13 research outputs found

    Isolation of Surveillance Pathogenic Fungal Microbial Contaminant on Mobile Phone

    Get PDF
    AIM: Mobile phone has been used daily by almost everyone. This Research surveyed microbial contamination of mobile phones in the faculty of Medicine Universitas Swadaya Gunung Jati and identify the most influential fungal microbial species. METHODS: A group of 15 samples was analysed to identify fungal isolates. The mobile phones were swabbed firmly passing its touch screen using sterile swabs then inoculated into media for fungi. Frequency distribution of isolates was calculated. RESULTS: There were fungal isolates as follows: Aspergillus Orchareus, Aspergillus flavus, Alternaria, Aspergillus niger, Penicillium sp., Cladosporium sp., Candida sp., Aspergillus Fumigatus, and Mucor sp. at the rate of 19, 6, 1, 3, 2, 10, 2, 52, 2%, respectively. CONCLUSION: The research indicates that all mobile phones were considerably having microbial infection, mostly from humans’ natural flora and also from the air and soil. This determines that it is necessary to sterilize hands prior to a contact with mobile phones since it could lead into disease transmission

    Perbandingan Efektivitas Ekstrak dan Fermentasi Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) Pada Tikus Putih Yang Dibuat Hiperkolesterolemia

    Get PDF
    Latar belakang: Low density lipoprotein (LDL) merupakan jenis kolesterol berbahaya dan paling banyak terdapat di dalam darah. Modifikasi diet dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL salah satunya adalah mengonsumsi buah yang kaya antioksidan. Kandungan antioksidan buah naga merah lebih tinggi ketika di ekstrak atau di fermentasi. Penelitian ini membandingkan efektifitas ekstrak dengan fermentasi buah naga merah terhadap kadar kolesetrol LDL. Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan efektifitas ekstrak dan fermentasi buah naga merah terhadap penurunan kadar kolesetrol LDL. Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan pre and posttest control group design. Penelitian menggunakan enam kelompok, yaitu satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok kontrol postif diberi simvastatin, kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah 60mg/200gbb, kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah 90mg/200gbb, kelompok perlakuan fermentasi buah naga merah 60/200gbb dan kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah dosis 90mg/200gbb. Hasil: Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1.2,3 dan 4 menunjukan perbedaan yang signikan dengan nilai p=0.000 (p<0.05). Rata – rata  penurunan antara kelompok ekstrak buah naga merah 60mg/200gbb (26,06mg/dl) dengan fermentasi buah naga merah (9,71mg/dl) dosis 60mg/200gbb memiliki perbedaan bermakna dengan p=0.000 (p<0.05), sedangkan Rata – rata penurunan antara kelompok ekstrak buah naga merah 90mg/200gbb (45,95mg/dl) dengan fermentasi buah naga merah dosis 90mg/200gbb (32,02mg/dl) memiliki perbedaan bermakna dengan p=0.000 (p<0.05). Simpulan: Ekstrak buah naga merah memiliki kemampuan menurunkan LDL tikus putih lebih efektif dibandingkan dengan fermentasi buah naga merah. Kata kunci: Ekstrak buah naga merah, fermentasi buah naga merah, kolesterol LDL  Background: Low density lipoprotein (LDL) is a type harmful cholesterol and most abundant in blood. LDL cholesterol can be scaled with plenty of antioxidant fruit. I choose red dragon fruit because it has a high antioxidant. Red dragon fruit extract and fermented red dragon fruit has a high antioxidant compared with red dragon fruit unprocessed. Objective: To have evidence different of effectiveness extract and fermented red dragon fruit on decrease of LDL cholesterol. Methods: Experimental research with pre and posttest control group design. This study used six groups, namely the negative control group, a positive control group were given simvastatin, the first treatment group was given a red dragon fruit extracts 60 mg, second treatment group was given a red dragin fruit extract 90 mg, third treatment group was given fermented red dragon fruit 60 mg, and the last treatment group were given fermented red dragon fruit 90 mg Results: The negative control group showed a significant decrease of LDL compared with the treatment group p=0.00 (p<0.05). the treatment group with extract red dragon fruit 60mg200gbb (26.06mg/dl) compared with the group with fermentation of red dragon fruit 60mg/200gbb (9.71mg/dl) showed a significant decrease of LDL p=0.00 (p<0,05).then the treatment group with extract red dragon fruit 90mg/200gbb (45.95mg/dl) compared with the group with fermentation of red dragon fruit 90mg/200gbb (32.02mg/dl) showed a significant decrease of LDL p=0.00 (p<0,05). Conclusion: Red dragon fruit extract had a greater effect than fermentation of red dragon fruit to decrease LDL level.  Keywords: Cholesterol LDL, fermented red dragon fruit, Red dragon fruit extract

    Hubungan antara Jenis Persalinan dengan Kondisi Janin Saat Lahir pada Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2017

    Get PDF
    ABSTRAKLatar Belakang: Preeklampsia adalah suatu penyakit yang dialami oleh ibu hamil yang ditandai dengan adanya tanda-tanda hipertensi (tekanan darah tinggi), edema (pembengkakan), dan proteinuria (kadar protein dalam urin meningkat). Dampak preeklampsia pada ibu adalah eklampsia, dan sindrom HELLP yaitu hancurnya sel darah merah, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah yang dapat menyebabkan kematian pada ibu bahkan janinnya. Sedangkan dampak preeklampsia pada janin adalah kekurangan nutrisi, yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan, BBLR, asfiksia neonatorum, dan prematur yang dapat menimbulkan cacat janin yang lebih besar. Jenis persalinan pada ibu preeklampsia, dapat dilakukan dengan cara induksi persalinan agar dapat lahir dengan persalinan normal atau seksio sesarea. Tujuan: Menganalisis Hubungan antara Jenis Persalinan dengan Kondisi Janin Saat Lahir pada Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2017. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara Total Sampling. Data yang sudah dikumpulkan diolah metode analisis tabulasi silang (crosstabs) dengan uji chi-square. Hasil: Kejadian ibu preeklampsia sebanyak 236 responden dengan preeklampsia ringan terdapat sebanyak 65 responden (27,5%) mengalami persalinan normal dan sebanyak 17 responden (7,2%) mengalami persalinan caesar, sedangkan untuk  responden yang preeklampsia berat terdapat sebanyak 98 responden (41,5%) dan mengalami persalinan normal sebanyak 56 responden (23,7%)  mengalami persalinan caesar. analisis hubungan didapatkan bahwa nilai p sebesar 0,013 (p ≤0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara kejadian preeklampsia pada ibu bersalin dengan jenis persalinan dan kondisi janin saat lahir di RSUD Waled Kabupaten Cirebon.Kata Kunci: Preeklampsia, Jenis Persalinan, Kondisi Janin ABSTRACTIntroduction: Preeclampsia is a disease of pregnant women characterized by signs of hypertension (high blood pressure), edema (swelling), and proteinuria (increased urinary protein levels). Several effect of preeclampsia on the mother is eclampsia, and HELLP syndrome is the destruction of red blood cells, elevated liver enzymes, and low platelet counts that can cause death to the mother and even the fetus. Several effects of preeclampsia on the fetus are nutritional deficiencies, which can lead to impaired fetal growth in uterine, LBW, neonatal asphyxia, and prematures that can cause greater fetal deformities. The type of labor in the mother of preeclampsia, can be done by induction of labor in order to be born with a normal delivery or cesarean section. Objective: To analyze the relationship between preeclampsia incidence in maternal mothers with the type of childbirth in RSUD Waled Kabupaten Cirebon in 2017. Methods: The type of research used is observational analytic research with cross sectional method. Sampling technique by Total Sampling. The collected data was processed by cross-tabulation analysis method (crosstabs) with chi-square test. Results: The incidence of preeclampsia mothers was mild preeclampsia with experienced normal and Caesarean delivery delivery of 65 respondents (27.5%) and 17 respondents (7.2%), respectively. Meanwhile the incidence of preeclampsia mothers was severe preeclampsia with experienced normal and Caesarean delivery delivery of 98 respondents (41.5%)% and 56 respondents (23.7%), respectively. Relationship analysis found that the p value of 0.013 (p ≤0.05). Conclusions: There is a correlation between preeclampsia incidence in maternal mother with type of childbirth and condition of fetus at birth in RSUD Waled Kabupaten Cirebon.Keywords: Preeclampsia, Type of Labor, Fetal Condition

    HUBUNGAN USIA IBU BERESIKO DENGAN ANGKA KEJADIAN PRETERM DI WILAYAH PUSKESMAS PERKOTAAN (Studi Observasi di Puskesmas Gunung Sari, Kesambi, dan Jalan Kembang Kota Cirebon)

    Get PDF
    ABSTRAKPendahuluan : Kelahiran kurang bulan (Preterm) adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan neonatus yang dilahirkan kurang dari 37 minggu atau terlalu dini. Kelahiran Preterm merupakan masalah gelobal, karena 1,1 juta bayi di dunia meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi dari kelahiran preterm dan terdapat lebih dari 60% terjadi di Negara Asia dan Afrika. Salah satu faktor resiko preterm adalah usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua saat melahirkan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan kejadian preterm di Puskesmas Gunung Sari, Kesambi, dan Jalan Kembang Kota Cirebon. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 1.877 ibu melahirkan selama 3 tahun di Puskesmas Gunung Sari, Kesambi dan Jalan Kembang Kota Cirebon. Teknik pengambilan sampel dengan cara Total Sampling. Instrumen yang digunakan adalah  buku kohort ibu. Analisis data menggunakan analisis univariat dang analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil Penelitian : Dari 1.877 responden, ibu yang memiliki usia beresiko yaitu 35 tahun sebanyak 291 (15.5%). Untuk kejadian preterm di dapatkan 31 kejadian (sangat prematur = 6 kejadian, premetur sedang = 12 kejadian, dan borderline premature = 13 kejadian) dengan usia ibu beresiko sebanyak 17 responden dan usia ibu yang tidak beresiko sebanyak 14 responden. Di dapatkan nilai p value 0.000 dan rasio prevalens 3.812. Kesimpulan : Ada hubungan usia ibu beresiko dengan angka kejadian preterm di wilayah perkotaan. Kata Kunci : preterm, Puskesmas Gunung Sari, Puskesmas Kesambi, Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon, Usia ibu.  ABSTRACT Introduction: Preterm birth is the term used to define born neonates who are born less than 37 weeks or earlier. A Preterm birth is a global problem because there are 1.1 million of infants die in annual caused by the complication of preterm birth and it happens more than 60% in Asian and African Countries. The most risk factor of preterm birth is pregnancy in adolescence or in old age during childbirth. Objectives: To know the correlation between risk maternal age and preterm birth at Gunung Sari public health, Kesambi, and Jalan Kembang Cirebon CitY. Method: This research was conducted by using cross sectional method with 1.877 birth mothers for last 3 years at Gunung Sari public health, Kesambi and Jalan Kemban Cirebon City. The sampling technique used Total Sampling. The instruments of the research used mother’s cohort book. The data analysis of the research used univariate analysis and bivariate analysis with chi square test. Results: For 1,877 respondents, the maternal who had riskedage,it was obtained that more than 20 years old (35 years old was 291 (15.5%). For number of preterm itself, it was obtained 31 cases ( Extremely Premature = 6 cases, Moderately Premture = 12 cases, and borderline preterm = 13 cases), with the risked maternal age got preterm was 17 respondents and not risked maternal age was 14 respondents. It was obtained that p value was 0.000 and prevalent ratio was 3.812.  Finding: There was a correlation between maternal age and number of preterm birth in urban area. Keywords: Preterm, Gunung Sari public health, Kesambi and Jalan Kembang Cirebon City, maternal age

    In Vitro Study of Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz Leaves Extract against Hepatitis C Virus

    Get PDF
    Garcinia dulcis is a plant commonly used in traditional medicine in tropical regions. It has anti-bacterial, anti-inflammatory, anti-tumor, and anti-malaria properties. Despite its potential benefits, studies on its effectiveness as an antiviral are limited. This study investigated the antiviral properties of G. dulcis leaf extract against the JFH-1 strain genotype 2a as a treatment for Hepatitis C Virus (HCV). Huh7it-1 cells infected with the HCV genotype 2a strain JFH-1 were used to determine the antiviral effect of methanol extracts of G. dulcis leaves (GD-LE). GD-LE antiviral activity was investigated using a focus-forming assay for anti-HCV and 3-(4,5-Dimethylthiazol-2-yl)-2,5-Diphenyltetrazolium Bromide (MTT) assay for cytotoxicity. A time-of-addition study of anti-HCV was also performed to determine the mode of action of GD-LE. The results showed that GD-LE inhibited HCV replication with an IC50 of 17.06 µg/mL without giving any toxicity to the cells. The mode-of-action of GD-LE was found to inhibit HCV replication in the co-addition and post-infection stages. These findings suggest that GD-LE could be a promising candidate for anti-HCV treatment. However, further study regarding GD-LE bioactive compound isolation needs to be done to prepare an effective antiviral

    Aktivitas Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Karsinoma Hepatoseluler Strain HUH7IT-1 Cell Line

    Get PDF
    ABSTRAKLatar Belakang: Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan tumor ganas hati primer dengan prognosis pada umumnya dapat menyebabkan kematian. Studi awal penelitian antiviral hepatitis C pada tumbuhan Sirsak (Annona muricata L.) pada konsentrasi 20 μg/mL memperlihatkan toksisitas yang sangat tinggi terhadap Huh7it-1 cell line, yang diindikasi memiliki potensi anti kanker terhadap sel hati, sehingga penelitian ini bertujuan menguji beberapa konsentrasi lebih rendah pada ekstrak metanol daun Annona muricata L. (EMDAM) terhadap Karsinoma Hepatoseluler strain Huh7it-1 cell line.Metode: Sel diuji dengan konsentrasi 20, 10, 5, 2.5, 1.25, 0.6, 0.3 μg/mL selama 48 jam. Sitotoksisitas EMDAM terhadap Huh7it-1 dilihat dengan mikrokop inverted dan selanjutnya diukur dengan metode MTT [3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium].Hasil: Hasil uji menunjukkan sel memperlihatkan bentuk tidak monolayer pada mikroskop inverted dengan sitotoksisitas hingga konsentrasi terendah pada 0.3 μg/mL mencapai 84,7%, sehingga konsentrasi 50% Sitotoksisitas (CC50) < 0.3 μg/mL.Simpulan: Hasil uji mengindikasi bahwa EMDAM memiliki potential terhadap aktivitas anti kanker hati. Studi lebih lanjut diperlukan untuk purifikasi untuk senyawa aktif sebagai antikanker atau target mekanisme terhadap aktivitas anti kanker hati.Kata kunci: Karsinoma Hepatoseluler, Huh7it-1, Sitotoksisitas, Annona muricataABSTRACTBackground: Hepatocellular carcinoma (HCC) is a malignant tumor of liver cells with prognosis can cause death within 2-3 months. Previous studies of Annona muricata L. on anti-HCV studies at concentrations of 20 μg / mL showed very high toxicity to Huh7it-1 cell line, it was indicated to have anti-cancer potential of liver cells, so this study tested the potency of anticancer activity extract methanol leaf Annona muricata L. (EMDAM) against Hepatocellular Carcinoma Huh7it-1 strain cell line with low dose.Methods: Cells were tested with concentrations of 20, 10, 5, 2.5, 1.25, 0.6, 0.3 μg / mL for 48 hours. The EMDAM cytotoxicity of Huh7it-1 was seen with an inverted microcomputer and then measured with MTT assay [3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium].Results: The results showed that the cells presented non-monolayer form in an inverted microscope with cytotoxicity until the lowest concentration of 0.3 μg / mL reached 84.7%, thus concentrating 50% cytotoxicity (CC50) <0.3 μg / mL.Conclusion: The results indicate that EMDAM has the potential for anti-liver cancer activity. Further studies are needed for purification for active compounds as anticancer or target mechanisms against anti-liver cancer activity.Keywords: Hepatocellular carcinoma, Huh7it-1, Cytotoxicity, Annona muricat

    Perbandingan Efektivitas Ekstrak dan Fermentasi Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) Pada Tikus Putih Yang Dibuat Hiperkolesterolemia

    No full text
    Latar belakang: Low density lipoprotein (LDL) merupakan jenis kolesterol berbahaya dan paling banyak terdapat di dalam darah. Modifikasi diet dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL salah satunya adalah mengonsumsi buah yang kaya antioksidan. Kandungan antioksidan buah naga merah lebih tinggi ketika di ekstrak atau di fermentasi. Penelitian ini membandingkan efektifitas ekstrak dengan fermentasi buah naga merah terhadap kadar kolesetrol LDL. Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan efektifitas ekstrak dan fermentasi buah naga merah terhadap penurunan kadar kolesetrol LDL. Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan pre and posttest control group design. Penelitian menggunakan enam kelompok, yaitu satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok kontrol postif diberi simvastatin, kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah 60mg/200gbb, kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah 90mg/200gbb, kelompok perlakuan fermentasi buah naga merah 60/200gbb dan kelompok perlakuan ekstrak buah naga merah dosis 90mg/200gbb. Hasil: Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1.2,3 dan 4 menunjukan perbedaan yang signikan dengan nilai p=0.000 (p<0.05). Rata – rata  penurunan antara kelompok ekstrak buah naga merah 60mg/200gbb (26,06mg/dl) dengan fermentasi buah naga merah (9,71mg/dl) dosis 60mg/200gbb memiliki perbedaan bermakna dengan p=0.000 (p<0.05), sedangkan Rata – rata penurunan antara kelompok ekstrak buah naga merah 90mg/200gbb (45,95mg/dl) dengan fermentasi buah naga merah dosis 90mg/200gbb (32,02mg/dl) memiliki perbedaan bermakna dengan p=0.000 (p<0.05). Simpulan: Ekstrak buah naga merah memiliki kemampuan menurunkan LDL tikus putih lebih efektif dibandingkan dengan fermentasi buah naga merah. Kata kunci: Ekstrak buah naga merah, fermentasi buah naga merah, kolesterol LDL  Background: Low density lipoprotein (LDL) is a type harmful cholesterol and most abundant in blood. LDL cholesterol can be scaled with plenty of antioxidant fruit. I choose red dragon fruit because it has a high antioxidant. Red dragon fruit extract and fermented red dragon fruit has a high antioxidant compared with red dragon fruit unprocessed. Objective: To have evidence different of effectiveness extract and fermented red dragon fruit on decrease of LDL cholesterol. Methods: Experimental research with pre and posttest control group design. This study used six groups, namely the negative control group, a positive control group were given simvastatin, the first treatment group was given a red dragon fruit extracts 60 mg, second treatment group was given a red dragin fruit extract 90 mg, third treatment group was given fermented red dragon fruit 60 mg, and the last treatment group were given fermented red dragon fruit 90 mg Results: The negative control group showed a significant decrease of LDL compared with the treatment group p=0.00 (p<0.05). the treatment group with extract red dragon fruit 60mg200gbb (26.06mg/dl) compared with the group with fermentation of red dragon fruit 60mg/200gbb (9.71mg/dl) showed a significant decrease of LDL p=0.00 (p<0,05).then the treatment group with extract red dragon fruit 90mg/200gbb (45.95mg/dl) compared with the group with fermentation of red dragon fruit 90mg/200gbb (32.02mg/dl) showed a significant decrease of LDL p=0.00 (p<0,05). Conclusion: Red dragon fruit extract had a greater effect than fermentation of red dragon fruit to decrease LDL level.  Keywords: Cholesterol LDL, fermented red dragon fruit, Red dragon fruit extract

    Efektivitas Pemberian Ekstrak Almond terhadap Jumlah Morfologi Sperma Mencit Jantan Putih (Mus musculus) Galur Swiss Webster yang Dipapar Asap Rokok

    No full text
    ABSTRAKLatar Belakang : Spermatozoa merupakan sel yang dihasilkan oleh fungsi reproduksi pria. Salah satu kelainan yang terkait yaitu infertilitas dengan penyebab utamanya merokok. Akibat hipoksia jaringan dikarenakan karbon monoksida dari asap rokok sehingga radikal bebas meningkat pada jaringan reproduksi. Antioksidan memiliki peran yang fundamntal dalam eliminasi dari radikal bebas di dalam jaringan, mengurangi apoptosis yang disebabkan oleh stres oksidatif. Kandungan antioksidan pada kacang almond berpengaruh dalam proses perbaikan pembentukan sperma dan morfologi dari sperma.Oleh karena itu perlu diteliti mengenai efektivitas pemberian ekstrak almond terhadap morfologi sperma yang dipapar asap rokok.Tujuan : Mengetahui efektivitas pemberian ekstrak kacang almond terhadap morfologi sperma pada mencit jantan yang dipapar asap rokok.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain -Post test only design. Sampel adalah 24 ekor mencit putih dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok Kontrol (akuades, tanpa asap rokok), Kelompok Perlakuan 1 (akuades, dengan asap rokok), Kelompok Perlakuan 2 (asap rokok dengan akuades dan ekstrak kacang almond dengan dosis 7 mg/20 g), dan Kelompok Perlakuan 3 (asap rokok, ekstrak akuades dan kacang almond dengan dosis 15 mg/20 g). Pemberian dilakukan secara sonde oral.Hasil : Hasil menunjukan adanya penurunan jumlah morfologi sperma pada KP1 dibandingkan dengan KK (21.190±0.323 dan 37.128±0.1877% dengan p <0.001). peningkatan jumlah morfologi sperma normal pada KP2 dan KP3 (32.1043±0.54 dan 35.3771±0.93 dengan p <0.001). Kesimpulan : Ekstrak kacang almond mempunyai efektivitas dalam meningkatkan jumlah morfologi sperma mencit jantan putih yang dipapar asap rokok.Kata Kunci: Almond, Antioksidan, Ekstrak Almond, Spermatozoa, MorfologiABSTRACTBackground : Spermatozoa are cells produced by the male reproductive system. Infertility, a common disorder of the reproductive system, is known to correlate with cigarette smoke. Carbon monoxide from cigarette smoke may cause tissue hypoxia, leading to an increase of free radicals in the system. Antioxidants have a fundamental role in the elimination of free radicals inside the tissues and reducing oxidative stress-related apoptosis. The antioxidants in almond nuts may have an impact towards sperm production and morphology. Thus, its effectiveness towards sperm morphology in subjects previously exposed to cigarette smoke must be studied. Goals : To determine the efficacy of almond extract administration towards sperm morphology in male rats previously induced with cigarette smoke. Method : This study is an experimental study with a post-test only design. A total of 24 white rats with certain criteria were used as samples and randomly divided into 4 groups; control group (aquadest, no cigarette smoke), treatment group 1 (aquadest, with cigarette smoke), treatment group 2 (cigarette smoke, aquadest, 7 mg/20g of almond extract), and treatment group 3 (cigarette smoke, aquadest and 15 mg/20 g of almond extract). All treatments were administered using oral sonde. Results : We observed a decrease of normal-morphology sperm in KP1 compared with KK (21.190±0.323 and 37.128±0.1877% with a p <0.001). We observed an increase of normal-morphology sperm in KP2 and KP3 (32.1043±0.54 and 35.3771±0.93 with a p <0.001). Conclusion : Almond nut extract has an effectiveness in increasing the morphology of sperm white mice exposed to cigarette smoke.Keywords: Almond, Almond extract, Antioxidant, Morphology, Spermatozoa

    Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Annona Muricata L. Dan Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar

    No full text
    ABSTRAK Peningkatan kadar glukosa darah menjadi salah satu pertanda terhadap gejala penyakit diabetes. Terapi obat standar diabetes adalah metformin. Metformin mempunyai efek samping yang cukup banyak, yaitu pada gastrointestinal, risiko asidosis laktat, defisiensi vit b12. Terapi herbal diyakini sebagai alternatif pengobatan diabetes, salah satunya adalah dengan menggunakan daun sirsak dan binahong. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun sirsak, ekstrak etanol daun binahong, kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan binahong terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre and post test control group design. Hewan coba 35 tikus putih jantan galur Wistar setelah diinduksi streptozotocin nicotinamide, dibagi secara acak kedalam 7 kelompok (n=5), yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6 dan K7. K1 diberi makan standar dan akuades. K2 diberi ekstrak etanol daun sirsak 400mg/kgBB. K3 diberi ekstrak etanol daun sirsak 800mg/kgBB. K4 diberi ekstrak etanol daun binahong 400mg/kgBB. K5 diberi ekstrak etanol daun binahong 400mg/kgBB. K6 kombinasi ekstrak etanol daun sirsak 400mg/kgBB dan binahong 200mg/kgBB. K7 diberi kombinasi ekstrak etanol daun sirsak 800mg/kgBB dan binahong 400mg/kgBB selama 2 minggu. Analisis data menggunakan One way ANOVA dengan pos hoc LSD dan uji parametrik T berpasangan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat penurunan kadar glukosa darah secara bermakna (p<0.05) pada K2,K3,K4,K5,K6 dan K7  (dengan masing-masing 111.228 mg/dl, 145.712 mg/dl, 118.888 mg/dl, 142.060 mg/dl, 147.126 mg/dl, 129.966 mg/dl).Kata Kunci: Annona muricata L., Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, glukosa darah. ABSTRACT Increased of blood glucose levels with diabetes is very close, so that elevated blood glucose levels can be one of the common signs of diabetes symptoms. Standard diabetes drug therapy is metformin. Metformin has considerable side effects, namely the gastrointestinal, lactic acidosis risk, vitamin b12 deficiency. Herbal therapy is believed to be an alternative treatment of diabetes, one of them is by using soursop leaves and binahong leaves. The purpose of this research is to know effectivity of ethanol extract of soursop leaves, ethanol extract of binahong leaves, combination of ethanol extract of soursop leaves and binahong leaves to blood glucose level in Wistar strain male rats. This research is experimental with pre and post test control group design. Animals tested 35 male Wistar white rats after induced streptozotocin nicotinamide, divided randomly into 7 groups (n = 5), that is K1, K2, K3, K4, K5, K6 and K7. K1 is fed standard and aquadest. K2 was given ethanol extract of soursop leaves 400mg/kgBB. K3 was given ethanol extract of soursop leaves of 800mg/kgBB. K4 given ethanol extract of binahong leaves 400mg/kgBB. K5 given ethanol extract of binahong leaves 400mg/kgBB. K6 combination of ethanol extract of soursop leaves 400mg/kgBB and binahong 200mg/kgBB. K7 was given a combination of ethanol extract of soursop leaves of 800mg/kgBB and binahong 400mg/kgBB for 2 weeks. Analysis of data using One way ANOVA with LSD hoc post and paired T test. The results showed a significant decrease in blood glucose levels (p <0.05) in K2, K3, K4, K5, K6 and K7 with value blood glucose. (111.228 mg/dl, 145.712 mg/dl, 118,888 mg/dl, 142,060 mg/dl, 147.126 mg/dl, 129.966 mg/dl respectively). Keywords: Annona muricata L., Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, blood glucose

    STUDI IN VITRO ANTIVIRUS EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta C.) TERHADAP REPLIKASI VIRUS DENGUE

    No full text
    Latar Belakang: Demam dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) akibat DBD lebih dari 1% dikategorikan tinggi. Terapi untuk DBD yang digunakan saat ini tidak ada yang spesifik, prinsip utama adalah terapi suportif. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengobatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa beberapa senyawa alam (polyphenol) dalam daun singkong memiliki peran sebagai antivirus sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun singkong terhadap replikasi virus dengue. Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian post test control group design. Penelitian ini menggunakan 6 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari  pemberian ekstrak dari daun singkong (Manihot esculenta C.) dengan konsentrasi bertingkat 10 µg/ml, 20 µg/ml, 40 µg/ml, dan 80 µg/ml. Kelompok kontrol yaitu kontrol negatif (K(-)) dan kontrol positif (K(+)), kontrol negatif yaitu pemberian Dimethyl sulfoxide (DMSO) 0,1%, sedangkan kontrol positif yaitu pemberian Cylosphorin A (CyA). Data diuji  menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil: Pada uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan daya hambat ekstrak daun singkong dengan  konsentrasi  10 µg/ml, 20 µg/ml, 40 µg/ml, dan 80 µg/ml (nilai p = 0,005). Simpulan: Ekstrak daun singkong ( Manihot esculenta C.) memiliki daya hambat terhadap replikasi virus dengue.Kata Kunci: Manihot esculenta C., Virus Dengue, Ekstrak daun singkong. ABSTRACTBackground: Dengue fever and Dengue Hemoragic Fever (DHF) are caused by dengue virus, which belongs to the genus Flavivirus and family Flaviviridae. Case Fatality Rate (CFR) due to DHF more than 1% is categorized high. There is no specific therapy for DHF currently used, the main principle is suportive therapy. Therefore an alternative treatment is needed. Some research states that some natural compunds (polyphenols) in cassava leaves have an antiviral role so the objective of this research is to find out the inhibition of cassava leaves extract againts dengue virus replication. Method: The study was experimental with a post-test control group design research design. This study uses 6 groups, namely 2 control groups and 4 treatment groups. The treatment group consisted of cassava leaves(Manihot esculenta C.) extract with a concentration of 10 μg/ml, 20 μg/ml, 40 μg/ml, and 80 μg/ml. The control group was negative control (K (-)) and positive control (K (+)), a negative control is giving Dimethyl sulfoxide (DMSO) 0.1%, while positive control is giving Cylosphorin A (CyA). Data were tested using the Kruskal Wallis test. Result: In the Kruskal Wallis test there were differences in inhibition of cassava leaves extract concentrations of 10 μg/ml, 20 μg/ml, 40 μg/ml, and 80 μg/ml (p value = 0,005). Conclusion: Cassava leaves extract (Manihot esculenta C.) has inhibitory power against dengue virus replication.Keyword: Manihot esculenta C., Dengue Virus, Cassava leaves extract
    corecore