3 research outputs found

    Evaluasi program tanggung jawab sosial bidang lingkungan pt pertamina (persero)

    Get PDF
    Di negara berkembang seperti Indonesia, faktor lingkungan belum menjadi prioritas yang diperhatikan dalam pembangunan. Sumber daya alam Indonesia yang melimpah terus dieksploitasi demi mengejar target pertumbuhan ekonomi. Aktivitas tersebut berkonsekuensi terhadap degradasi lingkungan (Ambadar 2008). Kerangka konseptual yang membantu organisasi untuk bersikap tanggung jawab terhadap masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya adalah tanggung jawab sosial (Jenkins 2004). Pemerintah membuat aturan tentang TJSP dengan mengeluarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam Bab V Pasal 74 diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usaha¬nya di bidang dan/atau bersangkutan deng¬an sumber daya alam. Aktivitas bisnis Pertamina di bidang pertambangan sangat terkait dengan potensi dampak terhadap lingkungan. Persentase anggaran dana TJSP Pertamina untuk bidang lingkungan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program TJSP bidang lingkungan, di antaranya anggapan masyarakat yang menganggap program TJSP sebagai program seremonial, rendahnya partisipasi masyarakat, serta adanya manfaat program yang tidak berkelanjutan. TJSP Pertamina sudah menjalankan berbagai program di bidang lingkungan, namun TJSP Pertamina belum menemukan bentuk pola program yang berdampak tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Mengkaji pelaksanaan program TJSP Pertamina bidang lingkungan, (2) Mengkaji dampak dari program-program TJSP Pertamina bidang lingkungan dan (3) Memperoleh model TJSP Pertamina bidang lingkungan yang memberikan dampak tinggi. Penelitian dilakukan pada beberapa lokasi program bidang lingkungan TJSP Pertamina, yaitu program ‘Green Act’ yang mengambil dua contoh sekolah, SMA Negeri 12 Jakarta dan SMA Negeri 7 Bekasi, program ‘Satu Aksi untuk Ciliwung’ di Kelurahan Gambir Jakarta Pusat, serta program ‘Kampung Mangrove Energi Terbarukan’ di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Penelitian juga dilakukan di Kantor Corporate Social Responsibility (CSR), Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2013 hingga April 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk studi kasus. Pemilihan responden dilakukan dengan cara sengaja atau purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam bentuk studi kasus. Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis deskripsi tiga program TJSP lingkungan Pertamina, (2) Analisis Input-Proses-Dampak untuk melihat implementasi ketiga program, (3) Analisis TJSP Partisipatif. Data lapangan diperoleh dari pihak pelaksana TJSP yang merupakan mitra TJSP Pertamina. Mitra TJSP Pertamina pada program Pertamina program ‘Green Act’ adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. Mitra Pertamina ‘Satu Aksi untuk Ciliwung’ adalah Program Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB. Mitra untuk program Pertamina ‘Kampung Mangrove Energi Terbarukan’ adalah Lembaga Bina Lansekap dan Lingkungan (LBLL) Trisakti. Jangka waktu pelaksanaan program TJSP berbeda pada ketiga program tersebut. Program Pertamina ‘Satu Aksi untuk Ciliwung’ mulai dari tahun 2010 hingga 2013. Program ‘Kampung Mangrove Energi Terbarukan’ berlangsung dari tahun 2012 dan masih berjalan hingga tahun 2014. Implementasi program ‘Green Act’, ‘Satu Aksi untuk Ciliwung’ dan ‘Kampung Mangrove Energi Terbarukan’ berhasil setelah melalui proses perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi, yang melibatkan partisipasi pemangku kepentingan dan peran serta fasilitator. Program TJSP bidang lingkungan telah memberikan dampak positif khususnya bagi penerima manfaat program, yaitu menambah pengetahuan/keterampilan baru dan mengubah sikap/perilaku, mengubah lingkungan menjadi lebih baik, menciptakan lapangan kerja/tambahan pendapatan masyarakat, menjadi tempat percontohan/pembelajaran, serta mendapat penghargaan TJSP. Pola program TJSP yang dapat memberikan dampak besar, yaitu yang mengikuti kombinasi pola tingkat kebutuhan dana tinggi, tingkat partisipasi masyarakat sedang, dan tingkat kebutuhan pendampingan tinggi. Model implementasi program TJSP bidang lingkungan yang dapat memberikan keberlanjutan implementasi terdiri dari tahapan: (1) Analisis permasalahan lingkungan dan identifikasi kebutuhan masyarakat, (2) Perencanaan program yang matang, (3) Pelaksanaan kegiatan, dan (4) Penyiapan kemandirian masyarakat

    The renewability indicator and cumulative degree of perfection for gamboeng tea; part.1, exergy calculation of fresh tea leaf

    No full text
    Renewability Indicator (RI) and Cumulative Degree of Perfection (CDP) are employed as tools to assess sustainability of Gamboeng Tea. The assessment then compared with black tea process in Black Sea Region in Turkey from the previous study. Exergy analysis for Gamboeng tea was decribed in two part of articles. This first part was desribing the energy and exergy calculation for producing fresh tea leaf in Gamboeng tea plantation. The energy and exergy utilization for black sea fresh tea leaves was calculated to be 807.83 MJ/t of fresh leaf, 273.43MJ/t of fresh leaf, respectively. For the Gamboeng green tea, the energy and exergy utilization were 1496.38 MJ/ t of fresh leaf and 821.86 MJ/t of fresh leaf, respectively.The second part desribed cooperation of wood pellet with ambient-adapting controller uin tea factorywas a contribution from Gamboeng Tea for achieving Sustainable Development Goal which is affordable and clean energy and also an applicable climate action

    The renewability indicator and cumulative degree of perfection for gamboeng tea; part.1, exergy calculation of fresh tea leaf

    No full text
    Renewability Indicator (RI) and Cumulative Degree of Perfection (CDP) are employed as tools to assess sustainability of Gamboeng Tea. The assessment then compared with black tea process in Black Sea Region in Turkey from the previous study. Exergy analysis for Gamboeng tea was decribed in two part of articles. This first part was desribing the energy and exergy calculation for producing fresh tea leaf in Gamboeng tea plantation. The energy and exergy utilization for black sea fresh tea leaves was calculated to be 807.83 MJ/t of fresh leaf, 273.43MJ/t of fresh leaf, respectively. For the Gamboeng green tea, the energy and exergy utilization were 1496.38 MJ/ t of fresh leaf and 821.86 MJ/t of fresh leaf, respectively.The second part desribed cooperation of wood pellet with ambient-adapting controller uin tea factorywas a contribution from Gamboeng Tea for achieving Sustainable Development Goal which is affordable and clean energy and also an applicable climate action
    corecore