolah dan orang tua siswa, (3) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pembinaan moral siswa SMA Negeri 1 Tongkuno Kabupaten Muna adalah sosialiasi tata tertib sekolah dan pembuatan buku penghubung sekolah dan orang tua yang dibagikan kepada setiap siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah: pembinaan moral siswa yang dilakukan oleh wali kelas di SMA Negeri 1 Tongkuno dengan cara memperlakukan siswa dengan baik, meningkatkan pendidikan agama, mengajarkan tata karma, dan memberikan teladan kepada siswa. Faktor pendukung pembinaan moral adalah: guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Kata Kunci: Guru dan Pembinaan Mora
    corecore