9 research outputs found
TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PESERTA ESKTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 JOGONALAN KLATEN
Belum diketahuinya tingkat keterampilan bermain sepakbola siswa peserta
ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Jogonalan Kab. Klaten mempengaruhi skill dan
cara bermain anak didik (siswa), sehingga perlu adanya peningkatan dalam hal
keterampilan bermain sepakbola yang di dalamnya terdapat beberapa komponen
teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap anak didik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain sepakbola pada siswa peserta
ekstrkurikuler di SMP Negeri 1 Jogonalan Klaten, selain itu juga dapat dijadikan
sebagai cara untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman dalam menguasai
teknik dasar dalam bermain sepakbola yang telah diajarkan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan
metode survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran.
Subjek penelitian adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 1
Jogonalan sebanyak 25 anak. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah pengembangan tes kecakapan David Lee dari Subagyo Irianto (2010).
Analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan bermain
sepakbola adalah dengan menggunakan deskriptif persentase dengan
pengkategorian yang dibagi menjadi 5 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang,
kurang sekali).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa peserta ekstrakurikuler
sepakbola di SMP Negeri 1 Jogonalan memiliki keterampilan dengan kategori
sangat baik sebanyak 3 siswa (12 %), kategori baik sebanyak 5 siswa (20%),
kategori cukup sebanyak 10 siswa (40%), kategori kurang sebanyak 5 siswa (20%),
dan kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa (8%)
Pemikiran Ahmad Syafii Maarif Tentang Pendidikan Karakter Bangsa (1995-2009)
Dalam rangka membangun karakter bangsa Indonesia yang saat ini sedang mengalami krisis moral, dibutuhkan kajian tentang pendidikan karakter bangsa yang digali dari pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pemikiran Ahmad Syafii Maarif mengenai Pendidikan Karakter Bangsa. Tujuannya untuk mengetahui pandangan Ahmad Syafii Maarif tentang pendidikan karakter bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi khazanah keilmuan pendidikan karakter bangsa. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / literatur (library/literature research). Data dikumpulkan dari buku-buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, yakni data diambil dari sumber data primer (karya atau tulisan dari Ahmad Syafii Maarif) dan sumber data sekunder (karya dari tokoh lain yang terkait dengan tema penelitian). Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah interpretasi, koherensi intern, dan deskripsi.
Melalui penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: aspek pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang pendidikan karakter bangsa meliputi lima poin. Pertama, pengertian pendidikan karakter bangsa menurut Ahmad Syafii Maarif adalah upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya dengan membangun dimensi fisikal dan spiritual yakni jasmani dan ruhani bangsa. Kedua, menurut Ahmad Syafii Maarif urgensi pendidikan karakter bangsa dapat dilihat dari berbagai fakta yang menimpa bangsa ini. Di antaranya perilaku korupsi di kalangan pejabat hingga penyimpangan moralitas pada generasi muda. Ketiga, fungsi pendidikan karakter bangsa sebagai upaya pembangunan bangsa adalah untuk mengembangkan budaya lapang dada, jujur, dan santun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang beriringan dengan ajaran agama. Sedangkan tujuan pendidikan karakter bangsa adalah untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut melalui ajaran agamanya masing-masing. Keempat, Ahmad Syafii Maarif mengemukakan bahwa Islam dan Pancasila merupakan pilar pendidikan karakter bangsa. Kelima, substansi dari pembangunan moral karakter bangsa dapat diambil dari keteladanan nabi. Menurut Al-Quran, para nabi dan rasul adalah mereka yang tulus ikhlas, bebas dari segala macam penyakit hati, berpura-pura, dan segala penyakit yang dapat meruntuhkan bangunan fitrah manusia
LKP : Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya
Berdasarkan survey dan wawancara dengan pegawai Bidang Pariwisata pada TX Travel Sriwijaya, didapatkan informasi bahwa proses pemasaran paket wisata masih dilakukan secara manual. Semua paket pariwisata yang ada dipasarkan melalui pesan singkat seperti SMS, E-mail, broadcast blackberry masengger dan melalui facebook saja. Sehingga hal tersebut cukup memakan waktu.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka dibuatlah suatu Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya. Sistem ini dirancang untuk membantu TX Travel Sriwijaya memasarkan tentang pariwisata di pulau Lombok.
Dengan adanya Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya maka akan memudahkan perusahaan untuk memasarkan paket pariwisata di Pulau Lombok dan juga nantinya paket pariwisata ini akan tepat sasaran
LKP : Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya
Berdasarkan survey dan wawancara dengan pegawai Bidang Pariwisata pada TX Travel Sriwijaya, didapatkan informasi bahwa proses pemasaran paket wisata masih dilakukan secara manual. Semua paket pariwisata yang ada dipasarkan melalui pesan singkat seperti SMS, E-mail, broadcast blackberry masengger dan melalui facebook saja. Sehingga hal tersebut cukup memakan waktu.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka dibuatlah suatu Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya. Sistem ini dirancang untuk membantu TX Travel Sriwijaya memasarkan tentang pariwisata di pulau Lombok.
Dengan adanya Sistem Informasi Berbasis Web Pada TX Travel Sriwijaya maka akan memudahkan perusahaan untuk memasarkan paket pariwisata di Pulau Lombok dan juga nantinya paket pariwisata ini akan tepat sasaran
Peningkatan Akuakultur Di Wilayah Jawa Timur Melalui Strategi Inovasi Dengan Pendekatan Matriks TOWS
This study investigates innovation strategies for aquaculture in East Java using SWOT analysis and TOWS matrix. Although East Java is one of the three largest contributors in aquaculture in Indonesia, maintaining its sustainability is highly dependent on the right strategy based on environmental conditions. This research used a qualitative method with data collection techniques involving in-depth interviews with 7 informants from various backgrounds. The research findings revealed East Java's strengths in terms of community cohesiveness and adaptability to limitations, but a one-time business cycle due to limited capital and low levels of domestic consumption. Some opportunities still arise, such as East Java's high fisheries export demand and capability and the support of a government program called 'Gemarikan'. On the other hand, its vulnerability to weather, water, budget fluctuations, and poor business practices may pose a threat. As a result, the TOWS Matrix identified several innovation strategies for aquaculture in East Java, namely improving aquaculture literacy and knowledge transfer, community-based improvement, and bottom-up collaborative coordination
Enhancement of Indonesia’s blue economy sector through innovation and competitive advantage based on Resource-Based View theory
Indonesia’s blue economy holds immense potential due to the marine ecosystem and maritime area, encompassing the marine fisheries sector, marine tourism, and fisheries influencing the market. Despite this significant potential, these resources have not been optimally utilized to boost economic growth. Therefore, this study aims to investigate the competitive advantage of the Blue Economy sector by enhancing the outcomes of the tourism, processing, and sales of fisheries in Indonesia through the Resource-Based View (RBV) theory. The Resource-Based View theory explains the formulation and creation of competitive advantages by utilizing tangible and intangible resources such as innovation, strategy, capability, and culture. This study employs a quantitative method through an online survey with a total of 319 respondents working in the Blue Economy sector, including fisheries, marine product sellers, and marine tourism. The analytical methodology uses Structural Equation Modeling (SEM) with SMART PLS to assess the determination of competitive advantage. The findings of this study show that capabilities, operational capabilities, response capabilities, technological capabilities, innovation culture, innovation strategy, and strategic alignment significantly influence competitive advantage. Moreover, the competitive advantage in the blue economy sector is most influenced by innovation strategy with a beta of 0.375. This suggests that enhancing innovation strategies can positively impact Indonesia’s fisheries industry, as evidenced by fisheries tourism being the largest tourism sector in Indonesia, competing with international tourism. Additionally, Indonesia’s fisheries sector is a major contributor to exports
Peningkatan Akuakultur Di Wilayah Jawa Timur Melalui Strategi Inovasi Dengan Pendekatan Matriks TOWS
This study investigates innovation strategies for aquaculture in East Java using SWOT analysis and TOWS matrix. Although East Java is one of the three largest contributors in aquaculture in Indonesia, maintaining its sustainability is highly dependent on the right strategy based on environmental conditions. This research used a qualitative method with data collection techniques involving in-depth interviews with 7 informants from various backgrounds. The research findings revealed East Java's strengths in terms of community cohesiveness and adaptability to limitations, but a one-time business cycle due to limited capital and low levels of domestic consumption. Some opportunities still arise, such as East Java's high fisheries export demand and capability and the support of a government program called 'Gemarikan'. On the other hand, its vulnerability to weather, water, budget fluctuations, and poor business practices may pose a threat. As a result, the TOWS Matrix identified several innovation strategies for aquaculture in East Java, namely improving aquaculture literacy and knowledge transfer, community-based improvement, and bottom-up collaborative coordination