2 research outputs found

    Penggabungan Aplikasi Telemedicine TB Sebagai Optimalisasi Pelayanan TB Selama Masa Pandemi COVID-19

    Get PDF
    Selama masa pandemi COVID-19, upaya penanganan TB menjadi terhambat. Upaya penanganan TB saat masa pandemi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama Kemenkes RI mengembangkan aplikasi dalam mendukung program TB yaitu SOBAT TB dan EMPATI Client. Kedua aplikasi tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk upaya eliminasi TB namun aplikasi tersebut tidak disatukan sehingga pelayanan tidak terintegrasi. Oleh karena itu, diperlukan adanya penggabungan antara aplikasi SOBAT TB dan EMPATI Client. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur (Literature review) dari berbagai sumber. Diperlukan adanya penggabungan aplikasi SOBAT TB dan Empati Client serta pembaharuan aplikasi. Pembaruan pada aplikasi SOBAT TB dengan menambahkan berbagai fitur (pasien dapat mengunduh catatan perawatannya dan laporan analitik dari perawat, kemudian dapat membuat jadwal minum obat dengan dosis harian atau dengan dosis intermittent, fitur penghantaran obat dan penghantaran spesimen dahak) serta melakukan pengembangan di IOS & Website. Kemudian melakukan kerjasama dengan jasa ojek online untuk dapat mendukung fitur penghantaran obat dan mengantarkan spesimen dahak. Diperlukan adanya optimalisasi dengan menggabungkan kedua aplikasi tersebut dan memperbaharui dan mengembakan fitur seperti dapat mengunduh catatan perawatannya dan laporan analitik dari perawat, dapat membuat jadwal minum obat dengan dosis harian atau dengan dosis intermittent, dan fitur penghantaran obat dan penghantaran spesimen dahak

    Risiko Terkait Perilaku Merokok di Dalam Rumah Selama Masa Pandemi

    Get PDF
    Latar Belakang: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan hal yang harus diterapkan untuk mencegah permasalahan kesehatan khususnya untuk mencegah penularan virus COVID-19.  Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia  yang menerapkan kebijakan yang mengatur tentang PHBS. Berdasarkan survey oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada tahun 2019 ditemukan bahwa indikator tidak merokok di dalam rumah (62,6%) merupakan indikator PHBS dengan capaian terendah. Hal ini juga dipicu oleh frekuensi untuk tinggal di dalam rumah yang semakin meningkat selama pandemi COVID-19 sehingga masalah kebiasaan merokok di dalam rumah perlu mendapatkan perhatian lebih. Berdasarkan fenomena peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah selama masa pandemi COVID-19 di salah satu daerah di Bogor yaitu RW.09 Kelurahan Pamoyanan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah selama masa pandemi COVID-19 serta melakukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku warga RW 09 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tahun 2021 Metode: Desain penelitian menggunakan desain studi Cross Sectional. Populasi penelitian ini merupakan seluruh kepala keluarga di RW 09 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang berjumlah 296 kepala dengan sampel sebagian kepala keluarga di RW 09. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis bivariat, ditemukan bahwa hanya variabel pengetahuan yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku merokok di dalam rumah dengan p value 0,011 dengan nilai OR sebesar 10,5 yang menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan rendah memiliki risiko 10,5 kali lebih besar untuk merokok didalam rumah dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan hasil pretest dan posttest ditemukan p value sebesar 0,006 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan warga sebelum dan setelah intervensi.  Kesimpulan: Dari ketujuh variabel yang diteliti, variabel pengetahuan merupakan satu-satunya variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku merokok. Sedangkan variabel lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku merokok di dalam rumah. Selain itu hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan warga meningkat setelah dilakukan intervensi. Kata Kunci: merokok, COVID-19, PHBS, intervensi
    corecore