2,210 research outputs found

    We are Kamea Christians Not Because We Sing Like Berrien Springs Christians: Towards a Methodology of Developing a Biblical Theology in Context

    Get PDF
    This paper attempts to demonstrate a methodological approach to doing theology in context. A lot of homogenizations of Western Christianity have very much impacted the way we do church in Melanesia (Pacific Islands). This trend motivated me to ride on the wave of Melanesian thinkers to make theology relevant in the Melanesian context. Title: Explorin

    Generation Y and Z’s Attitude Toward Online Video Advertisement Effect on Impulsive Buying Tendency: Evidence from TikTok

    Get PDF
    This research was carried out to examine the factors impacting the impulsive buying tendency of young consumers, focusing on Generation Y and Z, through online video advertisements on TikTok. TikTok is a growing video-sharing application that supports users to make and share a short video on any topic. This study aims to help enterprises get a better insight into their young consumers. This study utilized the Theory of Reasoned Action (TRA) to examine the relationship between informativeness, entertainment, personalization, credibility, and attitude toward online video advertisement. Also, its impacts towards users’ tendency to buy impulsively. The data were gathered from 322 young participants born from 1981 to 2022. The data was further processed statistically using SPSS and SmartPLS. The findings indicate that the informativeness, entertainment, personalization, and credibility of online video advertisements positively affect attitude toward online video ads. The more positive attitude toward online video ads, the higher the tendency to buy the advertised product impulsively. This study provides practical advice for marketers and brand managers to focus on improving consumers’ perception through the video ad’s informativeness, entertainment, personalization, and credibility to encourage consumers to purchase impulsively

    Kajian Potensi Desa sebagai Pembangunan Sentra Wisata Desa Donotirto Kapanewon Kretek Kabupaten Bantul

    Get PDF
    Dalam Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat 17 Kapanewon (Piyungan, Dingo, Imogiri, Pleret, Banguntapan, Sewon, Pundong, Kretek, Bambanglipuro, Bantul, Jetis, Kasihan, Pajangan, Pandak, Sanden, Srandakan, dan Sedayu). Salah satu desa yang terdapat di dalam Kapanewon Kretek adalah Desa Donotirto. Sumber daya desa yang dapat dirasakan manfaatnya bagi kepentingan desa, serta warganya disebut sebagai potensi desa. Tujuan program ini adalah untuk mencari Potensi desa yang terdapat pada Desa Donortirto. Terdapat dua macam potensi desa, yaitu potensi fisik dan non-fisik. Potensi desa fisik adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki desa yang berhubungan dengan sumber daya alam, sedangkan potensi desa non-fisik adalah potensi-potensi dalam suatu desa yang berhubungan dengan aspek sosial masyarakat desa. Potensi desa Donotirto yang dapat dikembangkan adalah letak strategis dan tersedianya lapangan kosong yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah sentra wisata yang dapat memikat perhatian masyarakat sekitar. Sentra wisata ini nantinya akan digunakan oleh masyarakat desa sendiri untuk menjual produk dan/atau sumber daya alam yang dimiliki desa, kepada para pengunjung. Potensi Desa Donotirto ini dikembangkan melalui pembangunan sentra wisata yang dapat berfungsi sebagai sumber penghasilan dan juga media bagi masyarakat desa untuk melakukan promosi secara offline

    Pengolahan Potensi Desa untuk Memajukan Perekonomian Desa Tirtohargo Kabupaten Bantul

    Get PDF
    Desa mempunyai keunikan dan laba yang mampu dikembangkan menjadi peluang di desa. Peluang potensial di desa berupa banyak hal, salah satunya adalah pertanian dan pariwisata. Desa Tirtohargo mempunyai lahan yang luas untuk mengembangkan pertanian dan memiliki konservasi hutan mangrove yang dapat digunakan sebagai objek wisata. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengajak pembaca dalam membuka wawasan tentang potensi yang dapat dimanfaatkan di Desa Tirtohargo. Jurnal ini menggunakan metode studi pustaka yang mengacu pada jurnal-jurnal ilmiah dan artikel terkait untuk mendukung hasil diskusi yang akan tercapai. Hasil program KKN ini berupa pendidikan bagi masyarakat, terutama masyarakat Desa Tirtohargo tentang bagaimana memproses produk pertanian hortikultura menjadi produk makanan dan banyak dipromosikan. Hasil pertanian hortikultura adalah dolar yang diproses ke dalam keripik bawang. Selain itu, keberadaan kawasan konservasi hutan mangrove dapat digunakan sebagai potensi objek wisata yang dapat mempertinggi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Tirtohargo. Kesimpulan jurnal tersebut adalah bahwa Desa Tirtohargo memiliki potensi yang dapat dikembangkan di sektor pertanian serta tarik wisata. Selain itu, potensi ini mengoptimalkan media sosial sebagai bentuk promosi ke publik

    Pemanfaatan Potensi Kali Opak dan Pemasaran Online Kerajinan Keramik di Desa Seloharjo

    Get PDF
    Potensi desa merupakan dasar dari pengelolaan dan pengembangan suatu desa. Salah satunya adalah Desa Seloharjo, desa yang berada di Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat muara sungai yang dikenal dengan Sungai Opak. Sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-harinya. Desa Seloharo juga terkenal akan kerajinan tangan yang dibuat sendiri secara tradisional yaitu kerajinan keramik. Tujuan diadakannya program ini agar sumber daya yang terdapat di Desa Seloharjo menjadi desa yang lebih dikenal di dalam maupun diluar daerah. Metode yang dilakukan dalam tiga tahap, antara lain persiapan, pelaksanaan, dan yang terakhir pelaporan. Namun akibat kondisi pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan tim penulis tidak dapat terjun secara langsung di tengah masyarakat, sehingga program pengabdian ini harus dilakukan secara tidak langsung, melalui pembuatan video dan buku saku elektronik yang dapat diakses secara online pada website LPPM UAJY. Untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Sungai Opak, kami merencanakan pembangunan sebuah restoran dengan Sungai Opak sebagai pemandangan dan daya tariknya. Selain itu, kami merencanakan pemasaran online dengan tujuan agar kerajinan keramik yang berada di Desa Seloharjo dapat dikenal oleh masyarakat dalam ataupun luar Pulau Jawa

    The Effect of ethylene glycol dimethacrylate and sodium lauryl sulfate surfactants on droplet characteristics in inkjet printheads

    Get PDF
    The purpose of the present experimental work is to determine the surface tension of various surfactant solutions using the capillary method and observe droplet ejection behavior for these solutions in order to define the correlation between the two. The present work examines the role of surfactants in inkjet printing. One of the most important properties of inkjet ink is surface tension, and surfactants are used in ink to control this property. Specifically studied in this investigation are different concentrations of the surfactants ethylene glycol dimethacrylate and sodium lauryl sulfate. Surfactants have been ejected using a piezo inkjet printhead, and the behavior of the resulting droplets has been studied with respect to their geometry, repeatability, and potential effect on print quality. All behavior is related to surface tension, so this property has been experimentally determined for all concentrations of surfactant using the capillary method. A commercial grade ink was used as a baseline against which to judge different surfactant concentration droplet behavior. Surfactants having too low of a surface tension showed problems with ingestion (air bubbles in the exit nozzles) and droplet geometry, while those surfactants with excessively high surface tension had difficulty firing at all. The 8.6% ethylene glycol surfactant displayed characteristics most similar to the baseline commercial ink sample

    Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Dan Penerapan Yang Efektif Pada Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis, memaknai, dan menafsirkan efektivitas penyelenggaraan Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi program, penerapan hasil diklat, dan diakhiri dengan memberikan rekomendasi penyelenggaraan Diklat JFA yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Diklat JFA kurang efektif disebabkan dalam merencanakan Diklat JFA belum dilakukan analisis kebutuhan secara komprehensif. Dalam merancang sasaran diklat belum spesifik, sulit diukur, dan belum ada kurun waktu. Pengembangan kurikulum, materi diklat, dan panduan diklat belum disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pengguna. Alat bantu pembelajaran kurang berfungsi dengan baik. Pemilihan widyaiswara belum dilakukan sesuai kompetensinya, serta tidak pernah dilakukan seleksi peserta. Dalam pelaksanaan diklat, widyaiswara kurang kreatif menarik minat peserta, dan metode pembelajaran kurang variatif. Evaluasi terhadap peserta diklat belum dilakukan. Berkaitan dengan penerapan hasil diklat, rancangan transfer pembelajaran belum dibuat, beberapa hasil diklat belum diterapkan dalam pekerjaan, serta belum ada indikator kinerja auditor. The purpose of this study is to determine, describe, analyze, and interpret the effectiveness of education and training arrangement for Auditor Functional Position, which includes planning, implementation, evaluation of the training program, transfer of training, and the conclusion by providing recommendation how to arrange Education and Training for Auditor Functional Position effectively. The research used a qualitative approach through interview, observation, and documentary study methods. The results of research showed conclusions that Diklat JFA is less effective because training needs analysis has not been done comprehensively yet. In designing the training objectives, has not been specific, difficult to measure, and has not had time period. Curriculum development, training material, and training guidance have not been adjusted with the demands of the users needs. Some learning tools were less functioned. Trainers has not been selected as their competencies, and participants selection was not been done. In implementing training, some trainers were less creativity to attract participants attention, and learning methods had less variety. Evaluation to training participants have not been done. According to training results application, training transfer design has not been made, some training results have not been able to implemented in workplace, and there have not been auditor performance indicators yet
    • …
    corecore