17 research outputs found
HUBUNGAN RIWAYAT SEROTINUS, STRES DAN DISFUNGSI UTERUS HIPOTONIK DENGAN RESIKO TERJADINYA SEROTINUS DI RS MADINAH KASEMBON
Kehamilan dan Persalinan Serotinus Dengan Riwayat serotinus Resiko meningkat karna berbagai macam kejadian luar biasa pada kehamilan serotinus sebelumnya berpengaruh terhadap Uterus ibu yang menyebabkan Kontraksi yang tidak adekuat , Ibu hamil yang sering mengalami stress pada masa kehamilan berpengaruh terhadap produksi hormone Terutama Hormon persalinan, semakin sering ibu mengalami stress maka semakin sedikit hormone yang di produksi untuk menimbulkan kontraksi, Disfungsi Uterus Hipotonik beresiko terjadinya serotinus karna uterus tidak berkontraksi sehingga tidak menimbulkan persalinan factor resiko yang mempengaruhi serotinus diantaranya Riwayat Serotinus, Stres, dan Disfungsi Uterus HipotonikTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Riwayat Serotinus, Stres, dan Disfungsi Uterus Hipotonik dengan Resiko terjadinya Serotinus di RS. Madinah Kasembon. Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif (Deskriptif Korelatif) dengan Rancangan Cross sectional. Dengan Teknik pengambilan sampel adalah Total sampling yaitu semua populasi d jadikan sampel. Analisis yang di gunakan adalah Regresi Linear Berganda. Variabel Riwayat Serotinus (X1), stres (X2), disfungsi Uterus Hipotonik (X3) dan resiko terjadinya serotinus (Y)Hasil analisa Data yaitu Variabel X1 (Riwayat Serotinus ) yaitu Thitung T 0,05 yaitu 5,634 2,053 yang artinya memiliki hubungan yang signifikan antara riwayat serotinus dengan resiko terjadinya serotinus. Variabel X2 (Stres ) yaitu ThitungT 0,05 Yaitu 3,220. 2053 yang artinya memiliki hubungan yang signifikan antara Stres dengan Resiko terjdinya Serotinus . Variabel X3 ( Disfungsi Uterus Hipotonik ) yaitu Thitung T 0,05Yaitu 3120 2053 artinya Disfungsi Uterus Hipotonik memiliki hubungan yang signfikan antara Disfungsi Uterus Hipotonik dengan Resiko Terjadinya Serotinus. Nilai Fhitung 12.891F 0,052,96 hal ini menunjukan bahwa Variabel Riwayat Serotinus (X1), stres (X2) ,disfungsi Uterus Hipotonik (X3) memiliki memiliki hubungan yang Signifikan,. NilaiRsquaredarivariabel X1,X2,X3 sebesar 0,598 ( 59,8 % ) Yang artinya Hubungan Riwayat Serotinus, Stres, dan Disfungsi Uterus Hipotonik Dengan ResikoTerjadinya Serotinus sebesar 59,8 % sedangkan 40,2 % di pengaruh ioleh faktor lain yang tidak di teliti. Variabel yang dominan adalah X3 (Riwayat Serotinus ) yang lebih beresiko terjadinya Serotinus.
STUDI TENTANG KONDISI KETUBAN DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN RESIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kondisi ketuban dan umur kehamilan dengan resiko terjadinya asfIksia neonatorum. Berdasarkan studi penelitian yang peneliti lakukan pada bulan oktober 2020 di dapatkan data bulan Juli-agustus 2020 berjumlah 102 persalinan. Dari data tersebut diperoleh 32 bayi yang mengalami asfiksia. Dari 32 bayi tersebut, 24 diantaranya mengalami asfiksia karena pecahnya ketuban lebih dari 12 jam. Dan 8 diantaranya mengalami asfiksia karena persalinannya pada usia kehamilan 37 minggu. Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode pengampilan sampel adalah secara total sampling, tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di RS. Karitas. Waktu penelitian Januari - Maret 2021, populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang . Analisa data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan antara lama pecahnya ketuban dengan resiko terjadinya asfiksia yang dibuktikan dengan Thitung (X1) 4.939 dari Ttabel yaitu 2.045. Sedangkan untuk Thitung usia kehamilan (X2) 3,956dari Ttabel yaitu 2.045 yang memiliki arti adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan saat lahir dengan resiko terjadinya asfiksia neonatorum
TINGKAT PENGETAHUAN, POLA KEBIASAAN LINGKUNGAN HIDUP BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMILIH KONDISI GARAM
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Yodium yang ditambahkan ke garam memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh, pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi otak. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi mikro di Indonesia yang mempunyai dampak langsung ataupun tidak langsung pada kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pola kebiasaan lingkungan hidup dan motivasi ibu dalam memilih kondisi garam untuk makanan keluarga.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi adalah semua ibu rumah tangga di Lingkungan Wilayah RT 01 RW 02 Desa Polagan Sampang yaitu sebanyak 42 orang. Sampel sebanyak 42 orang didapatkan dengan teknik sampling total populasi. Analisa data dengan menggunakan model regresi linier berganda. Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat pengetahuan dan pola kebiasan lingkungan hidup berhubungan dengan motivasi ibu dalam memilih kondisi garam
HUBUNGAN JENIS KONTRASEPSI, RIWAYAT PERSALINAN, TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HIGYNE DENGAN KONDISI KESEHATAN REPRODUKSI PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUN JARUMAN DESA WAJAK KABUPATEN MALANG
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis kontrasepsi, riwayat persalinan, tingkat pengetahuan personal higyne dengan kondisi kesehatan reproduksi pada wanita usia subur. Berdasarkan studi penelitian yang peneliti lakukan pada bulan Desember 2021 di dapatkan 15 wanita usia subur, 12 dari wanita usia subur mengatakan sering mengalami gatal gatal, kepututihan pada daerah kewanitaan. 15 orang dari wanita usia subur menyatakan ketika mengalami masalah tersebut jarang untuk di periksakan hanya dilakukan penanganan seperti menggunakan larutan antiseptik tetapi masalah tidak terselesaikan. Begitu juga 15 dari wanita usia subur 7 di antaranya menggunakan kontrasepsi suntik dan 8 wanita usia subur menggunakan kontrasepsi pil. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode pengampilan sampel adalah secara total sampling, tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di Dusun Jaruman Desa Wajak Kabupaten Malang. Waktu penelitian Mare- - April 2022, populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 wanita usia subur. Analisa data menggunakan regresi linear berganda. Dari hasil analisa statistic deskriptif terhadap variabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kontrasepsi, riwayat persalinan, tingkat pengetahuan personal higyne dengan kondisi kesehatan reproduksi pada wanita usia subur yang dibuktikan dengan nilai Fhitung504.939 Ftabel yaitu 2,63
HUBUNGAN KONDISI PECAHNYA KETUBAN DAN USIA KEHAMILAN SAAT LAHIR DENGAN RESIKO TERJADINYA IKTERUS DI RSU. BEN MARI MALANG
Menurut World Health Organization (WHO) di negara berkembang, kematian maternal berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju, kematian maternal berkisar antara 5-10 perkelahiran hidup ( Hartono, 2010 )Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Hubungan Kondisi Pecahnya Ketuban Dan Usia Kehamilan Saat Lahir Dengan Resiko Terjadinya Ikterus di RSU. Ben Mari Malang. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda.Nilai thitung untuk variable Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) sebesar 2,881 -t0,05 (1,701) artinya terdapat hubungan antara Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) dengan Resiko Terjadinya Ikterus (Y) dengan signifikan 0,008 0,05. Nilai thitung untuk variable Usia Kehamilan Saat Lahir (X2) sebesar 2,679 t0,05 (1,701) artinya ada hubungan yang signifikan antara variable Usia Kehamilan Saat Lahir (X2) dengan Resiko Terjadinya Ikterus (Y) dengan signifikan sebesar 0,012 0,05. Nilai Fhitung sebesar 47.275 F0,05 (3,34) dengan nilai signifikan sebesar 0,000 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara Kondisi Pecahnya Ketuban (X1) Dan Usia Kehamilan Saat Lahir (X2) Dengan Resiko Terjadinya Ikterus. Adanya persamaan antara hasil penelitian yang telah dilakukan dengan teori yang telah ada serta penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain
HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL TM II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUREN
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan di mana seseorang mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) ttabel yaitu 0,724 ttabel yaitu (4,018) >(2,045) yang berarti ada hubungan yang signifikan terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis. Nilai Fhitung> Ftabel yaitu 4,018 > 2,045 yang berartinya adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Tinngi Badan (X1) dan Nutrisi ibu hamil (X2) dengan Resiko terjadinya Kekurangan Energi Kronis(Y). Dengan nilai Rsquare sebesar 0,377 yang artinya bahwa variabel bebas Tinggi Badan(X1) dan Nutrisi Ibu Hamil (X2) memiliki hubungan terhadap Resiko Terjadinya Kekurangan EnerginKronis (Y) sebesar 37,7% sedangkan 62,3% lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. Yang lebiih dominan dari kedua variabel bebas tersebut adalah variabel X2 (Nutrisi Ibu hamil) yang dapat dilihat dari nilai thitung (4,018) > ttabel (2,045
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PROSES PERSALINAN DI PUSTU TLOGOREJO DESA WAJAK KAB. MALANG
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan sarana yang penting untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Komunikasi terapeutik merupakan kemampuan atau keterampilan bidan dalam membantu pasien menyesuaikan diri dengan stress yang dihadapi, mengatasi gangguan psikologis, dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Suatu komunikasi yang hendak dilaksanakan dengan kesadaran, memiliki tujuan dan terfokus untuk perkembangan kesembuhan pasien merupakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik cenderung kepada komunikasi antar pribadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik dan dukungan keluarga terhadap proses kelancaran persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan perlakuan, kuisioner, wawancara, dan observasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling jenuh dan analisa data menggunakan uji T.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi terapeutik (X1) yaitu Thitung>Ttabel(0,05) dimana (X1) sebesar (7,001>3,057) Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara komuniksi terapeutik terhadap proses kelancaran persalinan (Y). Hasil analisis dukungan keluarga (X2) (7,800>3,057). Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap peruses kelancaran persalinan (Y)
HUBUNGAN SENAM HAMIL, DUKUNGAN SUAMI DAN DUKUNGAN BIDAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENJELANG PERSALINAN DI BPS NY. HJ. M. INDRIYATI
Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal. Perasaan positif dan partisipasi aktif ibu bersalin membuat kondisi kejiwaan ibu lebih tenang yang sangat mendukung kelancaran persalinan dan tidak menyebabkan stres pada bayi. Hal ini dapat difasilitasi melalui dukungan dari suami dan bidan yang membantu saat proses persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan senam hamil, dukungan suami dan dukungan bidan dengan tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan di BPS Ny. Hj. M. Indriyati Malang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent (Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang berada di BPS Ny. Hj. M. Indriyati Malang dengan sampel sejumlah 36 orang diambil dengan teknik sampel purposive sampling.Instrumen dengan menggunakan kuesioner,lembar observasi, dan lembar wawancara.Analisa data menggunakan persamaan regresi linier berganda.Untuk menguji pengaruh variabel bebas dan terikat secara bersama-sama digunakan pendekatan analisis ragam regresi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara senam hamil dengan tingkat kecemasan ; ada hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan, ada hubungan dukungan bidan dengan tingkat kecemasan; variabel dukungan suami mempunyai hubungan yang lebih dominan terhadap tingkat kecemasan Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang cara mengatasi tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil, dengan tehnik relaksasi
HUBUNGAN ANEMIA DAN PREEKLAMSI PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU
Penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah (BBLR) Perempuan yang menderita anemia menyebabkan kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital bagi ibu dan janin berkurang serta akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR (kurang dari 2,5 kg).Pada kasus preeklampsi, tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Anemia dan Preeklamsi pada Kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Baptis Batu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pedekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Anemia (X1) dan Pre-eklamsi (X2) dan variable dependen adalah resiko terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari ibu yang anemia dan pre-eklamsi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari ibu yang anemia dan pre-eklamsi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli-Agustus dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah menggunakan regresi linier berganda.
Hasil analisis data menunjukan bahwa dua variabel yang secara statistik berpengaruh secara nyata terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu Anemia dengan kejadian BBLR yang dibuktikan dengan nilai variabel X1 Anemia yaitu thitung >ttabel sebesar 2,137>2,052, dan terdapat hubungan yang signifikan antara Preeklamsi dengan kejadian BBLR yaitu thitung >ttabel sebesar 8,089>2,052. Nilai Rsquare sebesar 0,713artinya kedua variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) sebesar 71,3 %, sedangkan 28,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dilihat dari hubungan kedua variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Preeklamsi) lebih dominan dibandingkan dengan X1 (Anemia) terhadap Kejadian BBLR (Y)
POSISI SETENGAH DUDUK DAN CARA MENUNJANG KERAMPANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM DERAJAT I DAN II DI BPS BIDAN MARIA KELURAHAN MADYOPURO KECAMATAN KEDUNG KANDANG MALANG
Ruptur perineum dapat terjadi hampir pada semua persalinan pertama, dan tidak jarang pada persalinan berikutnya. Ruptur perineum pada dasarnya tidak membahayakan namun jika tidak mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat dan baik akan menyebabkan perdarahan yang hebat, infeksi, sehingga dapat menyebabkan kematian ibu post partum.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan posisi setengah duduk dan cara menunjang kerampang dengan kejadian ruptur perineum derajat I dan II di BPS Bidan Maria.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin pada bulan April-Mei di BPS Bidan Maria Kelurahan Madyopuro Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang sebanyak 20 orang. Sampel sejumlah 20 orang diambil dengan sampel jenuh yakni 10 ibu bersalin dengan posisisi setengah duduk dan 10 ibu bersalin yang dilakukan menunjang kerampang dan mengalami rupture perineum derajat I dan II pada bulan April-Mei tahun 2016. Variabel independent dalam penelitian ini adalah posisi setengah duduk (X1) dan cara menunjang kerampang (X2), sedangkan variabel dependent adalah kejadian ruptur perineum derajan I dan II (Y). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner,wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisa data dengan regresi linier. Hasil penelitian diketahui ada hubungan signifikan posisi setengah duduk (X1) dan cara menunjang kerampang (X2), terhadap ruptur perineum derajat I dan II (Y) serta penatalaksanaan menunjang kerampang yang benar dapat mengurangi robekan perineum derajat I dan I